BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjalankan suatu peran tertentu, kemudian manusia belajar berbagai macam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. siswa yang menganggap bahwa matematika itu sangat sulit dan membosankan. Padahal tidak semua anggapan mereka itu benar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Atik Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

PEMBUATAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari empat keterampilan berbahasa. Dilihat dari proses pemerolehan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memeluknya. Namun, manusia dengan segala kelemahan yang ada padanya

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU, PEMUAIAN DAN KALOR.

PEDOMAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA. Tim Penyusun : Prodi Sistem Informasi

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan yang berada di Salatiga. Sekolah ini memiliki 33 orang guru dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah. menjadi kader-kader pembangun bangsa.

KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT ANGKET UJI KEPRAKTISAN MEDIA PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBASIS ICT

BAB I PENDAHULUAN. penting upaya peningkatan mutu pendidikan matematika secara keseluruhan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

I. PENDAHULUAN. Pelajaran fisika telah diperkenalkan kepada siswa di Sekolah Dasar (SD) dan di

TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian merupakan kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara

BAB I PENDAHULUAN. muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. ini adalah dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV. Penelitian ini menggunakan design penelitian quasi. experiment pre dan post test with control group. Penelitian ini ingin

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) 2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, ada beberapa unsur penting

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan sesuatu yang tidak asing bagi semua kalangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Lebih

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya. Hamalik (Jihad dan Haris, 2012: 15) mengatakan tujuan belajar adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN. materi pelajaran dapat diterima dengan mudah oleh siswa. Jika guru dapat

PANDUAN KOMPETISI PENULISAN BUKU REFERENSI BAGI DOSEN UNNES TAHUN 2018

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI KARYA SENI RUPA TERAPAN NUSANTARA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan problem solving pada dasarnya merupakan hakikat tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, termasuk Indonesia. Masalah ini sudah lama dicoba di atasi

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

PANDUAN KOMPETISI PENULISAN BUKU REFERENSI BAGI DOSEN UNNES TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting didalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, baik guru maupun siswa pasti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN CARA BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE CONTEXTUAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi dari berbagai media massa, baik media cetak atau elektronika sering dikemukakan bahwa mutu

PEDOMAN LAPORAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA. Tim Penyusun : Prodi Sistem Informasi

MEMBUDAYAKAN MENULIS BUKU AJAR

PRAKTEK SISTEM INSTRUMENTASI

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. Masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak. diperbincangkan, diantaranya adalah rendahnya mutu pendidikan yang

PENERAPAN PENDEKATAN CTL

PETRUS MOHAMMAD WAHYUDI SDN Ringinsari I Kandat Kediri

berkualitas adalah tenaga pendidik/guru yang sanggup dan terampil dalam

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia. Hal ini dapat dilihat bahwa kecerdasan, keterampilan, kepribadian,

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUALSISWA KELAS IV SDI RAI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembelajaran yang sifatnya aktif, inovatif dan kreatif. Sehingga proses

Tabel 1 : Perbedaan Jenis Jenis Buku

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengembangan lembar kerja siswa berbasis proyek yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Keterlibatan siswa dalam melakukan langkah - langkah pembelajaran dapat

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dan mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi. Pendidikan

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang menekankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab,

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di. Sekolah Dasar yang dianggap sebagian siswa terasa sulit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Komputer dan Jaringan untuk kelas XI D memiliki kapasitas 36 orang siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu materi mata pelajaran matematika yang diajarkan di sekolah adalah

I. PENDAHULUAN. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran fisika dengan pendekatan kontekstual,

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan terbuka lebar. oleh karena itu kreativitas dan komitmen guru dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. dapat tercapai sesuai yang diinginkan (Hamalik, 2007).

PANDUAN MAGANG FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar. Setelah analisis data penelitian selesai, langkah selanjutnya adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menyentuh segala aspek kehidupan dan melahirkan

I. PENDAHULUAN. baik dan meningkatnya penguasaan konsep materi yang telah diajarkan.

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN STIKES HARAPAN IBU JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. yang mereka hadapi dalam sebuah teori common sense menyatakan bahwa,

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan dan tetap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan pemahaman secara nyata. Pada pelajaran fisika, media

BAB I PENDAHULUAN. dengan teknik tes dan non-tes. Dalam teknik tes misalnya pemberian beberapa

PANDUAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam mewujudkan kemandirian suatu bangsa. Melalui pendidikan manusia belajar bagaimana menyiapkan diri untuk menjalankan suatu peran tertentu, kemudian manusia belajar berbagai macam kemampuan serta keahlian yang mencakup ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu pendidikan yang ikut berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang saat ini kita rasakan adalah pendidikan fisika. Pendidikan fisika dapat diperoleh melalui proses pembelajaran di sekolahsekolah ataupun di Perguruan Tinggi. Salah satu Perguruan Tinggi tersebut adalah Universitas Jambi. Pada Progam Studi Pendidikan Fisika di Universitas Jambi terdapat mata kuliah Elektronika Digital yang merupakan mata kuliah lanjutan dari Elektronika Dasar I. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib yang harus di ambil oleh mahasiswa pendidikan fisika di lingkungan Universitas Jambi. Mata kuliah yang dilaksanakan pada semester ke empat ini memiliki bobot 3 SKS dengan materi yang cukup padat. Mata kuliah Elektronika Digital pada umumnya merupakan mata kuliah yang membahas dasar-dasar komponen serta rangkaian dalam perakitan alat elektronika, dari peralatan itu terciptalah teknologi-teknologi yang sampai saat ini terus berkembang. Materi Elektonika Digital menjadi bagian yang paling 1

2 mendasar dalam memahami cara kerja suatu komponen atau perangkat elektronika. Elektronika Digital merupakan bahasa yang diciptakan untuk menterjemahkan perintah-perintah yang dimasukkan dalam suatu peralatan elektronik, sehingga memahami elektronika digital demikian penting bagi mahasiswa pendidikan fisika. Selain untuk pengetahuan pribadi, tentu saja calon guru harus mempersiapkan bekal pengetahuan yang akan disalurkan kepada anak didik nantinya. Seorang pendidik harus memiliki pengetahuan dalam bidang yang diajarkan dan pengetahuan bagaimana mengajarkannya serta pemahaman terhadap apa yang diajarkannya sehingga tidak terjadi miskonsepsi pada peserta didik. Melalui observasi yang telah penulis lakukan pada beberapa mahasiswa pendidikan fisika terkait dengan mata kuliah Elektronika Digital, penulis mendapatkan data bahwa belum ada modul pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran Elektronika. Sehingga selama ini proses pembelajaran Elektronika masih menggunakan buku cetak saja. Kemudian melalui observasi lebih dalam, sumber belajar yang digunakan merupakan buku mahasiswa jurusan tehnik yang lebih mendalami bidang Elektronik. Perbedaan kurikulum yang ada antara mahasiswa tehnik dengan mahasiswa pendidikan, menjadikan buku sumber mahasiswa teknik memiliki bahasa yang rumit dan penjelasan buku yang sulit dimengerti mahasiswa pendidikan fisika. Sampai sekarang belum ada buku sumber khusus untuk mahasiswa kependidikan dalam mempelajari Elektronika. Buku-buku sumber belajar yang tersedia saat ini memiliki bahasa yang sulit dimengerti karena disebabkan tidak sesuai dengan karakteristik mahasiswa pendidikan fisika. Hal ini tentu menjadi masalah bagi mahasiswa kependidikan, materi yang sulit dipahami kemudian waktu

3 pembelajaran yang cukup singkat tetapi mengharuskan mahasiswa kependidikan untuk tetap mengusai materi. Untuk itu mahasiswa harus belajar secara mandiri dirumah untuk memperdalami materi, maka diperlukan buku sumber lain sebagai jembatan atau penghubung memahami buku yang telah tersedia. Penggunaan bahan ajar dalam proses pembelajaran merupakan salah satu pemanfaatan media dalam meningkatkan kualitas pendidikan, menumbuhkan rangsangan dan motivasi belajar. Terdapat beragam media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, dilihat dari sifatnya media dibagi kedalam media auditif, media visual dan media audiovisual (Sanjaya, 2010). Salah satu media visual adalah buku teks, namun bahan ajar seperti buku teks kurang diminati oleh peserta didik karena bahasa yang sulit untuk dimengerti. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aritonang (2007) diperoleh bahwa hanya 22,8 % siswa yang suka membaca dan hanya 19,9 % siswa yang suka membaca buku pelajaran. Oleh sebab itu, dipelukan bahan ajar yang menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, dilengkapi dengan gambar-gambar dan penerapannya serta penjelasan sederhana sehingga pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Modul merupakan suatu bentuk bahan ajar berbasis cetakan yang dirancang untuk belajar secara mandiri oleh peserta pembelajaran karena itu modul dilengkapi dengan petunjuk untuk belajar sendiri (Asyar, 2010). Modul ini termasuk bahan ajar yang berbentuk buku yang dapat digunakan untuk membantu mahasiswa dalam proses belajar secara mandiri. Hal ini karena modul memang didesain untuk menjadi buku tambahan untuk mahasiswa disamping mereka menggunakan buku cetakan dari penerbit. Modul yang mudah dipahami menjadi jembatan atau penghubung untuk dapat memahami buku teks cetakan secara mandiri.

4 Sulitnya memahami buku sumber belajar akan berdampak pada menurunnya minat membaca, hal ini dapat menyebabkan turunnya aspek pengetahuan mahasiswa. Disamping penggunaan bahan ajar yang tepat, komponen pengetahuan juga perlu dikembangkan, salah satu cara yang dapat digunakan adalah menggunakan bahan ajar yang disusun sesuai dengan karakteristik kebutuhan mahasiswa. Bahan ajar yang dikembangkan juga menggunakan pendekatan pembelajaran yang mendorong mahasiswa aktif dan mandiri dalam belajar. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan pada pembelajaran yaitu yang berbasis kontekstual. Sejalan dengan itu, Rodi, dkk (2017) menjelaskan bahwasannya aspek kemampuan akademik berkaitan dengan aspek pengetahuan, untuk meningkatkan aspek tersebut salah satunya dapat melalui pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL). Menurut Sanjaya (2006) Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka dengan demikian hasil pembelajaran yang diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Penerapan CTL dalam pembuatan modul diharapkan dapat menumbuhkan minat dan semangat membaca serta mengembangkan pengetahuan mahasiswa. Modul yang menyediakan penerapan praktis dalam penjelasakan konsep akan mudah dipahami konsepnya karena mahasiswa akan terlibat aktif dalam pembelajaran tersebut sehingga pembelajaran lebih bermakna. Pengetahuan yang ditemukan dan dikorelasikan akan lebih diingat daripada pengetahuan yang hanya diketahui saja. Dengan penggunaan

5 modul juga akan meningkatkan keaktifan belajar baik secara mandiri atau berkelompok. Mengatasi beberapa permasalahan yang telah peneliti paparkan di atas, salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan adalah pengembangan sebuah bahan ajar berupa modul pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yang dapat digunakan sebagai jembatan atau penghubung yang memudahkan mahasiswa dalam memahami materi Elektronka Digital. Pengembangan ini berjudul Pengembangan Modul Elektronika Digital dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Bilangan dan Gerbang Logika. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah pada penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana produk akhir pengembangan Modul Elektronika Digital dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Bilangan dan Gerbang Logika? 2. Bagaimana persepsi mahasiswa terhadap Modul Elektronika Digital dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Bilangan dan Gerbang Logika? 1.3. Tujuan Pengembangan Adapun tujuan dilakukannya pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan Modul Elektronika Digital dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Bilangan dan Gerbang Logika. 2. Mengetahui persepsi mahasiswa terhadap Modul Elektronika Digital dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Bilangan dan Gerbang Logika.

6 1.4. Spesifikasi Produk Produk yang dikembangkan berupa Modul Elektronika Digital, adapun spesifikasi produk sebagai berikut: 1. Modul dikembangkan dengan pendekatan kontekstual. 2. Menggunakan kertas A4 dengan ukuran custom size yaitu14,8 x 21 cm. Bagian sampul modul menggunakan kertas foto dengan desain yang telah dibuat. 3. Menggunakan jenis huruf Andalus, Castellar dan Traditional Arabic pada bagian sampul dan menggunakan huruf Times New Roman pada bagian isi. Modul ini menggunakan Font berukuran 13 pada Sub bab dan berukuran 12 pada bagian isinya. 4. Modul disusun berdasarkan RPS yang ada di Pendidikan Fisika Universitas Jambi 5. Kedalaman materi modul disesuaikan dengan RPS. 6. Modul dilengkapi dengan gambar, petunjuk penggunaan dan penuntun praktikum. 7. Modul dilengkapi dengan contoh soal serta penyelesaiannya. 8. Modul terdiri dari lima bab yaitu: bab 1 pendahuluan, bab 2 kegiatan belajar 1, bab 3 kegiatan belajar 2, bab 4 kegiatan belajar 3 dan bab 5 penutup 9. Modul terdiri dari tiga bagian yaitu bagian pertama memuat halaman sampul, kata pengantar, daftar isi dan pendahuluan tentang tinjauan mata kuliah Elektronika Digital. 10. Bagian kedua modul memuat tujuan pembelajaran, uraian materi, contoh soal, tugas tim kelompok dan soal evaluasi, dan 11. Bagian ketiga modul memuat daftar pustaka dan biodata penulis

7 1.5. Pentingnya Pengembangan Manfaat yang diharapkan dari pengembangan modul Elektronika Digital adalah sebagai berikut: 1. Modul Elektronika Digital dapat digunakan dalam pembelajaran Elektronika Digital. 2. Sebagai bahan pertimbangan dosen dalam memilih bahan ajar pada materi Elektronika Digital. 3. Modul pembelajaran layak dan mudah dipahami penggunaannya secara mandiri. 4. Membantu mahasiswa dalam mempelajari dan mendalami materi Elektronika Digital. 5. Hasil pengembangan dapat dijadikan bahan rujukan dalam pengembangan selanjutnya. 1.6. Asumsi dan Batasan Pengembangan Asumsi dan batasan pengembangan adalah sebagai berikut: a. Asumsi Pengembangan Modul Elektronika Digital ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam memahami materi Elektronika Digital. b. Keterbatasan Pengembangan 1. Pengembangan Modul Elektronika Digital dengan Pendekatan kontekstual pada materi Bilangan dan Gerbang Logika pada mata kuliah Elektronika Digital. 2. Produk pengembangan Modul Elektronika Digital dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Bilangan dan Gerbang Logika berupa bahan ajar berbentuk buku teks.

8 1.7. Definisi Istilah Adapun definisi istilah yang digunakan dalam pengembangan Modul Elektronika Digital dengan Pendekatan Kontekstual Pada Materi Bilangan dan Gerbang Logika adalah sebagai berikut: a. Contextual Teaching And Learning Menurut Abdul (2013) Contextual Teaching And Learning merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan untuk memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajari dengan mengaitkan materi tersebut terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks lainnya. b. Modul Menurut Asyhar (2010) modul merupakan suatu bentuk bahan ajar berbasis cetakan yang dirancang untuk belajar secara mandiri oleh peserta pembelajaran karena itu modul dilengkapi dengan petunjuk untuk belajar sendiri.