JURNAL TUGAS AKHIR TUMBUHAN SEBAGAI TANDA DALAM FOTOGRAFI JALANAN



dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat

BERINGIN GROUP. Learn, Share and Profit HUMAN INTEREST. A. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media sering terjadi pada proses komunikasi massa.

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang ada di sekitar kita tidaklah sesusah zaman dahulu. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

T E M A. widiantoro. Fakultas Arsitektur dan Desain. Progdi Desain Komunikasi Visual

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan

W, 2015 #INSTAMOMENT KARYA CIPTA FOTOGRAFI MENGGUNAKAN MEDIA SMARTPHONE ANDROID DENGAN APLIKASI INSTAGRAM

BAB I PENDAHULUAN. pengorbanan yang telah diberikan baik dari jiwa dan raga. membawa ilmu fotografi melalui sekolah-sekolahyang didirikan Belanda.

I. PENDAHULUAN. Dunia fotografi sangatlah luas, perkembangannya juga sangat pesat. Di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Penciptaan karya seni Representasi Bunga dalam Fotografi Ekspresi

Semiotika, Tanda dan Makna

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai media komunikasi telah dijadikan instrumen untuk

UPT Perpustakaan ISI Yogykarta BAB V PENUTUP

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya

BAB III METODE PENELITIAN

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

BAB I PENDAHULUAN. bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni, lukisan, dan

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud)

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan simbol-simbol, kode-kode dalam pesan dilakukan pemilihan sesuai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer komunikasi atau

PERJUANGAN ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR DI TANAH ARON DALAM KARYA FOTOGRAFI DOKUMENTER

DESKRIPSI KARYA FOTOGRAFI CHILD IN YELLOW WITH WATERMELON

BAB I PENDAHULUAN. Koentjaraningrat (2004:5-8) menyatakan bahwa kebudayaan itu mempunyai tiga. berpola dari manusia dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. berarti tulisan, istilah dalam bahasa Jawa Kuna berarti tulisan-tulisan utama.

BAB V PENUTUP. Setelah menganalisis dan menginterprestasikan foto potret instagrammer

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau

BAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya.

2015 KREATIVITAS BERKARYA FOTOGRAFI KOMUNITAS LUBANG JARUM INDONESIA DI KABUPATEN SUBANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya cerita khayal atau angan-angan dari pengarangnya, melainkan wujud

BAB V PENUTUP. Bentuk foto dokumenter yang menjadi sebuah diary akan sangat menarik

Komposisi dalam Fotografi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TEORI-TEORI SEMIOTIK DALAM KOMUNIKASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. a. Kebudayaan sebagai proses pembangunan

Antropologi Psikologi

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB V PENUTUP. Kondisi trotoar di Kota Yogyakarta tidak difungsikan dengan baik. Jalur

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB II KAJIAN TEORI. Penelitian mengenai makna simbol dalam sastra lisan telah banyak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah

BAB IV ANALISIS DATA. bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini. pengamatan lapangan yang sudah direduksi dan di buat kategori-kategorinya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. penting, dokumentasi politik, iklan, dan lain lain. Namun sekarang ini sebuah

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

I. PENGERTIAN BAHASA

Jenis - jenis Fotojurnalistik!

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB V PENUTUP. biasa yang hanya berisi gambar-gambar masa lalu yang pernah dibuat. Lewat arsip

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,

BAB III METODE PENELITIAN

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. tontonan dan lain lain. Kini terdapat jasa tour di beberapa kota yang mengajak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FOTOGRAFI TAK LAGI SEKADAR ALAT DOKUMENTASI

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk 2003: 588).

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti

COLLECTOR S Nilai-Nilai Yang Terkandung Pada Barang Antik

V. PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang membanggakan. Banyak unsur yang membuat foto tampak lebih

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

IKI SKS 02 Konsep Informasi

Patung dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia

BAB 4 KONSEP DESAIN. sumber :

Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari No 6 Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

APA ITU FOTOGRAFI menurut Evin Global

BAB I PENDAHULUAN. menyertakan emosinya saat melihat isi berita yang dimuat oleh surat kabar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot.

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 DATA DAN ANALISA KOMIK 100 TOKOH YANG MEWARNAI JAKARTA. dan karakter orang-orang Jakarta disertai dengan komentar yang positif dan kritis.

Transkripsi:

JURNAL TUGAS AKHIR TUMBUHAN SEBAGAI TANDA DALAM FOTOGRAFI JALANAN PERTANGGUNGJAWABAN GJAW AWAB ABAN TERTULIS TUGAS AKHIR KARYA SENI Andri William NIM 0710389031 PROGRAM STUDI S-1 FOTOGRAFI JURUSAN FOTOGRAFI FAKULTAS SENI MEDIA REKAM INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014

ABSTRACT The creation of works of art about the human and the plant, see the definition of the new form will sign from plants, found in streets is present as a result of the pattern of human behaviour, with the construction of different every day. by construction into the street photography.see the results of the construction of the plant as a marker in a street photography is not just as a silent picture. With no sign of man cannot communicate, study of the coat of arms (including sign) that represents the object (objects, ideas, feelings, situations, circumstances) out of him. This concept is integrated in many theories related to the language, discourse, and non verbal activities. The meaning arises from the triangular relationship (triad of meaning): object (referent), mind (reference), and the coat of arms semantic knowledge, about the direct relationship between symbol and its object. A dictionary is a book reference sematic. Sintaktika, about the relationship between coat of arms. Coat of arms does not stand alone, but rather with other symbols, in a larger symbol system called led code. Here, the symbol can be verbal or non-verbal. Pragmatics, about the practical cal usefulness ulne of the human in the midst of a particular culture. From the perspective of semiotics, for successful communication is not enough to understand the symbols separately, but also grammar (Syntax) which regulates es the relationships between patterns-coat of arms, as well as cultural Photography was present ent to record the memories mori of the incident or the memory of its history in a particular space that never er experienced ed and known or he believes at a given time. street et photography hy is a portrait rait of a social community of the city. Messages that it contains also have social mission sion and invite others to ponder the meaning behind such works. Nevertheless, eles ess, s, it is precisely not a few of the perpetrators of street et photography is thus viewed it as their personal papers make it for personal ambitions for the sake of satisfaction in creating the work. Keywords: human, plants, signs and street photography

ABSTRAK Pembuatan karya seni tentang manusia dan tumbuhan ini, melihat bentuk pemaknaan baru akan tanda dari tumbuhan, yang ditemui dijalan-jalan hadir sebagai tanda hasil dari pola perilaku manusia, dengan konstruksi yang berbedabeda setiap harinya. Merangkainya masuk ke dalam fotografi jalanan.melihat hasil konstruksi tumbuhan sebagai penanda dalam sebuah fotografi jalanan bukan hanya sebagai gambar bisu. Tanpa tanda manusia tidak dapat berkomunikasi, studi tentang lambang (termasuk tanda) yang merepresentasikan objek (benda, gagasan, situasi, perasaan, kondisi) di luar dirinya. Konsep ini terpadu dalam banyak teori yang berhubungan dengan bahasa, wacana, dan kegiatan non verbal. Makna muncul dari hubungan segitiga (triad of meaning): objek (referent), pikiran (reference), dan lambang. Semantika, tentang hubungan langsung antara lambang dan objeknya. Kamus merupakan buku acuan semantika. Sintaktika, tika ka, tentang hubungan antar-lambang. Lambang tidak berdiri sendiri,melainkan nkan bersama lambang-lambang lain, dalam suatu sistem lambangang yang lebih besar yang disebut kode. Di sini, lambang dapat verbal atau non-verbal. Pragmatika, tentang kegunaan praktis lambang pada manusia di tengah budaya tertentu. tu. Dari perspektif ekti semiotika, untuk sukses komunikasi tidak cukup up memahami maha mi lambang-lambang ang secara terpisah, tetapi juga tata bahasa (sintaks) s) yang mengatur pola hubungan antar-lambang, serta budaya masyarakat yang menggunakannya. anny nya. Fotografi hadir untuk merekam kenangan ngan atau memori mori atas kejadian sejarahnya dalam ruang tertentu entu yang pernah dialami dan diketahui atau diyakininya pada suatu waktu tertentu.fotografi entu.f ogra rafi jalanan merupakan an potret sosial dari sebuah masyarakat kota. Pesan-pesan yang dikandungnya dung ngny nya pun memiliki misi sosial dan mengajak orang lain untuk merenungi ngi makna di balik karya tersebut. Meskipun demikian, justru tak sedikit dari para pelaku fotografi jalanan ini justru memandangnya sebagai karya personal mereka membuatnya untuk ambisi pribadi demi kepuasannya dalam menciptakan karya. Kata kunci: Manusia, tumbuhan, tanda dan fotografi jalanan Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Foto telah ada sejak tahun 1826 pada saat fotografi lahir. Gambar pemandangan dari jendela Nicephore Niepce sering disebut sebagai foto pertama yang ada. Foto tersebut merupakan suatu bidikan pemandangan taman yang kasar dan sederhana. Sebagaimana kamera telah berubah dari alat yang sederhana menjadi perangkat yang sangat canggih, gih, pemahaman tentang foto juga telah berkembang. Fotografi ografi jalanan atau biasa disebut street photography adalah kegiatan memotret salah satu objek di jalanan. anan an. Di mana sebuah pesan dari sang fotografer untuk disampaikan ikan kepada khalayak ayak ak umum atau para penikmat foto mendokumentasikan kan momen men atau au ketertarikan erta tari rika kan (point of interest) tersendiri dari fotografer. Penamaan fotografi jalanan n ini lebih merupakan istilah yang mengacu pada objek fotografi fi yang ada. Terutama menyangkut lokasi dan situasi suatu objek di jalanan tertentu. Namun karena dari sisi sejarahnya bahwa fotografi ditemukan dan berkembang pada abad XIX dengan mengabadikan berbagai objek yang ada di dalam kota, maka konteks jalanan di dalam kota. Kota yang dimaksud adalah wadah, yang berisikan berbagai aspek kehidupan manusia urban dengan segala interaksinya dengan lingkungannya. (Soedjono, 2006: 146) Salah satu yang paling berkembang saat ini adalah fotografi. Di antara perkembangannya yang signifikan dibuktikan dengan banyaknya bermunculan terminologi baru dalam dunia fotografi, baik yang berkenaan dengan peralatan teknis, ataupun jenis dalam fotografi. Beberapa tahun belakangan ini berkembang istilah fotografi jalanan (street photography), yaitu sebagai salah satu genre baru dalam fotografi. Jenis fotografi ini bersifat dokumenter dan humanistik. Objek 1

sentral dari genre ini menyangkut manusia dan kehidupan perkotaan. Melingkupi potret keseharian manusia-manusia kota dari berbagai latar belakang dan status sosial, arsitektur bangunan kota dan area-area publik. Bahkan potret kesemrawutan visual kota akibat ulah sekelompok manusia. Selain ruang-ruang publik yang menjadi domain penting dalam fotografi jalanan, yang tidak kalah penting lainnya adalah aneka ragam simbol atau tanda, bentuk grafik dan tekstur. Fotografi genre ini tidak menjustifikasi bahwa manusia selamanya yang menjadi subjek utama ini dikarenakan subjek yang terdapat di lingkungan sekitar yang sangat bervariasi, rias asi, tergantung pengamatan dan pikiran cermat yang secara spontan menangkap ngka sesuatu yang tampak di jendela bidik kamera. Dengan memperhatikan an arah datangnya nya cahaya dan kreativitas mengolah bentuk, tekstur dan simbol tersebut ebut ke dalam satu frameing. Dengan adanya liberalisasi si medium, m, fotografi fi bukan hanya sebagai media dokumentasi saja, melainkan dapat juga sebagai ai media dalam menampung segala bentuk ekspresi diri dari setiap pengalaman masing-masing individu. Terlepas dari segala fungsi dan kegunaan rambu-rambu lalu lintas yang telah ada di masyarakat, sudut pandang penulis merasa tertarik pada pola prilaku manusia terhadap tumbuhan, yang dijadikan tanda berdasarkan pertimbangan praktis hasil dari pemikiran manusia, sebagai pengganti rambu-rambu yang telah ada di masyarakat. Sehingga merangsang timbulnya inspirasi di dalam menunjang segala tuntutan dan keinginan emosional yang bersifat estetis untuk selanjutnya dituangkan dalam sebuah karya fotografi jalanan. Dokumentasi tentang pola 2

prilaku, manusia terhadap tumbuhan yang menjadi artistik sebuah karya seni, yang dikemas dalam bahasa simbol. Dalam hal ini sebuah karya fotografi memiliki nilai historis karena kemampuannya mengabadikan suatu objek kejadian, dan peristiwa penting masa lampau yang dapat dikaji ulang pada masa kini. Karya-karya fotografi dan etnofotografi merupakan contohnya, dalam konteks ini karya fotografi lebih bermakna sebagai karya dokumentasi yang eksploratif sebagai pendukung ilmu pengetahuan karena memiliki makna dan nilai ilmiah yang dapat dijadikan data kajian. B. Penegasan Judul Berdasarkan penjelasan elasan an diatas, akan dijelaskan an tentang judul makna: Tumbuhan Sebagai Tanda dalam Fotografi Jalanan n 1. Tumbuhan Tumbuhan uhan adalah yang tumbuh, makhluk hidup yang berinti sel mengandung klorofil. Sedangkan tumbuh-tumbuhan adalah segala yang hidup berbatang, berdaun, berakar dan lain sebagainya (KBBI, 2005: 1220). Tumbuhan merupakan bagian dari alam, salah satu makhluk hidup yang terdapat di alam. 2. Tanda Sebagai makhluk yang hidup di dalam masyarakat dan selalu melakukan interaksi dengan masyarakat lainnya tentu membutuhkan suatu alat komunikasi agar bisa saling memahami tentang suatu hal. Apa yang perlu dipahami. Banyak hal salah satunya adalah tanda. Supaya tanda itu 3

bisa dipahami secara benar dan sama membutuhkan konsep yang sama supaya tidak terjadi misunderstanding atau salah pengertian. Namun pada kenyataannya tanda itu tidak selamanya bisa dipahami secara benar dan sama di antara masyarakat. Setiap orang memiliki interpretasi makna tersendiri dan tentu saja dengan berbagai alasan yang melatar belakanginya. Ilmu yang membahas tentang tanda disebut semiotik (the study of signs). Masyarakat selalu bertanya apa yang dimaksud dengan tanda. Banyak tanda dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti tanda-tanda lalu lintas, tanda-tanda adanya suatu peristiwa atau tanda-tanda lainnya. Semiotik meliputi studi seluruh uh tanda-tanda tersebut sehingga masyarakat berasumsi bahwa semiotik ik hanya meliputi tanda-tanda visual (visual sign). Awal mulanya konsep semiotik ik diperkenalkan oleh Ferdinand de Saussure melalui lui dikotomi omi sistem stem tanda: a: signified dan signifier atau signifie dan significant ific ican yang bersifat atomistis. tis. Konsep ini melihat bahwa makna muncul ketika ada hubungan unga yang bersifat asosiasi atau in absentia antara yang ditandai (signified) dan yang menandai (signifier). Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan sebuah ide atau petanda (signified). Dengan kata lain, penanda adalah bunyi yang bermakna atau coretan yang bermakna. Jadi, penanda adalah aspek material dari bahasa yaitu apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca. (Berger, 2000: 11-12) 4

3. Fotografi Jalanan Diterangkan Soeprapto Soedjono dalam buku Pot-Pourri Fotografi (Soedjono, 2006: 145-146). Karya-karya foto-jalanan atau street photography merupakan tradisi pemotretan dengan objek-objek atau tema di jalanan sudah sejak lama dilakukan oleh master-master fotografi di Barat. Eugène Atget yang dikenal karena memotret sudut-sudut kota Paris di awal abad XIX. Foto-foto Atget memperlihatkan bentuk-bentuk arsitektur, situasi jalanan, toko-toko, Henry Cartier Bresson dengan decisive moment yang juga menampilkan mpilkan kehidupan masyarakat di jalanjalan. Bahkan sejak zaman daguerreotype hal tersebut sudah dilakukan. Hal ini terjadi ketika Mande Daguerre memotret motr suasana jalan dengan camera obscura dari atas gedung yang tinggi gi tentang suasana jalanan di Boulevard du Temple, Paris (1835) yang akhirnya dikatakan oleh majalah life sebagai karya foto the first photography hy of person (life, 1998: 10). Dikatakan demikian karena karya tersebut merupakan karya foto yang pertama yang sempat mengabadikan manusia. Sebelumnya hal ini tidak pernah terjadi karena sifat manusia tidak bisa diam secara still dalam waktu yang lama bagi pengambilan foto yang memerlukan waktu yang lama. Sedangkan Frederick Hartt menyebutnya sebagai The earliest known photograph of human being, taken by Daguerre in 1839. Disebut demikian karena baru kali itulah seseorang yang sedang disemir sepatunya (terpaksa harus diam) secara kebetulan dapat terabadikan oleh kamera dengan waktu eksposur yang relatif lama. Karya foto ini merupakan 5

tonggak perkembangan dunia fotografi karena keunikan yang dimilikinya dalam menghadirkan sosok manusia yang nantinya akan mendominasi subjek-subjek foto yang ada. Tampilan yang beragam dari sisi objek foto menggambarkan keluasan objek foto yang bisa direkam untuk ditampilkan kembali sebagai refleksi zaman. historical social evident yang mungkin bisa dikonotasikan sebagai karya etnografi karena menampilkan pengabadian budaya/tradisi masa lalu. C. Rumusan Masalah Fotografi Jalanan sangat populer di negara-negara besar seperti Inggris, Jerman, Brasil, Cina, Singapura dan juga Indonesia. Karena tingginya arus kesibukan manusia dan kepadatan ruang-ruang publik menjadi perhatian tersendiri bagi fotografer street. et. Sebab kebanyakan fotografer ografe fer yang bermukim di kota besar hampir tidak memiliki iki waktu khusus untuk uk hunting foto, apalagi harus mengeluarkan biaya besar untuk melakukan perjalanan jauh tetap dalam rangka berburu foto. Dalam street photography, subjek bisa terdapat dimana-mana meski seringkali diluar rencana (spontanitas), sehingga subjek foto dan fotografer menjadi lebih dekat. Namun, bukan berarti dari kedekatan itu si fotografer hanya sekadar memotret situasi di sekelilingnya. Sebab, pada dasarnya genre apapun yang dijadikan lokomotif berkarya fotografi tetap mengacu pada konsep dan terapan kaidah-kaidah fotografi konvensional. Tentunya juga tidak lepas dari kreativitas. 6

Selain ruang-ruang publik yang menjadi domain penting dalam fotografi jalanan, yang tidak kalah penting lainnya adalah aneka ragam simbol atau tanda, bentuk grafik dan tekstur. Fotografi genre ini tidak menjustifikasi bahwa manusia selamanya yang menjadi subjek utama ini dikarenakan subjek yang terdapat di lingkungan sekitar kita sangat bervariasi, tergantung pengamatan dan pikiran cermat yang secara spontanitas untuk menangkap sesuatu yang tampak di jendela bidik kamera. Melihat relasi manusia terhadap tumbuhan, tumbuhan yang dikonstruksi menjadi suatu susunan bentuk yang memiliki miliki nilai dalam kebudayaan masyarakat. Diawali dari pengalaman an empirik, ketika ka melihat berbagai jenis tumbuhan yang secara sengaja, dipaksa menjadi penanda, nda, jalanan anan rusak oleh manusia, tanpa harus berkompromi terlebih ebih dahulu. u. Dalam menghadapi dunia fisik dan hubungan sosial, manusia tidak hanya menyadarkan diri pada pengetahuan etah mengenai simbol-simbol yang mereka miliki, akan tetapi ada kalanya juga mendasarkan an atas pertimbangan praktis. Penciptaan karya fotografi jalanan dalam mendokumentasikan (found objects) tumbuhan ini merupakan hubungan antara manusia dengan tumbuhan. Tumbuhan yang secara literal menunjukan bagaimana tumbuhan dipindahkan bukan pada tempat dimana tumbuhan itu hidup, merupakan hasil dari ekspresi manusia dan difungsikan lain oleh manusia, sehingga menimbulkan suatu pemaknaan bentuk yang baru dalam budaya masyarakat. Pada perkembangan dokumentasi fotografi kemudian lebih dilihat dalam perspektif yang lebih kritis, lebih dari sekedar mendokumentasikan tumbuhan. Imaji visual tetang hubungan 7

manusia terhadap tumbuhan, termasuk di antaranya tumbuhan alami. Berfokus pada gagasan bagaimana praktik kehidupan sehari-hari sesungguhnya juga mencerminkan kemampuan menciptakan seni. Mencari bentuk-bentuk rekaan manusia, orang-orang biasa, yang kemudian diberi bingkai sebagai karya seni. Apa yang diketahui oleh fotografer hanya yang seperti digambarkan dalam fotonya. Apa yang dilihat dalam sebuah foto menggambarkan apa yang diketahui. John Berger menulis dalam Ways of Seeing, Cara kita melihat sesuatu dipengaruhi oleh apa yang kita ketahui atau apa yang kita percayai (Berger, 1972: 140). Foto merupakan suatu penampilan pila atau suatu kumpulan penampilan, yang telah dipisahkan dari tempat dan waktu di mana foto pertama kali dibuat dan dipertahankan untuk beberapa bera saat atau au beberapa erapa abad. ad. Kesan ini menimbulkan kesaksian langsung tentang tang dunia yang dikelilingi ling oleh masyarakat lain pada waktu yang berbeda. Karena itu kesan tersebut menjadi bernilai bagi sejarah sosial yang bahkan cara pandang ng fotografer ografe fer juga harus diingatkan pada hal tersebut bagaimana cara memandang masyarakat luas dan asumsi mereka tentang realita. 8

D. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan a. Menampilkan fotografi jalanan sebagai studi tentang perilaku suatu masyarakat. b. Memahami pola-pola sosial masyarakat dengan melihat kenyataan visual secara fotografis c. Menampilkan karya fotografi jalanan yang memiliki nilai estetis dan informatif tentang tumbuhan sebagai tanda 2. Manfaat a. Menambah ah keragaman aman an penciptaan ptaa karya fotografi dalam lingkup akademik Jurusan usan Fotografi, ogra Fakultas as Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. arta b. Memberikan erikan bahan an referensi dalam am mempelajari bidang fotografi terutama yang terkait dengan tema fotografi jalanan. c. Menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif pada mahasiwa fotografi dalam memahami dan melihat masalah manusia dan lingkunganya dengan landasan nilai estetika. 9

E. Metode Pengumpulan Data Ada beberapa metode yang dilakukan untuk pengumpulan data guna memperkuat karya fotografi ini, yaitu: 1. Observasi Melakukan suatu pengamatan terhadap suatu objek dengan maksud memahami dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan tentang ide penciptaan, untuk mendapatkan bentuk-bentuk visual yang dibutuhkan untuk melajutkan penelitian tentang relasi manusia dan tumbuhan kemudian merekamnya secara fotografis. 2. Wawancara a Memberikan erik serangkaian aian pertanyaan aan yang diajukan kepada responden secara langsung untuk mengetahui etah informasi yang dibutuhkan. Untuk memperkuat mper erku karya fotografi ogra fi dan memahanmi an tentang pola perilaku masyarakat memilih mili tumbuhan uhan dijadikan dika penanda. 3. Literasi Informasi yang didapat untuk menyusun penulisan tugas akhir ini berupa informasi secara lisan dan tulisan, berikut ini sumber-sumber tertulis yang digunakan untuk menyusun tugas akhir karya seni : a. Soeprapto Soedjono. Pot-Pourri Fotografi. Penerbit Universitas Trisakti. Jakarta. 2006. Buku ini merupakan kumpulan tulisan-tulisan yang pernah penulis hadirkan untuk seminar, katalog dan juga dimuat sebagai artikel lepas jurnal seni. Buku ini berisi kumpulan tulisan tentang wacana fotografi dan dilengkapi karya foto sebagai bahasa 10

gambar. Penjelasan tentang fotografi di buku ini sangat bermanfaat sebagai acuan dalam penulisan tugas akhir. b. Seno Gumira Ajidarma. Kisah Mata. Penerbit Galangpress. Yogyakarta. 2007. Buku perbincangan filsafat atas makna fotografi dalam kehidupan manusia dimana fotografi sudah merupakan bagian dari kehidupan sehari hari. c. Sumbo Tinarbuko. Semiotika Komunikasi Sosial. Penerbit JALASUTRA. Yoyakarta. 2006. Analisis semiotika dalam buku ini mampu memperlihatkan, an, tidak saja struktur semiotika, tetapi lebih penting muatan lokal dari semiotika. ika. d. Koentjaraningrat. anin Pengantar Ilmu Antropologi. Penerbit Aksara Baru. Jakarta. 1985. Dipaparkan arka mengenai enai ilmu yang berhubungan dengan antropologi olog ogi dibahas mulai dari lingkup terkecil hingga terluas secara bertahap ap meliputi pembahasan an tentang tang manusia, kepribadian, masyarakat, akat, kebudayaan an dan tetntang etnografi. e. Tubagus P. Svarajati. PHoTAGoGoS., Terang Gelap Fotografi Indonesia. Penerbit Suka Buku. Semarang. 2013 Dalam buku ini menelisik pesan, makna dan hal hal yang tersirat dalam wacana fotografi. 11

F. Tinjauan Pustaka Koentjaraningrat (1985: 120) mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi atau digolongkan dalam tiga wujud yaitu : 1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, normanorma, dan peraturan. 2. Wujud tersebut menujukan ide dari kebudayaan sifatnya abstrak, tak dapat diraba, dipegang atau pun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup. Kebudayaan an ideal ini disebut pula tata kelakuan, hal ini menunjukan bahwa budaya ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah ah kepada tindakan, n, kelakuan perbuatan manusia dalam masyarakat sebagai sopan santun. n. Kebudayaan aan ideal ini dapat disebut adat atau adat istiadat at yang sekarang banyak disimpan dalam arsip, tape dan komputer. 3. Wujud kebudayaan sebagai ai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karna menyangkut tindakan dan kelalakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasi, difoto, dan didokumentasikan karna dalam sitem sosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu dengan yang lainnya dalam masyarakat. Lebih jelasnya tampak dalam bentuk perilaku dan bahasa pada saat berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. 12

4. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia Wujud yang terakhir ini disebut kebudayaan fisik. Di mana wujud budaya ini hampir seluruhnya merupakan hasil fisik (aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat) sifatnya paling konkret dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan difoto yang berwujud besar ataupun kecil. Subtansi (isi) utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri baik dalam bentuk atau berupa sistem pengetahuan. Sistem pengetahuan yang dimiliki mahluk sosial merupakan suatu akumulasi ulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha memahami ami : a. Alam Sekitar b. Alam flora di daerah ah tempat tinggal gal c. Alam fauna di daerah tempat tinggal d. Zat-zat bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya e. Tubuh manusia f. Sifat dan tingkah laku sesama manusia g. Ruang dan waktu Untuk memperoleh pengetahuan tersebut di atas manusia melakukan tiga cara, yaitu: 13

1) Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial. Pengetahuan melalui pengalaman langsung ini akan membentuk kerangka pikir individu untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan aturan yang dijadikan pedomannya 2) Berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan formal/ resmi (disekolah) maupun dari pendidikan non-formal (tidak resmi). 3) Melalui petunjuk-petunjuk yang bersifat simbolis yang sering disebut sebagai komunikasi kasi simboliks. Perpustakaan ISI Yogyakarta 14