1 KALIMAYA, vol. 7, nomor 2, Juli 2019 PEMANFAATAN PERMAINAN PUZZLE BAGI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR DALAM MEMBACA PETA Pipit Gustitasari Drs. Ajo Sutarjo, M.Pd 1 Deni Wardana, M.Pd 2 Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Kampus Daerah Serang, Universitas Pendidikan Indonesia E-mail: Pipit.gustita@student.upi.edu Abstrak Peta memiliki manfaat yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan peta, kita bisa mengetahui apa saja yang terdapat di permukaan bumi, salah satu fungsinya adalah untuk mengetahui letak suatu tempat. Peta terdapat dalam silabus sekolah dasar, materi peta ini terdapat dalam silabus Sekolah Dasar kelas IV. Minimnya jam pembelajaran membaca peta ini, membuat pembelajaran pada materi ini tidak maksimal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam membaca peta dan mempermudah guru dalam mengajarkan pembelajaran membaca peta dengan cara menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pemanfaatan permainan tiga macam bentuk puzzle. Penelitian ini menggunakan metode action research dengan model penelitian tindakan dari Kemmis dan McTaggart yang setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV C SD Negeri Banjarsari 5 kota serang dan dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan dan siklus II dilaksanakan dalam satu pertemuan. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu: 1) Pemanfaatan permainan puzzle dalam pembelajaran IPS materi membaca peta di kelas IV SD Negeri Banjarsari 5, menjadikan siswa lebih aktif, sehingga suasana belajar menjadi lebih efektif dan pembelajaran pun lebih menarik dan menyenangkan. Selain itu dengan penggunaan media puzzle, siswa diberikan kesempatan untuk menyusun kembali kepingan-kepingan puzzle-nya sendiri agar siswa dapat memahami letak daerah, kepulauan, bentuk daerah, dan semua yang terdapat dalam peta, sehingga siswa terlibat langsung dalam pembelajarannya. Menjadikan pembelajaran membaca peta ini jauh dari kata membosankan, dan menjadikan siswa lebih semangat untuk belajar. 2) Didapat puzzle yang tepat untuk mengembangkan kemampuan siswa kelas IV SD dalam membaca peta yaitu puzzle bentuk kedua, yang setiap potongan puzzle-nya berbentuk tidak beraturan. Dilihat dari 40,62% siswa mengatakan suka pada puzzle yang pertama, 59,37% siswa menyukai puzzle bentuk yang kedua, dan 11,53% siswa mengatakan suka pada puzzle bentuk yang ketiga. Kata kunci: Peta, Media Pembelajaran, Permainan Puzzle. 1 Penulis Penanggung Jawab 2 Penulis Penanggung Jawab
Pipit Gustitasari 2 Pemanfaatan Permainan Puzzle Bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Dalam Membaca Peta UTILIZATION OF PUZZLE GAMES FOR FOURTH GRADE STUDENTS IN ELEMENTARY SCHOOL IN READING MAPS Pipit Gustitasari Drs. Ajo Sutarjo, M.Pd 1 Deni Wardana, M.Pd 2 Elementary School Teacher Education Program, Serang Regional Campus, Indonesian Education University E-mail: Pipit.gustita@student.upi.edu Abstract Maps have benefits that are very important for human life. With a map we can find out what is on the surface of the earth, one of its functions is to find out where it is. Maps are contained in the elementary school syllabus, the material of this map is in the syllabus of the fourth grade elementary school. Lack of learning hours reading this map, making learning in this material not optimal. Therefore, this study aims to develop students ability to read maps and facilitate teachers in teaching learning to read maps by using learning media. Learning media used the use of three kinds of puzzle games. This study uses action research methods from Kemmis and McTaggart which each cycle consists of planning, action, observation, and reflection. This research was conducted in class IV C of the elementary school in Serang city and was conducted in two cycles. This first cycle was held in two meetings and the second cycle was held in one meeting. As for the results of this study are : 1) Utilization of puzzle games in learning social sciences map reading materialin class IV Banjarsari elementary school 5, make students more active, so that the learning atmosphere becomes more effective and learning is more interesting and fun. Other than that with the use of media puzzles, students are given the opportunity to reconstruct the pieces of their own puzzles so that students can understand the location the area, the islands, the shape of the area, and all that is contained in the map, so that students are directly in the map, so that students are directly involved in their learning. Making learning to read this map far from boring words, and making students more eager to learn. 2) Got the right puzzle to develop the ability of fourth grade students in elementary school to read maps, namely the second form of puzzle, which each piece of puzzler is irregularly. Seen from 40,62% of students said they liked the first puzzle, 59,37% of students liked the second puzzle, and 11,53% of students said they liked the third form of puzzle. Kata kunci: Maps, Learning Media, Puzzle Games. 1 Penulis Penanggung Jawab 2 Penulis Penanggung Jawab
3 KALIMAYA, vol. 7, nomor 2, Juli 2019 Peta sangat penting untuk dipelajari, karena dalam kehidupan sehari-hari aktivitas manusia sangat membutuhkan peta. Fungsi peta salah satunya yang tak lain adalah mengetahui suatu daerah atau tempat walau sekalipun belum pernah ketempat tersebut. Peta bagian dari pembelajaran geografi. Geografi di sekolah dasar termasuk dalam pembelajaran IPS terpadu. Di kelas IV sekolah dasar, terdapat pembelajaran membaca peta. Pembelajaran membaca peta ini terdapat dalam silabus SD kelas IV. Piaget (1896-1980, hlm. 66) menjelaskan bahwa, pada usia anak sekolah dasar pembelajaran di sekolah harus diajarkan sekonkret mungkin, karena pada tahap ini, anak sekolah dasar masih pada tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun). Guru harus menarik perhatian dan menjadi penyemangat untuk para siswanya (Susanto, 2014, hlm. 310). Maka dari itu, dalam pembelajaran sangat dibutuhkan media pembelajaran. Media pembelajaran sangat penting digunakan pada proses belajar mengajar untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dilakukan. Depdikbud (1998, hlm. 3) menjelaskan bahwa, menggunakan media permainan teka-teki atau permainan puzzle dalam proses belajarmengajar dapat memunculkan minat siswa sehingga siswa menjadi aktif dan dapat mengembangkan kreativitasnya. Dalam penelitian ini menggunakan pemanfaatan permainan puzzle untuk mengembangkan kemampuan siswa kelas IV sekolah dasar dalam membaca peta. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran membaca peta selama ini di kelas IV sekolah dasar dan untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam diri siswa setelah dilakukannya pembelajaran membaca peta menggunakan puzzle. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang menjelaskan tentang peta, teori media pembelajaran, dan teori bermain. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan materi pembelajaran yang mengajarkan tentang kehidupan manusia dimasyarakat maka dari itu pembelajaran IPS ini sangat penting dikenalkan pada usia dini sekalipun. Cleaf (1991, hlm. 35) menjelaskan bahwa, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah pembelajaran yang akan membantu siswa untuk memecahkan masalah, kemudian akan menjadikan peserta didik lebih paham dalam lingkungannya baik sosial masyarakatnya. Peta merupakan materi yang terdapat dalam pembelajaran IPS sekolah dasar, salah satunya terdapat dalam silabus kelas IV. Prihandito (1988, hlm. 3) menjelaskan bahwa, peta adalah paparan permukaan yang ada di Bumi menggunakan skala tertentu yang digambarkan dibidang horizontal dengan sistem proyeksi yang telah dipilih. Dengan peta kita dapat mengetahui bagaimana keadaan lokasi yang akan kita tuju, berapa jarak lokasi yang akan dituju, mana arah yang akan kita tempuh, dan lain sebagainya, walaupun kita belum pernah sekalipun ketempat tersebut. maka dari itu membaca peta sangat penting untuk dipelajari. Media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam proses belajar-mengajar. Karna dengan media pembelajaran akan memudahkan guru dalam penyampaian materi pembelajaran kepada peserta didik. Selain itu manfaat dari menggunakan media pembelajaran adalah untuk memotivasi belajar anak agar pembelajaran menjadi menarik. Sadiman (2008, hlm. 314) menjelaskan bahwa, media pembelajaran merupakan kesuluruhan yang dapat dipakai untuk mengutarakan pesan dari guru ke peserta didik yang akan membangkitkan pemikiran, emosi, ketertarikan, serta keinginan siswa yang sedemikian rupa sehingga terjadilah proses belajar mengajar. Media yang dapat disiapkan oleh guru dapat berupa permainan, media cetak, pop-up, dan masih banyak lagi yang dapat dikatakan sebagai media pembelajaran.
Pipit Gustitasari 4 Pemanfaatan Permainan Puzzle Bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Dalam Membaca Peta Dalam penelitian ini menggunakan pemanfaatan media pembelajaran permainan puzzle untuk mengembangkan kemampuan anak dalam membaca peta. Soebahman (2012, hlm. 48) menjelaskan bahwa, permainan puzzle merupakan permainan yang berisi atas potongan-potongan dari suatu gambar tertentu yang akan melatih kreativitas dan daya cipta anak, keselarasan, dan meningkatkan konsentrasi siswa. METODOLOGI Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Denzin dan Lincoln (2009, hlm. 2) menjelaskan bahwa, penelitian kualitatif berfokus menggunakan beberapa metode yang termasuk dari bagian pendekatan interpretif dan naturalistik terhadap subjek kajiannya. Dengan demikian para peneliti kualitatif mendalami benda-benda yang akan berupaya untuk menguasai menerangkan fenomena yang dilihat dari sisi arti yang didekatkan manusia. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research). Coghlan dan Brannick (2005, hlm. 3) menjelaskan bahwa, penelitian tindakan merupakan suatu proses demokratis dan partisipatorik yang terdapat pengembangan pengetahuan untuk tujuan yang berguna demi kehidupan di dunia. Desain penelitian yang dipilih dalam penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan McTaggart. Kemmis dan McTaggart menjelaskan bahwa, setiap siklus terdapat perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Model ini sifatnya reflektif. Subjek penelitian atau responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV C di SD Negeri Banjarsari 5 kota Serang. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Seperti yang dijelaskan oleh Nasution (1988, hlm. 306) bahwa, dalam penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain yang menjadikan intrumen, instrumen dalam penelitian kualitatif tak lain adalah peneliti itu sendiri. Dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data observasi partisipan dan wawancara mendalam. Nasution (1988, hlm. 310) menjelaskan bahwa, observasi merupakan dasar segala ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berlandaskan data, dengan kata lain fakta mengenai fenomena yang didapat dari observasi. Pengamatan observasi ini bertujuan untuk memperoleh data tentang fenomenon yang terjadi dalam proses berlangsungnya belajar-mengajar dengan menggunakan pemanfaatan permainan puzzle dalam pembelajaran membaca peta pada siswa kelas IV sekolah dasar. Esterberg (2002, hlm 317) menjelaskan bahwa, wawancara adalah pertemuan dua orang untuk berbagi informasi atau bertukar informasi ataupun bertukar ide. Wawancara mendalam dalam penelitian ini menggunakan wawancara tak berstruktur. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data dari Miles and Huberman (1994, hlm 108), yang terdiri dari kegiatan reduksi data, penyajian data, dan penarikan serta pengujian kesimpulan. Pada langkah pertama (reduksi data), data yang dipilih akan dirangkum dan akan dipilih halhal pokok yang menandakan bahwa data tersebut berupa data yang menceritakan tentang fenomenon yang terjadi dalam proses berlangsungnya belajar-mengajar dengan menggunakan pemanfaatan permainan puzzle dalam mengembangkan kemampuan membaca peta siswa kelas IV SDN Banjarsari 5 kota Serang. Setelah direduksi maka langkah selanjutnya adalah penyajian data, pada langkah ini penyajian data yang dilakukan berupa uraian singkat tentang data temuan yang didapat dalam proses belajarmengajar menggunakan pemanfaatan permainan puzzle dalam pembelajaran membaca peta. Langkah ketiga yaitu penarikan kesimpulan atas hasil bagaimana siswa kelas IV SD setelah dilakukannya pembelajaran membaca peta menggunakan permainan puzzle peta Indonesia.
5 KALIMAYA, vol. 7, nomor 2, Juli 2019 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang telah dilaksanakan peneliti adalah penelitian tindakan menggunakan pemanfaatan media pembelajaran permainan puzzle peta Indonesia bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar dalam membaca peta di kelas IV SDN Banjarsari 5 kota Serang. Hasil observasi dan hasil evaluasi pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Pada tanggal 30 April 2019 telah dilakukannya ijin penelitian kepada wali kelas 4C di SDN Banjarsari 5. Sebelum dilakukan penelitian, peneliti melakukan wawancara dan diskusi terlebih dahulu kepada guru wali kelas 4C SD Negeri Banjarsari 5 mengenai pembelajaran peta selama ini di kelas dan membahas rencana tindakan untuk dilakukannya penelitian. Wali kelas 4C SDN Banjarsari 5 bernama ibu Hujaefah. Ibu Hujaefah mengatakan bahwa pembelajaran membaca peta selama ini di kelas 4C SDN Banjarsari 5 dalam belajar-mengajarnya menggunakan peta yang tersedia di sekolah. Peta yang tersedia di sekolah berupa peta dinding atau peta gantung. Dalam proses pembelajarannya, ibu Hujaefah mengatakan bahwa guru menjelaskan tentang apa saja yang terdapat dalam peta, dan siswa memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru. Karena keterbatasan waktu dan guru hanya memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah, sehingga pembelajaran tidak berlangsung secara maksimal. Padahal membaca peta ini sangat penting untuk dipelajari. Peta berperan penting dalam kehidupan atau aktivitas manusia sehari-hari. Manfaat dari membaca peta ini sangat banyak, salah satunya adalah untuk mengetahui apa saja yang terdapat dipermukaan bumi, seperti lokasi atau tempat, jarak, arah, dan lain sebagainya. Jika kita diberi sebuah peta dan kita tidak bisa membacanya atau memahaminya, tentu kita akan kebingungan dengan apa saja yang terdapat dalam peta, termasuk simbol-simbol yang terdapat dalam peta. Lain halnya kalau kita sudah bisa atau paham dalam membaca peta, pasti kita akan mudah untuk memahami simbol-simbol yang ada dalam peta dan mudah untuk kita dalam menggunakan peta. Kunci dalam membaca peta adalah kita harus paham apa arti simbolsimbol dalam peta. Kalau kita dapat membaca peta dengan baik dan benar, maka kita punya gambaran mengenai keadaan wilayah yang ada dalam peta, meskipun belum pernah mengunjungi tempat tersebut secara langsung (Indrawati, 2019, hlm. 76) Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media pembelajaran pemanfaatan permainan puzzle untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam membaca peta dan memudahkan guru dalam mengajarkan peta. Dalam buku Media Pembelajaran yang ditulis oleh Daryanto, menurut Kemp and Dayton (1985, hlm. 6) dijelaskan kontribusi media pembelajaran sebagai berikut. 1. Penyampaian pesan pembelajaran lebih memuaskan 2. Pembelajaran lebih menarik perhatian siswa 3. Pembelajaran lebih menjadi interaktif 4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat dipersingkat 5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan 6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan 7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan 8. Peran guru mengalami perubahan kearah yang positif Soebachman (2012, hlm. 48) menjelaskan tentang permainan puzzle bahwa permainan puzzle merupakan sebuah permainan atau games yang terdiri dari potongan-potongan dari suatu gambar tertentu yang dapat menimbulkan kreativitas anak,
Pipit Gustitasari 6 Pemanfaatan Permainan Puzzle Bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Dalam Membaca Peta konsistensi anak, dan meningkatkan tingkat konsentrasi anak. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus. Dalam siklus I dilakukan dua pertemuan dan siklus II dilakukan satu pertemuan. Pada siklus I pertemuan I peneliti melakukan proses pembelajaran menggunakan dua bentuk permainan puzzle peta Indonesia. Bentuk puzzle peta Indonesia yang pertama berupa setiap potonganpotongan puzzle-nya berbentuk kotak, dan setiap kotaknya dengan sudut yang sama yang terdiri dari 12 potongan. Bentuk puzzle yang kedua, setiap potongan-potongan puzzle-nya berbentuk tidak beraturan. Cara memainkan kedua puzzle ini adalah dengan cara membongkar dan menyusun kembali setiap potongan puzzle peta Indonesia dengan memperhatikan setiap pulau, simbol, letak daerah yang ada dalam peta. Jadi permainan puzzle peta Indonesia ini diperlukan ketelitian. Dalam penggunaan media permainan puzzle pada siklus I ini peneliti menggunakan bahan dasar pembuatan puzzle-nya adalah kardus bekas. Pertemuan pertama pada siklus I ini dimulai pada pukul 08.00-09.45 dan pada hari Kamis tanggal 2 Mei 2019. Siswa yang hadir dalam siklus I pertemuan I ini sebanyak 32 orang siswa dari 37 siswa. Ketika siswa diberikan puzzle peta Indonesia bentuk pertama dan bentuk kedua, siswa kelas 4C Banjarsari 5 Kota Serang terlihat sangat antusias. Seperti siswa yang bernama Muhammad Yudha Febiyansyah atau yang sering di panggil Yudha ini sangat berkonsentrasi dalam mengerjakannya. Yudha tidak peduli orang-orang di sekitarnya dan Yudha sangat teliti dalam mengerjakannya. Begitupun dengan siswa yang bernama Tubagus Rendi atau sering dipanggil dengan Tebe ini sangat ribut dihari pertama sebelum dilakukan kegiatan bermain puzzle. Tetapi pada saat diberikan permainan puzzle peta Indonesia, Tebe sangat diam dan berkonsentrasi saat mengerjakannya. Berbeda dengan siswa yang bernama Muhammad Kurnia Darma atau sering dipanggil Darma ini masih terlihat asik bermain tanpa membantu teman sekelompoknya. Waktu kelompok Darma ditanya oleh guru mengenai peta yang terdapat dalam puzzle peta Indonesia, Darma hanya diam saja dan hanya melihat temanteman menjawab pertanyaan dari guru. Lain halnya dengan siswa yang bernama Aldy Tirta Kurniawan, Muhammad Akbar Nugraha, Muhyilhaq Datullah ini ketika diberi pertanyaan mengenai peta yang terdapat dalam puzzle peta Indonesia, sangat antusias ketika menjawab. Terutama siswa yang bernama Muhyilhaq Datullah atau yang sering disebut Ilhak sangat teliti dalam menjawab, begitupun dengan siswa yang bernama Aldy sangat cepat dalam menjawab. Ketika di wawancarai, siswa yang menyukai puzzle yang pertama ada 13 (40,62%) orang dan siswa yang menyukai puzzle yang kedua ada 19 (59,37%) orang siswa. Pada pertemuan I dalam siklus I ini, seluruh siswa yang hadir dalam kelas 4C sangat senang dengan permainan puzzle peta Indonesia yang telah disediakan. Dalam siklus I pertemuan I ini, salah satu siswa kelas 4C bernama Muhammad Akbar Nugraha atau sering dipanggil Yayang mengatakan kalau Yayang suka kedua puzzle peta Indonesia tersebut. Bahkan Yayang meminta peneliti untuk membuatkan puzzle peta Indonesia yang lebih susah lagi dari kedua puzzle yang telah dimainkan. Hal ini membuktikan bahwa permainan puzzle merupakan bentuk permainan yang menantang daya kreatifitas dan ingatan siswa lebih mendalam dikarenakan munculnya motivasi untuk senantiasa mencoba memecahkan masalah secara terus-menerus, namun tetap menyenangkan sebab bisa di ulang-ulang. Permainan puzzle ini akan selalu memberikan efek ketagihan untuk selalu mencoba, mencoba, dan terus mencoba sampai berhasil. Agus Mahendra (2005, hlm.
7 KALIMAYA, vol. 7, nomor 2, Juli 2019 42) menjelaskan bahwa, permainan mampu memunculkan kegembiraan, kelincahan, rileksasi, dan keseimbangan sehingga akan menimbulkan minat seseorang. Minat yang didapatkan dapat memudahkan munculnya inspirasi sehingga anak-anak atau siswa dapat melakukan dengan gampang tanpa adanya paksaan ataupun hambatan. Pada siklus I pertemuan II peneliti melakukan proses pembelajaran menggunakan satu bentuk permainan puzzle peta Indonesia. Cara memainkan puzzle peta Indonesia yang ketiga ini jauh berbeda dengan puzzle peta Indonesia yang pertama dan yang kedua. Puzzle peta Indonesia yang ketiga ini cara memainkannya dengan cara digeser atau sliding puzzle game tanpa mengeluarkan potongan-potongan atau bagian-bagian puzzle-nya. Dalam penggunaan bahan dasar pembuatan media permainan puzzle peta Indonesia yang ketiga ini masih menggunakan kardus bekas sebagai bahan dasarnya. Pertemuan kedua pada siklus I ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 3 Mei 2019 dimulai pukul 08.00-09.45 WIB dan siswa yang hadir berjumlah 32 orang siswa dari 37 orang siswa. Pada puzzle bentuk yang ketiga ini ketika diwawancarai, siswa merasa kesulitan untuk menyusun kembali potongan-potongan puzzle-nya. Dari keempat kelompok, hanya ada satu kelompok yang berhasil menyusun potongan-potongan puzzle peta Indonesia-nya dengan waktu yang cukup lama dibandingkan dengan menyusun puzzle peta Indonesia yang pertama dan puzzle peta Indonesia yang kedua. Banyak siswa yang mengeluh dengan puzzle peta Indonesia bentuk yang ketiga ini, dipertengahan pembelajaran terlihat siswa mulai bosan untuk menyelesaikan puzzle peta Indonesia bentuk yang ketiga ini dikarenakan sulitnya dalam menggeser dan menemukan pasangan potongan puzzle peta Indonesia-nya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dipilihlah puzzle yang tepat bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam membaca peta yaitu puzzle peta Indonesia bentuk kedua. Pada siklus II ini, bentuk puzzle peta Indonesia yang telah dipilih untuk lebih diperbaharui dan dibuat lebih menarik lagi. Bahan dasar pembuatan puzzle pada siklus II ini menggunakan sterofoam dan warna gambar dari petanya lebih diperjelas lagi. Siklus II ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 18 Mei 2019 dimulai pada pukul 10.00-11.45 WIB. Siswa yang hadir berjumlah 26 orang dari 37 orang siswa. Ketika siswa di wawancarai, siswa merasa lebih senang dengan puzzle yang meggunakan sterofoam ini dikarenakan lebih gampang untuk dipasang maupun disusun dan dari segi gambar dan warnanya lebih detail dan lebih gampang. Dari segi gambar perbedaan yang mendasar adalah puzzle yang kedua antara warna letak daerah yang satu dengan letak daerah yang lainnya berbeda. Perbedaan warna ini akan mempermudah siswa dalam mengenal luas dan bentuk daerah. Seperti siswa yang bernama Aldy Tirta Kurniawan atau yang sering di panggil Aldy mengatakan lebih suka puzzle yang sterofoam ini karena lebih gampang dipasang dan lebih detail gambarnya. Aldy juga mengatakan ternyata daerahnya kecil kalau di peta, padahal daerahnya terlihat sangat luas, terdapat daerah pandeglang, lebak, baros, serang, tanggerang, dan masih banyak lagi tetapi kalau di peta dibandingkan daerah lainnya Aldy merasa kalau daerah Aldy termasuk kecil. Aldy juga mengatakan kalau Maluku dipeta terlihat seperti pecah-pecah. Begitupun dengan siswi yang bernama Haniah Luayana Nurlinda mengatakan lebih mudah puzzle yang menggunakan strerofoam ini, disamping mudah memasangkannya dari segi gambar juga daerahnya terlihat warna-warni jadi lebih mudah untuk mengetahui bentuk-bentuk daerahnya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II setelah
Pipit Gustitasari 8 Pemanfaatan Permainan Puzzle Bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Dalam Membaca Peta memanfaatkan penggunaan permainan beberapa bentuk puzzle peta Indonesia dalam kemampuan siswa kelas IV SD dalam membaca peta, sudah terlihat perkembangan pada diri siswa seperti; siswa jadi lebih tahu tentang kepulauan, letak daerah, dan bentuk daerah. Penelitian ini berhenti sampai siklus II, karena berdasarkan data yang diperoleh sudah ditemukan puzzle yang tepat untuk memudahkan guru dan siswa dalam pembelajaran membaca peta. Adapun hal yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu adanya perkembangan siswa dalam memahami letak daerah pada peta Indonesia. Media permainan puzzle ini sangat sesuai digunakan dalam pembelajaran mengembangkan kemampuan membaca peta. Karena bermain dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk berfikir dan mengembangkan imajinasinya serta penuh daya khayal yang erat sekali hubungannya dengan perkembangan kreatifitas dan ingatan anak. Proses akan memberi kemampuan lebih pada anak untuk mengembangkan pemikirannya, mendapatkan kesenangan dan kemenangan dari bentuk permainan tersebut. Niat untuk memenangkan permainan tersebut akan memberikan nilai usaha anak dan gerak. Depdiknas (2003, hlm. 43) mengatakan bahwa, puzzle adalah salah satu jenis permainan yang digunakan dalam media. Permainan puzzle ini dapat berbentuk kegiatan bongkar pasang kembali setiap potongan puzzle menjadi bentuk semula. Keadaan permainan puzzle yang dalam kondisi berantakan bahkan sampai keluar dari tempatnya, dari sini anak akan merasa tertantang, dikarenakan hal tersebut yang akan memotivasi kelincahan, koordinasi tangan dan pikiran anak. Dimasa anak-anak sekolah dasar adalah masa emas. Dimana pada masa ini anak-anak mengalami perkembangan, baik berupa perkembangan fisik, psikologis, kognitif, moral, emosional, dan sosial. Salah satu cara mendorong minat anak adalah dengan bermain. Melihat pentingnya bermain, lembaga-lembaga pendidikan mulai mempergunakan sistem bermain dalam proses belajar-mengajar. Karena jika seorang anak diberikan asupan dengan teori-teori, anak cenderung bosan dan pada akhirnya pembelajaran yang diberikan tidak tersampaikan. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka didapat kesimpulan sebagai berikut. 1. Pemanfaatan permainan puzzle dalam pembelajaran IPS materi membaca peta di kelas IV SD Negeri Banjarsari 5, menjadikan siswa lebih aktif, sehingga suasana belajar menjadi lebih efektif dan pembelajaran pun lebih menarik dan menyenangkan. Selain itu dengan penggunaan media puzzle peta Indonesia ini, siswa diberikan kesempatan untuk menyusun kepingan-kepingan puzzlenya sendiri agar siswa dapat memahami letak daerah, kepulauan, bentuk daerah, dan semua yang terdapat dalam peta, sehingga siswa terlibat langsung dalam pembelajarannya. Menjadikan pembelajaran membaca peta ini jauh dari kata membosankan, dan menjadikan siswa lebih semangat untuk belajar. 2. Didapat puzzle yang tepat untuk mengembangkan kemampuan siswa kelas IV SD dalam membaca peta yaitu puzzle bentuk kedua, yang setiap potongan puzzle-nya berbentuk tidak beraturan. Dilihat dari 40,62% siswa mengatakan suka pada puzzle yang pertama, 59,37% siswa menyukai puzzle bentuk yang kedua, dan 11,53% siswa mengatakan suka pada puzzle bentuk yang ketiga.
9 KALIMAYA, vol. 7, nomor 2, Juli 2019 Bibliography Andriana, D. (2018). Mengenal Dunia Dengan Peta. Bandung: PT Sarana Pancakarya Nusa. Dryanto. (2013). Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: GAVA MEDIA. Gunawan, R. (2016). Pendidikan IPS. Bandung: ALFABETA. Ibrahim. (2018). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA. Raco. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Grasindo. Sari, N. F. (2018). Ensiklopedia Geografi Peta. Klaten: Cempaka Putih. Sugiyono, P. D. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA. Susanto, A. (2016). Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP. Thobroni, M., & Mumtaz, F. (2011). Mendongkrak Kcerdasan Anak Melalui Bermain dan Permainan. Yogyakarta: KATAHATI. Yanti, D. (2014). Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Menggunakan Media Puzzle IPS Kelas IV di SD. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 3(4), 2-8. Yaumi, M., & Damopolii, M. (2014). Action Research. Jakarta: KENCANA.