PROCEDIAMATH The Use of Big Data for Education & Kontribusi Matematika dalam Mempertahankan Nilai Budaya dan Sastra

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asep Saeful Ulum, 2013

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide,

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan matematika sebagai pelajaran yang sulit bukanlah hal baru dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

Kegiatan Belajar 1 HAKIKAT MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam bidang pendidikan matematika beserta tuntutannya tidak dapat

TINJAUAN PUSTAKA. lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hal ini sejalan dengan pernyataan

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA CIREBON

SARANA BERFIKIR ILMIAH

B. Tujuan Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

DASAR-DASAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

BAB I PENDAHULUAN. dari para ahli yang berbeda-beda. itulah matematika sering disebut ilmu deduktif.

BAB I PENDAHULUAN. Peran pendidikan matematika sangat penting bagi upaya menciptakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK

P 36 Penanaman Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika Menuju Pribadi Manusia Indonesia Seutuhnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

50. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Akuntansi dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

MASALAH-MASALAH YANG TERKAIT DENGAN KONSEP DASAR MATEMATIKA

51. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Pernyataan ini juga di ungkapkan oleh Bambang R (dalam Rbaryans, 2007) yang menyatakan bahwa :

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. semester ganjil tahun pelajaran pada mata pelajaran matematika,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK) yang semakin

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : DWI NUR JANAH

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prahesti Tirta Safitri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

Lokakarya School Community Tahun 2014 PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas

BAB II HAKIKAT DAN PERANAN MATEMATIKA

BAB II LANDASAN TEORI

PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA

ILMU DAN MATEMATIKA. Ilmu berasal dari bahasa Arab alima, bahasa Inggris science, bahasa latin scio dan di Indonesiakan menjadi sains.

BAB II KAJIAN TEORI. analisa berasal dari bahasa Yunani kuno analusis yang artinya melepaskan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan

Mengintegrasikan Nilai-Nilai dalam Pembelajaran Matematika

Abdul Muiz, M.Pd Dosen Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan

15. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan,

MENANAMKAN SIKAP JUJUR MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Benyamin S. Bloom (dalam Siti, 2008 : 9) siswa dikatakan memahami

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang besar dalam mensukseskan pembangunan bangsa. Oleh karena itu,

PENERAPAN MODEL ADVANCE ORGANIZER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN ANALOGI MATEMATIS SISWA SMP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

BAB II KAJIAN TEORITIK. kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berdasarkan pernyataan-pernyataan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Penalaran Matematis. a. Pengertian Penalaran Matematis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

menentukan hal menarik dalam novel menyimpulkan isi tersirat dalam novel mengomentari isi karya sastra

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar. termasuk salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan pengetahuan yang bersifat universal dan mempunyai

Implementasi Pendidikan Metematika Relistik Sebagai Alternatif Pembelajaran

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Soedjadi (dalam FM Fransiska, 2008:1) mengatakan bahwa: untuk

PEMECAHAN MASALAH PADA SOAL CERITA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, hal ini

Kata kunci : kemampuan, kompetensi dasar, sifat-sifat operasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi era globalisasi itu diperlukan sumber daya manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, manusia membutuhkan pendidikan dalam

METODA PEMBUKTIAN DALAM MATEMATIKA

PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

MATEMATIKA DAN MASALAH-MASALAH UMUM DI DALAMNYA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Berdasarkan Permendiknas Nomor 22

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN ALAT PERAGA UNTUK PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERMAKNA Oleh. Sri Wulandari Danoebroto

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

HAKIKAT PENDIDIKAN MATEMATIKA. Oleh: Nur Rahmah Prodi Pendidikan Matematika Jurusan Tarbiyah STAIN Papopo

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu dari sekian banyak mata pelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah

BAB I PENDAHULUAN. setiap bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam rangka. manusia suatu bangsa tidak akan dapat membangun negaranya.

KI dan KD Matematika SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

PROCEDIAMATH The Use of Big Data for Education & Kontribusi Matematika dalam Mempertahankan Nilai Budaya dan Sastra PENDIDIKAN MATEMATIKA UNTUK MEMBANGUN KARAKTER KEBANGSAAN WAWAN SEPTIAWAN 1) SMK PGRI KAMAL, Jl. Raya Juntinyuat Blok Kamal, Indramayu; 2) wawan24_ezzar@yahoo.co.id Abstrak. Pendidikan matematika adalah suatu proses untuk membangun karakter kabangsaan dan berfungsi untuk mewariskan nilai keilmuan. Matematika juga memiliki fungsi unuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan prestasi masa lalu menjadi nilainilai budaya bangsa ang sesuai dengan kehidupan masa kini dan masa yang akan datang, serta mengembangkan prestasi baru yang menjadi karakter bangsa. Apakah Pendidikan matematika mengajarkan karakter (yang baik)? Matematika itu sejatinya hanyalah abstraksi, abstraksi ang baik untuk menumbuhkan karakter, Namun semua mengklasifikasikan dengan cara apa matematika sebagai wujud untuk membangun karakter kabangsaan., Karakter yang dapat tumbuh antara lain, bersyukur, cinta budaya, taat aturan, kreatif bahkan religius. Kata Kunci :Pendidikan matematika, karakter, bangsa Introduksi Matematika akan mewujudkan tentang karakter keilmuan yang secara sistematis. Matematika itu sejatinya hanyalah alat, alat yang baik untuk mewujudkan kebangsaan. Bukan berarti matematika akar rumput dari permasalahan kebangsaan yang sering dijadikan sebagai momok yang menakutkan bagi sebagian kalangan. Namun Kontradiksi dengan hal tersebut, bagi yang sudah mengalami belajar matematika maka umumnya mereka akan membudayakan matematika sebagai wujud kebangsaan melalui karakter. Pertanyaan yang tentu cukup menggelitik adalah apakah matematika dapat (benarbenar) menumbuhkan karakter? (Sujadi, 2000:7) menyatakan bahwa matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat digunakan untuk mencapai satu tujuan, misalnya kecerdasan siswa, tetapi dapat pula untuk membentuk kepribadian siswa serta mengembangkan keterampilan tertentu. Paper ini akan megeksplorasi

61 lebih jauh berdasarkan karakterisik matematika kebangsaan. Pendidikan Matematika dan Karakter Pendidikan menurut Abdul Rahman (2016) adalah suatu usaha yang sadar dan sistemais dalam mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan juga suatu usaha masarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan masyaraka dan bangsa yang lebih baik, sejatinya bangsa indonesia akan emas pada tahun 2045. Apakah ini sejalan dengan karakter pendidikan kita. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berfikir, bersikap dan bertindak (Abdul Rohman). Apa kaitannya Pendidikan matematika dengan karakter kebangsaan?. Sebagian orang mengatakan ketika mendengar Matematika memandang negatif yakni mencontek, nilai UN rendah. Apa yang terjadi dengan matematika?. Benak Penulis terlintas kok negatif saja yang dipermasalahkan. Pendidikan matematika adalah produk dari karakter kebangsaan seperti keteraturan taat azaz matematika, kerjasama, mencari permasalahan dalam kaitan matematika sera mendorong kerjasama dan gotong royong untuk menumbuhkan nilai dalam matematika. Deskripsi matematika dalam buku panduan Lawrence University, seperti yang dikutip oleh Susilo (Sumaji, dkk, 1998 : 228) menyuguhkan Harmoni yang sungguh indah yang tercipta dari motif meliputi seluruh karakteristik matematika. Dalam Prosiding (Sumardyono, : 1) Lahir dari dorongan primitif manusia untuk menyelidiki keteraturan dalam alam semesta, matematika merupakan suatu bahasa yang terus menerus berkembang unuk mempelajari struktur dan pola. Berakar dalam dan diperbaharui oleh realitas dunia, serta didorong oleh keinginttahuan intelektual manusiawi, matematika menjulang tinggi menggapai alam abstraksi dan generalitas. Tempat terungkapnya hubungan-hubungan dan pola-pola yang tak terduga, menakjubkan, sekaligus sangat bermanfaat bagi manusia. Matematika adalah rumah alami baik bagi pemikiran-pemikiran yang abstrak bagi hukum-hukum alam semesta yang konkrit. Matematika sekaligus merupakan logika yang murni dan seni yang kreatif. Pendidikan Matematika dan implikasi karakter sebagai perwujudan Kebangsaan

61 Pendidikan matematika dalam berbagai aspek kehidupan manusia seperti yang dijelaskan yakni : 1. Matematika sebagai sistem yang terstruktur (aksiomatis-deduktif) Matematika sebagai sebuah sistem dikenal dengan ilmu yang aksiomatis-deduktif. Dimulai dari pengertian pangkal atau primitif (pengertian yang diterima tanpa perlu didefinisikan, underfined term) dan pernyataan pangkal atau aksioma (tidak perlu dibuktikan karena digunakan sebagai asumsi), lalu muncul pengertian yang perlu di definisikan dan pernyataan yang perlu dibuktikan (teorema, lemma, corollary, conjecture). Pengertian pangkal konsep pernyataan pangkal Teorema Dengan deskripsi matematika ini, maka seharusnya pembelajaran maematika dapat menumbuhkan dan menguatkan karakter taat azaz, disiplin, teliti atau cermat, konsisten, dan rasional atau argumentatif Berikut contoh bagaimana kecermatan, taat azas, argumentatif dan konsistensi diperlukan dan diajarkan dalam matematika a = b a 2 a 2 = a 2 a 2 a(a a) = (a + a)(a a) 1. a(a a) = 2a(a a) 1 = 2 Dimana yang salah 2. Matematika adalah bahasa simbolik kekayaan Bangsa Matematika merupakan hasil dari generalisasi, absraksi yang pada akhirnya menuju pada simbolisasi. Salah satu kekuatan matematika terletak pada aspek bahasa yang diwujudkan dengan simbol kekayaan bangsa Indonesia. Seperti pesona kagahati yang diwujudkan dalam bentuk layang-layang seperti materi matematika yakni trasnformasi yang terbuat dari daun gadung. Ini mengartikan bahwa matematika sebagai simbolik kekayaan.

62 Gambar 3 : Kaghati layang-layang tradisional dari Muna Barat (Sumber : https://fauzihisbullah.wordpress.com/2015/01/04/wisata-budaya-muna-baratkolope-kaghati-layang-layang-prasejarah-tertua-di-dunia/) 3. Matematika adalah cara berfikir Orang sering mengatakan berfikir matematis, ini artinya terdapat prinsip-prinsip bagaimana menarik kesimpulan dari berbagai argumen yang valid di dalam matematika. Bilangan pada awalnya hanya dipergunakan untuk mengingat jumlah, namun dalam perkembangannya setelah para pakar matematika menambahkan perbendaharaan simbol dan kata-kata yang tepat untuk mendefenisikan bilangan maka matematika menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan dan tak bisa kita pungkiri bahwa dalam kehidupan keseharian kita akan selalu bertemu dengan yang namanya bilangan, karena bilangan selalu dibutuhkan baik dalam teknologi, sains, ekonomi ataupun dalam dunia musik, filosofi dan hiburan serta banyak aspek kehidupan lainnya. Contoh bilangan dari berbagai negara yang merupakan penyempurnaan bilangan

63 Gambar 4 : Bilangan (Sumber : http://akanghikam.blogspot.co.id/2015/09/sejarahdan-aplikasi-teori-bilangan.html) Dikaitkan dengan sejarah hindu budha di Indonesia sering dikaitkan dengan cara berfikir orang pra sejarah dengan menggunakan simbol yang mereka tulis di dalam dolken atau yang lainnya ini mencerminkan bangsa indonesia berpola fikir kreatif meskipun sejarah mencaat belum terdapat teknologi. Berikut cara simbol di nusantara yang di abadikan melalui prasasti.

64 Gambar 5 : Prasasti (Sumber : http://sahangaranmanehsaha.blogspot.co.id/2016/12/bahasa-sunda.html) 4. Matematika adalah studi mengenai pola Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsure yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya (Irsyadi : 2013) Pesona indonesia memiliki kekayaan budaya, bahasa dan warisan. Mengaitkan budaya Indonesia dengan pola, kita mengaitkan motif batik Gambar 6 : Motif Batik Fraktal (Sumber : http://www.wookmark.com/image/100342/fractal-mobius-dragon-ifs-10-jpg-900-600 Pola Matematika

65 Gambar 7 : Pola Bilangan pada lingkaran Gambar 8 : Pola Kerajinan Tangan (Sumber : Pribadi karya Herlina ) 5. Matematika adalah Seni Matematika itu seni, yang dirasakan menyenangkan baik karena keindahan bentukbentuk geometris, keindahan pemecahan dengan matematika, keindahan masalah matematika, hingga keindahan cara berfikir matematis. Peranyaan yang mungkin terjadi Apakah yang indah dari matematika? Bisakah matematika membuat panca indera kita mengatakan indah? Atau indah karena membuat kita berfikir logis dan terstruktur sehingga semua serba teratur? Banyak pertanyaan untuk menghubungkan antara matematika dengan keindahan. Apapun itu hanya kita yang merasakan keindahan secara geometris. Kita mengaitkan pada bunga langkah Rafflesia begitu indah dengan kelopak besar dan terdapat pola motif yang menunjukan fractal.

66 Gambar 9 : Bunga Rafflesia (Sumber http://www.arkive.org/rafflesia/rafflesiaspp/image-g19164.html ) 6. Matematika adalah Budaya Matematika adalah suatu fenomena budaya, terdapat dalam setiap budaya, tertanam atau terkandung dalam setiap budaya, dibentuk oleh setiap budaya, dipengaruhi oleh budaya, dan mempunyai bentuk tersendiri sesuai dengan kebutuhan lingkungan dan tujuan masyarakat. Hal ini berarti setiap budaya yang berbeda akan memiliki matematika yang berbeda. Kita ambil contoh pada budaya pura bali yang memiliki undakan yang memiliki undakan ke bawah semakin besar filosofinya. Sama dengan pelajaran matematika yakni deret geometri. Gambar 10 : Filosofi Perwujudan Pola bilangan dalam budaya bali di pura ulun danu. (Sumber https://id.wikipedia.org/wiki/pura_ulun_danu_bratan) 7. Matematika adalah aturan alam semesta. Cobalah perhatikan tata surya. Perhatikan bentuk matahari, bumi, bulan, serta planet-planet yang lain, serta bentuk tulang daun. Semuanya berbentuk pola. Perhatikan bentuk lintasan bumi saat mengelilingi matahari, demikian juga lintasan-lintasan planet lain saat mengelilingi

67 matahari. Lintasannya berbentuk elip. Berdasarkan fakta ini, Galilio Galilie mengatakan Mathematics is the language with wich God created the universe. Tidak ada ciptaan Allah SWT yang sia-sia, termasuk matematika. Bahkan matematika merupakan bahasa yang digunakan dalam penciptaan alam semesta. Keterkaitan alam semesta dengan matematika, misal dalam buah anggur dan tandang buah pisang. Tanpa kita sadari daun anggur dan tandan pisang memiliki pola. Gambar 11 : Daun Anggur dapat transformasi (Sumber : http://tma-group.net//varietasanggur/) \ Gambar 12 : Tandan pisang berbentuk spiral ketika bunga menjadi buah pisang (Sumber : http://www.tribunnews.com/regional//07/21/tandan-pisang-warga-kotapekalongan-ini-panjangnya-hampir-dua-meter) Pembelajaran Matematika dalam membangun Karakter Menurut Soedjadi (2000) matematika sebagai suatu ilmu memiliki ciri-ciri, yaitu : 1. Memiliki objek yang abstrak 2. Berpola pikir dedukttif

68 3. Bertumpu pada kesepakatan 4. Memperhatikan apa yang menjadi topik pembicaraan (semesta pembicaraan) 5. Memiliki simbol-simbol yang kosong arti, dan 6. Konsisten dalam sistemnya. Beberapa conoh kegiatan pembelajaran matematika yang membangun karakter Contoh 1 : Memiliki objek yang abstrak Soal Sebuah lingkaran memiliki panjang diameter 28 cm. Tentukanlah luas persegi panjang dari keliling lingkaran tersebut. Dari sekian banyak definisi bahwa luas persegi panjang sama halnya mencari keliling lingkaran. Maka konteks soal diatas memberikan abstrak yang jelas untuk menumbuhkan kerja keras dalam menemukan masalah. Penyelesaian d = 28cm maka r = 1 d = 1 28 = 14 cm 2 2 K = πd= 22 28=88 cm 7 Luas Persegi Panjang = r x K = 14 x 88 = 352 cm 2 Contoh 2 : Berpola pikir deduktif Soal Premis 1 : Jika Andi rajin belajar, maka Andi juara Kelas Premis 2 : Andi rajin belajar Kesimpulan dari kedua premis diatas adalah... Siswa secara benar menjawab Andi juara kelas. Dari definisi deduktif mengartikan bahwa Andi juara kelas. Logika yang diambil dari pernyataan tersebut adalah modus ponens. Karakter yang dibangun adalah rasa ingin tahu. Penyelesaian Premis 1 : p q Premis 2 : p Kesimpulan : q Jadi jawabannya Andi juara kelas Contoh 3 : Bertumpuh pada kesepakatan

PROCEDIAMATH The Use of Big Data for Education & Kontribusi Matematika dalam Mempertahankan Nilai Budaya dan Sastra Misal dalam sifat-sifat logaritma serta dalam rumus trigonometri semuanya kita sepakat dalam sifat-sifat dan penggunaan rumus tersebut dalam perbandingan segitiga dan lainya. Karakter yang dibangun dalam kesepakatan yakni demokrastis yang berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Contoh 4 : Memperhatikan apa yang menjadi topik pembicaraan (semesta pembicaraan) Dalam semesta pembicaraan bilangan bulat, terdapat model 2x = 5. Adakah penyelesaiannya? Kalau diselesaikan seperti biasa, tanpa menghiraukan semestanya akan diperoleh hasil x = 2,5. Tetapi kalu suda ditentukan bahwa semestanya bilangan bulat maka jawab x = 2,5 adalah salah atau bukan jawaban yang dikehendaki. Jadi jawaban yang sesuai dengan semestanya adalah tidak ada jawabannya atau penyelesaiannya tidak ada. Sering dikatakan bahwa himpunan penyelesaiannya adalah himpunan kosong. Karakter yyang dibangun adalah Rasa ingin tahu. Kok bisa bernilai 2,5 dan bahkan ada yang menjawab tidak ada jawabannya. Contoh 5 : Memiliki simbol-simbol yang kosong arti Dalam matematika jelas terlihat banyak sekali simbol yang digunakan, baik berupa huruf ataupun bukan huruf. Rangkaian simbol-simbol dalam matematika dapat membentuk suatu model matematika. Model matematika dapat berupa persamaan, pertidaksamaan, bangun geometri tertentu, dsb. Huruf-huruf yang digunakan dalam model persamaan, misalnya x + y = z belum tentu bermakna atau berarti bilangan, demikian juga tanda + belum tentu berarti operasi tamba untuk dua bilangan. Makna huruf dan tanda itu tergantung dari permasalahan yang mengakibatkan terbentuknya model itu. Jadi secara umum huruf dan tanda dalam model x + y = z masih kosong dari arti, terserah kepada yang akan memanfaatkan model itu. Kosongnya arti itu memungkinkan matematika memasuki medan garapan dari ilmu bahasa (linguistik). Karakter yang dikembangkan yakni bertanggung jawab atas penyelesaian yang diberikan. Contoh 6 : Konsisten dalam sistemnya Suatu teorema ataupun suatu definisi harus menggunakan istilah atau konsedp yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Konsistensi itu baik dalam makna maupun dalam hal nilai kebenarannya. Kalau telah ditetapkan atau disepakati bahwa a + b = x dan x + y = p, maka a + b + y haruslah sama dengan p. Karakter yang diberikan kreatif memaknai matematika dengan konsistensasian dalam mengartikan sistemnya. Implikasi budaya sebagai wujud kebangsaan

61 Implikasai yang dibangun melalui budaya sebagai abstraksi matematika dan karakter sebagai wujud filosofi kebangsaan. Matematika bukan hanya momok menakutkan sekaligus bukan bahan permasalahan, tapi kita memandang sebagai asumsi-asumsi yang abstraksi dan absolute. Motif batik dan arsitektur rumah adat itu sebagai perwujudan absolute tentang matematika di dalam kebangsaan. Aneka ragam hayati dan hewani mendominasi kekayaan alam Indonesia, budaya dan bahasa sering kita jumpai perbedaaanya misal antara bahasa jawa dan sunda. Tentu berbeda. Maka kita ambil abstraksi dari budaya dan mengaitkannya dengan matematika. Matematika memiliki potensi kekayaan yang terkandung. Sepucuk menara Eiffel terdapat pandangan matematika secara filibilis, tapi kita mencintai bangsa kita yang secara kebudayaan tak terhingga batasannya. Sama halnya matematika tak punya batasan nilai. Konklusi Matematika memiliki karakter yang berbeda dengan semua cabang ilmu dan pengetahuan lainnya. Dengan kata lain matematika rajanya ilmu pengetahuan. Termasuk budaya dalam negara kita, maka budaya pun telah mengadopsi makna dari matematika. Perwujudan matematika dalam budaya kita seperti arsitektur rumah adat, pesona kaghati, prasasti, bentuk motif fraktal, keindahan geometri rafflesia, Gapura Ulun Danu serta kehidupan alam sekitar yang terdapat dalam Bangsa kita Implikasai yang dibangun melalui budaya sebagai abstraksi matematika dan karakter sebagai wujud filosofi kebangsaan. Matematika bukan hanya momok menakutkan sekaligus bukan bahan permasalahan, tapi kita memandang sebagai asumsi-asumsi yang abstraksi dan absolute. Motif batik dan arsitektur rumah adat itu sebagai perwujudan absolute tentang matematika di dalam kebangsaan. DAFTAR PUSTAKA.. Pembahasan Mahir UN & US. Yrama Widya, Rahman, Abdul. 2016. Pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika. Aksioma. Univ. Tadulako. Soedjadi. 2000. Kiat pendidikan matematika di indonesia, konstatasi keadaan masa kini menuju harapan masa depan. Jakarta: Dijen Dikti Kemdikbud. Sumardyono.. Matematika dan karakter. Sleman: PPPPTK Matematika Suyanto. 2010. Urgensi Pendidikan Karakter. Ditjen Mandikdasmen- Kementerian Pendidikan Nasional