DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI



dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

LANGKAH KEBIJAKAN PETA JALAN PNPM MANDIRI 2012

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 2 Tahun : 2015

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

PENANGGULANGAN KEMISKINAN HLM, LD Nomor 4 SERI D

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM

PENINGKATAN AKSES DAN KUALITAS LAYANAN DASAR BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN RENTAN. 8 Mei 2018

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2015 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DESA GIRIPANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG. RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKPDes)TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

UU Nomor 16 Tahun 2006 Tentang SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (SP3K)

LAMPIRAN. Panduan Pertanyaan dalam Wawancara Mendalam. Nama :... Peran di PNPM-MPd :...

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PETA JALAN PNPM MANDIRI DAN KEBERLANJUTAN PROGRAM HADI SANTOSO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

KEBERLANJUTAN DAN PENATAAN KELEMBAGAAN PNPM MPd

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 40 TAHUN 2013

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014

BAB VI KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

NOMOR 7 TAHUN 2017 TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG,

Pelembagaan Penguatan Warga, Organisasi Warga dan Pemerintah Desa dalam rangka mendorong Kemandirian Desa di Kabupaten Lombok Utara

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 51 TAHUN 2007 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SAMBUTAN PEMBUKAAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

PNPM MANDIRI PERDESAAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SINJAI TAHUN

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2014

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NOMOR : PM.26/UM.001/MKP/2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 5 Tahun : 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ARAHAN DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA PADA ACARA

BAB V MEKANISME PELAKSANAAN RENCANA AKSI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk

Bantul, Desember Kepala. Drs. Trisaktiyana, M.Si Pembina Utama Muda/IVc NIP

PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NOMOR : KM.18/HM.001/MKP/2011 TENTANG

BAB 4 Rencana Anggaran Pembangunan Sanitasi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PNPM MANDIRI

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BAB V PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI DI KAB. BULELENG

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

GERAKAN PEMBANGUNAN DESA SEMESTA (GERAKAN DESA) BERBASIS KAWASAN UNTUK PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

BAB V PENUTUP. 1. Kesimpulan Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan yang memberikan hibah kepada

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 01 /PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya

Transkripsi:

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI Bahwa kemiskinan adalah ancaman terhadap persatuan, kesatuan, dan martabat bangsa, karena itu harus dihapuskan dari bumi Indonesia. Menghapuskan kemiskinan merupakan tanggung jawab semua komponen bangsa dan membutuhkan kerja keras yang terorganisasi untuk mewujudkan cita-cita masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Maka sesuai hasil pertemuan nasional PNPM Mandiri tanggal 28 s/d 30 April 2008 di Jakarta, kami yang terlibat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri bersepakat: 1. Mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat melalui pengintegrasian seluruh program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat melalui PNPM Mandiri, mulai dari proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan hingga pemeliharaan hasil pembangunan, termasuk mekanisme kerja lembaga pemerintah, swasta, dan lembaga masyarakat. 2. Memperkuat penyelenggaraan otonomi daerah dalam penanggulangan kemiskinan melalui: (a) pengintegrasian seluruh perencanaan partisipatif ke dalam perencanaan dan penganggaran daerah; (b) penyaluran secara langsung seluruh dana program kemiskinan pemerintah ke dalam anggaran pemerintah daerah yang telah terbukti memiliki inisiatif dan kinerja yang baik. 3. Menata berbagai peraturan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah agar tercipta iklim yang kondusif untuk mengoptimalkan peran serta berbagai pihak dalam penanggulangan kemiskinan. Deklarasi dan Rekomendasi Temu Nasional PNPM Mandiri - Jakarta, 28-30 April 2008 1

4. Meningkatkan keterlibatan perempuan dan kelompok marjinal dalam pengambilan keputusan dan seluruh proses pengelolaan program untuk mengakses pelayanan dasar (pendidikan, kesehatan, air bersih dan sanitasi), sumber daya alam dan ekonomi. 5. Menumbuhkembangkan jejaring komunitas dan lintas pelaku untuk terciptanya sinergi dengan semangat kesetiakawanan dan kebangsaan. 6. Mewujudkan kemandirian desa/kelurahan berbasis masyarakat melalui proses pembelajaran dan kemitraan agar mampu menghasilkan keputusan pembangunan yang rasional dan adil, sadar akan hak dan kewajibannya, mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, dan mengelola berbagai aset dan sumber daya yang ada secara berkelanjutan, akuntabel, dan berkeadilan. 7. Memperkuat kapasitas dan kompetensi pendamping masyarakat sebagai ujung tombak pemberdayaan masyarakat serta pengakuan terhadap profesi dan kinerja untuk mewujudkan kewirausahaan sosial. Seluruh komitmen ini dilaksanakan untuk mewujudkan masyarakat yang berdaya dan mandiri sebagai modal sosial Bangsa Indonesia dalam rangka menghapus kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dengan semangat Kebangkitan Nasional, mari kita serukan: Bangkit Bersama untuk Mandiri Jakarta, 30 April 2008 Deklarasi dan Rekomendasi Temu Nasional PNPM Mandiri - Jakarta, 28-30 April 2008 2

REKOMENDASI TEMU NASIONAL PNPM MANDIRI TAHUN 2008 A. SINKRONISASI 1. Memperkuat integrasi proses perencanaan pembangunan partisipatif untuk mewujudkan keseinambungan pembangunan dalam upaya mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan amanat Undangundang No. 25 Tahun 2006 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). 2. Memperkuat komitmen pemerintah untuk mewujudkan perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan pembangunan yang terintegrasi, sinergis, responsif, dan berpihak kepada masyarakat miskin. 3. Seluruh Lembaga Pemerintah, Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang terlibat dalam penanggulangan kemiskinan atau mempunyai program penanggulangan kemiskinan harus menggunakan pendekatan atau mekanisme PNPM Mandiri. 4. Adanya peraturan pemerintah yang mengatur kewajiban pemerintah daerah untuk merealisasikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dalam Rencana Pembangunan Tahunan minimal 20% dari total APBD. B. DATA 1. Mengembangkan baseline data dengan kriteria lokal spesifik. Data dasar Rumah Tangga Miskin (RTM) tersebut dikembangkan secara partisipatif bersama masyarakat dan para pemangku kepentingan lainnya. 2. Data yang berasal dari masyarakat tersebut harus diakui dan dijadikan acuan baik oleh perencana program PNPM Mandiri maupun oleh lembaga-lembaga lainnya (pemerintah pusat, daerah, maupun swasta). Deklarasi dan Rekomendasi Temu Nasional PNPM Mandiri - Jakarta, 28-30 April 2008 3

3. Untuk pengakuan sebagai legitimasi, baik metodologi pengembangan maupun datanya harus diberi dasar hukum yang sesuai (misalnya: SK Bupati). 4. Mengembangkan sistem data dan informasi PNPM Mandiri yang terintegrasi, terbuka, dan partisipatif. Perlu ada keterbukaan terhadap berbagai sumber data dalam semua proses perencanaan. 5. Perlu mekanisme integrasi data dan kerjasama dalam hal data. Dalam hal ini Badan Pusat Satatistik (BPS) dapat berperan dan dimanfaatkan untuk menyalurkan data yang dilegitimasi oleh Pemda. 6. Untuk meningkatkan kelayakan data dan mengoptimalkan penggunaan data di tingkat lokal, perlu ada upaya berlanjut untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan pemangku kepentingan lain dalam hal pengembangan dan pemanfaatan data oleh semua pihak. 7. Upaya pengembangan data harus dipertimbangkan sebagai salah satu fokus kerjasama antar lembaga, termasuk sharing dana dalam pendataan. 8. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengumpulan dan pemanfaatan data, penggunaan teknologi informasi yang tepat guna harus dipertimbangkan. C. KELEMBAGAAN 1. Menempatkan kelembagaan masyarakat yang terbentuk melalui program PNPM Mandiri menjadi lini depan pelaksana program penanggulangan kemiskinan. 2. Memperkuat kemandirian BKM, LKM, UPK, OMS, dan menjaga kepercayaan yang selama ini telah terbangun. 3. Mendorong kerjasama yang lebih baik, antara BKM, LKM, UPK, OMS dengan lembaga lokal. D. LEMBAGA KEUANGAN MASYARAKAT 1. Memperjelas dasar hukum lembaga yang mengelola dana bergulir untuk masyarakat dan diperkuat menjadi Lembaga Keuangan Masyarakat agar tetap berkelanjutan namun tanpa mengubah ruh (prinsip) lembaga asal. Lembaga ini tidak berhenti setelah PNPM berakhir. Deklarasi dan Rekomendasi Temu Nasional PNPM Mandiri - Jakarta, 28-30 April 2008 4

E. REGULASI 1. Perlu adanya Perpres PNPM Mandiri agar tidak terjadi perbedaan konsep diantara program/proyek di dalamnya, dan menjaga keterpaduan dengan kebijakan perencanaan pembangunan lainnya, baik pusat maupun daerah. 2. Perpres PNPM Mandiri memberikan payung hukum kepada pemerintah daerah untuk membuat Perda Perencanaan Partisipatif, untuk kepentingan melindungi Sistem Perencanaan Pembangunan Partisipatif termasuk pengalokasian anggaran dalam APBD. 3. Daerah perlu membuat Perda Badan Kerjasama Antar Desa (BAKD) sebagai penjabaran UU No. 32/2004 dan PP No. 72/2006, untuk keperluan melindungi dan melestarikan aset PNPM Mandiri. F. FORUM ANTAR PELAKU 1. Mempertegas Tim Koordinasi PNPM Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam hubungan antar pelaku. 2. Sangat diperlukan adanya kelompok-kelompok pemantau independen sebagai bagian dari program. 3. Perlu dilakukannya penguatan terhadap kelompok pemantau, baik di tingkat kecamatan, kabupaten, atau propinsi (Fasilitator, Konsultan Provinsi dan Kabupaten serta Konsultan Manajemen Pusat). 4. Melibatkan pemangku kepentingan dan kelompok masyarakat lain yang peduli terhadap peningkatan kapasitas masyarakat miskin. 5. Membangun kemitraan masyarakat dengan berbagai pihak untuk menggalang sumberdaya pembangunan dan mensinergikan upaya penanggulangan kemiskinan. G. KETERLIBATAN PEREMPUAN 1. Meningkatkan peran serta perempuan dalam setiap tahapan kegiatan/program sesuai dengan budaya lokal. Deklarasi dan Rekomendasi Temu Nasional PNPM Mandiri - Jakarta, 28-30 April 2008 5

H. PENGELOLAAN ASET 1. Mendorong terbangunnya mekanisme pengelolaan aset terhadap hasil pelaksanaan kegiatan sesuai dengan kebijakan dan kearifan lokal di masingmasing daerah. I. PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) 1. Perusahaan dilibatkan dalam PNPM Mandiri dengan bingkai program Corporate Social Responsibility (CSR). Bentuk keterlibatan perusahaan disesuaikan dengan sifat, lokasi, dan skala perusahaannya. 2. Perusahaan harus berperan serta dalam upaya kolaboratif Penanggulangan Kemiskinan dengan menyesuaikan agenda CSR-nya. J. PENGUATAN KAPASITAS 1. Adanya penguatan kapasitas masyarakat dalam menyusun rencana yang visioner, termasuk memfasilitasi kemitraan dan jaringan kerja antara masyakat dengan pihak ketiga di bidang: teknologi, riset produk unggulan lokal, pasar, dan lain-lain. 2. Penguatan masyarakat untuk dapat melakukan pemantauan program. 3. Memberikan pelatihan yang berkelanjutan dan pendampingan paska pelatihan. 4. Melibatkan masyarakat dalam menentukan kebutuhan peningkatan kapasitasnya. 5. Membuat program-program yang berdampak langsung pada peningkatan kapasitas masyarakat. 6. Adanya penguatan kelembagaan pemerintahan (desa/kelurahan) sehingga seluruh informasinya menjadi transparan dan akuntabel. 7. Memperkuat komitmen kepala desa/lurah sebagai pelaku program melalui komunikasi dan pelatihan kepala desa/lurah. 8. Revitalisasi dan penguatan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD). Deklarasi dan Rekomendasi Temu Nasional PNPM Mandiri - Jakarta, 28-30 April 2008 6

K. METODOLOGI PENDEKATAN 1. Kegiatan yang dikembangkan program/proyek PNPM Mandiri selalu disesuaikan dengan kondisi lokal, berupa open menu sesuai kebutuhan masyarakat. 2. Sosialisasi merupakan salah satu kunci keberhasilan dari sebuah program, dengan menggunakan berbagai media yang ada dan sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing tempat. L. LAIN-LAIN 1. Adanya Bantuan Operasional dari Pemda (APBD) maupun Pemerintah Pusat (APBN) untuk pelaksana lapangan. 2. Mengakui keberadaan pendamping masyarakat sebagai ujung tombak proses pemberdayaan dan memberikan perhatian terhadap peningkatan kesejahteraannya. Deklarasi dan Rekomendasi Temu Nasional PNPM Mandiri - Jakarta, 28-30 April 2008 7