Management dan Skills Early Warning Score (EWS) dan Maternity Early Warning Score (MEWS) Natasya Al Baihaqi

dokumen-dokumen yang mirip
Novianto Kurniawan SMF Anestesi RSUD Muntilan

TRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK PINDAH PERAWATAN

Nursing Early Warning Scoring System (NEWSS)

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG

PEDOMAN PELAYANAN KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN

PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER)

sistem monitoring dengan skoring INDONESIA HEALTHCARE FORUM Bidakara Hotel, Jakarta WEDNESDAY, 3 February 2016

SURAT KEPUTUSAN PEMIMPIN BLUD RSUD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TANJUNGPINANG NOMOR : / SK-RSUD PROV / X / 2016 T E N T A N G

TABULASI POKJA PAP ( PELAYANAN ASUHAN PASIEN)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Pengertian Transfer C. Tujuan

BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yang berlebihan terhadap infeksi. Sepsis sering terjadi di rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia merupakan infeksi akut di parenkim paru-paru dan sering

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang Lingkup Keilmuan: Anastesiologi dan Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dimulai pada bulan juni 2013 sampai juli 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis menimbulkan suatu respon imun yang berlebihan oleh tubuh

Hospital Public Training Schedule

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI

PANDUAN PELAKSANAAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (HOSPITAL CASE MANAGER)

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR Nomor:000/SK/RSMH/I/2016

PT. AR. MUHAMAD RUMAH SAKIT AR. BUNDA JL. ANGKATAN 45 KEL. GUNUNG IBUL TELP. (0713) FAX. (0713) PRABUMULIH SUM - SEL 31121

BAB I PENDAHULUAN. multiorgan, ini disebut septic shock. Sepsis merupakan SIRS (Systemic. tempat infeksi, maka ini disebut dengan sepsis berat.

CODE BLUE SYSTEM No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/4 Disusun oleh Tim Code Blue Rumah Sakit Wakil Direktur Pelayanan dan Pendidikan

Panduan Penetapan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ( DPJP )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gamping, Sleman, Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. dimana milik Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

Pendekatan Interprofessional Collaborative Practice dalam Perawatan Pasien Katastropik

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

ABSTRAK. Kata kunci: Preeklampsia

GAMBARAN SKOR PEDIATRIC EARLY WARNING SCORE (PEWS) PADA POLA RUJUKAN PASIEN ANAK DI INSTALASI GAWAT DARURAT

PHARMACIST CREDENSIALS IN THE INDONESIAN NATIONAL ACCREDITATION STANDARD 2012 VERSION

Pediatric Early Warning Score: What Our Next Step?

PENDAHULUAN. RJP. Orang awam dan orang terlatih dalam bidang kesehatanpun dapat. melakukan tindakan RJP (Kaliammah, 2013 ).

JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014

ANGKA KEMATIAN DI RUMAH SAKIT, ADA APA DENGANNYA,.

BAB 5 PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)

PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA BAB I

PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DENGAN TINDAKAN RESUSITASI NEONATUS GAWAT NAFAS

RUMAH SAKIT ISLAM ARAFAH JAMBI Jln. Mpu Gandring No. 1 Kebun Jeruk Jambi Telp ,62711/ Fax RSI.

PAB: Maksud Anestesi, sedasi, dan intervensi bedah adalah sering dilakukan dan kompleks Hal-hal tersebut membutuhkan: Pengkajian yang lengkap dan meny

CHECKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN AKREDITASI POKJA PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB) NO. MATERI DOKUMEN NILAI KETERANGAN Elemen Penilaian PAB 1.

BAB I PENDAHULUAN. (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh

Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di Unit Dialisis

BAB I DEFINISI BAB II A. DEFINISI

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

Rakor Bidang Keperawatan, PP dan PA. Kirana, 9 Agustus 2016

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pedoman penyelanggaran pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di

PANDUAN PELAYANAN PASIEN

Medical management in primary care

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester Keperawatan Gawat Darurat Fakultas Kedokteran

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah nyata terjadi maupun berpotensi untuk terjadi yang mengancam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

20 STANDAR, 70 ELEMEN PENILAIAN. dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes Komisi Akreditasi Rumah Sakit

dalam yang memenuhi standar profesi serta peraturan perundang- undangan. (R) Pedoman Pelayanan

PROGRAM IMPLEMENTASI POKJA PELAYANAN PASIEN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan lain-lain. Pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive

RUMAH SAKIT ISLAM ARAFAH JAMBI Jln. Mpu Gandring No. 1 Kebun Jeruk Jambi Telp ,62711/ Fax RSI.

BAB I PENDAHULUAN. Clinical Pathway, selanjutnya disingkat CP, merupakan konsep perencanaan

BAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning :

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

BAB I PENDAHULUAN. denyut/menit; 3. Respirasi >20/menit atau pa CO 2 <32 mmhg; 4. Hitung leukosit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

AP (ASESMEN PASIEN) AP.1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PENENTUAN KEMATIAN DAN PEMANFAATAN ORGAN DONOR

Bagaimana Penulisan SOAP oleh Farmasi? Tim KARS

KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG KEBIJAKAN PEMBUATAN CLINICAL PATHWAYS

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.A DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE II DISERTAI DEHIDRASI RINGAN DI RSUD SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. (Permenkes RI, 2011). Institusi yang kompleks memiliki arti bahwa rumah sakit

PANDUAN PENUNTUN SURVEI AKREDITASI UNTUK BAB PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ====================================== ==========================

BAB I PENDAHULUAN. Unit perawatan intensif atau yang sering disebut Intensive Care Unit

I.Pengertian II. Tujuan III. Ruang Lingkup IV. Prinsip

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

JCI - PATIENT CENTERED STANDARDS

Perdarahan Post Partum Akibat Anemia pada Ibu Hamil di RSUD Tugurejo Semarang

MODEL PRAKTIK KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI (PAB)

HUBUNGAN APACHE II SCORE DENGAN ANGKA KEMATIAN PASIEN DI ICU RSUP DR. KARIADI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN

HEALTH RECORDS IN LONG TERM CARE AND REHABILITATION FACILITIES

Peran Kefarmasian dari Aspek Farmasi Klinik dalam Penerapan Akreditasi KARS. Dra. Rina Mutiara,Apt.,M.Pharm Yogyakarta, 28 Maret 2015

UU No 29:2004 PRAKTIK KEDOKTERAN. Law & Regulation MEDICAL RECORD AUDIT SYSTEM 11/22/12 REKAM MEDIS PARAGRAF 3. Pasal 46

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk memperbaiki kualitas dan merupakan prinsip dasar dalam pelayanan pasien

Langkah-langkah Implementasi Bab - KPS KARS

PANDUAN CARA IDENTIFIKASI DAN PENYIMPANAN OBAT YANG DIBAWA OLEH PASIEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi perubahan meliputi perubahan fisik, emosional ibu dan status

Bismillaahirrahmaanirrahiim PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI NOMOR : 092/RSTAB/PER-DIR/III/2015

Transkripsi:

Management dan Skills Early Warning Score (EWS) dan Maternity Early Warning Score (MEWS) Natasya Al Baihaqi

Rumah Sakit di Jawa Barat mengembangkan Early Warning Scoring System Monitoring tanda-tanda vital dan mengatur tim reaksi cepat untuk meningkatkan asuhan secara klinis sehingga dapat mencegah perburukan lebih lanjut pada pasien

Tujuan Pendekatan dengan penggunaan EWS/MEWS memberikan keuntungan karena telah memfasilitasi beberapa aspek manajemen pada kondisi kritis Terutama pada level 2, akan menjadi syarat area perawatan yang dituju harus memiliki staf yang kompeten dengan keahlian klinis yang tepat Untuk mengelola situasi klinis, baik secara mandiri/kolaborasi dalam perawatan antara staf medis / keperawatan / kebidanan. Contoh: perawatan akan mewajibkan pemantauan kardiovaskular invasif dan intervensi untuk preeklampsia atau perdarahan masif di ruang bersalin.

Level of Care Defining critical care required by the mother will be dependent on the number of organs requiring support and the type of support required as determined by the Intensive Care Society s Level of Care Levels of Critical Care for Adult Patients. Standards and Guidelines. ICS, London 2009

The levels of support care: Level 0 Pasien yang membutuhkan perawatan di ruangan rawat inap biasa Level 1 Pasien yang memiliki kondisi/beresiko mengalami perburukan dan membutuhkan level perawatan dan observasi yang lebih tinggi. Level 2 Pasien yang membutuhkan monitoring invasif/intervensi yang dapat membrikan suport pada kegagalan fungsi satu sistem (excluding advanced respiratory support). Level 3 Pasien yang membutuhkan advanced respiratory support (mechanical ventilation) alone or basic respiratory support along with support of at least one additional organ.

EWS adalah sebuah sistem skoring fisiologis yang umumnya digunakan pada pasien dewasa sebelum pasien mengalami kondisi kegawatan. Skoring EWS disertai dengan algoritme tindakan berdasarkan hasil skoring dari pengkajian pasien (Duncan & McMullan, 2012).

Pendeteksian dini untuk melacak atau menemukan pasien yang mengalami perburukan kondisi dengan hasil analisa tanda-tanda vital dalam parameter fisiologis sesuai hasil scoring. Dan memicu panggilan team medik reaksi cepat untuk memberikan intervensi secara cepat pada pasien dengan status kondisi yang memburuk (Kyriacos, Jelsma, Jordan, 2011).

Jenis Tools Jenis tools yang dapat digunakan di Area maternitas adalah: 1) Ginekologi Onkologi : Early Warning Score 2) Obstetri : Maternity Early Warning Score

Early Warning Score (EWS) Merupakan tools yang digunakan untuk melakukan asesmen pada pasien dewasa yang sakit. Sistem yang sederhana yang menggunakan parameter fisiologik. Productnya dapat digunakan mengidentifikasi pasien secara cepat, dimana pasien secara klinis mengalami perburukan dan membutuhkan intervensi segera. Setiap parameter dinilai Dari 5 parameter dijumlahkan Jumlah parameter menunjukkan intervensi

Bagaimana menggunakan Langkah langkah penerapan 6 (enam) parameter fisiologis dalam Early Warning Score System yaitu sebagai berikut : 1. Petugas Kesehatan (dokter atau perawat) mengukur skor untuk setiap paramer fisiologis, dimulai dari: a. Tingkat kesadaran (pilih salah satu tingkat kesadaran ) b. Tekanan Darah Sistolik c. Nadi d. Frekuensi e. Pernafasan f. Suhu tubuh g. Keluaran urin.

CARA PENILAIAN

2. Berikan tanda titik dengan ball point tepat di titik tengah kolom pada lembar observasi Early Warning Score System sesuai dengan nilai hasil ukur yang didapat serta perhatikan warna dan jumlahkan nilai yang didapat. 3. Petugas kesehatan merata-rata kan hasil yang didapat dan tambahkan skor 2 pada pasien yang mendapatkan terapi oksigen dan jumlahkan total skornya.

PENANGANAN

BILA TERJADI HENTI NAFAS, HENTI JANTUNG

Maternity early warning systems (MEWS) Maternity early warning systems (MEWS) or physiological track and trigger systems (TTS) are bedside tools that have been developed for use in maternity care to assess basic maternal physiological parameters, to identify women with developing, established or deteriorating critical illness. While there is some evidence to suggest that modified early obstetric warning systems (MEOWS) may be useful in predicting morbidity (Carle, Alexander, Columb, Johal, 2013).

Maternity Early Warning Score (MEWS) MEWS adalah panduan dan proses untuk deteksi dini kondisi yang mengancam kehidupan pada masa kehamilan sampai dengan 42 hari postnatal (O Connor, Reid, 2010). Maternity Early Warning Score adalah suatu metode monitoring untuk mendeteksi perubahan kondisi pasien maternitas secara dini

MEWS digunakan untuk pasien maternitas yang rawat inap, didiagnosa secara klinis dengan kehamilan hingga 42 hari postnatal periode terlepas dari usia, lokasi atau alasan dirawat. (Grade C)

Measurement & Documentation of Observations MEWS TIDAK digunakan untuk pasien bersalin dan pasien high care/intensif care. Tanda-tanda vital pada proses persalinan dicatat pada partogram. Set terakhir dari tanda-tanda vital untuk masingmasing unit harus didokumentasikan pada MEWS sebelum mentransfer ke bangsal postnatal. (Grade C)

MEWS digunakan untuk perawatan klinis dan tidak dirancang untuk menggantikan penilaian klinis. Penilaian klinis terhadap pasien memicu panggilan untuk staf medis terlepas dari MEWS. (Grade D)

Clinical Communication & Escalation of Care Metode komunikasi SBAR harus digunakan bila mengkomunikasikan informasi dalam kaitannya dengan perburukan dan / atau kritisnya pasien. Di mana situasi dianggap menjadi penting, ini harus jelas dinyatakan pada awal komunikasi. (Grade B)

Penunjukan dokter senior harus disepakati secara intern oleh bagian kebidanan dan manajemen senior medis. (Grade D) Pada penyakit akut, pertimbangan awal harus diberikan untuk konsultasi dengan profesional dari spesialisasi medis lainnya baik di dalam maupun dari luar unit bersalin. (Grade D)

Bagaimana menggunakan Langkah langkah penerapan 6 (enam) parameter fisiologis dalam Early Warning Score System yaitu sebagai berikut : 1. Petugas Kesehatan (dokter/perawat/bidan) mengukur skor untuk setiap paramer fisiologis, dimulai dari: a. Tingkat kesadaran (pilih salah satu tingkat kesadaran ) b. Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik c. Nadi d. Frekuensi e. Pernafasan f. Suhu tubuh g. Keluaran urin.

CARA PENILAIAN

Lanjutan...

Setiap penurunan tingkat kesadaran (skala AVPU) harus selalu dianggap signifikan dan bertindak segera mungkin (Grade C) Waktu pengamatan klinis akan tergantung pada keadaan klinis pasien (Grade D)

Saturasi oksigen tidak secara rutin diukur pada semua pasien, dan hanya diukur dalam keadaan berikut: - Jika tingkat respirasi diluar parameter normal - Jika kondisi medis membutuhkan pengukuran tingkat saturasi oksigen misalnya gangguan pernapasan, High Care Dependency.

Level Score pada MEWS Low-score group: (MEWS =3) Peningkatan frekuensi dan observasi perawat/bidan in charge alerted. Medium-score group: (MEWS =4, 5) Urgent call to team with primary medical responsibility for the patient, lapor kepada Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) Simultaneous call to personnel with core competences for acute illness (Tim Reaksi Cepat, a specialist trainee in anaesthesia, obstetrics, acute medical or surgical specialty) High-score group: (MEWS 6) Emergency call (Tim yang memiliki kompetensi maternity critical care), terdiri dari: dokter dan perawat/bidan yang dapat melakukan assessment of the critically ill patient, memiliki kemampuan advanced airway management and resuscitation skills. Immediate response.

Tim Reaksi Cepat Tim yang terlatih untuk mengidentifikasi tanda tanda fisiologi sebelum ada perburukan gejala klinis yang signifikan untuk mengantisipasi kejadian henti jantung dan henti nafas.

Di RSHS... Dokter Konsulen ( Wakil dari setiap SMF yang ditunjuk ) Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ( DPJP) Dokter jaga setiap SMF Kepala Ruang setiap ruangan Case manager setiap ruangan Perawat jaga setiap ruangan (minimal Perawat Klinik II)

Tugas Tim Reaksi Cepat 1) Mengidentifikasi kondisi pasien yang mengalami perburukan 2) Ketua Tim Perawat, melaporkan kepada Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) tentang kondisi pasien 3) Memberikan tindakan resusitasi yang dibutuhkan dalam waktu kurang dari 5 menit. 4) Mendokumentasikan tindakan dan hasilnya di rekam medik. 5) Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang tanda tanda perburukan

Referensi Mackintosh N, Watson K, Rance S, Sandall J. (2014). Value of a modified early obstetric warning system (MEOWS) in managing maternal complications in the peripartum period: an ethnographic study. BMJ quality & safety. 2014;23(1):26-34. Carle C, Alexander P, Columb M, Johal J. (2013). Design and internal validation of an obstetric early warning score: secondary analysis of the Intensive Care National Audit and Research Centre Case Mix Programme database. Anaesthesia. 2013;68(4):354-68.

Duncan, K., & McMullan, C. (2012). Early Warning System. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Kyriacos U, Jelsma J, Jordan S (2011) Monitoring vital signs using early warning scoring systems: a review of the literature. Journal of Nursing Management 19: 311 330 Fitzpatrick C, Scholefield H, Ryder P, et al. Charting of observations and modified early warning score in a high risk obstetric ward. 2010 O Connor K, Reid J. (2010). Impact of modified early obstetric warning score systems on monitoring of basic physiological parameters on maternity wards. International Journal of Obstetric Anesthesia 2010;19. Tucker, KM, Brewer, TL, Baker, RB, Demeritt, B, & Vossmeyer, M (2009). Journal for Specialists in Pediatric Nursing. 14(2), 79-85