Analisis Performa High Pressure Heater (HPH) pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo

BAB I PENDAHULUAN. listrik. Adapun pembangkit listrik yang umumnya digunakan di Indonesia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan

ANALISIS EFISIENSI EFEKTIF HIGH PRESSURE HEATER (HPH) TIPE VERTIKAL U SHAPE DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP AMURANG UNIT 1

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo

ANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

UNIVERSITAS DIPONEGORO ANALISA PERFORMA HIGH PRESSURE HEATER 1 PADA UNIT 1 PLTU 3 JAWA TIMUR TANJUNG AWAR-AWAR TUBAN TUGAS AKHIR

ANALISA UNJUK KERJA THERMAL ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE PEMANAS TEKANAN RENDAH ( LOW PRESSURE HEATER 1) PADA PLTU UNIT 3 SEKTOR BELAWAN

ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR

ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts

STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE

PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP SISTEM UAP EKSTRAKSI PADA DEAERATOR PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2

ANALISA EFEKTIVITAS HIGH PRESSURE HEATER UNIT 2 DENGAN LAJU ALIRAN AIR 59,721 kg/s PADA PLTU PANGKALAN SUSU PT PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO ANALISA KINERJA HIGH PRESSURE HEATER #1 UNIT #20 DI PT PJB UBJ O&M PLTU REMBANG TUGAS AKHIR YOHANES ADI SANTOSO FAKULTAS TEKNIK

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK SIMULASI SIKLUS RANKINE (STEAM POWER PLANT SYSTEM) SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN TERMODINAMIKA TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA KINERJA PULVERIZED COAL BOILER DI PLTU KAPASITAS 3x315 MW

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 60 MW DI PLTU PEMBANGKITAN LISTRIK SEKTOR BELAWAN

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3

PENGARUH REKUPERATOR TERHADAP PERFORMA DARI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER

LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisa Termodinamika Pengaruh Penurunan Tekanan Vakum pada Kondensor Terhadap Performa Siklus PLTU Menggunakan Software Gate Cycle

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

ANALISA EFISIENSI ISENTROPIK TURBIN UAP PADA PLTU 1 JAWA BARAT INDRAMAYU TUGAS AKHIR BAYU PAMUNGKAS

Tenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.

BAB III LOW PRESSURE DRAIN PUMP

BAB I PENDAHULUAN. modern ini, Indonesia sudah banyak mengembangkan kegiatan pendirian unit -

UNIVERSITAS DIPONEGORO ANALISA PENGARUH HIGH PRESSURE HEATER 1 INSERVICE DAN OUTSERVICE TERHADAP EFISIENSI TERMAL PLTU 1 JAWA TIMUR PACITAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir dan kriteria penelitiannya adalah sebagai berikut:

KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES

STUDI DESAIN KONSEPTUAL SISTEM BALANCE OF PLANT (BOP) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) SKALA KECIL

UNIVERSITAS DIPONEGORO EVALUASI UNJUK KERJA TURBIN UAP UNIT 1 PLTU 1 JAWA TIMUR PACITAN DENGAN METODE HEAT RATE DAN EFISIENSI TERMAL

PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM ABSTRAK

EVALUASI PERFORMA TURBIN UAP UNIT 1 PLTU 3 JAWA TIMUR TANJUNG AWAR-AWAR TUBAN DENGAN METODE HEAT RATE AMRISYAH PAHLEVI SETYA GUSTI

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERHITUNGAN KINERJA PERPINDAHAN PANAS LOW PRESSURE HEATER 5 DAN 6 UNIT 1 PADA BEBAN 350 MWPLTU 3 JAWA TIMUR TANJUNG AWAR-AWAR

BAB III PROSES PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

ANALISIS SIKLUS KOMBINASI TERHADAP PENINGKATAN EFFISIENSI PEMBANGKIT TENAGA

ANALISIS PERFORMA BOILER BASUKI BERDASARKAN RASIO ANTARA BAHAN BAKAR DAN STEAM DI PT. INDO ACIDATAMA Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan meningkatnya

ANALISA COOLING SISTEM GE FRAME 9 PLTG SICANANG 120MW

OLEH : SIGIT P.KURNIAWAN

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

Analisa Efisiensi Isentropik dan Exergy Destruction Pada Turbin Uap Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap

EVALUASI PERFORMA BOILER TYPE B&WB-1050/18.44-M UNIT II PLTU 1 JAWA BARAT INDRAMAYU PADA VARIASI BEBAN DENGAN METODE LANGSUNG TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. menghasilkan energi listrik. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas

ANALISIS PENGARUH KANDUNGAN KARBON TETAP PADA BATUBARA TERHADAP EFISIENSI KETEL UAP PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2

Cara Kerja Pompa Sentrifugal Komponen Komponen Pompa Sentrifugal Klasifikasi Pompa Sentrifugal Boiler...

Perancangan Termal Heat Recovery Steam Generator Sistem Tekanan Dua Tingkat Dengan Variasi Beban Gas Turbin

Analisa Energi, Exergi dan Optimasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Super Kritikal 660 MW Nasruddin*, Pujo Satrio

BAB III METODE PERHITUNGAN

STUDI PADA PENGARUH FEEDWATER HEATER 7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE

PENGARUH PENURUNAN VACUUM PADA SAAT BACKWASH CONDENSER TERHADAP HEAT RATE TURBIN DI PLTU

LAPORAN TUGAS AKHIR PROTOTYPE POWER GENERATION

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH REDESIGN MOTORIZED OPERATING VALVE (MOV) DEBRIS FILTER TERHADAP EFISIENSI PANAS CONDENSOR PLTU 1 JAWA BARAT INDRAMAYU

ANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI TURBINE GENERATOR QFSN B UNIT 10 dan 20 PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi

PENGARUH UNJUK KERJA AIR HEATER TYPE LJUNGSTORM TERHADAP PERUBAHAN BEBAN DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT I BERDASARKAN PERHITUNGAN ASME PTC 4.

ANALISA ENERGI DAN EKSERGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BANTEN 3 LONTAR

Exercise 1c Menghitung efisiensi

UNIVERSITAS DIPONEGORO ANALISA KEBUTUHAN UDARA UNTUK PEMBAKARAN SEMPURNA PADA BOILER UNIT 1 PLTU 3 JAWA TIMUR TANJUNG AWAR-AWAR TUGAS AKHIR

Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru, Kode Pos Abstract

ANALISA PERFORMANSI BOILER DENGAN TYPE DG693/ PADA PLTU PANGKALAN SUSU LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI MEKANIK

Pengaruh Feedwater Heater Terhadap Efisiensi Sistem Pembangkit 410 MW dengan Pemodelan Gate Cycle

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena serta hubungan-hubunganya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah

ANALISA PEMAKAIAN AIR HEATER TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI BOILER UNIT 3 PLTU PT. PLN (PERSERO) SEKTOR BELAWAN

ANALISIS UNJUK KERJA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) PADA PLTGU MUARA TAWAR BLOK 5 ABSTRAK

ANALISA TERMODINAMIKA PADA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP DENGAN VARIASI PEMBEBANAN DI UNIT PEMBANGKIT TENAGA UAP PT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Session 17 Steam Turbine Theory. PT. Dian Swastatika Sentosa

ANALISIS PEFORMA PLTU VERSUS VARIASI BEBAN PADA TURBIN UAP MENGGUNAKAN SOFTWARE CYCLE TEMPO. Dosen Pembimbing Dr. Ir. Budi Utomo Kukuh Widodo, ME

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan efisiensi boiler. Rotary Air Preheater, lazim digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

ANALISA UNJUK KERJA BOILER FEED PUMP TURBIN UNIT 2 PLTU 1 JAWA TENGAH REMBANG TUGAS AKHIR MOH FARIZ FAKHRUDDIN

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS ENERGI PENINGKATAN KINERJA MESIN PENDINGIN MENGGUNAKAN LIQUID-SUCTION SUBCOOLER DENGAN VARIASI TEMPERATUR LINGKUNGAN

ANALISA EFESIENSI CFB BOILER TERHADAP KEHILANGAN PANAS PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

ANALISIS SUB-BULUH PADA MODEL REAKTOR SUSUNAN BAHAN BAKAR BUJURSANGKAR ATAU HEKSAGONAL

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68

ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASHING TERHADAP EFISIENSI KOMPRESOR DAN EFISIENSI THERMAL TURBIN GAS BLOK 1.1 PLTG UP MUARA TAWAR

Pengaruh Kandungan Air pada Proses Pembriketan Binderless Batubara Peringkat Rendah Indonesia

TESIS. Oleh : SUJATMIKO NUGROHO

ANALISA PERFORMANSI COOLER LUBE OIL DENGAN KAPASITAS 300 TON/JAM PADA UNIT 2 DI PLTU LABUHAN ANGIN LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISIS CATU KALOR DAN EFEKTIVITAS HIGH PRESSURE HEATER (HPH 7) DI UNIT 1 PLTU INDRAMAYU TUGAS AKHIR

PERHITUNGAN PERFORMA HIGH PRESSURE HEATER #1 TIPE SHELL AND TUBE DI UNIT 2 PLTU 1 JAWA TIMUR PACITAN PADA BEBAN 200 MW TUGAS AKHIR

EVALUASI DESAIN TERMAL KONDENSOR PLTN TIPE PWR MENGGUNAKAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN

ANALISA PERFORMANSI KONDENSOR DENGAN KAPASITAS AIR PENDINGIN M 3 /JAM DI PT PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN LABUHAN ANGIN LAPORAN TUGAS AKHIR

Steam Power Plant. Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN EFESIENSI CFB BOILER TERHADAP KEHILANGAN PANAS PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Energi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi umat manusia

Studi Numerik Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas pada Tube Platen Superheater PLTU Pacitan

ANALISA EFISIENSI WATER TUBE BOILER BERBAHAN BAKAR COAL DENGAN KAPASITAS 110 TON/JAM PADA PLTU PANGKALAN SUSU

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK

Transkripsi:

Available online at http://semnas.mesin.pnj.ac.id Prosiding Seminar Nasional Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta (209), 90-98 Analisis Performa High Pressure Heater (HPH) pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Antie Nurfitriani *, Belyamin, dan Fachruddin Program Studi Pembangkit Tenaga Listrik, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Depok, 6425 Abstrak Peningkatan efisiensi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dapat dilakukan dengan rekayasa feedwater heater. Salah satu fungsi feedwater heater yaitu memberikan keuntungan efisiensi dalam siklus uap dengan meningkatkan suhu air masuk ke boiler, sehingga energi yang dibutuhkan boiler menjadi lebih sedikit. Untuk menentukan apakah suatu High Pressure Heater (HPH) memiliki performa yang baik maka dibutuhkan perhitungan nilai Terminal Temperature Difference (TTD), Drain Cooler Approach (DCA) dan Temperature Rise (TR) sesuai dengan The American Society of Mechanical Engineers Performance Test Codes (ASME PTC) 2. lalu dibandingkan dengan spesifikasi sesuai manual book masing-masing HPH dan dilakukan analisis agar diketahui HPH masih layak beroperasi atau perlu dilakukan pemeliharaan. Dari hasil perhitungan TTD dan DCA, banyak data aktual pada HPH yang melebihi data standar spesifikasinya, juga terjadi kenaikan nilai TTD dan DCA dari tahun 206-209 yang tidak terlalu besar. Selain itu, berdasarkan analisis yang merujuk pada Electric Power Research Institute (EPRI), maka dapat ditentukan bahwa peletakan alat-alat instrumentasi pada PLTU Adipala kurang presisi karena pada saat overhaul di bulan Januari 209, tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan pada HPH baik fouling maupun kerusakan lainnya. Sedangkan perhitungan nilai TR dari tahun 206-209 menunjukkan penurunan sebesar 3.74% pada HPH 8, 4.96% pada HPH 7, dan 4.33% pada HPH 6. Hal ini berarti penurunan performa HPH pada PLTU Adipala masih dalam batas normal. Kata-kata kunci: High Pressure Heater, Feedwater, TTD, DCA, TR. Abstract Increased efficiency in Steam Power Plant can be done with engineering feedwater heater. One function of feedwater heater is to provide efficiency advantages in steam cycle by increasing the temperature of water entering the boiler, so that the energy needed by the boiler becomes less. To determine whether a High Pressure Heater (HPH) has good performance, it is necessary to calculate the value of Terminal Temperature Difference (TTD), Drain Cooler Approach (DCA) and Temperature Rise (TR) in accordance with The American Society of Mechanical Engineers Performance Test Codes (ASME PTC) 2. then compared with the specifications of HPH manual book and carried out an analysis to find out that the HPH is still feasible to operate or needs maintenance. From the results of TTD and DCA calculations, much of the actual data on HPH exceeds the standard data specifications, also there is an increase in TTD and DCA values from 206-209 which are not too large. In addition, based on an analysis referring to the Electric Power Research Institute (EPRI), it can be determined that the placement of instrumentation equipment at the Adipala PLTU is less precise because during the overhaul in January 209, no signs of damage were found to the HPH either fouling or other damage. While the calculation of TR values from 206-209 showed a decrease of 3.74% in HPH 8, 4.96% in HPH 7, and 4.33% in HPH 6. This means that the decline in HPH performance in the Adipala PLTU is still within normal limits. Corresponding author E-mail address: antienr2@gmail.com 90

Antie Nurfitriani, et al/prosiding Semnas Mesin PNJ (209) Keywords: High Pressure Heater, Feedwater, TTD, DCA, TR.. PENDAHULUAN Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah dengan menggunakan feedwater heater. Feedwater heater merupakan alat penukar kalor yang berfungsi memberi pemanasan awal air pengisi bertekanan tinggi []. Feedwater heater memiliki salah satu fungsi yaitu memberikan keuntungan efisiensi dalam siklus uap dengan meningkatkan suhu air masuk ke boiler, sehingga energi yang dibutuhkan boiler menjadi lebih sedikit atau kerja boiler menjadi lebih ringan [2]. PLTU Adipala adalah sebuah pembangkit listrik yang telah beroperasi dari tahun 206, menggunakan boiler superkritikal dan memakai feedwater heater sebagai pemanas awal air umpan sebelum masuk ke boiler untuk meringankan kerja boiler. Salah satu jenis feedwater heater yang digunakan di PLTU Adipala adalah High Pressure Heater (HPH). HPH merupakan bagian dari subsistem turbin uap di PLTU Adipala. PLTU Adipala memiliki 3 buah HPH yaitu HPH 6, HPH 7, dan HPH 8 yang berfungsi untuk memanaskan air umpan sebelum masuk ke boiler dengan menggunakan uap panas ekstraksi dari High Pressure Turbine (Turbin HP) []. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan performa masing-masing HPH pada PLTU Adipala dari tahun 206-209 pada tanggal-tanggal pelaksanaan Performance Test (PT) saat beban penuh dan kalori batu bara yang sejenis yaitu antara 4000-4400 kcal/kg. Penentuan performa HPH dapat dilakukan dengan cara menghitung nilai Terminal Temperature Difference (TTD), Drain Cooler Approach (DCA) dan Temperature Rise (TR) sesuai dengan The American Society of Mechanical Engineers Performance Test Codes (ASME PTC) 2. lalu dibandingkan dengan standar pada spesifikasi HPH sesuai manual book masing-masing agar diketahui apakah feedwater heater tersebut masih layak beroperasi atau perlu dilakukan pemeliharaan. 2. METODE Untuk mencapai tujuan penelitian, dibutuhkan langkah-langkah yang sesuai seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Gambar - Langkah-langkah Penelitian Dua variabel digunakan untuk memonitor efisiensi feedwater heater yaitu Terminal Temperature Difference (TTD) dan Drain Cooler Approach (DCA) [3]. TTD adalah perhitungan untuk mengetahui perbedaan antara suhu saturasi sesuai dengan tekanan masuk uap dan suhu keluaran feedwater. DCA adalah perhitungan untuk mengetahui perbedaan antara suhu keluaran drain dan suhu masuk feedwater [3]. 9

Antie Nurfitriani, et al/prosiding Semnas Mesin PNJ (209) Gambar 2 - Skema Feedwater Heater untuk Perhitungan TTD dan DCA [3] Berdasarkan Gambar 2, Terminal Temperature Difference (TTD) dapat didefinisikan sebagai persamaan () [3]. * TTD = T T () * Dimana, T s adalah temperatur saturasi yang diambil pada tekanan heater shell dalam satuan. sedangkan T 4 adalah temperatur feedwater yang meninggalkan heater dalam satuan [4]. Berdasarkan Gambar 2, Drain Cooler Approach (DCA) dapat didefinisikan dalam persamaan (2). DCA = T t (2) Dimana, T adalah temperatur drain yang meninggalkan heater dalam satuan. Sedangkan t adalah temperatur feedwater yang masuk ke heater dalam satuan. Salah satu perhitungan yang juga penting untuk mengetahui performa heater adalah perhitungan Temperature Rise (TR) yang didefinisikan sebagai persamaan (3). TR = t 4 t (3) Temperature Rise (TR) adalah selisih antara temperatur keluaran feedwater dengan temperatur masuk feedwater dalam satuan untuk mengetahui seberapa banyak kenaikan temperatur feedwater yang dipanaskan dan dapat menentukan apakah feedwater heater tetap bekerja dengan stabil menaikkan temperatur feedwater dari tahun 206-209 [4]. Untuk menentukan apakah performa HPH masih berada pada standar yang ada, maka dibutuhkan spesifikasi HPH pada PLTU Adipala. TTD dan DCA untuk HPH 6, HPH 7 dan HPH 8 pada PLTU Adipala dituliskan pada Tabel []. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN S Tabel - Nilai TTD dan DCA pada masing-masing HPH [] Parameter HPH 8 HPH 7 HPH 6 TTD -.7 0 0 DCA 5.6 5.6 5.6 Berdasarkan perhitungan TTD, DCA dan TR yang telah dilakukan, maka hasil analisis HPH 8, HPH 7, dan HPH 6 adalah sebagai berikut: Analisis Performa HPH 8 Terminal Temperature Difference (TTD) Gambar 3 menunjukkan perbandingan antara nilai standar TTD pada HPH 8 yaitu -.7 dengan nilai aktual TTD pada HPH 8 yang terukur dari tahun 206-209 pada tanggal-tanggal pelaksanaan Performance Test (PT) saat beban penuh dan kalori batu bara yang sejenis yaitu antara 4000-4400 kcal/kg. 4 92

Antie Nurfitriani, et al/prosiding Semnas Mesin PNJ (209),50,00 0,50 0,00-0,50 -,00 -,50-2,00 TTD HPH 8 28/05/6 28/2/7 30/0/8 28/03/8 02/08/8 8/0/8 27//8 27/2/8 2/02/9 2/03/9 -,70 -,70 -,70 -,70 -,70 -,70 -,70 -,70 -,70 -,70 -,423-0,9685 -,0535 0,3778 0,8037 0,2286 0,4072 0,8965,29633,2356 Gambar 3 - Perbandingan Nilai dan TTD pada HPH 8 Jika hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai TTD melebihi standar yaitu -.7, maka pemanasan feedwater pada HPH 8 kurang baik. Sebaliknya, jika hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai TTD di bawah standar yaitu -.7, maka pemanasan feedwater pada HPH 8 semakin bagus. Hal ini disebabkan karena nilai TTD adalah hasil selisih dari temperatur saturasi dikurangi dengan temperatur keluar feedwater [3]. Pada data PT, nilai temperatur keluar feedwater pada HPH 7 sama dengan nilai temperatur masuk feedwater pada HPH 8. Hal ini menyebabkan pada Gambar 3, nilai TTD HPH 8 di tanggal 28 Mei 206 sudah menunjukkan nilai di atas standarnya yaitu -.423 padahal seharusnya pada saat-saat awal PLTU beroperasi, nilai TTD yang didapatkan masih bagus atau sesuai nilai standarnya yakni -.7. Terlihat pula pada Gambar 3 bahwa semakin lama nilai TTD cenderung naik dari tahun 206-209. Hal ini berarti telah terjadi penurunan performa HPH 8 yang disebabkan oleh pemanasan feedwater oleh uap ekstraksi telah berkurang. Menurut EPRI, nilai TTD yang melebihi standar ini disebabkan oleh peletakan alat-alat instrumentasi yang kurang tepat [5] karena pada saat dilakukan overhaul pada bulan Januari 209, tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan pada HPH 8 baik fouling maupun kerusakan lainnya. Pada penelitiannya, Vaibhav V. Bode [4], Jameson R Almedilla [6], Gayeon Ha [7], Yeon Kwan Kang [8] dan S.M. Hossienalipour [9] juga melakukan perhitungan TTD dan beberapa penelitian diantaranya menunjukkan nilai TTD yang lebih tinggi dari standar spesifikasinya masing-masing. Drain Cooler Approach (DCA) Gambar 4 menunjukkan perbandingan antara nilai standar DCA pada HPH 8 yaitu 5.6 dengan nilai aktual DCA pada HPH 8 yang terukur dari tahun 206-209 pada tanggal-tanggal pelaksanaan Performance Test (PT) saat beban penuh dan kalori batu bara yang sejenis yaitu antara 4000-4400 kcal/kg. 9,50 9,00 8,50 8,00 7,50 7,00 6,50 6,00 5,50 5,00 DCA HPH 8 28/05/6 28/2/7 30/0/8 28/03/8 02/08/8 8/0/8 27//8 27/2/8 2/02/9 2/03/9 5,60 5,60 5,60 5,60 5,60 5,60 5,60 5,60 5,60 5,60 6,698 6,8084 6,3837 8,08893 8,22442 7,70779 8,228 8,23007 8,92035 8,083 Gambar 4 - Perbandingan Nilai dan DCA pada HPH 8 Berdasarkan Gambar 4, dapat diketahui bahwa nilai DCA pada HPH 8 dari tanggal 28 Mei 206 sudah menunjukkan nilai di atas standar pada spesifikasinya yaitu 6.698. Hal ini dikarenakan data pengukuran temperatur keluar feedwater HPH 7 dengan temperatur masuk feedwater HPH 8 yang terdapat pada data PT memiliki nilai yang sama. Selain itu, semakin lama nilai DCA cenderung naik dari tahun 206-209. Nilai 93

Antie Nurfitriani, et al/prosiding Semnas Mesin PNJ (209) DCA yang semakin naik berarti panas dari uap ekstraksi yang terserap pada feedwater telah berkurang karena nilai DCA adalah nilai selisih dari temperatur drain dari uap panas yang terkondensasi dan temperatur masuk feedwater [3] Menurut EPRI, tingginya nilai DCA yang melebihi standar dan cenderung naik disebabkan oleh peletakan alat instrumentasi yang kurang presisi [5] karena pada saat dilakukan overhaul pada bulan Januari 209, tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan pada HPH 8 baik fouling maupun kerusakan lainnya. Pada penelitiannya, Vaibhav V. Bode [4], Jameson R Almedilla [6], Gayeon Ha [7], Yeon Kwan Kang [8] dan S.M. Hossienalipour [9] juga melakukan perhitungan DCA dan beberapa penelitian diantaranya menunjukkan nilai DCA yang lebih tinggi dari standar spesifikasinya masing-masing. Temperature Rise (TR) Gambar 5 menunjukkan nilai aktual yang terukur untuk TR pada HPH 8 dari tahun 206-209 pada tanggaltanggal pelaksanaan Performance Test (PT) saat beban penuh dan kalori batu bara yang sejenis yaitu antara 4000-4400 kcal/kg. TR HPH 8 36 34 32 30 28 26 24 28/05/6 28/2/7 30/0/8 28/03/8 02/08/8 8/0/8 27//8 27/2/8 2/02/9 2/03/9 HPH 8 27,45 26,5233 26,507 34,5796 27,2038 27,282 26,9235 26,6066 26,6763 26,4576 Gambar 5 - Nilai TR pada HPH 8 Nilai standar untuk TR pada spesifikasi HPH 8 tidak ditentukan pada manual book, tetapi jika melihat nilai TR dari tahun 206-209 maka dapat terlihat apakah HPH tersebut dapat menaikkan temperatur feedwater secara stabil atau tidak, karena pada dasarnya nilai TR adalah selisih antara temperatur masuk dan keluar dari feedwater. Berdasarkan Gambar 5, nilai TR pada HPH 8 cenderung menurun tetapi hanya sekitar 3.74% antara nilai awal tanggal 26 Mei 206 dan nilai akhir tanggal 2 Maret 209. Penurunan ini dikarenakan pemanasan feedwater oleh uap ekstraksi yang semakin berkurang, tetapi masih dalam batas wajar, karena pada saat dilakukan overhaul pada bulan Januari 209, tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan pada HPH 8 baik fouling maupun kerusakan lainnya. Selain itu, pada tanggal 28 Maret 208, terjadi kenaikan yang cukup drastis yaitu 34.5796. Hal ini disebabkan karena pada awal bulan Maret 208, telah dilaksanakan MO (Maintenance Outage) atau overhaul yang bisa membuat nilai TR naik. Pada penelitiannya, Vaibhav V. Bode [4] dan Jameson R Almedilla [6] juga melakukan perhitungan nilai TR dan diantaranya ada yang menunjukkan nilai TR yang tinggi. Analisis Performa HPH 7 Terminal Temperature Difference (TTD) Gambar 6 menunjukkan perbandingan antara nilai standar TTD pada HPH 7 yaitu 0 dengan nilai aktual TTD pada HPH 7 yang terukur dari tahun 206-209 pada tanggal-tanggal pelaksanaan Performance Test (PT) saat beban penuh dan kalori batu bara yang sejenis yaitu antara 4000-4400 kcal/kg. 94

Antie Nurfitriani, et al/prosiding Semnas Mesin PNJ (209) 3 3 2 2 0 - - -2 TTD HPH 7 28/05/6 28/2/7 30/0/8 28/03/8 02/08/8 8/0/8 27//8 27/2/8 2/02/9 2/03/9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0-0,8322-0,358-0,0356-0,279,38544,5767,8035 2,207 2,764 2,5627 Gambar 6 - Perbandingan Nilai dan TTD pada HPH 7 Pada Gambar 6, terlihat bahwa pada tanggal 28 Mei 206, nilai TTD HPH 7 masih berada di bawah standar spesifikasinya yaitu -0.8322, yang berarti proses pemanasan feedwater pada HPH 7 masih bagus karena nilai TTD adalah hasil selisih dari temperatur saturasi dikurangi dengan temperatur keluar feedwater [3], tetapi mulai pada tanggal 2 Agustus 208, nilai TTD sudah mulai melebihi standar spesifikasi HPH 7 yaitu.38544. Hal ini berarti pemanasan feedwater pada HPH 7 telah berkurang, tetapi masih di dalam batas wajar karena pada saat dilakukan overhaul pada bulan Januari 209, tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan pada HPH 7 baik fouling maupun kerusakan lainnya. Pada penelitiannya, Vaibhav V. Bode [4], Jameson R Almedilla [6], Gayeon Ha [7], Yeon Kwan Kang [8] dan S.M. Hossienalipour [9] juga melakukan perhitungan TTD dan beberapa penelitian diantaranya menunjukkan nilai TTD yang lebih tinggi dari standar spesifikasinya masing-masing. Drain Cooler Approach (DCA) Gambar 7 menunjukkan perbandingan antara nilai standar DCA pada HPH 7 yaitu 5.6 dengan nilai aktual DCA pada HPH 7 yang terukur dari tahun 206-209 pada tanggal-tanggal pelaksanaan Performance Test (PT) saat beban penuh dan kalori batu bara yang sejenis yaitu antara 4000-4400 kcal/kg. 9,00 8,50 8,00 7,50 7,00 6,50 6,00 5,50 5,00 DCA HPH 7 28/05/6 28/2/7 30/0/8 28/03/8 02/08/8 8/0/8 27//8 27/2/8 2/02/9 2/03/9 5,60 5,60 5,60 5,60 5,60 5,60 5,60 5,60 5,60 5,60 6,779 8,27608 7,248 5,76297 8,5286 7,8762 8,42226 8,47287 8,49726 8,25865 Gambar 7 - Perbandingan Nilai dan DCA pada HPH 7 Berdasarkan Gambar 7, nilai DCA dari awal pada tanggal 28 Mei 206 sudah melebihi nilai standar DCA pada HPH 7 yaitu 6.779. Menurut EPRI, tingginya nilai DCA yang melebihi standar disebabkan karena penempatan alat instrumentasi yang kurang tepat [5] karena nilai temperatur masuk HPH 7 sama dengan nilai temperatur keluar HPH 6, dan nilai temperatur keluar HPH 7 sama dengan nilai temperatur masuk HPH 8. Selain itu, semakin lama nilai DCA cenderung naik dari tahun 206-209. Hal ini disebabkan, karena proses terserapnya panas pada feedwater telah berkurang tetapi masih di dalam batas wajar karena pada saat overhaul di bulan Januari 209, tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan pada HPH 7 baik fouling maupun kerusakan lainnya. Pada penelitiannya, Vaibhav V. Bode [4], Jameson R Almedilla [6], Gayeon Ha [7], Yeon Kwan Kang [8] dan S.M. Hossienalipour [9] juga melakukan perhitungan DCA dan beberapa penelitian diantaranya menunjukkan nilai DCA yang lebih tinggi dari standar spesifikasinya masing-masing. 95

Antie Nurfitriani, et al/prosiding Semnas Mesin PNJ (209) Temperature Rise (TR) Gambar 8 menunjukkan nilai aktual yang terukur untuk TR pada HPH 7 dari tahun 206-209 pada tanggaltanggal pelaksanaan Performance Test (PT) saat beban penuh dan kalori batu bara yang sejenis yaitu antara 4000-4400 kcal/kg. TR HPH 7 39 37 35 33 3 29 27 25 28/05/6 28/2/7 30/0/8 28/03/8 02/08/8 8/0/8 27//8 27/2/8 2/02/9 2/03/9 HPH 7 37,77 38,2845 37,9468 27,7454 37,3402 36,96 36,474 36,464 36,073 35,9845 Gambar 8 - Nilai TR pada HPH 7 Dari Gambar 8, nilai TR pada HPH 7 dari tahun ke tahun cenderung menurun, hal ini disebabkan karena proses pemanasan pada feedwater telah berkurang, yaitu sekitar 4.96% antara tanggal 28 Mei 206 dan 2 Maret 209. Selain itu, terdapat penurunan yang cukup drastis pada tanggal 28 Maret 208 sebesar 0.204 karena temperatur keluaran feedwater HPH 7 lebih kecil dari biasanya, tetapi tidak ada kemungkinan kerusakan karena penurunan ini masih dalam batas yang wajar karena pada tanggal yang sama, nilai TTD dan DCA justru menunjukkan nilai yang mendekati standar spesifikasinya yaitu -0.28 untuk TTD dan 5.763 untuk DCA. Pada penelitiannya, Vaibhav V. Bode [4] dan Jameson R Almedilla [6] juga melakukan perhitungan nilai TR dan diantaranya ada yang menunjukkan nilai TR yang tinggi. Analisis Performa HPH 6 Terminal Temperature Difference (TTD) Gambar 9 menunjukkan perbandingan antara nilai standar TTD pada HPH 6 yaitu 0 dengan nilai aktual TTD pada HPH 6 yang terukur dari tahun 206-209 pada tanggal-tanggal pelaksanaan Performance Test (PT) saat beban penuh dan kalori batu bara yang sejenis yaitu antara 4000-4400 kcal/kg. 2 0 0 0 TTD HPH 6 28/05/6 28/2/7 30/0/8 28/03/8 02/08/8 8/0/8 27//8 27/2/8 2/02/9 2/03/9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,4563 0,63928 0,2969 0,83373,79,0653 0,84527,22637,3423,25742 Gambar 9 - Perbandingan Nilai dan TTD pada HPH 6 Berdasarkan Gambar 9, terlihat nilai aktual TTD yang sudah melebihi nilai standar TTD HPH 6 dari tanggal 28 Mei 206 yaitu 0.4563. Menurut EPRI, hal ini disebabkan oleh penempatan alat instrumentasi yang kurang tepat [5] karena nilai temperatur masuk feedwater pada HPH 7 sama dengan nilai temperatur keluar 96

Antie Nurfitriani, et al/prosiding Semnas Mesin PNJ (209) feedwater pada HPH 6 dan saat dilakukan overhaul pada bulan Januari 209, tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan pada HPH 6 baik fouling maupun kerusakan lainnya. Nilai TTD juga cenderung naik sampai tanggal 2 Maret 209 hal ini menunjukkan bahwa pemanasan feedwater pada HPH 6 telah berkurang dan performa HPH 6 telah menurun. Pada penelitiannya, Vaibhav V. Bode [4], Jameson R Almedilla [6], Gayeon Ha [7], Yeon Kwan Kang [8] dan S.M. Hossienalipour [9] juga melakukan perhitungan TTD dan beberapa penelitian diantaranya menunjukkan nilai TTD yang lebih tinggi dari standar spesifikasinya masing-masing. Drain Cooler Approach (DCA) Gambar 0 menunjukkan perbandingan antara nilai standar DCA pada HPH 6 yaitu 5.6 dengan nilai aktual DCA pada HPH 6 yang terukur dari tahun 206-209 pada tanggal-tanggal pelaksanaan Performance Test (PT) saat beban penuh dan kalori batu bara yang sejenis yaitu antara 4000-4400 kcal/kg. 6,00 5,50 DCA HPH 6 5,00 4,50 4,00 3,50 28/05/6 28/2/7 30/0/8 28/03/8 02/08/8 8/0/8 27//8 27/2/8 2/02/9 2/03/9 5,60 5,60 5,60 5,60 5,60 5,60 5,60 5,60 5,60 5,60 4,244 5,2357 5,256 5,24034 5,33299 5,2875 5,45629 5,2539 5,43439 5,287 Gambar 0 - Perbandingan Nilai dan DCA pada HPH 6 Gambar 0 menunjukkan performa HPH 6 yang bagus, dimana nilai DCA berada di bawah standar spesifikasi HPH 6 yaitu 4.244 pada tanggal 28 Mei 206. Hal ini masih berlanjut sampai tanggal 2 Maret 209 yang menunjukkan bahwa proses terserapnya panas pada HPH 6 sangat baik sehingga nilainya kurang dari standar yang ada. Meski demikian, nilai DCA pada HPH 6 juga semakin lama semakin naik. Hal ini yang harus dijaga melalui pemeliharaan rutin agar HPH 6 terus memiliki performa yang baik di tahun-tahun selanjutnya. Pada penelitiannya, Vaibhav V. Bode [4], Jameson R Almedilla [6], Gayeon Ha [7], Yeon Kwan Kang [8] dan S.M. Hossienalipour [9] juga melakukan perhitungan DCA dan beberapa penelitian diantaranya menunjukkan nilai DCA yang lebih tinggi dari standar spesifikasinya masing-masing. Temperature Rise (TR) Gambar menunjukkan nilai aktual yang terukur untuk TR pada HPH 7 dari tahun 206-209 pada tanggal-tanggal pelaksanaan Performance Test (PT) saat beban penuh dan kalori batu bara yang sejenis yaitu antara 4000-4400 kcal/kg. TR HPH 6 25,5 25 24,5 24 23,5 23 22,5 22 28/05/6 28/2/7 30/0/8 28/03/8 02/08/8 8/0/8 27//8 27/2/8 2/02/9 2/03/9 HPH 6 23,054 25,55 24,5838 24,824 24,598 24,5266 23,8679 24,0869 24,037 24,0727 Gambar - Nilai TR pada HPH 6 97

Antie Nurfitriani, et al/prosiding Semnas Mesin PNJ (209) Nilai TR pada Gambar menunjukkan bahwa perubahan kenaikan temperatur pada HPH 6 dari tahun 206-209 cenderung menurun, meskipun hanya sedikit yaitu sekitar 4.33% antara tanggal 28 Desember 207 dan 2 Maret 209. Perbedaan nilai antara tanggal 28 Mei 206 dan 28 Desember 207 berdasarkan Gambar cukup jauh bila dibandingkan dengan tahun-tahun selanjutnya yaitu 2.065. Hal ini dikarenakan jarak waktu yang cukup lama, yaitu 9 bulan yang sebenarnya kenaikannya cukup aman jika keseluruhan data disajikan menjadi satu. KESIMPULAN Dapat ditentukan bahwa HPH 8, HPH 7, dan HPH 6 memiliki performa yang baik dan masih layak beroperasi, meskipun terdapat penurunan performa pada masing-masing HPH dari tahun 206-209, tetapi penurunan tersebut masih dalam batas yang wajar karena pada saat dilakukan overhaul pada bulan Januari 209, tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan pada HPH baik fouling maupun kerusakan lainnya. Selain itu, menurut EPRI, nilai aktual TTD dan DCA yang lebih besar dari nilai standar spesifikasi masing-masing HPH pada penelitian ini disebabkan oleh penempatan alat instrumentasi yang kurang tepat [5] karena nilai temperatur masuk feedwater pada HPH yang terukur sama dengan nilai temperatur keluar feedwater pada HPH sebelumnya. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada PLTU Adipala atas dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. REFERENSI. W. Hui, Training Manual for PLTU 2 Jateng x660mw Adipala Cilacap (Steam Turbine Part), China National Technical Import & Export Corporation, 203. 2. Cahyadi, PLTU Batubara Superkritikal yang Efisien, Tangerang Selatan: Balai Besar Teknologi Energi (B2TE), 205. 3. The American Society of Mechanical Engineers, ASME PTC 2.-2000 (Closed Feedwater Heaters), New York: The American Society of Mechanical Engineers, 2000. 4. V. V. Bode dan V. G. Gore, Performance Analysis of Regenerative Feed Water Heating System in 270 MW Thermal Power Plant, International Research Journal of Engineering and Technology (IRJET), vol. 3, no. 7, pp. 80-86, 206. 5. Electric Power Research Institute (EPRI), Heat Rate Improvement Reference Manual, Electric Power Research Institute (EPRI), Palo Alto, 2006. 6. J. R. Almedilla, L. L. Pabilona dan E. P. Villanueva2, Performance Evaluation and Off Design Analysis of the HP and LP Feed Water Heaters on a 3 35 MW Coal Fired Power Plant, Journal of Applied Mechanical Engineering, vol. 7, no. 3, p. 4, 208. 7. G. Ha, S. Y. Song dan G. Heo, Classification of Feedwater Heater Performance Degradation Using Residual Sign Matrix, Transactions of the Korean Nuclear Society Autumn Meeting, p. 4, 206. 8. Y. K. Kang, H. Kim, G. Heo dan S. Y. Song, Diagnosis of feedwater heater performance degradation using fuzzy inference system, Expert Systems With Applications, vol. 69, pp. 239-246, 207. 9. S. Hossienalipour, S. K. M. dan H. Fathiannasab, Development of a model to evaluate the water level impact on drain, Applied Thermal Engineering, vol. 0, pp. 590-600, 207. 98