Bab 1. KONSEP DASAR SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI



dokumen-dokumen yang mirip
Definisi. Company Logo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LITERATUR. Penyusunan dokumen dilakukan dengan tujuan agar mudah ditemukan

SISTEM PENENTUAN KETERKAITAN ANTAR SKRIPSI BERSADARKAN KEYWORD SEEKING

Sistem Penunjang Keputusan, Pertemuan Ke-3

Pendahuluan: Decision Support system STMIK BANDUNG

IMPLEMENTASI INVERTED INDEX DENGAN SISTEM MANAJEMEN BASISDATA UNTUK MENDUKUNG MODEL PEMEROLEHAN BOOLEAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Sistem Pendukung Keputusan.

Sistem Temu Kembali Informasi pada Dokumen Teks Menggunakan Metode Term Frequency Inverse Document Frequency (TF-IDF)

DECISION SUPPORT SYSTEMS COMPONENTS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Lessons. 1. Definisi Basis Data. 2. Sistem Basis Data. 3. Komponen Sistem Basis Data. 4. Abstraksi Data. 5. Bahasa Basis Data

Abdul Jamil, S.Kom.,MM Call: STMIK Muhammadiyah Jakarta

P6 Arsitektur SPK. A. Sidiq P. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

STEMMING DOKUMEN TEKS BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN ALGORITMA PORTER ABSTRAK

Sistem Temu Kembali Informasi/ Information Retrieval IRS VS SI LAIN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN 3 SKS

KONSEP SISTEM INFORMASI

Decision Support System. by: Ahmad Syauqi Ahsan

ANALISA INSTRUKSIONAL M.K : TEKNOLOGI INFORMASI KODE : MWU110 / 1/1 SKS DOSEN : SUNARSO SUGENG, SST, MT

QUERY-SENSITIVE SIMILARITY MEASURE DALAM TEMU KEMBALI DOKUMEN BERBAHASA INDONESIA ABSTRAK

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System. Decision Support Systems & Weighted Product (WP)

PENGERTIAN SISTEM DAN ANALISIS SISTEM

Silabus. 3. Media Penyimpanan Berkas. 6. Organisasi File. 7. Collision. 2. Manajemen Data dan Konsep Database

8 PENGANTAR SISTEM INFORMASI

P6 Arsitektur SPK. SQ

ANALISA & DESAIN SISTEM

P1 Sistem Penunjang Keputusan (TIF49) Pengantar (RPKPS) A. Sidiq P.

Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Pelaporan Proyek Pada PT Icon Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERAN PUST AKA WAN INTERMEDIARY DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI PEMAKAI

P2 Pengantar Sistem Penunjang Keputusan

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN

PROSES PERANCANGAN DATABASE

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA : MANAJEMEN SISTEM INFORMASI

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

BAB II DASAR TEORI. terbagi atas beberapa tahap yaitu: perancangan basis data secara konseptual, logis dan fisis.

Basis Data 1 Sistem Basis Data

BAB 2 LANDASAN TEORI

P9 Perancangan SPK. SQ Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

KECERDASAN BUATAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE. Copyright: Anik Handayani FT-UM

RELEVANCE FEEDBACK PADA INFORMATION RETRIEVAL DENGAN SUPPORT VECTOR MACHINE

P6 Arsitektur SPK. SQ

APLIKASI WEB PADA SISTEM PAKAR FORWARD CHAININGUNTUK DETEKSI KERUSAKAN PC (PERSONAL COMPUTER)

Outline. Definisi SPK Tujuan SPK Fitur SPK Karakteristik dan Kemampuan SPK Komponen SPK

BAHAN AJAR. Mata Kuliah Sistem Pengambilan Keputusan. Disusun oleh: Eva Yulianti, S.Kom.,M.Cs

DATA & INFORMASI. Defri Kurniawan

Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN - D3

MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS Raymond McLeod, Jr. and George Schell

Kompetensi Dasar. Dr. Sri Kusumadewi

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005).

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN TARUNA BARU MENGGUNAKAN BASIS DATA FUZZY - STUDI KASUS DI AKPELNI SEMARANG

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN MESIN INFERENSI FUZZY. Wilis Kaswidjanti. Abstrak

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENINGKATAN UNJUK KERJA MYSQL DALAM INPUT DAN OUTPUT DATA. Jaeni 1

Sistem Informasi Tugas Akhir Menggunakan Model Ruang Vektor (Studi Kasus: Jurusan Sistem Informasi)

Decision Support System & Sub Sistem (Komponennya) Efraim Turban

Subsistem manajemen data terdiri dari elemen-elemen berikut ini:

Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma

DESAIN DATA WAREHOUSE UNTUK MENGINTEGRASIKAN DATA KEPOLISIAN DI WILAYAH JAWA TIMUR

Memahami dan menguasai konsep sistem informasi, Dapat menjelaskan peranan informasi dalam suatu organisasi, Struktur dari suatu sistem informasi,

P12 AI, ES & DSS. A. Sidiq P. Universitas Mercu Buana Yogyakarta

1. Jelaskan yang dimaksut dengan sistem informasi? Jawaban : Sistem Informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-491 Nama Mata Kuliah : Sistem Pakar Jumlah SKS :

BAB I. : Kundang K.Juman, Ir.MMSI : Agar Mahasiswa memahami konsep dasar sistem informasi

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN dalam Rangka Kegiatan SP4 Departemen Ilmu Komputer

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK DIAGNOSA PENYAKIT DIABETES MELLITUS TIPE II BERBASIS TEKNIK KLASIFIKASI DATA ABSTRACT

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktifitas Pembelajaran

BAB IV PREPROCESSING DATA MINING

Management Support System

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN [ GBPP ]

Sistem Informasi Manajemen (dan Bisnis)

Prodi Teknik Informatika, Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Malang

PEMILIHAN DOSEN MUDA UNTUK MEMBANTU PEMINATAN MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PILIHAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DECISSION SUPPORT SYSTEM MODELS DENGAN FUZZY TAHANI UNTUK PROMOSI KARYAWAN

DSS DATA BASE_2 IRA PRASETYANINGRUM

Mata Kuliah : Sistem Basis Data. Place photo here PENGANTAR BASIS DATA

PERTEMUAN 14 DATA WAREHOUSE

BAB I Pendahuluan. menyamai perangkat komputer yang sudah ada terlebih dahulu. Berbagai

Konsep Normalisasi dan Anomali Tabel

Kecerdasan Buatan B Artificial Inttelligent CEH3I3 PRODI SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG 2017

Search Engines. Information Retrieval in Practice

DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS) 2005 PRENTICE HALL, DECISION SUPPORT SYSTEMS AND INTELLIGENT SYSTEMS, 7TH EDITION, TURBAN, ARONSON, AND LIANG

BAB II LANDASAN TEORI. Analisis (analysis) dapat didefinisikan sebagai : Sedangkan Analisis sistem (systems analysis) dapat didefinisikan sebagai

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH SISTEM BERKAS KODE / SKS : KK /3 SKS

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya teknologi dan informasi saat ini telah menghasilkan kumpulan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Search Engine. Text Retrieval dan Image Retrieval YENI HERDIYENI

Kompetensi Dasar. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar sistem pendukung keputusan. Dr. Sri Kusumadewi 05/11/2016

SILABI MATA KULIAH. Nama Matakuliah : MANAJEMEN SISTEM INFORMASI Kode Matakuliah : PMT214 Jumlah SKS : 2 SKS, Teori 1, Praktik 1

Transkripsi:

Bab 1. KONSEP DASAR SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI Tipe Sistem Informasi Sistem Temu Kembali Informasi (Information Retrieval System - IRS) merupakan salah satu tipe sistem informasi. Selain Sistem Temu Kembali Informasi, kita kenal beberapa sistem informasi yang lain seperti Sistem Manajemen Basis Data (Data Base Management System DBMS), Sistem Informasi Manajemen (Management Information System MIS), Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System - DSS) dan Sistem Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligent System - AI). A. Sistem Temu Kembali Informasi Sistem Temu Kembali Informasi merupakan sistem yang berfungsi untuk menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan pemakai. Salah satu hal yang perlu diingat adalah bahwa informasi yang diproses terkandung dalam sebuah dokumen yang bersifat tekstual. Dalam konteks ini, temu kembali informasi berkaitan dengan representasi, penyimpanan, dan akses terhadap dokumen representasi dokumen. Dokumen yang ditemukan tidak dapat dipastikan apakah relevan dengan kebutuhan informasi pengguna yang dinyatakan dalam query. Pengguna Sistem Temu Kembali informasi sangat bervariasi dengan kebutuhan informasi yang berbeda-beda. B. Sistem Manajemen Basis Data Sistem Manajemen Basis Data merupakan sistem yang didisain untuk memanipulasi dan mengurus basis data. Data yang tersimpan dalam basis data dinyatakan dalam bentuk unsur-unsur data yang spesifik dan tersimpan dalam tabel-tabel. Setiap satuan data, atau disebut record (cantuman) terdiri dari ruas-ruas (fields) yang berisi nilai yang menunjukkan karakteristik yang spesifik atau atribut yang mengidentifikasikan satuan data yang dimaksud. Proses yang berkaitan dengan manajemen basis data meliputi penyimpanan, temu kembali, updating atau deletion, proteksi dari kerusakan, dan kadangkadang mencakup transimi data. Output dapat mengandung record individual, sebagian record, tabel, atau bentuk susunan data yang lain dari basis data. Informasi yang ditemukan berisi cantuman-cantuman yang pasti sesuai dengan permintaan. C. Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen adalah sistem yang didisain untuk kebutuhan manajemen untuk mendukung fungsi-fungsi dan aktivitas manajemen pada suatu organisasi. Oleh karena itu, jenis data dan fungsi-fungsi operasi disesuaikan dengan kebutuhan manajemen. D. Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan menggambarkan operasi-operasi spesifik dalam satuansatuan informasi yang homogen. E. Sistem Kecerdasan Buatan

Tabel 1 memberikan perbandingan antara Sistem Temu Kembali Informasi, Sistem Manajemen Basis Data dan Artificial Intelligent seperti yang dikemukakan oleh Frakes dan Baeza-Yates (1992). Tabel 1. Perbandingan antara Sistem Temu Kembali Informasi (IRS), Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) dan Sistem Kecerdasan Buatan (AI) Objek Data Fungsi Ukuran Basis Data IRS Dokumen Temu-kembali (probabilistik) Kecil besar DBMS Tabel Temu-kembali (deterministik) Kecil besar AI Pernyataan logika Inferensia Kecil Perbedaan pertama terletak pada data objek masing-masing sistem informasi. Dokumen, pada umumnya tekstual, sebagai objek data pada Sistem Temu Kembali Informasi biasanya tidak terstruktur seperti tabel yang menjadi objek data pada Sistem Manajemen Basis Data, sedangkan pernyataan logika yang menjadi objek data pada Sistem Kecerdasan Buatan merupakan struktur yang dibangun berdasarkan jaringan semantik. Perbedaan lain terletak pada fungsi operasinya. Temu kembali pada Sistem Temu Kembali Informasi bersifat probabilistik, sedang temu kembali pada Sistem Manajemen Basis Data bersifat deterministik. Dalam pencarian informasi menggunakan Sistem Temu Kembali Informasi dengan pertanyaan (query) tertentu dapat ditemukan sejumlah dokumen. Akan tetapi tidak dapat dipastikan bahwa dokumen yang ditemukan relevan dengan informasi yang diinginkan oleh pengguna. Ada kemungkinan dokumen yang ditemukan tidak relevan dan/atau dokumen yang relevan justru tidak ditemukan. Sementara itu dalam pencarian informasi menggunakan Sistem Manajemen Basis Data, bila pertanyaan (query) sesuai dengan nilai atribut yang ada dalam basis data maka akan ditemukan record yang relevan, dan bila pertanyaan (query) tidak sesuai dengan nilai atribut yang ada dalam basis data maka tidak akan ditemukan record informasi apapun. Ukuran basisa data pada Sistem temu Kembali Informasi dan Sistem manajemen basis data dapat bervariasi dari basis data yang relatif kecil sampai dengan basis data yang sangat besar. Basis data dapat berisi jutaan cantuman dan memori penyimpanan dapat berukuran sampai dengan beberapa gigabyte. Oleh karena itu pemilihan struktur data dan algoritma merupakan permasalahan yang kritis dalam disain sistem yang memungkinkan temu kembali dengan basis data berukuran besar secara efektif dan efisien. Tujuan dan Fungsi Sistem Temu Kembali Informasi Sistem Temu Kembali Informasi didisain untuk menemukan dokumen atau informasi yang diperlukan oleh masyarakat pengguna. Sistem Temu Kembali Informasi bertujuan untuk menjembatani kebutuhan informasi pengguna dengan sumber informasi yang tersedia dalam situasi seperti dikemukakan oleh Belkin (1980) sebagai berikut: 1. Penulis mempresentasikan sekumpulan ide dalam sebuah dokumen menggunakan sekumpulan konsep.

2. Terdapat beberapa pengguna yang memerlukan ide yang dikemukakan oleh penulis tersebut, tapi mereka tidak dapat mengidentifikasikan dan menemukannya dengan baik. 3. Sistem temu kembali informasi bertujuan untuk mempertemukan ide yang dikemukakan oleh penulis dalam dokumen dengan kebutuhan informasi pengguna yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan (query). Berkaitan dengan sumber informasi di satu sisi dan kebutuhan informasi pengguna di sisi yang lain, Sistem Temu Kembali Informasi berperan untuk: 1. Menganalisis isi sumber informasi dan pertanyaan pengguna. 2. Mempertemukan pertanyaan pengguna dengan sumber informasi untuk mendapatkan dokumen yang relevan. Adapun fungsi utama Sistem Temu Kembali Informasi seperti dikemukakan oleh Lancaster (1979) dan Kent (1971) adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi sumber informasi yang relevan dengan minat masyarakat pengguna yang ditargetkan. 2. Menganalisis isi sumber informasi (dokumen) 3. Merepresentasikan isi sumber informasi dengan cara tertentu yang memungkinkan untuk dipertemukan dengan pertanyaan (query) pengguna. 4. Merepresentasikan pertanyaan (query) pengguna dengan cara tertentu yang memungkinkan untuk dipertemukan sumber informasi yang terdapat dalam basis data. 5. Mempertemukan pernyataan pencarian dengan data yang tersimpan dalam basis data. 6. Menemu-kembalikan informasi yang relevan. 7. Menyempurnakan unjuk kerja sistem berdasarkan umpan balik yang diberikan oleh pengguna. Komponen Sistem Temu Kembali Informasi Menurut Lancaster (1979) Sistem Temu Kembali Informasi terdiri dari 6 (enam) subsistem, yaitu: 1. Subsistem dokumen 2. Subsistem pengindeksan 3. Subsistem kosa kata 4. Subsistem pencarian 5. Subsistem antarmuka pengguna-sistem 6. Subsistem penyesuaian. Dokumen sebagai objek data dalam Sistem Temu Kembali Informasi merupakan sumber informasi. Dokumen biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks atau kata kunci. Kata kunci dapat diekstrak secara langsung dari teks dokumen atau ditentukan secara khusus oleh spesialis subjek dalam proses pengindeksan yang pada dasarnya terdiri dari proses analisis dan representasi dokumen. Pengindeksan dilakukan dengan menggunakan sistem pengindeksan tertentu, yaitu himpunan kosa kata yang dapat dijadikan sebagai bahasa indeks sehingga diperoleh informasi yang terorganisasi. Sementara itu, pencarian diawali dengan adanya kebutuhan informasi pengguna. Dalam hal ini Sistem Temu Kembali Informasi berfungsi untuk menganalisis pertanyaan (query) pengguna yang merupakan

representasi dari kebutuhan informasi untuk mendapatkan pernyataan-pernyataan pencarian yang tepat. Selanjutnya pernyataan-pernyataan pencarian tersebut dipertemukan dengan informasi yang telah terorganisasi dengan suatu fungsi penyesuaian (matching function) tertentu sehingga ditemukan dokumen atau sekumpulan dokumen. Proses tersebut di atas dapat diilustrasikan seperti Gambar 1. Sumber informasi Analisis dan representasi Informasi terorganisasi Informasi ditemukan Penyesuaian Pengguna Analisis query Pernyataan pencarian Gambar 1. Outline Sistem Temu Kembali Informasi Sementara itu Tague-Sutcliffe (1996) melihat Sistem Temu Kembali Informasi sebagai suatu proses yang terdiri dari 6 (enam) komponen utama yaitu: 1. Kumpulan dokumen 2. Pengindeksan 3. Kebutuhan informasi pemakai 4. Strategi pencarian 5. Kumpulan dokumen yang ditemukan 6. Penilaian relevansi Bila diperhatikan dengan seksama, perbedaan komponen Sistem Temu Kembalai Informasi menurut Lancaster (1979) dan menurut Tague-Sutcliffe (1996) terletak pada penilaian relevansi, yaitu suatu tahap dalam temu kembali untuk menentukan dokumen yang relevan dengan kebutuhan informasi pemakai. Secara garis besar komponenkomponen Sistem Temu Kembali menurut Tague-Sutcliffe (1996) dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 2

Kumpulan dokumen Kebutuhan informasi pemakai Indeks Strategi pencarian Kumpulan dokumen ditemukan penilaian relevansi Gambar 2. Komponen Sistem Temu-Kembali Informasi Dalam proses pencarian informasi terjadi interaksi antara pengguna dengan sistem (mesin) baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara umum interaksi antara pengguna dengan sistem dalam proses pencarian informasi dapat dinyatakan seperti pada Gambar 3. Temu Kembali (retrieval) Pengguna Basis data browsing Gambar 3. Interaksi antara pengguna dengan sistem

Daftar Pustaka 1. Baeza-Yates, R. and Ribeiro-Neto, B., Modern Information Retrieval, Addison- Wesley, New York, 1999. 2. Belkin, N.J. Anomalous State of Knowledge as a Basis for Information Retrieval, Canadian Journal of Information Sciences, 5, 1980, 133-143. 3. Chowdhury, G.G., Introduction to Modern Information Retrieval, Library Association Publishing, London, 1999. 4. Frakes, W.B. and Baeza-Yates, R., Information Retrieval: ata Structure and Algorithms, Prentice Hall, New Jersey, 1992. 5. Kent, A., Information Analysis and Retrieval, 3 rd Edition, Becker and Heys, New York, 1971. 6. Lancaster, F.W. Information Retrieval Systems: Characteristics, Testing, and Evaluation, 2 nd Edition, John Wiley, New York, 1979. 7. Salton, G., Introduction to Modern Information Retrieval, McGraw-Hill Book Company, New York, 1983. 8. Tague-Sutclife, J.M., Some Perspective on the Evaluation of Information Retrieval System, Journal of the American Society for Information Science, 47(1), 1996 : 1-3.