diteliti oleh penulis serta memaparkan profil SMK dan data-data pendukung yang manajemen sumber daya manusia adalah rendahnya tingkat kepuasan kerja.

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENGARUH GAJI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA GURU HONORER SMK BINA WARGA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. bangsa.tanggung jawab tersebut tidak dapat dilewati begitu saja tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, kepuasan kerja juga merupakan seperangkat perasaan pegawai

BAB I PENDAHULUAN. (Rivai, 2004: 309). Prestasi kerja karyawan akan membawa dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam suatu perusahaan sumber daya manusia yang merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. PLN P3B RJBR sadar akan hal tersebut sehingga berusaha melakukan penilaian

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengelola dan pembuat gagasan. Menurut Hasibuan (200:9), manusia

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik mengenai isi pembelajaran yang disampaikan disekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa (2008:28) mengemukakan guru sangat menentukan keberhasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

2015 PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan maupun kebudayaan menuntut setiap individu untuk mempunyai daya. pendidikan, pekerjaan maupun kebudayaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. memberikan pengaruh dan dorongan yang besar terhadap bidang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berhubungan dengan dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. Ketercapaian tujuan organisasi sangat ditentukan oleh manajemen sumber

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh peserta didik. Menurut pendapat Nurkencana (1986:92) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang memiliki prospek yang baik dan terus berkembang. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan (PAG) Bandung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan

BAB I PENDAHULUAN. timbul di dalam suatu perusahaan. Kepuasan kerja memiliki arti yang beragam,

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sragen yang telah berhasil mewujudkan sekolah adiwiyata dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau organisasi mempunyai alat-alat teknologi yang canggih, namun

BAB I PENDAHULUAN. PT Pos Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembangnya dunia usaha, organisasi atau perusahaan berusaha untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB I PENDAHULUAN. Unsur sumber daya manusia memegang peranan sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. industri terutama industri pulp dan kertas tumbuh rata-rata sebesar 3,74% per

2016 PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai perusahaan listrik ternama di Indonesia, PT PLN (Persero) Distribusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu komponen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. maksimal. Sebagaimana diungkapkan Faustino Cardoso Gomes (2000:177, dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan tantangan dan ancaman global yang semakin ketat. Pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pembangunan agar dapat berperan dalam pembangunan negara. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan keterampilan yang dimilikinya. Pendidikan yang berkualitas akan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Absen Guru Tahun Diklat /2013. Presentasi Kehadiran (%) 2010/ / /2013 Keterangan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini adalah perusahaan jasa di bidang transportasi. Sektor

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Chairil Fajar Hadiansyah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan, pemanfaatan, dan pengaturan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas suatu perusahaan tidak dapat dipisahkan dari potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan dunia pendidikan adalah mengenai efektivitas pembelajaran peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan kontribusi terhadap rata-rata hasil pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sehari-harinya. Perlu diketahui bahwa pendidikan adalah proses interaksi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan mengendalikan biaya ketenagakerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Madrasah Tsanawiyah Kifayatul Achyar

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi atau perusahaan berharap dan berusaha untuk tetap dapat

BAB I PENDAHULUAN. PT. Kereta Api (Persero) DAOP II Bandung dituntut agar selalu

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya untuk bereaksi secara sukarela dan positif terhadap sasaransasaran

BAB I PENDAHULUAN. dalam jasa outsourching, terutama dalam hal manpower supply. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Norep, 2012) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. adalah rendahnya tingkat kinerja pegawai struktural di Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung Barat.

2015 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Langkat merupakan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Langkat yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan dianggap sebagai sebagai suatu investasi yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia dalam organisasi atau perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia adalah rendahnya kinerja karyawan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan tentang adanya masalah loyalitas kerja karyawan dialami pula

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sehingga proses pencapaian tujuan pun terhambat. Tingkat kepedulian

B AB 1 PENDAHULUAN. keimigrasian yang berada di jajaran Kementerian Hukum dan HAM yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya dengan sebaik-baiknya. Sumber daya yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. bidang teknologi, dan bidang-bidang lainnya. Salah satu aspek yang akan

BAB I PENDAHULUAN. handal. Sumber daya manusia adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari badan usaha itu karena

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik adalah mengenai kinerja karyawan pemerintahan. Salah satu kantor

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan, sudah seharusnya memberikan pelayanan maksimal kepada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. karena elemen manusia dalam perusahaan sebagai perencana, pelaksana dan pengendali

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Rumah Sakit sebagai tempat layanan kesehatan publik makin dituntut

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah memasuki berbagai lapisan kehidupan di dunia termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan tertentu untuk dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang menjadi unsur terpenting untuk mencapai tujuan organisasi/

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Bab ini menyajikan empat sub-sub yang berkaitan dengan latar belakang penelitian, identifikasi dan pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan masalah yang berisikan masalah dan fenomena yang terjadi pada objek yang diteliti oleh penulis serta memaparkan profil SMK dan data-data pendukung yang mendasari penulis dalam melakukan penelitian, serta rumusalah masalah dan tujuan penelitian. 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang menarik untuk dikaji dalam lingkup manajemen sumber daya manusia adalah rendahnya tingkat kepuasan kerja. Di sekolah yang dapat diukur tingkat kepusan kerja adalah kepuasan kerja Guru dan tenaga kependidikan. Berdasarkan UU No. 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi, peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal. Peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Pada penelitian ini guru yang menjadi ujung tombak dari pendidikan harus diberikan pelayanan yang terbaik sehingga mereka mampu mendidik dan mengajar siswa dengan baik, yang akan menghasilkan peserta didik yang 1

2 berprestasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kepuasan kerja Guru. mengajar: Di SMK Pasundan 1 Kota Bandung terdapat beberapa status Guru yang 1. Guru berstatus Pegawai Negeri Sipil 2. Guru berstatus Guru Tetap Yayasan Pasundan (GTY) 3. Guru berstatus Tidak Tetap /honorer (GTT) berikut: Adapun jumlah Guru yang ada di SMK Pasundan 1 Kota Bandung sebagai Tabel 1. 1 Guru di SMK Pasundan 1 Kota Bandung Tahun Ajaran 2009/2010 2013/2014 Tahun Ajaran GTT GTY PNS Total Guru 2009/2010 46 6 11 63 2010/2011 41 6 11 58 2011/2012 36 6 10 52 2012/2013 40 6 10 56 2013/2014 49 6 10 65 Sumber: Wakasek Kurikulum Pada Tabel 1.1 di atas terlihat jelas bahwa dengan jumlah Guru tidak tetap (GTT) yang lebih banyak maka dapat diasumsikan bahwa kinerja SMK Pasundan 1 Kota Bandung ditentukan oleh GTT. Adapun hasil penilaian kinerja GTT dari tahun ajaran 2009/2010-2013/2014 sebagai berikut:

3 Tabel 1. 2 Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru Tidak Tetap (GTT) SMK Pasundan 1 Kota Bandung Tahun Ajaran 2009/2010-2013/2014 No. Tahun Nilai Kriteria 1. 2009/ 2010 2. 2010/ 2011 3. 2011/2 012 4. 2012/2 013 5. 2012/2 014 Guru 90-100 Amat Baik - 80-89 Baik 23 70-79 Cukup 18 60-69 Buruk 4 < 59 Sangat Buruk 1 90-100 Amat Baik - 80-89 Baik 22 70-79 Cukup 14 60-69 Buruk 5 < 59 Sangat Buruk - 90-100 Amat Baik - 80-89 Baik 17 70-79 Cukup 13 60-69 Buruk 6 < 59 Sangat Buruk - 90-100 Amat Baik - 80-89 Baik 22 70-79 Cukup 14 60-69 Buruk 3 < 59 Sangat Buruk 1 90-100 Amat Baik - 80-89 Baik 23 70-79 Cukup 20 60-69 Buruk 5 < 59 Sangat Buruk 1 dan Persentase Guru Total Guru 23 50% 46 23 50% 22 53.66 % 41 19 46. 34 % 17 47.22 % 36 19 52. 78 % 22 55 % 40 18 23 26 45 % 46. 70 % 49 53.30 % Kategori Guru dengan Nilai Kinerja 80 Guru dengan Nilai Kinerja 79 2009/ 2010 23 23 46 2010/ 2011 22 19 41 Tahun 2011/ 2012 17 19 36 2012/ 2013 22 18 40 2013/ 2014 23 26 49 107 105 212 Persentase 50. 47 % 49. 53 % 100 % Sumber: Wakasek Kurikulum

4 Berdasarkan tabel 1.2 dapat disimpulkan bahwa hasil kinerja GTT yang nilainya 80 sebanyak 50.47 %. Berarti nilai yang 79 sebanyak 49.53 %. Selisih antara keduanya hanya 1.94 %. Maka kinerja GTT harus ditingkatkan. Hal ini tidak sejalan dengan keberlangsungan dari sistem ISO di sekolah. Menurut Kepala sekolah pada saat wawancara pada hari Selasa, 10 Februari 2015 hasil penilaian kinerja GTT disini masih kurang memuaskan karena masih ada Guru yang acuh terhadap pekerjaanya, sulitnya mengikuti budaya kualitas (Sistem ISO), dan kurang memanfaatkan jam mengajar dengan baik sehingga materi ajar dalam setiap pertemuan tidak tersampaikan secara tuntas. GTT yang ada di SMK saat ini 49 yang dapat menunjukan kinerja yang baik sebanyak 23 sisanya adalah Guru yang menunjukan kinerja yang kurang baik sehingga beberapa guru diberhentikan oleh pihak sekolah atau mengajukan surat pengunduran diri. Sejalan dengan yang diungkapkan Kepala SMK Pasundan 1 Kota Bandung, menurut Siagian.P.Sondang (2003:297): Jika se Pegawai tingkat kepuasannya rendah disebabkan dari berbagai faktor misalnya penghasilan rendah, kondisi kerja yang kurang memuasakan, hubungan tidak serasi, pekerjaan tidak sesuai kompetensi, dan sulitnya mengikuti budaya yang ada pada organisasi dan faktor lainnya cenderung ia akan berkeinginan pindah tempat kerja. Sedarmayanti (2009:50) mengatakan bahwa. Kepuasan kerja yang memadai akan memacu semangat serta kreativitas dalam bekerja, sehingga menunjukan kinerja yang baik.

5 Menurut Rivai (2013:867) se pekerja yang kebutuhan baik materi dan material telah dipenuhi, dapat menunjukan kepuasan kerja yang baik dan menunjang organisasi untuk mencapai tujuan melalui tingkat kinerja yang baik. Dari berbagai pendapat para ahli, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kebutuhan sese pegawai harus dipenuhi untuk menimbulkan kepuasan kerja sehingga pegawai tersebut dapat menunjukan kinerja yang baik. Ramlan Ruwendi (2005:17) menyebutkan bahwa indikasi ketidakpuasan kerja dapat diperhatikan oleh beberapa hal yaitu: (1) jumlah ketidakhadiran pegawai dan tingkat kemangkirannya, (2) perasaan tidak senang dalam melaksanakan pekerjaanya, (3) perasaan tidak adil pada imbalan yang didapatkan, (4) sikap menolak pekerjaan dan (5) tingkat motivasi yang rendah. Ketidakpuasan kerja dapat dilihat dari tingkat ketidakhadiran dan kemangkirannya. Adapun rekapitulasi absensi sebagai berikut: Tabel 1. 3 Rekapitulasi Absensi Guru Tidak Tetap (GTT) SMK Pasundan 1 Kota Bandung Tahun Ajaran 2009/2010-2013/2014 Tahun Ajaran GTT Sakit Alpa Izin Diklat Cuti Persentase Ketidakhadiran (alpa/jumlah GTT) Persentase Kehadiran 2009/2010 46 7 3 9 0 5 5.6 % 94.4 % 2010/2011 41 3 2 10 0 6 4.7 % 95.3 % 2011/2012 36 5 2 9 2 4 5.5 % 94.5 % 2012/2013 40 2 3 11 0 2 7.5 % 92.5 % 2013/2014 49 6 4 6 2 1 8.2% 92.8 % 212 23 14 45 4 18 Sumber : Data diolah

6 Berdasarkan tabel 1.3 di atas dapat disimpulkan bahwa setiap tahunnya tingkat kehadiran berubah-ubah, terdapat peningkatan dan penurunan kehadiran hal ini menunjukan bahwa tidak stabilnya tingkat kehadiran GTT 5 tahun terakhir. Hampir setiap tahunnya tidak mencapai target yaitu standar kehadiran 98%. Berdasarkan hasil wawancara kepada GTT yaitu Iesye Purwa, Edi Setia, dan Nina Daynunah pada Jumat, 13 Februari 2015 di SMK Pasundan 1 Kota Bandung berbagai faktor yang membuat kehadiran mengalami penurunan dan peningkatan salah satunya mereka belum merasakan kepuasan kerja yang disebabkan berbagai faktor mulai dari gaji, pekerjaan, aturan sekolah, kebijakan sekolah, hingga komunikasi yang kurang berjalan dengan baik serta sistem gaji dan sistem pengahargaan sama seperti sebelum sekolah menerima ISO, karena gaji ditentukan oleh yayasan pasundan. Pegawai (Guru) yang tinggi tingkat kepuasan kerjanya akan rendah tingkat kemangkirannya (Siagian, 2008:297). Selain fenomena di atas ketidakpuasan kerja dapat dilihat dari data turn over yaitu sebagai berikut.

7 Tabel 1. 4 Data Turn Over Guru Tidak Tetap (GTT) SMK Pasundan 1 Kota Bandung Tahun Ajaran 2009/2010-2013/2014 Tahun Ajaran Total Guru yang masuk Total Guru yang di berhentikan Total Guru yang berhenti sendiri 2009/2010 4 2 2 2010/2011 2 3 4 2011/2012 1 2 4 2012/2013 8 3 1 2013/2014 15 2 4 Sumber: Hasil Pengolahan data 2015 Total GTT Persentase (%) turn over per tahun Keterangan 46 22 % - 41 19 % Turun 2 % 36 17 % Turun 2 % 40 19 % Naik 2 % 49 23 % Naik 4 % Berdasarkan tabel 1.4 di atas dapat disimpulkan bahwa turn over selama 5 tahun terkahir mengalami ketidakstabilan misalnya yang terjadi 2 tahun terkahir yaitu pada tahun 2012/2013 ke tahun 2013/2014 mengalami peningkatan sebanyak 4% dari sebelumnya 2%. Menurut Aris Firmansyah ketika di wawancarai pada 7 maret 2015 GTT yang mengundurkan diri mengajar karena sistem penghargaan secara materi dan material belum seimbang dengan beban kerja yang banyak tuntutan dari kebijakan mutu. Karena sistem gaji ditentukan oleh pihak yayasan pasundan. Fenomena-fenomena di atas dapat menunjukan kepuasan kerja Guru masih rendah atau belum terciptanya kepuasan kerja di SMK Pasundan 1 Kota Bandung. Dapat dilihat bahwa jumlah Guru yang berstatus GTT lebih banyak dibandingkan dengan yang lain. Secara otomatis kinerja sekolah sangat ditentukan oleh kinerja dari GTT. SMK Pasundan 1 Kota Bandung yang sudah ISO harusnya sudah terciptanya kepuasan kerja baik pelanggan internal maupun eksternal. Tetapi pada kenyataanya belum terciptanya kepuasan kerja pada Guru tidak tetap (GTT).

8 Permasalahan ini harus dipecahkan karena salah satu untuk mempertahankan ISO di SMK Pasundan 1 Kota Bandung yaitu terciptanya kepuasan kerja GTT. Apalagi SMK Pasundan 1 Kota Bandung termasuk sekolah yang memiliki tujuan menghasilkan lulusan yang berkompeten di bidang keahliannya tentunya harus mengutamakan kepuasan pelayanan kepada siswa, dan yang paling depan bertemu dengan pengguna layanan adalah guru, dengan demikian apabila sekolah melalui kepala sekolah sudah mampu meningkatkan pelayanan kepada guru dengan baik maka akan mendorong guru untuk memberikan pelayanan yang baik bagi siswa. 1.2. Identifikasi dan Pembatasan Masalah Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah ketidakpuasan kerja GTT di SMK Pasundan 1 Kota Bandung. Berdasarkan fenomena yang ditemukan pada objek penelitian menunjukan adanya ketidakpuasan kerja GTT. Kepuasan kerja dilihat dari persepsi GTT selama proses bekerja yaitu mengajar dan selain mengajar. Faktor yang diduga menyebabkan rendahnya kepuasan kerja yaitu adanya penerapan kebijakan Total Quality Management (TQM). Oleh karena itu dalam penelitian ini dikaji berdasarkan persepsi GTT dalam proses pencapaian Total Quality Management (TQM) untuk menciptakan kepuasan kerja guru di SMK Pasundan 1 Kota Bandung.

9 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran efektivitas Total Quality Management (TQM) di SMK Pasundan 1 Kota Bandung? 2. Bagaimana gambaran tingkat kepuasan kerja Guru di SMK Pasundan 1 Kota Bandung? 3. Adakah pengaruh Total Quality Management (TQM) terhadap kepuasan kerja Guru di SMK Pasundan 1 Kota Bandung? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memberikan gambaran efektivitas Total Quality Management (TQM) di SMK Pasundan 1 Kota Bandung. 2. Untuk memberikan gambaran tingkat kepuasan kerja Guru di SMK Pasundan 1 Kota Bandung. 3. Untuk mengukur pengaruh Total Quality Management (TQM) terhadap kepuasan kerja Guru di SMK Pasundan 1 Kota Bandung.

10 1.5. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Dari penelitian ini diharapkan konsep mengenai Total Quality Management dan kepuasan kerja dapat diterapkan secara nyata di dalam organisasi. b. Manfaat Praktis Bagi SMK diharapkan penelitian ini mampu memberikan masukan dalam upaya meningkatkan kepuasan kerja Guru.Sedangkan peneliti, diharapkan dapat mengaplikasikan teori yang dimiliki untuk menganalisis fakta, gejala dan peristiwa serta menarik kesimpulan dari hal tersebut.