Mula-mula berikan diazepam 0,1-0,2 mg/kg (dosis lazim anak > 5 tahun dan dewasa adalah 2-10 mg; untuk anak > 30 hari hingga 5 tahun adalah 1-2 mg)



dokumen-dokumen yang mirip
MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL

SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE

PARASETAMOL ACETAMINOPHEN

AMONIUM OKSALAT MONOHIDRAT AMMONIUM OXALATE MONOHYDRATE

1,4-DIKLOROBENZEN-D4 1,4-DICHLOROBENZENE-D4

TRANSFLUTRIN TRANSFLUTHRIN

1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETHANE 1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETANA

SEMEN ALUMINA KIMIA CEMENT, ALUMINA, CHEMICALS

AMONIUM PARA-MOLIBDAT AMMONIUM PARA-MOLYBDATE

PROPILEN KARBONAT PROPYLENE CARBONATE

SODIUM BROMAT SODIUM BROMATE

KRISOIDIN ( JINGGA BASA 2 ) CHRYSOIDINE (C.I. BASIC ORANGE 2)

KARBOWAKS 300 CARBOWAX 300

N - Heptana. N - heptane

ALIZARIN ALIZARINE. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan senyawa anorganik

BRUSIN SULFAT BRUCINE SULFATE

BROMASIL BROMASIL. 1. N a m a. Golongan Heterocyclic, nitrogen, halogen, aromatic

BENDIOKARB BENDIOCARB

MINYAK JARAK CASTOR OIL

1,2-DIBROMO-3-KLOROPROPANA 1,2-DIBROMO-3-CHLOROPROPANE

ISOPROPIL MIRISTAT ISOPROPYL MYRISTATE

POLIVINIL ASETAT POLYVINYL ACETATE

SODIUM HIPOKLORIT SODIUM HYPOCHLORITE

ASAM TARTARAT TARTARIC ACID

RHODAMIN B RHODAMINE B

PIPERONAL PIPERONAL. 1. N a m a Golongan Aldehida, Heterosiklik

ISONIAZID ISONIAZID (6, 8, 11, 12, 14)

BRODIFAKUM BRODIFACOUM

BUTIL FENIL METIL KARBAMAT BUTHYL PHENYL METHYL CARBAMATE (BPMC)

DIETILTOLUAMIDA N,N-DIETHYLTOLUAMIDE

ISOOKTANA ISOOCTANE. 2. PENGGUNAAN Digunakan dalam menentukan bilangan oktan bahan bakar, sebagai pelarut. (2)

PROPOKSUR PROPOXUR. 2. PENGGUNAAN Insektisida untuk mengontrol nyamuk penyebab malaria (12).

ASAM ANTRANILAT ANTHRANILIC ACID

PARAKUAT DIKLORIDA PARAQUAT DICHLORIDE

NATRIUM TIOSULFAT SODIUM THIOSULFATE

KALSIUM KARBONAT CALCIUM CARBONATE

SERAT KERAMIK CERAMICS FIBER

Asam Maleat MALEIC ACID

LEMBAR DATA KESELAMATAN

AMIL ALKOHOL AMYL ALCOHOL

DISODIUM OXALATE. Sinonim / Nama Dagang (1,2,3,8) Ethanedioic acid, disodium salt; Oxalic acids, disodium salt; Disodium Sodium oxalate.

MALATION MALATHION. 3. BAHAYA TERHADAP KESEHATAN 3.1. Organ Sasaran

LEMBAR DATA KESELAMATAN

ASAM ADIPAT ADIPIC ACID

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

ATROPIN SULFAT ATROPINE SULPHATE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

Polietilen Tereftalat (PET)

KALSIUM HIPOKLORIT CALCIUM HYPOCHLORITE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

ASAM SALISILAT SALICYLIC ACID

11/9/2011 TOKSIKOLOGI. Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Sola dosis facit venenum

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

BENOMIL BENOMYL. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan Karbamat heterosiklik. Sinonim / Nama Dagang

BUTIL BENZIL FTALAT BUTYL BENZYL PHTHALATE

Material Safety Data Sheet (MSDS) Benzena BAGIAN 1: KIMIA IDENTIFIKASI PRODUK DAN PERUSAHAAN

SODIUM SULFIT SODIUM SULFITE

Material Safety Data Sheet

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo

ISOAMIL ASETAT ISOAMYL ACETATE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Material Safety Data Sheet MAXFORCE Forte Gel0,05 20X(4X30GR) BOX 4 Nopember 2012

AMMONIUM IODIDA AMMONIUM IODIDE

MELAMIN MELAMINE (1, 2, 3, 5, 6, 8)

T-BUTIL ALKOHOL T-BUTYL ALCOHOL

PROPILEN GLIKOL PROPYLENE GLYCOL

KALIUM HIDROKSIDA POTASSIUM HYDROXIDE

Material Safety Data Sheet Alpha-Pinene

2,3,7,8 TETRAKLORODIBENZO P - DIOKSIN 2,3,7,8 TETRACHLORODIBENZO P DIOXIN

KARBON DIOKSIDA CARBON DIOXIDE

ARSENIK ARSENIC. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4):

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Material Safety Data Sheet. : Gliserin Mentah

PIRIDIN PYRIDINE. 2. Sifat Fisika Kimia (1,4,5,6) Nama Bahan Piridin Deskripsi

METANOL METHYL ALCOHOL

VINIL ASETAT VINIYL ACETATE

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

2,4 D-DIMETYLAMINE 2,4-D-DIMETILAMAMONIUM (IUPAC)

ARSENIK TRIOKSIDA ARSENIC TRIOXIDE

Lenkote Alkali Resisting Primer

MSDS NaCl (natrium klorida)

AMONIUM NITRAT AMMONIUM NITRATE

KATEKOL CATECHOL. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan Aromatik hidrosiklik

Wood-Eco Woodstain. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya :

KERACUNAN AKIBAT PENYALAH GUNAAN METANOL

KALSIUM SIANAMIDA CALCIUM CYANAMIDE

PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA

HEKSAKLOROBENZEN HEXACHLOROBENZENZE

Dosis lazim <6 bulan Tidak disarankan

Lem Vip. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya : 3. Komposisi / Informasi dari zat zat yang digunakan :

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

Material Safety Data Sheet. : Stearin Sawit RBD Terhidrogenasi

PENTAERITRITOL PENTAERYTHRITOL

AKRILAMIDA ACRYLAMIDE

KARBON HITAM CARBON BLACK

2,4,5-TRIKLOROFENOL 2,4,5-TRICHLOROPHENOL

Transkripsi:

DIAZEPAM DIAZEPAM 1. IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA 1.1. Golongan (1,6,9) Diazides (diazos), halogenated, aromatic; benzodiazepin 1.2. Sinonim/Nama Dagang (1,4,5,7) 2H-1,4-Benzodiazepin-2-one, 7-chloro-1,3-dihydro-1-methyl-5-phenyl-; 7- Chloro-1,3-dihydro-1-methyl-5-phenyl-2H-1,4-benzodiazepin-2-one; 7- Chloro-1-methyl-5-phenyl-3H-1,4-benzodiazepin-2 (1H) one; Apaurin; Apozepam; Atensine; Atilen; Bialzepam; Calmpose; Ceregular; Diazemuls; Eridan; Faustan; LA 111; Methyldiazepinone; Paxate; Vival; Stesolin; Valium; Diazepam methanol solution; 7-Chloro-1-methyl-5-phenyl-1H-1,4- benzodiazepin-2(3h)-one; Diazepam; Diacepin; Alboral; Aliseum; Alupram; Amiprol. 1.3. Nomor Identifikasi 1.3.1. Nomor CAS : 439-14-5 (1,4,5,7,10) 1.3.2. Nomor EC : 207-122-5 (4,7,10) 1.3.3. Nomor RTECS : DF1575000 (4,5,10) 1.3.4. Nomor UN : 2811 (4,9,10) 2. PENGGUNAAN (3,4,7) Digunakan dalam pengobatan untuk terapi anxiolytic, relaksasi otot rangka (skelet), antikonvulsan, antagonis kardiotoksisitas akibat keracunan klorokuin, dan meredakan gejala ketagihan alkohol. 2.1. Indikasi dan Dosis 2.1.1 Pengobatan ansietas (anxiety) atau agitasi (keresahan atau kegelisahan) (3)

Mula-mula berikan diazepam 0,1-0,2 mg/kg (dosis lazim anak > 5 tahun dan dewasa adalah 2-10 mg; untuk anak > 30 hari hingga 5 tahun adalah 1-2 mg) secara intravena (kecepatan pemberian tidak melebihi 5 mg/menit pada orang dewasa; pemberian untuk anak lebih dari 3 menit), tergantung pada tingkat keparahan (pada kasus tetanus diperlukan dosis yang lebih besar); dapat diulang setiap 1-4 jam jika diperlukan. Dosis oral adalah 0,1-0,3 mg/kg (dewasa 2-10 mg; pasien lanjut usia (geriatrik) diperlukan dosis yang tidak melebihi 2,5 mg dengan interval yang lebih kecil; anak > 6 bulan 1-2,5 mg). Dosis harus disesuaikan dengan tingkat respons dan toleransi pasien. Peringatan: Jangan diberikan secara intramuskular karena akan menimbulkan absorpsi eratik dan nyeri pada tempat injeksi. 2.1.2 Pengobatan pada konvulsi (3) Berikan diazepam 0,1-0,2 mg/kg IV, tidak melebihi 5 mg/menit, setiap 5-10 menit (dosis lazim yang mula-mula diberikan untuk dewasa adalah 5-10 mg; anak > 5 tahun 1-2 mg; anak < 0,2-0,5 mg); dosis maksimum total untuk dewasa adalah 30 mg atau 5 mg (anak kecil) atau 10 mg (anak yang lebih dewasa). 2.1.3 Pengobatan pada intoksikasi klorokuin dan hidroksiklorokuin (3) Pemberian diazepam dosis tinggi 1-2 mg/kg IV (infus melebihi 30 menit) dilanjutkan dengan infus 2 mg/kg/24 jam dapat mengobati kardiotoksisitas. Peringatan: Pengobatan ini kemungkinan dapat menyebabkan pasien mengalami apnea sehingga pasien harus diintubasi (tindakan medis berupa penempatan tabung plastik fleksibel dalam trakea untuk melindungi dan mendukung jalan napas dan memungkinkan respirasi mekanis atau buatan) dan ventilasinya harus selalu terjaga. 2.1.4 Meredakan gejala ketagihan alkohol (3) Mula-mula berikan diazepam dengan dosis 5-10 mg IV, lalu 5 mg setiap 10 menit hingga pasien tenang. Kemungkinan diperlukan dosis yang lebih besar untuk menenangkan pasien yang mengalami

ketagihan parah. Dosis oral mula-mula adalah 10-20 mg, diulang setiap 1-2 jam hingga pasien tenang. 3. BAHAYA TERHADAP KESEHATAN 3.1. Organ Sasaran Sistem saraf pusat (1,5), menyebabkan depresi pernapasan dan penurunan kesadaran (5). 3.2. Rute Paparan 3.2.1. Paparan Jangka Pendek 3.2.1.1. Terhirup (1) Tidak tersedia informasi. 3.2.1.2. Kontak dengan Kulit (1) Dosis letal pada hewan yang dilaporkan adalah 800 mg/kg. Gejala keracunan tidak dilaporkan. 3.2.1.3. Kontak dengan Mata (1) Tidak tersedia informasi. 3.2.1.4. Tertelan (1) Dilaporkan menimbulkan gejala berupa bullae (melepuh), nekrosis kelenjar keringat ekrin dan tinnitus. Efek lain yang mungkin timbul adalah sakit kepala, mual, muntah, epigastric distress, diare, inkontinensia, kantuk, lelah, pusing, lemah, relaksasi otot, ataksia, disartria, perubahan salivasi, bicara cadel, rasa pahit, pupil dilatasi, diplopia (penglihatan ganda), nystagmus dan penglihatan buram, iritabilitas, gangguan mental dan fungsi psikomotorik, gangguan ingatan jangka pendek dan anterograde amnesia (tidak dapat mengingat apapun yang baru terjadi), serta nyeri sendi dan nyeri pada dada. Pada dosis yang lebih besar, terutama pada kasus intoksikasi berat, mula-mula dapat menimbulkan rasa gembira yang kemudian diikuti dengan sedasi, lalu berkembang menjadi stupor (pingsan), dan kemungkinan koma. Kemungkinan dapat pula menimbulkan hipotensi dan takikardi atau bradikardi. Dapat

menyebabkan depresi pernapasan atau sirkulasi serta kematian, namun jarang. 3.2.2. Paparan Jangka Panjang 3.2.2.1. Terhirup (8) Paparan jangka panjang atau berulang dapat menyebabkan timbulnya reaksi alergi. 3.2.2.2. Kontak dengan Kulit (8) Paparan jangka panjang atau berulang dapat menyebabkan timbulnya reaksi alergi. 3.2.2.3. Kontak dengan Mata (1) Tidak tersedia informasi. 3.2.2.4. Tertelan (1) Penggunaan secara berulang dapat menyebabkan agranulositosis, trombositopenia, pansitopenia, anemia aplastik dan asidosis laktat. Selain itu, sebagai tambahan terhadap efek paparan akut, menelan benzodiazepin secara berulang dapat menyebabkan reaksi paradoksikal, seperti ansietas dan stimulasi, ruam kulit, urtikaria, edema, agranulositosis, reaksi hepatik dan jaundice, ketidakteraturan menstruasi, anovulasi, dan gangguan fungsi seksual. Penggunaan benzodiazepin jangka panjang dapat menimbulkan ketergantungan psikologis atau fisik. Penghentian tiba-tiba dapat menyebabkan gejala putus obat. Benzodiazepin dapat menembus plasenta dan dieksresikan pada air susu ibu. Dapat pula menyebabkan gejala putus obat pada neonatus. Selain itu dapat pula menyebabkan malformasi seperti bibir sumbing, hernia inguinalis, kerusakan jantung, mikrosefalus dan retardasi, stenosis pilorus, atresia duodenum. Khusus untuk diazepam, terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaannya pada trimester pertama kehamilan dengan timbulnya bibir sumbing pada anak.

4. TOKSIKOLOGI 4.1. Toksisitas 4.1.1. Data pada Hewan (1,5,8,9) LD 50 oral-tikus 352 mg/kg; LD 50 oral-tikus 249 mg/kg; LD 50 intraperitoneal-tikus 46500 µg/kg; LD 50 subkutan-tikus 6350 µg/kg; LD 50 intravena-tikus 32 mg/kg; LD 50 oral-mencit 48 mg/kg; LD 50 kulitmencit 800 mg/kg; LD 50 intraperitoneal-mencit 37 mg/kg; LD 50 subkutan-mencit 800 mg/kg; LD 50 intravena-mencit 25 mg/kg; LD 50 intramuskular-mencit 65 mg/kg; LD 50 parenteral-mencit 150 mg/kg; LD 50 tidak dilaporkan rute paparannya-mencit 140 mg/kg; LD 50 oralkelinci 328 mg/kg; LD 50 intravena-kelinci 9 mg/kg; LD 50 oral-mamalia 500 mg/kg; LD 50 tidak dilaporkan rute paparannya-mamalia 110 mg/kg; LD 50 oral-tikus 1200 mg/kg; LD 50 oral-anjing 1000 mg/kg; LD 50 oral-mencit 700 mg/kg. 4.1.2. Data pada Manusia (1) TDLo oral-lelaki 143 µg/kg; TDLo oral-perempuan 5 mg/kg; TDLo intramuskular-perempuan 181 µg/kg; TDLo intravena-lelaki 143 µg/kg; TDLo intravena-lelaki 71 µg/kg/1 menit kontinyu. 4.2. Data Karsinogenik Bukti pada manusia tidak memadai. Bukti pada hewan tidak memadai. International Agency for Research on Cancer (IARC) Group 3 (1,9). Pada pemberian diazepam secara oral pada mencit jantan terjadi peningkatan insiden tumor hati. Pada pengujian lain yang menggunakan metabolit diazepam, yaitu oxazepam yang diberikan secara oral, diperoleh hasil terbentuknya tumor hati pada mencit. Namun, tidak terdapat data manusia yang dapat dievaluasi (1). Diazepam tidak dipertimbangkan sebagai bahan karsinogen berdasarkan IARC, National Toxicology Program (NTP), atau Occupational Safety and Health Administration (OSHA) (9). 4.3. Data Tumorigenik (1) TDLo/ 80 minggu kontinyu oral-mencit 42 gram/kg. 4.4. Data Teratogenik (5) Terdapat beberapa bukti bahwa diazepam dan benzodiazepin lain bersifat teratotegenik terhadap manusia, dapat meningkatkan risiko malformasi

kongenital jika dikonsumsi oleh ibu hamil pada usia kehamilan semester pertama. 4.5. Data Mutagenik (1,9) Mutasi pada mikroorganisme Salmonella typhimurium 958 nmol/ cawan (-S9); Kehilangan dan non disjungsi (gagal berpisah) pada kromosom seks Drosophila melanogaster secara oral 200 mg; Analisis sitogenetik perempuan (tidak dilaporkan) 328 mg/kg selama 78 minggu; Analisis sitogenetik leukosit manusia 10 mg/l; Kehilangan dan non disjungsi (gagal berpisah) pada kromosom seks limfosit manusia 25 mg/l; Sistem uji mutasi lain tikus secara subkutan 25 mg/kg selama 5 hari intermittent; Uji mikronukleus mencit secara oral 40 mg/kg selama 24 jam; Assay cairan tubuh mencit menggunakan Salmonella typhimurium 200 mg/kg; Uji kematian dominan mencit secara oral 326 mg/kg selama 15 hari intermittent; Uji sperma mencit secara oral 300 mg/kg selama 15 hari kontinyu; Uji mikronukleus paru hamster 10 mg/l; Transformasi morfologi embrio hamster 30 mg/l; Sistem uji mutasi lainnya embrio hamster 100 mg/l; Analisis sitogenetik fibroblast hamster 15 mg/l; Analisis sitogenetik paru hamster 1 gram/l selama 27 jam; Kehilangan dan non disjungsi (gagal berpisah) pada kromosom seks fibroblast hamster 100 mg/l; Kehilangan dan non disjungsi (gagal berpisah) pada kromosom seks paru hamster 100 mg/l; Kehilangan dan non disjungsi (gagal berpisah) pada kromosom seks paru hamster 75 mg/l; Hasil positif pada uji mikronuklei sumsum tulang mencit secara in vivo; Hasil positif pada uji sumsum tulang mencit secara in vivo; Hasil positif pada uji mikronuklei, aneuploidi, dan aberasi/ kelainan kromosom sel-sel hamster China; Hasil positif pada uji pertukaran pasangan kromatida limfosit manusia. 5. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN KERACUNAN (1,8,9) 5.1. Terhirup Pindahkan korban ke tempat berudara segar. Gunakan kantung masker berkatup atau peralatan yang sejenis untuk memberikan pernapasan buatan jika dibutuhkan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

5.2. Kontak dengan Kulit Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci kulit, kuku, dan rambut menggunakan sabun atau deterjen ringan dan air yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal, sekurangnya selama 15-20 menit. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat jika diperlukan. 5.3. Kontak dengan Mata Lepaskan lensa kontak, jika ada. Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15-20 menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Jika iritasi tidak mereda, segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. 5.4. Tertelan Jangan lakukan induksi muntah atau memberikan apapun melalui mulut pada korban yang tidak sadarkan diri. Jika terjadi muntah, posisikan kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah risiko aspirasi ke dalam paru-paru. Jika korban tidak sadarkan diri, posisikan kepala menoleh ke arah samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. 6. PENATALAKSANAAN PADA KORBAN KERACUNAN 6.1. Resusitasi dan Stabilisasi (2) 6.1.1 Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran udara. 6.1.2 Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. 6.1.3 Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. 6.2. Dekontaminasi 6.2.1. Dekontaminasi Mata (2) a. Posisikan pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.

b. Secara perlahan, bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata. c. Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. d. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. e. Jangan biarkan pasien menggosok matanya. f. Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata. 6.2.2. Dekontaminasi Kulit (termasuk rambut dan kuku) (2) a. Bawa segera pasien ke pancuran terdekat b. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit. c. Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok. d. Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup. e. Penolong perlu dilindungi dari percikan misalnya dengan mengggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hatihati untuk tidak menghirupnya. f. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut. 6.2.3. Dekontaminasi Gastrointestinal (6) Tidak disarankan penggunaan arang aktif karena risiko yang mungkin timbul kemungkinan akan lebih besar daripada manfaatnya, kecuali diduga adanya bahan lain yang tertelan. Metode dekontaminasi gastrointestinal lainnya (induksi muntah, kumbah lambung, dan whole bowel irrigation) tidak disarankan. 6.3. Antidotum (6) 6.3.1 Flumazenil Pemberian flumazenil umumnya tidak dianjurkan tetapi dapat dipertimbangkan jika dapat secara hati-hati dititrasi untuk membalikkan depresi pernapasan pada pasien yang membutuhkan

ventilasi mekanis dan tanpa kontra-indikasi. Kontra-indikasi cenderung muncul pada pasien anak. Dosis untuk dewasa : 0,2 mg IV selama 15 detik Jika tidak memberikan respons setelah 45 detik, berikan titrasi 0,1 mg dosis IV setiap menit hingga memberikan respons atau dosis total yang diberikan 2 mg. Jika tidak ada respons juga pada kondisi ini, pertimbangkan diagnosa. Dosis untuk anak: 0,01 mg/kg (maksimal 0,2 mg) IV selama 15 detik. Jika tidak memberikan respons setelah 45 detik, ulangi dosis ini dengan interval 60 detik hingga dosis total 0,05 mg/kg atau 1 mg. 7. SIFAT FISIKA KIMIA 7.1. Nama Bahan Diazepam 7.2. Deskripsi (1,4,5,8,9) Berbentuk serbuk kristal padat berwarna hampir putih hingga kuning; berbau samar, berasa agak pahit; Rumus molekul C 16 H 13 N 2 OCl; Berat molekul 284,76; Titik lebur 268-275 F (131-135 o C); Titik lebur 131,5-134,5 o C; Titik didih 497,4 o C pada 760 mmhg; Titik nyala 254,6 o C;. Praktis tidak larut dalam air. Kelarutan dalam air 0,29%. Tidak larut dalam dietil eter. Sedikit larut dalam propilen glikol. Larut dalam kloroform, dimetilformamid, benzen, aseton, alkohol, eter. Kelarutan dalam kloroform 1 gram/2 ml kloroform. Kelarutan dalam eter 1 mg/39 ml eter. Kelarutan dalam alkohol 62,5 mg/ml alkohol pada suhu 25 o C. 7.3. Tingkat Bahaya, Frasa Risiko dan Frasa Keamanan 7.3.1. Peringkat National Fire Protection Association/ NFPA (Skala 0-4) (1,8) Kesehatan 2 : Tingkat keparahan sedang Kebakaran 1 : Tingkat kebakaran rendah Reaktivitas 0 : Tidak reaktif

7.3.2. Klasifikasi European Commission/ EC (Frasa Risiko dan Frasa Keamanan) (1,4,7) Xn T F Xi R11 R22 = Berbahaya = Beracun = Mudah terbakar = Iritan = Sangat mudah menyala = Berbahaya bila tertelan R21/22 = Berbahaya bila kontak dengan kulit dan tertelan R23/24/25 = Beracun bila terhirup, kontak dengan kulit dan jika tertelan R36/37/38 = Mengiritasi mata, ystem pernapasan dan kulit R39/23/24/25 = Beracun: berbahaya karena efek permanen yang R63 S2 S26 S36 sangat serius bila kontak dengan kulit dan bila tertelan = Mungkin berisiko membahayakan janin = Hindarkan dari jangkauan anak-anak = Jika kontak dengan mata, bilas segera dengan banyak yang air dan hubungi dokter = Kenakan pakaian pelindung yang cocok S36/37 = Kenakan pakaian dan sarung tangan pelindung S45 yang cocok = Jika terjadi kecelakaan atau jika anda merasa tidak sehat, jika memungkinkan segera menghubungi dokter (perlihatkan label kemasan) S46 = Jika tertelan, segera hubungi dokter dan perlihatkan wadah ini atau label 7.3.3. Klasifikasi Globally Harmonized System (GHS) (9,10) Tanda = Berbahaya Pernyataan bahaya H301 = Beracun bila tertelan H301 + H311 = Beracun bila tertelan dan kontak dengan kulit H311 = Beracun bila kontak dengan kulit

H336 = Dapat menyebabkan kantuk atau pusing H351 = Diduga menyebabkan kanker H360 = Dapat merusak fertilitas atau janin H361 = Diduga merusak fertilitas atau janin H402 = Berbahaya bagi kehidupan perairan H412 = Berbahaya bagi kehidupan perairan dengan efek jangka panjang Pernyataan kehati-hatian P201 = Dapatkan petunjuk khusus sebelum digunakan P202 = Jangan menangani bahan hingga petunjuk keamanan telah dibaca dan dipahami P264 = Cuci bersih setelah menangani P271 = Hanya digunakan di luar ruangan atau pada tempat yang berventilasi baik P280 = Kenakan sarung tangan/ pakaian pelindung/ pelindung mata/ pelindung wajah P301 + P310 = Bila tertelan: Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter P321 = Penanganan khusus (lihat pada label) P361 = Tanggalkan segera pakaian yang terkontaminasi P405 = Simpan dalam kondisi tertutup rapat P501 = Buanglah bahan/ wadah sesuai peraturan setempat/ wilayah/ nasional/ internasional 8. STABILISASI DAN REAKTIVITAS 8.1. Reaktivitas dan Stabilitas (7,8,9) Sensitif terhadap cahaya. Stabil pada suhu dan tekanan normal. 8.2. Kondisi yang Harus Dihindari (10) Panas. 8.3. Bahan Tak Tercampurkan (7,8,9,10) Tidak tercampurkan dengan bahan pengoksidasi kuat, asam mineral, basa kuat, plastik.

8.4. Dekomposisi (9.10) Menghasilkan NO x, Cl-, gas atau uap yang mengiritasi. Dalam kondisi dipanaskan atau terbakar dapat melepaskan uap toksik. 8.5. Polimerisasi (8) Tidak akan terpolimerisasi. 9. BATAS PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI 9.1. Ventilasi (1) Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan. 9.2. Perlindungan Mata (1) Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan yang dilengkapi pelindung wajah. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja. 9.3. Pakaian (1) Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia. 9.4. Sarung Tangan (1) Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia. 9.5. Respirator (1) Pada kondisi penggunaan yang sering atau paparan berat, kemungkinan diperlukan pelindung pernapasan. Pelindung pernapasan diurutkan mulai dari minimum hingga maksimum. Pertimbangkan petunjuk peringatan sebelum menggunakannya. a. Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi penutup seluruh wajah yang pengoperasiannya memerlukan tekanan atau mode tekanan positif lainnya. b. Setiap alat pernapasan mandiri yang dilengkapi penutup seluruh wajah yang pengoperasiannya memerlukan tekanan atau mode tekanan positif lainnya.

Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan: a. Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi penutup seluruh wajah yang pengoperasiannya memerlukan tekanan atau mode tekanan positif lainnya berkombinasi dengan dengan pemasok keluaran yang terpisah. b. Setiap alat pernapasan mandiri yang dilengkapi penutup seluruh wajah. 10. DAFTAR PUSTAKA 1. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997. 2. Sentra Informasi keracunan (SIKer) dan tim. Pedoman Penatalaksanaan Keracunan untuk Rumah Sakit. 2001 3. Kearney. T.E. Benzodiazepines (Diazepam, Lorazepam, and Midazolam) in Poisoning & Drug Overdose Fifth Ed. Olson, K.R., et al. (Eds.). McGraw-Hill Companies, Inc./Lange Medical Books. New York. 2007. 4. http://www.guidechem.com/reference/dic-4128.html (diunduh April 2014) 5. http://www.inchem.org/documents/pims/pharm/pim181.htm#subsectiontitle (diunduh April 2014) 6. http://toxinz.com/spec/2301543/113543 (diunduh Juli 2014) 7. http://www.chemicalbook.com/casen_439-14-5.htm (diunduh Juli 2014) 8. https://www.spectrumchemical.com/msds/d4589.pdf (diunduh Juli 2014) 9. http://www.usp.org/pdf/en/referencestandards/msds/1185008.pdf (diunduh Juli 2014) 10. http://www.lgcstandards.com/webroot/store/shops/lgc/filepathpartdocu ments/st-wb-msds-1348358-1-1-1.pdf (diunduh Juli 2014)