PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI DI BPS MASNONI TELUK BETUNG UTARA KOTA BANDAR LAMPUNG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. pencapaiannya dalam MDGs (Millenium Development Goals) yang sekarang

PERBEDAAN FREKUENSI MENYUSU ASI EKSKLUSIF SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PIJAT BAYI

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

PENGARUH FREKUENSI PIJAT BAYI TERHADAP PERTUMBUHAN (BERAT BADAN) BAYI USIA 1-3 BULAN DI DESA KARANGSARI DAN PURBADANA

BAB I PENDAHULUAN. (Departemen Kesehatan, 2009). Di Indonesia tahun 2012 tercatat jumlah bayi

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

Noviyanti 1, Sastri Nufaisa 2 ABSTRAK. Kata Kunci : Efektifitas, Pijat Bayi Kepustakaan : 20 ( )

1

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BALITA USIA 0-2 TAHUN DI BPM Ny. N BANYUWANGI TAHUN 2015

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, beraktivitas, istirahat, pemberian imunisasi dasar lengkap,

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI BPS SARASWATI SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN Miah Adroeni 2, Asri Hidayat 3

EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PREMATUR DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN

DEWI SUSANTI ( S)

GAMBARAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 6-24 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI DESA GASOL KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

SUYANI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

FREKUENSI KUNJUNGAN SOLUS PER AQUA (SPA) BAYI KAITANNYA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran,

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

BAB I PENDAHULUAN. MDG dilanjutkan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Bayi merupakan kelompok umur yang paling rentan terkena penyakit kekurangan

PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP BERAT BADAN BAYI UMUR 4 6 BULAN (Di Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban)

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI, DURASI MENYUSUI DENGAN BERAT BADAN BAYI DI POLIKLINIK BERSALIN MARIANI MEDAN

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

GAMBARAN CARA PERAWATAN TALI PUSAT DAN LAMA WAKTU PELEPASAN TALI PUSAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN BAKI SUKOHARJO

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

Widi Apriani Putri 1) Ai Sri Kosnayani, dan Lilik Hidayanti 2)

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari empat kali,

BAB I PENDAHULUAN. Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. maka dampaknya adalah lost generation. Fisioterapi sangat besar perannya dalam

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal:

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. kematian neonatal yaitu sebesar 47,5%. 1 Penyebab kematian neonatal. matur 2,8%, dan kelainan konginetal sebesar 1,4%.

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

Naili Nur Meifanna. Kata kunci : motorik halus, ASI, susu formula. Kepustakaan : 30 ( )

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

PENGARUH PERAWATAN BAYI LEKAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

PENGARUH KOMBINASI PIJAT BAYI DENGAN MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP BERAT BADAN DAN KUALITAS TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. S DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI BANGSAL KBRT RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. antara gram), dan berat badan lebih (berat lahir 4000 gram). Sejak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

Putri Kusumawati Priyono

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI. NY. N DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI KAMAR BAYI RESIKO TINGGI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG POLA KONSUMSI MAKANAN IBU NIFAS

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

Efektivitas Massage Baby Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 3-4 Bulan Di BPS BUNDA Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi Tahun 2014

Meningkatkan Kinerja Bidan dalam Upaya Menurunkan Angka Kejadian Partus Lama di RSUD Rokan Hulu. Andriana* Syafneli**

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan fisik maupun mental sehingga proses tumbuh. kembang dapat berlangsung secara optimal. Kebutuhan dasar yaitu

Transkripsi:

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI DI BPS MASNONI TELUK BETUNG UTARA KOTA BANDAR LAMPUNG Astriana 1, Irma Lilis Suryani 2 Program Studi D IV Kebidanan Universitas Malahayati Bandar Lampung Email : ashtry_hs@yahoo.co.id ABSTRAK Pendahuluan: Salah satu indikator terpenting dalam menilai pemenuhan nutrisi pada bayi adalah dengan memperhitungkan berat badan. Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan bayi pada semua kelompok umur. Salah satu cara untuk membantu meningkatkan berat badan bayi dan mencegah terjadinya kurang gizi pada bayi yang dapat diperkenalkan dan aman bagi bayi adalah pijat bayi. Tujuan penelitian adalah diketahui pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan pada bayidi BPS Masnoni Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi di BPS Masnoni Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung Tahun 2016. Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, rancangan penelitian quasi eksperimen dengan pendekatan one group pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini seluruh bayi di BPS Masnoni Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung pada Agustus-September sebanyak 23 bayi. Teknik pengambilan Sampel total populasi adalah sebanyak 23sampel. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar obsrvasi dan analisa data yang digunakan adalah uji T-dependent. Hasil: Pada penelitian didapatkan bahwa rata-rata berat badan bayi sebelum pijat adalah 4,86 Kg, dengan SD 0,84, rata-rata berat badan bayi sesudah pijat adalah 5.72 Kg, dengan SD 0,85. Ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan pada bayi di BPS Masnoni Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung. Ibu yang memiliki bayi disarankan agar mengikuti pelatihan cara memijat bayi yang benar sehingga bisa melakukan sendiri pemijatan pada bayinya di rumah agar dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan bayinya karena pijat bayi sangat bermanfaat sekali baik bagi bayi maupun ibunya dan kerugiannya relatif tidak ada. Kata Kunci : Pijat, Bayi, Berat Badan PENDAHULUAN Salah satu indikator terpenting dalam menilai pemenuhan nutrisi pada bayi adalah dengan memperhitungkan berat badan (Zulhaida, 2003). Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan bayi pada semua kelompok umur (Soetjiningsih, 1998). Bayi yang sehat ditandai dengan bertambahnya tinggi dan berat badan.berat dan panjang badan seorang bayi sangat dipengaruhi berat dan panjang lahirnya, disamping juga asupan nutrisi yang diberikan. Kejadian gizi buruk pada bayidan balita di Indonesia tahun 2008 sebanyak 4,1 juta bayi. Gizi buruk tersebut turut menyumbangkan angkakematian sebesar 54% sedangkan sisanya disebabkan oleh penyakit diare, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan campak. Data WHO (Word Hearth Organization) menemukan angka kematian bayi sebesar 560.000, yang disebabkan oleh infeksi tali pusat, Negara Asia Tenggara diperkirakan ada 220.000 kematian bayi yang disebabkan perawatan tali pusat yang kurang bersih. Angka kematian bayi (AKB) di Provinsi Lampung berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 2012 trendnya menunjukkan kecenderungan menurun yaitu dari 55 per 1000 Kelahiran Hidup tahun 2002 menjadi 30per 1000 Kelahiran Hidup tahun 2012. Angka ini bila dibandingkan dengan target dari MDGs tahun 2015 sebesar 23 per 1.000 Kelahiran Hidup maka masih perlu kerja keras untuk mencapainya, seperti terlihat pada grafik dibawah ini. Berdasarkan laporan SDKI tahun 2012, kematian neonaturum sebesar 20 per 1000 Kelahiran Hidup, kematian post neonaturum sebesar 10 per 1000 Kelahiran hidup, kematian anak sebesar 8 per 1000 Kelahiran Hidup. Kematian bayi dan anak balita terbesar ada di Kota Bandar Lampung (188 kasus kematian bayi).kematian bayi terjadi pada masa bayi perinatal (0-6 hari), diikuti kematian pada masa bayi neonatal (7 28 hari) dan masa bayi (>28 hari - < 1 tahun) (Profil Kesehatan Provinsi Lampung, 2013), dan untuk di wilayah Puskesmas SukamajuKota Bandar lampung kasus kematian Bayi pada tahun 2015 sebanyak 3 kasus dengan penyebab kematian 72

neonatal terbanyak adalah karena BBLR, Asfiksia berat, kelainan congenital, diare, dan lain-lain Risiko meninggal pada bayi dan balita yang mempunyai gizi buruk 13 kali lebih besar dari pada bayi dan balita yang normal (gizi baik) (Depkes RI, 2008). Gizi buruk dapat terjadi pada masa pertumbuhan (sejak lahir - usia 5 tahun). Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bayiadalah faktor herediter (jenis kelamin,ras, suku bangsa) dan faktor lingkungan (nutrisi, infeksi, sosial ekonomi, hormon, pendidikan orang tua dan pemberian stimulasi/rangsangan) (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2008). Berkenaan dengan hal di atas, penanganan secara nonfarmakologi sterhadap peningkatan nafsu makan bayi sangat diperlukan untuk membantu meningkatkan berat badan bayi dan mencegah terjadinya kurang gizi pada bayi. Salah satu cara yang dapat diperkenalkan dan aman bagi bayi adalah pijat bayi. Pijat bayi adalah bagian dari terapi sentuhan yang dilakukan pada bayi sehingga dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan, mempertahankan perasaan aman pada bayi dan mempererat tali kasih orang tua dengan bayi (Roesli, 2009). Peningkatan dan penurunan berat badan harus diperhatikan pada saat bayi (Mansur, 2009). Berat badan yang meningkat mengindikasikan status gizi yang baik.status gizi yang baik dapat dicapai bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang adekuat, sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan fisik (Depkes RI, 2006). Dengan zat gizi yang adekuat dapat memperlancar proses pertumbuhan yang seimbang untuk pengangkutan oksigen dan nutrisi agar sel-sel dapat tumbuh untuk menjalankan fungsinya dengan normal. Saat umur 1-3 bulan bayi juga membutuhkan dekapan, sentuhan dan buain orang tuanya terutama sang ibu. Sentuhan merupakan salah satu jenis stimulasi. Hal ini dikemukakan oleh Widyastuti dan Widyani (2008) dimana jenis-jenis stimulasi dapat berupa stimulasivisual, pendengaran, kinetik dan sentuhan.stimulasi sentuhan yang selama ini diberikan masyarakat kepada anaknya adalah dengan sentuhan atau pijat. Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan apabila anak mendapat gizi yang baik yaitu dari bayi lahir sampai 6 bulan pertama pertambahan berat badan setiap minggu140-200 gram. Berat badan bayi menjadi 2 kali lipat berat badan lahir pada akhir 6 bulan pertama. Sedangkan pada umur 6-12 bulan pertambahan berat badan setiap minggu berkisar antara 85-400 gram. Berat badan akan meningkat sebesar 3 kaliberat badan lahir pada akhir tahun pertama. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, Desain penelitian ini adalah pre eksperimen dengan pendekatan One Group Pretest Post-test Design yaitu dalam rancangan ini dilakukan pretest (01) pada kelompok eksperimen, dan diikuti intervensi (X) pada kelompok eksperimen. Setelah beberapa waktu dilakukan posttest (02) pada kelompok intervensi tersebut (Notoatmodjo,2010). Peneliti memberikan intervensi kepada kelompok yang akan diberikan pijat bayi. Perlakuan dan membandingkan berat badan bayi sebelum dan sesudah diberikan pijat bayi dilakukan pada bulan Agustus - september 2016 di BPS Masnoni Teluk Betung Utara Bandar Lampung. populasi yang masuk kedalam penelitian ini adalah seluruh bayi di BPS Masnoni Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung pada Agustus-september sebanyak 23 bayi. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling, yaitu seluruh sampel yang ada saat penelitian yaitu sebanyak 23 bayi. HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi Berat Badan Bayi Sebelum Pijat Di BPS Masnoni Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung Tahun 2016 Variabel Mean SD Min-Mak 95% CI Berat Badan Bayi 4,86 0,84 3.5-5.9 4.49-5.22 Tabel 1.Diperoleh rata-rata berat badan bayi sebelum pijat adalah 4,86 Kg, dengan SD 0,84. Berat badan terendah adalah 3,5 Kgdan yang tertinggi adalah 5,9Kg. Hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata berat badan sebelum diberikan pijat bayi adalah antara 4,49-5,22. 73

Tabel 2 Distribusi Berat Badan Bayi Sesudah Pijat Di BPS Masnoni Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung Tahun 2016 Variabel Mean SD Min-Mak 95% CI Berat Badan Bayi 5.72 0.85 4.3-6.9 5.35-6.08 Tabel 2menunjukkan rata-rata berat badan bayi sesudah pijat adalah 5.72 Kg, dengan SD 0,85. Berat badan terendah adalah 4.3 Kg dan yang tertinggi adalah 6,9Kg. Hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata berat badan sesudah diberikan pijat bayi adalah antara 5,35-5,09. Analisis Bivariat Tabel 3 Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Pada Bayi di BPS Masnoni Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung Tahun 2016 Berat Badan Mean SD SE Value N Sebelum 4.86 0.89 0.17 0.000 23 Sesudah 5.72 0.85 0.18 23 Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata berat badan bayi sebelum pijat adalah 4,86 Kg, dengan SD 0,84,dan terjadi peningkatan berat badan setelah diberi pijat bayi sebesar 0,66Kg menjadi5,43. Hasil uji statistik didapatkan nilai = 0,000 (p hitung < α), artinya pada = 5% dapat diartikan ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan pada bayi di BPS Masnoni Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung Tahun 2016. PEMBAHASAN. Hasil analisis didapatkan rata-rata berat badan bayi sebelum pijat adalah 4,86 Kg, dengan SD 0,84. Berat badan terendah adalah 3,5 Kg dan yang tertinggi adalah 5,9Kg. Hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa ratarata berat badan sebelum diberikan pijat bayi adalah antara 4,49-5,22, rata-rata berat badan bayi sesudah pijat adalah 5.72 Kg, dengan SD 0,85. Berat badan terendah adalah 4.3 Kg dan yang tertinggi adalah 6,9Kg.Hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata berat badan sesudah diberikan pijat bayi adalah antara 5,35-5,09. Hasil uji statistik didapatkan nilai = 0,000 (p hitung < α), artinya pada = 5% dapat diartikan ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan pada bayi usia 1-3 bulan di BPS Masnoni Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung Tahun 2016. Penambahan berat badan pada periode pasca neonatal (29 hari-1 tahun) sangat mencolok. Pada masa ini penambahan berat badan bayi biasanya pada 3 bulan pertama 750 gram/bulan, yang selanjutnya pertambahan makin lama akan berkurang. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Roesli (2008) yang mengatakan salah satu manfaat pijat bayi adalah untuk meningkatkan berat badan bayidan pijat bayi dapat menimbulkan efek biokimia dan fisik yang positif. Pijat bayi menyebabkan peningkatan aktivitas nervus vagus dan akan merangsang hormon pencernaan antara lain insulin dan gastrin. Insulin memegang Peranan pada metabolisme, menyebabkan kenaikan metabolism karbohidrat, penyimpanan glikogen, sintesa asam lemak, ambilan asam amino sintesa protein. jadi insulin merupakan suatu hormon anabolik penting yang bekerja pada berbagai jaringan termasuk hati, lemak danotot. Peningkatan insulin dangastrin dapat merangsang fungsi pencernaan sehingga penyerapan terhadap sari makananpun menjadi lebih baik. Penyerapan makanan yang lebih baik akan menyebabkan bayi cepat lapar dankarena itu bayi lebih sering menyusu. Akibatnya produksiasi akan lebih banyak. Penambahan berat badan pada periode pasca neonatal (29 hari-1 tahun) sangat mencolok. Pada masa ini penambahan berat badan bayi biasanya pada 3 bulan pertama 750 gram/bulan, yang selanjutnya pertambahan makin lama akan berkurang. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Roesli (2008) yang mengatakan salah satu manfaat pijat bayi adalah untuk meningkatkan berat badan bayidan pijat bayi dapat menimbulkan efek biokimia dan fisik yang 74

positif. Pijat bayi menyebabkan peningkatan aktivitas nervus vagus dan akan merangsang hormon pencernaan antara lain insulin dan gastrin. Insulin memegang Peranan pada metabolisme, menyebabkan kenaikan metabolism karbohidrat, penyimpanan glikogen, sintesa asam lemak, ambilan asam amino sintesa protein. jadi insulin merupakan suatu hormon anabolik penting yang bekerja pada berbagai jaringan termasuk hati, lemak danotot. Peningkatan insulin dangastrin dapat merangsang fungsi pencernaan sehingga penyerapan terhadap sari makananpun menjadi lebih baik. Penyerapan makanan yang lebih baik akan menyebabkan bayi cepat lapar dankarena itu bayi lebih sering menyusu. Akibatnya produksiasi akan lebih banyak. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Sugiharti (2012) tentang Pengaruh Frekuensi Pijat Bayi Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Usia 1-3 Bulan (Studi Di Desa Karangsari Dan Purbadana Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas). Hasil analisis Uji Wilcoxon menyebutkan ada perbedaan perkembangan sebelum dan sesudah intervensi pada ketiga kelompok (p=0,046;p=0,025;p=0,046< α 0,05). Selain itu, penelitian Pudjianto (2000), tentang pengaruh stimulasi dini pemijatan terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi memperoleh hasil bahwa bayi yang orangtuanya atau pengasuhnya mendapat pendidikan dan penyuluhan pijat bayi, kenaikan berat badannya lebih baik daripada yang tidak dipijat, tetapi dalam analisisnya tidak memperhatikan faktor pengaruh atau faktor luar yang lain. Menurut pengaruh dari kelompok bayi yang dilakukan pemijatan. Bayi yang dilakukan pemijatan dengan frekuensi 2 kali seminggu selama 6 minggu dengan durasi pemijatan 15 menit dapat meningkatkan berat badan secara signifikan dari pada bayi yang tidak dilakukan pemijatan. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan berat badan bayi selain pijat bayi yaitu: gizi anak, kesehatan anak, imunisasi, genetic, perumahan, sanitasi lingkungan, kelainan kromosom,sosioekonomi, obat-obatan. Dari beberapa faktor ada dua faktor yang tidak dapat dikendalikan yaitu: perumahan dan sanitasi lingkungan, dimana kedua faktor itu kemungkinan memberikan kontribusi dalam kenaikan beratbadan bayi. Menurut pendapat peneliti yang lebih banyak mengalami kenaikan berat badan adalah pada bayi dengan jenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan perempuan, tetapi erdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa kenaikan berat badan antara bayi laki-laki dan bayi perempuan terlihat sama, tidak ada kenaikan berat badan yang terlalu signifikan tinggi dan tidak ada juga yang terlalu rendah, hal tersebut juga dipengaruhi oleh usia bayi tersebut bayi yang usianya lebih tinggi membutuhkan asupan nutrisi dan ASI lebih banyak sehinggga pada bayi yang usianya lebih tua mengalami peningkatan berat badan diatas kenaikan berat badan pada bayi yang usianya lebih muda. SIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan halhal sebagai berikut: Diketahui berat badan bayi sebelum diberi terapi pijat di BPS Masnoni Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung Tahun 2016, adalah 4,86 Kg. 1) Diketahui berat badan bayi sesudah diberi terapi pijat di BPS Masnoni Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung Tahun 2016, adalah 5.72 Kg. 2) Diketahui pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi di BPS Masnoni Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung Tahun 2016. P-Value 0.000 < α (0.05). SARAN 1) Bagi Ibu-Ibu yang: Memiliki Bayi untuk ibu-ibu yang memiliki bayi disarankan agar mengikuti pelatihan cara memijat bayi yang benar sehingga bisa melakukan sendiri pemijatan pada bayinya di rumah agar dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan bayinya karena pijat bayi sangat bermanfaat sekali baik bagi bayi maupun ibunya dan kerugiannya relatif tidak ada. 2) Bagi Tenaga Kesehatan Khususnya Bidan di BPS Masnoni untuk bidan khususnya di BPS Masnoni dan seluruh bidan pada umumnya, karena pijat bayi sangat bermanfaat sekali baik bagi bayi maupun ibunya dan kerugiannya relatif tidak ada diharapkan pijat bayi dijadikan suatu program dalam perawatan bayi baru lahir agar tumbuh kembang bayi dapat berjalan optimal. Dan bagi bidan agar mengikuti pelatihan pijat bayi, agar lebih berkopeten dan bisa mengajarkan kepada ibu bayi sehingga bisa dilakukan dirumah. 3) Bagi Peneliti Selanjutnya untuk penelitiselanjutnya disarankan melakukan penelitian pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat bayi dari berbagai factor diantaranya adalah: perumahan, sanitasi lingkungan, social-ekonomi, serta lebih 75

terfokus dalam satu kelompok umur, sehingga hasil yang didapat lebih terfokus. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Kusumawati.,2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Mansur, H. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Profil Kesehatan Provinsi Lampung, 2013 Riyanto. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta Roesli, Utami. 2008. Pedoman Pijat Bayi Prematur & Bayi Usia 0-3 Bulan. PT. Trubus. Soetjiningsih. (1998). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC Zulhaida. (2003). Status gizi ibu hamil serta pengaruhnya terhadap bayi yang dilahirkan 76