TOPIK UTAMA. Dwi Pangastuti Marhaeni Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNSOED



dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan Rumusan masalah serta kajian pustaka maka penulis

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

THE INCOMES AND HOUSEHOLD WELFARE LEVELS OF SAND MINERS IN PASEKAN HAMLET GONDOWANGI VILLAGE SAWANGAN DISTRICT MAGELANG REGENCY

P R O F I L DESA DANUREJO

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Purworejo yang terdiri dari 49 desa.luas wilayah Kecamatan Pituruh yaitu 7681

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km.

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kondisi Kebun Buah Mangunan. 1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kebun Buah Mangunan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Induk, yaitu Kecamatan Kedaton, berdasarkan Peraturan Daerah

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kelurahan Muktiharjo Kidul. memiliki luas wilayah 204,378 ha, dengan batas batas kelurahannya

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN

BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

BAB IV GAMBARAN UMUM

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

I. KARAKTERISTIK WILAYAH

III. METODE PENELITIAN. Sumber data primer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB III IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) Kelompok Intervensi O1 X O2

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Agung Kabupaten OKU Selatan Sumatera Selatan. Posisi Desa Merpang

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN MENJADI KELAPA SAWIT DI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

PERANAN LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN MENJADI KELAPA SAWIT DI BENGKULU : KASUS PETANI DI DESA KUNGKAI BARU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.

Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

ANALISIS TINGKAT KONVERSI LAHAN PERTANIAN DI KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan Ibu Kota Propinsi Riau dengan luas Kecamatan 573,70 KM2 yang

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015

BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUNINGAN, KECAMATAN CIBEUREUM, CIBINGBIN, DAN CIGUGUR

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB. III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dikenal dengan sebutan bencana. Upaya meminimalisasi resiko. atau kerugian bagi manusia diperlukan pengetahuan, pemahaman,

Transkripsi:

TOPIK UTAMA Komunikasi Kelompok dan Keselamatan Kerja (Studi Kasus tentang Komunikasi Kelompok dalam Meningkatkan Keselamatan Kerja bagi Penambang Pasir di Kabupaten Banyumas) Dwi Pangastuti Marhaeni Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNSOED Abstract River Sand miners are one of informal occupations which are still for from both concern and development particularly in terms of its health as well as health safety. This high risk job to both themselves and environment is always conducted through teamwork. A primary as well as secondary small group is a mean of people to manifest their hope and share of information in most aspects of life. Taking is respondents in Sidabowa, Patikraja, Banyumas Regency as the sample, the researcher observed how the role of Group Communication Plays among the sand river miners toward their health safety. Through an analytical descriptive approach, it is obtained that Group Communication Plays a significant role in improving cooperation among members. By Group Communication, a wide range of information is gained as an effort to achieve the health safety. Keywords : Group Communication, Health Safety Pendahuluan Dari banyak masalah pelayanan kesehatan yang ditemukan pada saat ini, salah satu diantaranya yang dinilai cukup merisaukan adalah makin meningkatnya biaya kesehatan. Banyak factor yang berperan sebagai penyebab makin meningkatnya biaya kesehatan tersebut. Jika disederhanakan factor-faktor yang dimaksud dapat dibedakan atas tujuh macam yaitu : laju inflasi, kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran, perubahan pola penyakit, perubahan pola pelayanan kesehatan, perubahan pola hubungan dokter pasien, meningkatnya pelayanan kesehatan serta terlambatnya mengembangkan mekanisme kendali biaya kesehatan (Sorkin dalam Azul Azwar, 2002). Dampak yang ditimbulkan dari makin meningkatnya biaya kesehatan sangat memprihatinkan. Pelayanan kesehatan akhirnya tidak dapat dijangkau oleh anggota masyarakat terutama yang berasal dari kelompok ekonomi lemah. Untuk mengatasi hal itu banyak upaya yang telah dilakukan, salah satunya adalah dengan melibatkan masyarakat untuk berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Kesehatan kerja merupakan upaya kelima dari lima belas upaya kesehatan yang tercantum dalam UU No 23 Th 1992 tentang Kesehatan. Selanjutnya dalam pasal 23 dinyatakan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktifitas yang optimal, agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh produktifitas kerja yang optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja (pedoman teknis, Diknas Propinsi Jawa Tengah, 2002). Penambang pasir kali merupakan salah satu sector pekerjaan informal yang selama ini belum mendapatkan perhatian dan pembinaan dari segi kesehatan dan keselamatan kerjanya. Pekerjaan yang penuh resiko bagi diri dan lingkungannya ini selalu dilakukan melalui kerja kelompok. Kerjasama ini sangat penting dilakukan karena untuk mengambil pasir dari dalam sungai tidak memungkinkan seorang penambang pasir bekerja sendirian. Kerjasama antar anggota dalam kelompok tersebut dapat dilatar belakangi oleh adanya : 1. Kepentingan dan tujuan yang sama 2. Pembagian kerja 3. Kepentingan bagi hasil dan 4. Ikatan emosional Hubungan erat diantara mereka dapat menum- 23

buhkan solidaritas menjadi semakin kuat. Komunikasi sebagai sarana dalam kelompok menjadi penting, karena melalui komunikasi ini semua masalah yang berhubungan dengan pekerjaan diinformasikan. Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder, merupakan wahana bagi setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan dan keinginannya berbagi informasi dalam hamper semua aspek kehidupan. Kelompok bias merupakan media untuk mengungkapkan persoalanpersoalan pribadi, bisa pula merupakan alat untuk memecahkan persoalan bersama yang dihadapi seluruh anggota. Sebagai kelompok kerja yang mempunyai resiko tinggi dalam pekerjaannya, menggelitik penulis untuk melakukan pengkajian mendalam tentang bagaimana komunikasi kelompok bisa memberikan informasi, pengalaman, pengetahuan dengan anggota atau dengan kelompok lain sehingga resiko yang disebabkan karena pekerjaannya bisa terselamatkan. Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka dapat ditarik suatu permasalahan : Bagaimana peran komunikasi kelompok dalam meningkatkan keselamatan kerja bagi pekerja penambang pasir di Desa Sidaboa, kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas? Metode Penelitian Sifat Penelitian Penelitian ini berbentuk deskriptif analitik. Mengenai penelitian deskriptif, Singarimbun (1989) melihatnya sebagai upaya mengembangkan konsep, menghimpun data kemudian menggambarkannya. Penelitian ini tidak hanya terbatas pada upaya menggambarkan gejala yang terjadi, tetapi juga berupaya menganalisisnya dengan cara menjelaskan dan memberikan penafsiran terhadap gejala dimaksud serta menarik kesimpulan dari upaya penafsiran ini. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah para penambang pasir kali di desa Sidaboa kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas sebanyak 16 orang (tiga kelompok) dari jumlah semua sekitar 38 orang (sepuluh kelompok). Operasionalisasi Konsep Variabel komunikasi kelompok dalam penelitian ini secara konseptual dapat diartikan sebagai sekumpulan orang (3-20 orang) yang saling berinteraksi, biasanya tatap muka dalam waktu yang lama guna mencapai tujuan. Secara operasional variable Komunikasi kelompok ini dapat dianalisis melalui empat aspek pokok sebagai hasil dari tinjauan kepustakaan yang telah dikemukakan sebelumnya. Pertama, frequensi Komunikasi yang dilakukan antar anggota kelompok, Kedua, intensitas dalam berkomunikasi. Ketiga, partisipasi anggota dalam kelompok. Keempat, perasaan senang atau tidak senang ketika masuk menjadi anggota kelompok. Variabel keselamatan kerja secara konseptual diartikan sebagai bahaya potensial ditempat kerja sehingga perlu adanya upaya-upaya pencegahan yang meliputi ; pertama, pemahaman terhadap kondisi pekerjaan. Kedua, kesadaran terhadap bahaya ditempat kerja. Ketiga, pemakaian peralatan pengaman dalam upaya meningkatkan keselamatan kerja. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah penyebaran daftar pertanyaan kepada responden. Teknik ini kemudian dikombinasikan dengan pengumpulan data dari kepustakaan yang terkait dengan masalah penelitian ini. Teknik Analisis Data Data yang telah terkumpul kemudian dapat dianalisis secara kualitatif. Analisis kualitatif menempuh beberapa langkah pokok seperti mereduksi data, mentabulasi data dengan membuat tabulasi tunggal. Hasil dan Pembahasan Gambaran Umum Letak geografis Desa Kedungrandu Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas sangat

strategis, karena merupakan jalan utama antara Purwokerto dengan Cilacap. Desa Kedungrandu secara administrasi berbatasan: 1. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Patikraja Kecamatan Patikraja 2. Sebelah barat berbatasan dengan Sungai Logawa 3. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Sidabowa Kecamatan Purwokerto Barat 4. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Wlahar Kulon Kecamatan Patikraja Desa Kedungrandu meliputi areal seluas 214,9 Ha yang terbagi dalam tiga jenis penggunaan yaitu 206,9 Ha untuk irigasi teknis, 1,5 HA untuk irigasi setengah teknis dan 6,5 Ha untuk irigasi tadah hujan. Sementara jumlah tanah menurut pengunaannya ada 2 yaitu tanah yang digunakan untuk pekarangan dan bangunan seluas 61,5 Ha, sementara yang digunakan untuk tanah kebun sebanyak 100,9 Ha dan kebun Negara seluas 9,1 Ha sedangkan penggunaan untuk yang lain-lain sebanyak 21,4 Ha. Desa Kedungrandu terletak pada ketinggian 200 meter di atas permukaan laut. Temperature rata-rata 31 C dan merupakan daerah subur dengan curah hujan rata-rata 3530 mm serta lebih dari 180 hari hujan dalam setahun. Keadaan Demografi Tabel 1. Jumlah Penduduk menurut Kulompok Umur No Kelompok Umur Juml. % (tahun) 1 0 9 1.094 19,64 2 10 19 1.061 19,1 3 20 29 1.140 20,47 4 30 39 1.652 29,66 5 40 49 271 4,87 6 50 59 251 4,5 7 60 89 1,41 Jumlah 5.558 100 Tabel 2. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah % 1 Laki - laki 2780 50 2 Perempuan 2778 50 Tabel 3. Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian Pembahasan Jumlah 5558 100 No Mata Pencaharian Juml % 1 Petani 243 19,148 2 Buruh Tani 213 16,78 3 Buruh Swasta 629 49,56 4 Pegawai Negeri 76 5,99 5 Pengrajin 2 0,16 6 Pedagang 106 8,35 Jumlah 1269 100 Deskripsi hasil penelitian mengenai Komunikasi kelompok dengan keselamatan kerja dibagi menjadi tiga bagian yaitu; 1. Deskripsi karakteristik responden, 2. Deskripsi komunikasi kelompok, 3. Deskripsi keselamatan kerja. Secara lengkap pembahasan mengenai variabel ini bisa dilihat dalam tabeltabel berikut. 1. Deskripsi Karakteristik Responden No Kelompok Umur Juml. % 1 Remaja (15 24 tahun) 3 18,75 2 Dewasa (25 44 tahun) 8 50 3 Tua (> 45 tahun) 5 31,25 Tabel 4. Responden menurut Kelompok Umur Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan pada kelompok umur yang paling tinggi didominasi pada kelompok umur dewasa dengan angka 8 orang (50%). Sementara 25

bila dilihat dari jenis kelamin, maka semua responden berjenis kelamin laki-laki. Hal ini disebabkan karena bekerja sebagai penambang pasir di kali merupakan pekerjaan yang sangat membutuhkan fisik yang kuat, sehingga tidak memungkinkan kaum perempuan menggeluti jenis pekerjaan semacam ini. Oleh karena itu pekerjaan ini sangat didominasi oleh kaum laki -laki. No Pendidikan Juml. % 1 SD 12 75 2 SMP 4 25 3 SMA - - Tabel 5. Responden menurut Tingkat Pendidikan Dari tabel diatas dapat dilihat tingkat pendidikan responden yang semua hanya berpendidikan dasar. Dari data tersebut dapat diindikasikan bahwa pendidikan yang rendah memang kurang memungkinkan memperoleh pekerjaan yang lebih layak, sehingga pekerjaan sebagai penambang pasir di kali menjadi pekerjaan yang dianggap paling baik dan merupakan alternative terakhir dalam memecahkan permasalahan pencaharian pekerjaan. 2. Deskripsi Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok merupakan Komunikasi yang terjadi diantara anggota kelompok. Dalam Komunikasi ini yang dilihat adalah frequensi Komunikasi, intensitas berkomunikasi, partisipasi anggota dan perasaan senang ketika terlibat dalam suatu kelompok. Untuk dapat melihat secara jelas gambaran komunikasi dalam kelompok akan ditampilkan tabel-tabel yang menunjukkan kondisi tersebut. 1 Tinggi 8 50 2 Sedang 5 31,25 3 Rendah 3 18,75 Tabel 6. Frekuensi Komunikasi Anggota Kelompok Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa frekuensi Komunikasi anggota kelompok terbilang tinggi yaitu 50% dari jumlah responden. Hal ini bisa diartikan bahwa hampir setiap anggota menyadari pentingnya berkomunikasi dengan sesama anggota kelompok. Bertukar pandangan atau pengalaman tentang sesuatu hal yang berkaitan dengan pekerjaannya menjadi hal yang mendominasi ketika mereka bertemu. Keadaan ini juga menyebabkan intensitas terhadap keterlibatan dalam berkomunikasi menjadi baik, hal ini bisa dilihat pada tabel berikut Tabel 7. Intensitas Komunikasi antar-anggota Kelompok 1 Sering 7 43,75 2 Kadang-kadang 6 37,50 3 Tidak Pernah 3 18,75 Pada tabel tersebut memperlihatkan bahwa intensitas untuk berkomunikasi antar anggota tidak berbeda dengan frequensi berkomunikasi antar anggota (tabel 6). Hal ini ditunjukkan dengan komposisi jawaban responden yang mengatakan sering sebanyak 7 orang, kadangkadang sebanyak 5 orang dan sisanya menyatakan tidak pernah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa intensitas untuk terlibat dalam pembicaraan belum semua ikut, namun demikian ada kecenderungan untuk menjadi pendengar ketika rekan lain sedang berbicara. Tabel 8. Partisipasi dalam Kelompok 1 Sering 10 62,50 2 Kadang-kadang 6 37.50 3 Tidak Pernah - - Dari tampilan tabel diatas memperlihatkan bahwa partisipasi responden dalam kelompok sangat baik. Partisipasi ini meliputi hampir

semua aktifitas yang berhubungan dengan pekerjaan sebagai penambang pasir di kali. Sebagai anggota kelompok yang pekerjaannya kurang memungkinkan diselesaikan sendiri, maka partisipasi terhadap bermacam hal menjadi tinggi, sehingga rasa toleransi dan solidaritas menjadi hal yang mewarnai kelompok semacam ini. Hal ini yang pada akhirnya menjadikan hampir semua penambang pasir di kali bergabung menjadi angota kelompok. Tabel 9. Senang Tidaknya Menjadi Anggota Kelompok 1 Senang 14 87,50 2 Kurang Senang 2 12,50 3 Tidak Senang - - Tabel diatas memperlihatkan hampir semua menyatakan suka atau senang bisa tergabung dalam kelompok, apalagi kelompok ini adalah kelompok yang sangat berkaitan dengan aktifitas mereka sebagai penambang pasir di kali. Dengan menjadi bagian dari kelompok maka berbagai informasi yang berkaitan dengan pekerjaannya bisa didapatkan, dan ini yang akhirnya menumbuhkan rasa kebersamaan dalam kelompok. 3. Deskripsi Variabel Keselamatan Kerja Pada Variabel keselamatan kerja ini akan dilihat dari sudut pemahaman terhadap bahaya yang mengancam dan kesadaran akan bahaya yang timbul bagi diri dan lingkungannya serta pemakaian perlengkapan pengaman bahaya. Dan untuk lebih jelasnya variable keselamatan kerja bisa dilihat dalam tabeltabel berikut : Tabel 10. Pemahaman terhadap Ancaman Bahaya 1 Paham 12 75 2 Kurang Paham 4 25 3 Tidak Paham - - Sebagian besar dari responden sangat memahami (75%) terhadap pekerjaan yang mereka geluti. Disamping bahaya yang langsung berhubungan dengan keselamatan jiwanya, bahaya yang ditimbulkan akibat pekerjaan itu juga mereka pahami betul. Karena tidak ada alternative lain maka mereka menggeluti pekerjaan ini sampai bertahun-tahun. Tabel 11. Kesadaran akan Ancaman Bahaya 1 Sadar 16 100 2 Kurang Sadar - - 3 Tidak Sadar - - Dari tabel diatas memperlihatkan semua responden sangat sadar atas resiko yang bisa terjadi ketika sedang bekerja, terutama sekali resiko yang berkaitan langsung dengan keselamatan jiwanya. Oleh karena itu waspada terhadap perubahan-perubahan iklim menjadi suatu hal yang sangat penting. Tabel 12. Pemakaian Perlengkapan Pengaman Bahaya 1 Memakai - - 2 Kadang Memakai - - 3 Tidak Memakai 16 100 Pada tabel tersebut bisa dilihat bahwa semua responden tidak ada yang menggunakan alat pengaman ketika sedang bekerja. Hal ini disebabkan karena mereka adalah para penambang pasir yang tradisional, yang hanya menggunakan alat sederhana. Namun demikian karena kesadaran yang tinggi atas resiko-resiko yang bisa terjadi, menjadikan mereka sangat waspada terhadap perubahan-perubahan cuaca yang terjadi (apabila sungai meluap maka otomatis pekerjaan ini akan dihentikan semen- 27

tara) sehingga perlengkapan pengaman tidak mereka butuhkan. Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah diuraikan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Komunikasi kelompok memberikan kontribusi yang sangat besar (positif) dalam meningkatkan frekuensi dan intensitas berkomunikasi serta menumbuhkan partisipasi anggota, sehingga setiap pekerja secara senang ikut terlibat untuk menjadi bagian dari anggota kelompok. 2. Setiap anggota kelompok telah mempunyai pemahaman dan kesadaran terhadap pekerjaannya sebagai penambang pasir, sehingga mereka selalu bersikap waspada terhadap perubahan alam. Dengan demikian mereka mampu untuk mengantisipasi datangnya bahaya. 3. Dengan adanya kelompok, maka solidaritas antar mereka menjadi meningkat, hubungan antar anggota menjadi sangat erat. Daftar Pustaka Azwar, azrul; Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Depkes RI, 2002. Burgoon, Michael, Michael Ruffner, Human Communication A Refition Of Approaching Speech Communication, Holt, Rinehart & Winstone, New York, 1978. Ronald B Alder, George Rodman, Understanding Human Communication, Second Edition, Holt, Rinehart & Winstone, New York, 1988. Singarimbun, Masri dan Sofyan E. Metode Penelitian Survey. LP3ES, Jakarta. 1989. Sutopo, Heribertus. Metode Penelitian Kualitatif, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. 1988. Sumber Lain : Pedoman Teknis Upaya Kesehatan Kerja bagi Pekerja Pemecah Batu, Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, Semarang, 2002. Profil Peran Serta Masyarakat dalam Pembangunan Kesehatan 2000/2001, Depkes RI, 2002.