14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada makhluk hidup. Pertumbuhan dan perkembangan menyangkut semua aspek kemajuan yang dicapai sejak dalam kandungan hingga dewasa (Aritonang, 1996). Sentuhan antara kulit dengan kulit antara bayi dan ibu segera setelah lahir dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Kontak fisik secara positif antara orang tua dan anaknya, membuat anak merasa berharga dan dicintai (Roesli, 2000). Kelahiran prematur atau kelahiran sebelum waktunya akan merupakan trauma berat. Bayi kecil terlepas dari kehangatan rahim ibunya, dan ditempatkan berminggu minggu atau berbulan bulan seorang diri dalam inkubator. Mereka sering menerima sentuhan yang negatif, seperti pengambilan darah, pemasangan alat monitor infus atau kateter. Akibatnya bayi prematur takut disentuh, padahal sentuhan merupakan kebutuhan dasar manusia. Maka, perlu diperkenalkan sentuhan yang positif, yaitu pijat bayi sedini mungkin (Roesli, 2007).
1 5 Bayi prematur merupakan masalah yang penting dalam bidang perinatologi, karena berkaitan dengan kejadian mortalitas dan morbiditas masa neonatus. Dengan makin pesatnya perkembangan, kini mulai disadari perlu dan pentingnya menerapkan terapi sentuhan (pijat bayi) pada perawatan bayi prematur di ruang perinatal, meskipun harus tetap berhati hati untuk tidak memberikan rangsangan yang berlebihan. Sentuhan dan pijat pada bayi segera setelah kelahiran merupakan kontak tubuh yang berkelanjutan yang diperlukan bayi untuk mempertahankan rasa aman. Bayi yang disentuh dengan penuh kasih sayang jarang sekali menangis dan sakit, daripada yang tidak disentuh. Pijat memperbaiki sirkulasi darah dan menambah system kekebalan, juga meningkatkan aliran cairan getah bening ke seluruh tubuh untuk membersihkan zat yang berbahaya dalam tubuh. Pijat juga mengatasi rasa sakit dan beberapa gejala penyakit, serta meningkatkan relaksasi dan menenangkan bayi yang menangis (Roesli, 2000). Pijat meningkatkan kesadaran fisik, kekuatan otot otot dan membuat persendian lebih lentur. Khususnya sangat bermanfaat untuk para bayi prematur, yaitu bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang. Berdasarkan penelitian, dampak positif dari pijat pada bayi prematur, antara lain lebih banyak meningkatkan berat badan bayi, bayi tampak lebih siaga dan aktif, mengurangi kecemasan, dan kesulitan tidur pada bayi (Alan Heath & Bainbridge, 2006). Riset tahun 1995 di Amerika Serikat mengidentifikasikan jenis sentuhan yang orang tua berikan pada bayi prematurnya pada tiga minggu
1 6 pertama sibayi, yaitu saat bayi tersebut sedang sakit atau belum stabil secara psikologis. Dalam studi ini, bayi disentuh secara lembut, dengan tangan diletakkan dikepala dan tubuh bayi selama 15 menit perhari. Sentuhan ini menentramkan bayi, menurunkan aktivitas fisik dan meminimalkan tanda gelisah. Sentuhan ini tidak mengakibatkan pengaruh yang berlawanan pada detak jantung atau pernapasan bayi prematur (Alan Heath & Bainbridge, 2006). Berdasarkan penelitian Prof. T. Field dan Scafidi (1986 & 1990) dari Universitas Miami, AS, terapi sentuhan (pijat) bisa memberikan efek positif secara fisik, antara lain kenaikan berat badan bayi dan peningkatan produksi air susu ibu (ASI). Telah diamati perubahan berat badan 20 bayi prematur setelah mendapat pijatan secara teratur. Bayi mengalami kenaikan berat badan 20 47 % perhari setelah dipijat 3 x 15 menit selama 10 hari dibanding dengan bayi prematur yang tidak dipijat. Ini disebabkan bayi yang dipijat mengalami peningkatan produksi enzim penyerapan seperti gastrin dan insulin sehingga penyerapan terhadap sari makanan pun menjadi lebih baik, sehingga bayi menjadi cepat lapar.(roesli, 2001). Makin banyak ASI disedot oleh bayi (menyusui), maka produksi ASI makin meningkat. Ini karena dalam proses produksi ASI berlaku hukum supply and demand. Artinya, makin banyak ASI dikeluarkan, makin banyak pula ASI diproduksi. Di Rumah Sakit Umum Tugurejo Semarang di bagian perinatal dan ruang bayi, pijat bayi prematur merupakan suatu program kegiatan rutin yang dilakukan terhadap bayi - bayi prematur dengan frekwensi 2 kali
17 dalam sehari. Selain itu di rumah sakit tersebut belum pernah dilakukan penelitian tentang peningkatan berat badan bayi prematur dengan terapi pijat bayi. Berdasarkan fenomena di atas peneliti ingin meneliti penerapan Terapi Pijat Bayi dengan Kenaikan Berat Badan Bayi Prematur di ruang Bayi Rumah Sakit Umum Tugurejo Semarang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dan latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan masalah dari penelitian ini, yaitu apakah pijat bayi berpengaruh terhadap peningkatan berat badan bayi di Rumah Sakit Umum Tugurejo Semarang. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi prematur yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Tugurejo Semarang. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : a. Mendeskripsikan berat badan awal sebelum pemijatan. b. Mendeskripsikan berat badan sesudah pemijatan bagi bayi prematur dengan perlakuan dan bayi prematur tanpa perlakuan.
1 8 c. Mendeskripsikan perbedaan kenaikan berat badan bayi prematur terhadap pemijatan. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis berupa masukan kepada berbagai pihak : 1. Bagi Peneliti Dapat menjadikan dasar penelitian selanjutnya terkait peningkatan berat badan bayi prematur. 2. Bagi Masyarakat Meningkatkan pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang pijat bayi. 3. Bagi Instansi Terkait Sebagai dasar landasan untuk dijadikan Protap pijat bayi dalam rangka meningkatkan pendapatan Rumah Sakit.