SEMUA HAL YANG TERKAIT DENGAN KODE ETIK BPSDMKP, SILAHKAN BERKOMUNIKASI MELALUI ALAMAT EMAIL: kodeetik_bpsdmkp@kkp.go.id



dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA SEMARANG. 2.1 Profil Singkat Dinas Kelautan Dan Perikanan Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

SEMANGAT DONNA OCTAVIANA, PENYULUH PERIKANAN OKI TUMBUHKEMBANGKAN POKDAKAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG SENTRA PRODUKSI PERIKANAN UNGGULAN DI KABUPATEN CIAMIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

MEMUPUK SEMANGAT ENTERPRENEUR KEBAHARIAN GENERASI MUDA MENUJU GENERASI YANG MANDIRI DAN CINTA BAHARI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

Penguatan Minapolitan dan Merebut Perikanan Selatan Jawa

2 Kegiatan usaha perikanan, khususnya perikanan tangkap dan perikanan budidaya di Indonesia sebagian besar dilakukan oleh Nelayan Kecil dan Pembudiday

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA SEMARANG. 2.1 Profil Singkat Dinas Kelautan Dan Perikanan Kota Semarang

Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Budidaya Melalui PUMP Perikanan Budidaya Sebagai Implementasi PNPM Mandiri Kelautan Dan Perikanan

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6/KEPMEN-KP/2017

BUPATI TABANAN PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tujuan strategis dari Food and Agriculture Organization (FAO) yaitu mengurangi

PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN PADA KELOMPOK IKAN DI DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI

MASUKAN PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BPSDMKP TERHADAP PROGRAM ICCTF-PIKUL DALAM TRANSFORMASI TRANSFORMASI SISTEM INFORMASI IKLIM DAN CUACA

UPAYA PENGEMBANGAN MINAPOLITAN KABUPATEN CILACAP MELALUI KONSEP BLUE ECONOMY

Menteri KKP Salurkan Bantuan untuk Penyuluh Indramayu

KEBIJAKAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN, DAN SINERGI PENYELENGGARAN PENYULUHAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

MATRIK CAPAIAN PROGRAM LEGISLASI KKP TAHUN 2017 (Caturwulan Pertama 2017) RENCANA PENYAMPAIAN. Januari. Mei. Januari

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi manusia. Perikanan budidaya dinilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan Indonesia, telah menjadi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,

Provinsi Riau memiliki keunggulan komparatif karena letaknya yang strategis. Pertama, Riau

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Pera

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 20 TAHUN 2011 SERI : D NOMOR : 2

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 164,302, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 16,587,167, BELANJA LANGSUNG 33,185,325,000.00

Pada awal berdirinya pokdakan, usaha yang dilakukan oleh sebagian PERAN PENYULUH KLATEN PERKUAT MODAL USAHA POKDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.32/Men/2010 Tentang Penetapan Kawasan Minapolitan

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat prioritas utama dalam pembangunan nasional karena. pembangunan ekonomi diharapkan dapat menjadi motor penggerak

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

I PENDAHULUAN Latar Belakang

2013, No.6 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Pemberdayaan Peternak adalah segala upaya yang dila

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi yang berisi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemb

PENINGKATAN PERAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN HORTIKULTURA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2014 TENTANG SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL

KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015/06/08 07:12 WIB - Kategori : Artikel Penyuluhan PENTINGNYA SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERIKANAN DI ERA MEA 2015

SINERGI DAN PERAN KOMISI PENYULUHAN PERIKANAN NASIONAL (KPPN) DALAM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER. 13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN

PUBLIKASI MEDIA PADA ACARA FORUM PENDIDIKAN MENENGAH KELAUTAN DAN PERIKANAN TANGGAL 2-4 OKTOBER 2013

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu upaya untuk membantu kelancaran pembangunan pertanian yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping kebutuhan

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN.

BAB VII FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN PENGORGANISASIAN KEGIATAN USAHATANI

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing).

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN DAN PEMBUDI DAYA IKAN

Kiat Kiat Jurus Jitu Pengembangan Minapolitan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN

KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PERANGKAT DAERAH CONTOH

Transkripsi:

SEMUA HAL YANG TERKAIT DENGAN KODE ETIK BPSDMKP, SILAHKAN BERKOMUNIKASI MELALUI ALAMAT EMAIL: kodeetik_bpsdmkp@kkp.go.id hal 2.indd 2 1/24/2012 11:30:15 AM

S U L U H Harus Komunikatif dan Strategis Penyuluh harus bisa membangun pola degan pembudidaya melalui pendekatan akuabisnis yang memanfaatkan situasi dan potensi yang ada Menjadi penyuluh perikanan di daerah tentulah dihadapkan pada berbagai tantangan. Terutama terkait masih minimnya tenaga penyuluh perikanan serta kurangnya sarana dan prasarana. Tak ayal pergi bekerja ketika orang masih tidur dan pulang justru pada saat orang sudah tidur dirasa masih kurang untuk menjalankan profesi sebagai penyuluh. Tapi tetap saja untuk turun ke lapangan rasanya terbentur waktu, waktu siang sepertinya tidak cukup, ujar I Made Budiasa. Penyuluh Ahli Pertama di Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali ini mengungkapkan, memang kinerja penyuluh perikanan masih yang perlu ditingkatkan. Misalkan gagap teknologi komunikasi dan latar belakang pendidikan penyuluh yang bukan perikanan membuat tidak semua tenaga penyuluh mampu memfasilitasi diri sendiri, jelas Made yang memulai perannya sebagai penyuluh di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Benih Udang Galah dan Balai Benih Ikan Sentral Sidembunut Kabupaten Bangli, Bali. Pria berusia 42 tahun ini menyebutkan, sebagai penyuluh saat ini kelompok yang didampinginya berjumlah 310 kelompok. Mereka terdiri atas 271 kelompok pembudidaya, 26 kelompok nelayan, 8 kelompok pengolahan dan 5 Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokwasmas) yang sebagian ada di Danau Beratan. Sedangkan di laut tidak ada kelompok pembudidaya karena Tabanan berhadapan langsung dengan laut lepas yaitu Samudera Indonesia yang berarus kuat dan gelombang yang besar. Dari kelompok yang ada, sudah 2 kelompok binaan yang mendapatkan penghargaan pada 2010 dari Gubernur Bali, kata pria yang pernah menjadi lulusan terbaik jurusan penyuluhan perikanan APP (Akademi Penyuluh Pertanian) Bogor ini. Peran Strategis Walau demikian, Made merasakan bahwa menjadi pegawai fungsional dan menjadi penyuluh perikanan merupakan pilihan tepat. Pria yang pernah memimpin Balai Benih Udang Galah (BBUG) Pesinggahan Provinsi Bali ini berpandangan, pekerjaan ini tidak hanya menangani masalah teknologi dan produksi tapi juga menyangkut perubahan sikap dan perilaku. Pekerjaan sebagai penyuluh memberi keleluasaan dalam membangun sektor perikanan, yakni dengan merubah sikap dan perilaku pembudidaya agar bisa berorientasi pada kebutuhan hidup, meningkatkan kesejahteraan, dan memandang masa depan yang lebih baik, angan pria yang telah menyuluh selama 22 tahun ini. Ayah dua anak ini pun menambahkan, penyuluh harus bisa membangun pola dengan pembudidaya melalui pendekatan akuabisnis yang memanfaatkan situasi dan potensi yang ada. Juga pendekatan secara informal agar komunikasi berjalan lancar. Manfaatnya bisa dirasakan langsung dan kegiatan bisa dilaksanakan secara berkelanjutan karena komunikasi dan diskusi untuk berbagi ilmu bisa terjalin dengan baik, ujar pria yang mengaku rumahnya selalu ramai sebagai tempat diskusi para pembudidaya, penyuluh, birokrat, dan nelayan ini. Di sini peran penyuluh perikanan sangat strategis terutama dalam menyampaikan hasil penelitian dan pere- DOK. PRIBADI 48 MADIDIHANG Volume 9 l Tahun I l November 2011 SULUH.indd 48 1/24/2012 11:32:30 AM

S U L U H kayasaan teknologi praktis yang bisa diterapkan oleh pembudidaya. Dengan bahasa penyuluh, bisa disampaikan ke pembudidaya keuntungan dan kelemahan dari teknologi yang ada sehingga bisa dipertimbangkan terlebih dahulu sebelum digunakan, papar Made. Potensi Budidaya Berbicara tentang potensi dan perkembangan sektor perikanan budidaya, Made bersikap sangat optimis untuk dikembangkan. Baginya sektor ini sangat menjanjikan kehidupan yang lebih baik bagi para pembudidaya karena bisa memanfaatkan setiap jengkal lahan di darat. Terlebih dengan kian menguatnya fakta bahwa hasil dari sektor perikanan tangkap kian terbatas. Lahan yang mangkrak bekas peternakan atau bak pemandian walet bisa dimanfaatkan untuk tempat budidaya ikan, tandas pria yang pernah menjadi staf UPTD Pengembangan Budidaya Ikan Provinsi Bali ini. Namun Made menyayangkan ketersediaan lahan tidak diimbangi dengan pemahaman pembudidaya terhadap kebutuhan konsumen. Masalah utama pembudidaya adalah produksi dan kualitas yang tidak seragam. Padahal konsumen ingin kuantitas bisa terpenuhi secara kontinu dengan uku- ran yang sama. Makanya perlu dilakukan penebaran benih yang sama dalam jangka waktu pemeliharaan tidak terlalu lama agar pada saat panen ukuran bisa seragam, imbuhnya. Pria yang berprinsip mendahulukan kewajiban dengan baik sebelum menuntut hak ini menambahkan. masalah keterbatasan modal menjadi kendala tersendiri bagi pembudidaya ikan mengingat modal usaha budidaya cukup besar dengan tingkat risiko yang tinggi. Hal itu, cukup berbeda dengan biaya untuk sektor pertanian. Biaya produksi sampai panen untuk lahan 1.000 m 2 sawah hanya sekitar Rp 750 ribu. Sedangkan untuk usaha budidaya lele biaya bisa mencapai lebih dari Rp 50 juta, papar Made. Oleh karena itu dibutuhkan berbagai macam solusi untuk membantu permodalan para pembudidaya. Antara lain dengan pemanfaatan kredit dari pemerintah berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kredit dari Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang terdapat di setiap desa adat di seluruh Bali. Koperasi seperti Koperasi Pembudidaya Ikan (KPI) DOK. PUSLUH yang menyediakan sarana produksi berupa benih, pakan, dan obat obatan juga bisa menjadi solusi, ulas Made. Pria yang selalu ingin dekat de ngan masyarakat ini juga berpesan agar pembudidaya ikan bisa meningkatkan usaha dan berdaya saing. Fokus pun harus ditetapkan pada komoditas budidaya yang ditekuni. Tujuannya agar jika ada permasalahan bisa cepat dicarikan solusinya. Jika pembudidaya sudah terbiasa memecahkan masalah mereka sendiri, akan ditemukan efisiensi dan trik untuk membangkitkan usaha yang efektif. Hingga nantinya usaha mereka bisa berkembang dan berdaya saing, tegas Made.n Yopi DOK. PUSLUH Volume 9 l Tahun I l November 2011 MADIDIHANG 49 SULUH.indd 49 1/24/2012 11:32:33 AM

Ayo Terapkan Teknologi Budidaya Tambak Udang yang Berkelanjutan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia BPSDMKP Kementerian Kelautan dan Perikanan hal 59.indd 59 1/24/2012 11:42:33 AM

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDMKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Genjot Pengembangan Industrialisasi Sektor Kelautan dan Perikanan hal 60.indd 60 1/24/2012 11:43:12 AM