BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan milik rakyat Desa Ngerendeng, Sumberoto, Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari hingga April 2018. (https://www.google.com/maps/8 15'46.3"S+112 24'05.6"E) Gambar 1. Lokasi Pelaksanaan Penelitan 3.2. Alat dan Bahan Alat yang diperlukan berupa tali rafia, kertas, cangkul, tugal, gembor, meteran, timbangan, oven, ember, gelas ukur, timbangan analitik, penggaris. Bahan yang digunakan adalah benih jagung varietas Bisi-2, pupuk, pestisida, herbisida 3.3. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), 1 faktor dengan 2 perlakuan, 6 ulangan. Pelakuan yang diujikan adalah jagung tanpa naungan, (K0), dan jagung diantara tanaman kelapa sawit umur 5 tahun (K1). Benih yang digunakan jagung varietas Bisi-2 (Lampiran 1). 11
12 3.3.1. Denah percobaan 3,5 m Kel I K 0 U 1 K 1 U 1 1,5 m 50 cm Kel II K 0 U 2 K 1 U 2 Kel III K 0 U 3 K 1 U 3 Kel IV K 0 U 4 K 1 U 4 Kel V K 0 U 5 K 1 U 5 Kel VI K 0 U 6 K 1 U 6 U U Gambar 2. Denah percobaan peletakan tanaman jagung (Zea mays L.) secara tumpang sari pada perkebunan kelapa sawi (Elaeis guineensis jacq)
13 50 cm 30 cm 3,5 m 9 m 9 m Keterangan : Jarak tanam 50 x 30 cm O : Tanaman sampel X : Border : Tanaman sawit Gambar 3. Sebaran sampel pada masing-masing petak percobaan perlakuan naungan
14 3.4. Alur penelitian Gambar 4. Alur penelitian analisis pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.) secara tumpang sari pada perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) 3.5. Persiapan Lahan 3.5.1. Pengolahan Tanah Lahan akan dibersihkan dari gulma dengan melakukan penyemprotan menggunakan herbisida round up, kemudian dilakukan pembersihan menggunakan parang, cangkul dan sabit. 3.5.2. Pemupukan Dasar Sebelum penanaman akan dilakukan pemupukan awal sebagai pupuk dasar menberikan pupuk majemuk NPK 4,5 g/tanaman. Petakkan pupuk 5 cm di samping lubang tugal. Diberikan pada saat bersamaan dengan penanaman.
15 1. Pemupukan susulan pertama dengan UREA dosis 3 g/tanaman pada umur 20 HST, dengan cara meletakkan 10 cm disamping tanaman jagung dan tutup. Selain melakukan pemupukan juga dilakukan penyiangan dan pembumbunan hingga akar semu tertutup oleh tanah. 2. Pemupukan susulan kedua dengna UREA dosis 3 g/tanaman pada umur 40 HST. Dengan cara meletakkan 15 cm disamping tanaman jagung dan tutup dengan tanah. 3.5.3. Penanaman Benih Waktu penanaman akan dilakukan secara bersamaan dari keseluruhan unit percobaan tiga hari setelah pemupukan varietas Bisi-2 Jarak tanam yang digunakan yaitu, 50 cm x 30 cm. 3.5.4. Pemeliharaan Pemeliharaan selama penelitian adalah penyiraman, penyiangan, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman. 1. Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi atau sore hari secara merata pada seluruh tanaman 2. Penyiangan dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma yang tumbuh dengan tangan dan waktu pelaksanaan kondisional sesuai dengan populasi gulma. 3. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan jika diperlukan dengan memberikan pestidsida anorganik yang yang mengandung bahan aktif sipermetrin.
16 3.5.5. Pengamatan Tanaman Parameter yang diamati pada tanaman jagung dimulai 15 hari setelah tanam pada masing-masing tanaman. variabel yang diamati meliputi: 1. Tinggi tanaman, menghitung tinggi tanaman dari batang bawah sampai ujung atas dimulai 15 hari setelah tanam 2. Jumlah daun (helai), menghitung seluruh jumlah daun yang telah membuka sempurna dari setiap tanaman, selanjutnya dirata-rata. Interval pengamatan 15 hari sekali. 3. Berat segar tanaman, ditimbang secara keseluruhan untuk mendapatkan berat segar tanaman mulai dari batang, daun dan akar. Berat segar bagian atas tanaman (Daun, Batang) Berat segar bagian bawah tanaman (Akar) 4. Bobot buah pertanaman, yakni dengan menimbang bobot buah tanaman jagung. 5. Berat kering tanaman ditimbang secara keseluruhan untuk mendapatkan berat kering tanaman mulai dari batang, daun dan akar. Berat kering bagian atas tanaman (Daun, Batang). Berat kering bagian bawah tanaman (Akar) 6. Growth Rate (GR) menunjukkan pertambahan jumlah bahan kering yang artinya adalah produk dari proses fotosintesis yang terakumulasi pada tubuh tumbuhan per satuan waktu yang secara matematis dapat dihitung dengan menggunakan rumus : 7.
17 GR = dw dt W 1: berat kering ( hari) atau GR = W2 W1 T2 T1 T1 : pengamatan ke (hari) W 2: berat kering ( hari) (Maftuchah, 2017) T2 : pengamatan ke (hari) 8. Relatif Growth Rate (RGR) menunjukkan pertambahan berat kering tanaman per satuan waktu tertentu, yaitu akumulasi produk dari fotosintesis pada waktu tertentu, yang secara matematis dapat dihitung dengan menggunakan rumus W : berat total dw : delta berat dt : delta waktu (Maftuchah, 2017) RGR = 1 W. dw dt 9. Leaf Area Indeks (LAI) untuk menunjukan nisbah antara luas daun dengan luas tanah yang di naungi dihitung dengan rumus: LAI LA GA atau LAI Leaf area Land area (Maftuchah, 2017) 3.5.6. Analisis dan Pengujian Data Penelitian ini menggunakan metode menggunakan Rancangan dengan 2 perlakuan tanpa naungan dan naungan sawit umur 5 tahun. Pengamatan tanaman jagung dilakukan 15 hari setelah tanam Data dianalisa dengan menggunakan analisi ragam kemudian dianalisa dengan uji F (anova). Penafsiran data dilakukan dengan cara uji lanjut dengan BNJ pada taraf α = 5%. Hasil penelitian disimpulkan dari penafsiran data dan dokumentasi.
10