BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pupuk merupakan salah satu komponen yang digunakan para petani sebagai sumber nutrisi yang diberikan pada tumbuhan. Nutrisi yang biasa dibutuhkan oleh tumbuhan tidak terlepas dari 3 unsur hara, yaitu Nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Ketiga unsur hara ini sangat penting untuk pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi pada tumbuhan. NPK dapat pula untuk menunjang reproduktivitas pertanian. Dilihat dari sumber bahan yang digunakan, berdasarkan bentuknya pupuk dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pupuk cair dan pupuk padat. Pupuk organik merupakan pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan dan manusia. Pupuk organik berperan memperbaiki unsur fisik, kimia, dan biologi tanah. Berdasarkan bentuknya, pupuk organik dibagi menjadi dua yaitu pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Pupuk organik cair dapat dibuat dari limbah seperti sisa-sisa tanaman (jerami, daun, sekam padi, ampas tebu, sampah dan sebagainya), kotoran hewan, urine, limbah binatang, dan limbah sayuran melalui kondisi khusus, kelembapan dan aerasi (Yulipriyanto, 2010). Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman harus mempunyai kandungan hara yang cukup untuk menunjang proses pertumbuhan tanaman sampai berproduksi, artinya tanah yang digunakan harus subur. Ketersediaan hara dalam tanah sangat dipengaruhi oleh adanya bahan organik. (Hakim, N., Nyakpa, M.Y., Lubis, A.M.,
Nugroho, S.G., Diha, M.A., Hong, G.B.,Bailey, H. H., 1986) menyatakan bahwa bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah. Secara garis besar, bahan organik memperbaiki sifat-sifat tanah meliputi sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Bahan organik memperbaiki sifat fisik tanah dengan cara membuat tanah menjadi gembur dan lepas-lepas sehingga aerasi menjadi lebih baik serta mudah ditembus perakaran tanaman. Bahan organik pada tanah yang bertekstur pasir akan meningkatkan pengikatan antar partikel dan meningkatkan kapasitas mengikat air. Sifat kimia tanah diperbaiki dengan meningkatnya kapasitas tukar kation dan ketersediaan hara, sedangkan pengaruh bahan organik pada biologi tanah adalah menambah energi yang diperlukan kehidupan mikroorganisme tanah (Sutanto, 2002). Peningkatan kandungan unsur hara secara umum dapat dilakukan dengan melakukan pemupukan. Pupuk yang umum digunakan oleh para petani adalah pupuk kimia atau anorganik. Penggunaan pupuk kimia secara terus menerus dianggap kurang baik karena dapat berdampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu inovasi pemupukan unsur hara N, P, K yang lebih ramah lingkungan dan dapat digunakan secara berkelanjutan. Salah satu cara yang dapat direkomendasikan adalah dengan memanfaatan bahan organik sebagai pupuk kompos untuk meminimalisir penggunaan pupuk anorganik (Antonius R. Kuyik, P.Tumewu, D.M.F. Sumampow dan E.G.Tulungen., 2013). Produk olahan dari bonggol pisang yang banyak beredar di pasaran saat ini, adalah kripik bonggol pisang. Mengingat tingginya kandungan yang terdapat pada
bonggol pisang, maka perlu ditingkatkan lagi pemanfaatan produk-produk baru yang berbahan dasar bonggol pisang, seperti pembuatan empal dari bonggol pisang yang mengandung serat tinggi sebagai pengganti empal daging yang harganya tinggi di pasaran. Bonggol pisang juga dapat dijadikan sebagai sumber mikroorganisme pengurai bahan organik atau decomposer(wulandari D.,D.N. Fatmawati, E.N. Qolbaini, K.E. Mumpuni, & S.Praptinasari, 2009). Penelitian ini mengkombinasikan antara bonggol pisang dan kotoran kambing serta penambahan bioaktivator sebagai dekomposer kedua bahan tersebut yakni bonggol pisang dan kotoran kambing. Dari hasil fermentasi semua bahan yang telah disebutkan. Selanjutnya hasil tersebut akan diaplikasikan terhadap tanaman kangkung yang berperan sebagai indikator dalam penelitian ini. Kotoran kambing mengandung bahan organik yang dapat menyediakan zat hara bagi tanaman melalui proses penguraian. Proses ini terjadi secara bertahap dengan melepaskan bahan organik yang sederhana untuk pertumbuhan tanaman. Feses kambing mengandung sedikit air sehingga mudah terurai. Pupuk organik ini dapat dibuat dari kotoran kambing (feses) disebut biokultur ataupun biourine (urine kambing). Dalam (Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2008). Didapat bahwa kadar N, P, K, dan C-organik pada biokultur lebih tinggi dibandingkan urine atau feses yang belum difermentasi. Pupuk dari kotoran kambing (feses) memiliki kandungan unsur hara relatif lebih seimbang dibandingkan pupuk alam lainnya karena kotoran kambing bercampur dengan air seninya (mengandung unsur hara), hal
tersebut biasanya tidak terjadi pada jenis pupuk kandang lain seperti kotoran sapi (Parnata, 2010). Kesuburan tanah secara alami bergantung pada unsur-unsur kimia yang tersedia dialam. Unsur-unsur kimia alami yang terangkai menjadi bahan organik merupakan bahan penting dalam membantu menciptakan kesuburan tanah. Bahan organik yang ditransformasikan menjadi pupuk sangat berperan untuk perbaikan sifat fisik dan kimia tanah. Pengaruhnya bagi sifat fisik tanah ditunjukkan dengan kemampuannya dalam merangsang granulasi, menurunkan plastisitas dan kohesi serta meningkatkan kemampuan menahan air. Pada sifat kimia tanah, peran bahan organik adalah membantu menyediakan hara seperti nitrogen, fosfor, belerang dan kation. Walaupun bisa membantu, pupuk organik ini bersifat bulky dengan kandungan hara makro dan mikronya relatif lebih rendah dalam aplikasinya diperlukan dalam jumlah banyak (Hadisuwito, 2012). Tanaman seperti halnya makhluk hidup memerlukan makanan atau hara untuk hidup dan berkembang biak. Tanaman memperoleh makanan terutama dari cadangan mineral yang ada didalam tanah yang terkandung dalam bahan organik, limbah organik, bakteri penambat nitrogen, endapan melalui udara, dan lain- lain. Unsur hara diperoleh tanaman dari tanah diubah menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesa tumbuhan. (Indrakusuma, 2000). Unsur hara merupakan salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penggunaan pupuk sebagai salah satu usaha untuk
meningkatkan produksi tanaman sudah sangat membudaya dan para petani telah menganggap bahwa pupuk dan cara pemupukan sebagai salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan usaha taninya. Dampak dari penggunaan pupuk anorganik menghasilkan peningkatan produkstivitas tanaman yang cukup tinggi. Namun penggunaan pupuk anorganik dalam jangka yang relatif lama umumnya berakibat buruk pada kondisi tanah. Tanah menjadi cepat mengeras, kurang mampu menyimpan air dan cepat menjadi asam yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas tanaman (Indrakusuma, 2000). Pupuk organik umumnya merupakan pupuk lengkap karena mengandung unsur makro dan mikro meskipun dalam jumlah sedikit (Prihmantoro, 1996). Penggunaan pupuk organik alam yang dapat dipergunakan untuk membantu mengatasi kendala produksi pertanian yaitu Pupuk Organik. Pupuk organik cair ini adalah larutan dari hasil pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, membantu meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk tanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif pengganti pupuk kandang (Indrakusuma, 2000). Tanaman kangkung didalam penelitian ini berperan sebagai indikator. Tanaman kangkung digunakan sebagai tolak ukur seberapa baik perkembangannya setelah diberikan pupuk organik yang digunakan dalam penelitian ini. Tujuan selanjutnya adalah untuk mengetahui pada kombinasi komposisi mana yang paling
baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kangkung. Diharapkan pupuk organik dengan kombinasi bonggol pisang dan kotoran kambing serta penambahan bioaktivator bisa membantu meminimalisir penggunaan pupuk anorganik. 1.2 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui kandungan N, P, K pupuk organik dari bonggol pisang, kotoran kambing dan bioaktivator. 2. Mengetahui pengaruh aplikasi pupuk organik dari bonggol pisang, kotoran kambing dan bioaktivator terhadap pertumbuhan tanaman kangkung. 1.3Manfaat Penelitian 1. Mendapatkan dosis pupuk organik dari bonggol pisang, kotoran kambing dan bioaktivator yang terbaik terhadap pertumbuhan tanaman kangkung. 2. mendapatkan kombinasi pupuk organik dari bonggol pisang, kotoran kambing dan bioaktivator yang terbaik terhadap pertumbuhan tanaman kangkung. 1.4 Hipotesis Diduga terdapat interaksi nyata antara kandungan unsur N, P, dan K yang terdapat pada pupuk organik dari bonggol pisang, kotoran kambing dan bioaktivator, serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman kangkung.