KAN K Revisi: 0 DAFTAR ISI

dokumen-dokumen yang mirip
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 1997 Tentang : Indeks Standar Pencemar Udara

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

DAMPAK PEMBANGUNAN PADA KUALITAS UDARA

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 45/MENLH/10/1997 TENTANG INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA LINGKUNGAN HIDUP

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

KRITERIA PROPER DOKUMEN LINGKUNGAN PROPER

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 169 TAHUN 2003

Pengertian dari udara ambien

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PRESI DEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

Pemantauan dan Analisis Kualitas Udara. Eko Hartini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGAMBILAN & ANALISIS SAMPEL EMISI CEROBONG, UDARA AMBIEN & FAKTOR FISIKA DI TEMPAT

STANDAR KOMPETENSI PENANGGUNGJAWAB PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA. : Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran. Lingkungan

Pemantauan dan Analisis Kualitas Udara

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-13/MENLH/3/1995 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK

PENGAMBILAN & ANALISIS SAMPEL EMISI CEROBONG, UDARA AMBIEN & FAKTOR FISIKA DI TEMPAT

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

PEDOMAN TEKNIS PENETAPAN BAKU MUTU UDARA AMBIEN DAERAH

FORMAT PELAPORAN PEMANTAUAN EMISI DAN KONDISI DARURAT PENCEMARAN UDARA KEGIATAN DAN/ATAU USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup tent

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU UDARA AMBIEN DAN EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK DI JAWA TIMUR

KRITERIA PROPER DOKUMEN LINGKUNGAN

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

KRITERIA PROPER DOKUMEN LINGKUNGAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-13/MENLH/3/1995 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Makalah Baku Mutu Lingkungan

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN. TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN KUALITAS UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995 Tentang : Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak

Kriteria PROPER Pengendalian Pencemaran Udara 2014

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 13 TAHUN 1995 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

LAPORAN HASIL UJI. Alamat : Kampung Salam, Darmaga, Kec. Cisalak Kab. Subang, West Java 04011


BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

B A P E D A L Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 dicantumkan dalam izin Ortodonansi Gangguan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Keputusan Kepala Bapedal No. 205 Tahun 1996 Tentang : Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

PENGAMBILAN SAMPEL ANALISA KUALITAS UDARA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Kualitas Udara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

STUDI PENYEBARAN Pb, debu dan CO KEBISINGAN DI KOTA JAKARTA

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 11: Cara uji opasitas menggunakan skala Ringelmann untuk asap hitam

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN.

masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. lingkungan tidak memenuhi syarat penghidupan bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Udara mempunyai arti yang sangat penting di dalam kehidupan manusia dan

Lampiran 1 Hasil Uji Kualitas Udara Ambien. Laporan Kegiatan Pemantauan Kualitas Udara Ambien Tahun

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

Penerapan skema sertifikasi produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha di bidang kesehatan seperti di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

PENCEMARAN UDARA AKIBAT KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN P. H. H. MUSTOFA, BANDUNG. Grace Wibisana NRP : NIRM :

LAPORAN KEGIATAN PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN KUALITAS UDARA AMBIEN TAHUN 2017

Penerapan skema sertifikasi produk

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188 / 336 / KPTS / 013 / 2007 TENTANG

TATA CARA PERIZINAN INSINERATOR LIMBAH B3

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-15/MENLH/4/1996 TENTANG PROGRAM LANGIT BIRU MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Penyehatan Udara. A. Sound Level Meter

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Analisa Bulan November Lokasi/Tahun Penelitian SO2 (µg/m 3 ) Pintu KIM 1 (2014) 37,45. Pintu KIM 1 (2015) 105,85

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR

Penerapan skema sertifikasi produk

KUESIONER PENELITIAN. SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR, PADAT dan GAS di BAGIAN EKSPLORASI PRODUKSI (EP)-I PERTAMINA PANGKALAN SUSU TAHUN 2008

Transkripsi:

DAFTAR ISI 1. Pendahuluan... 1 2. Ruang Lingkup... 1 3. Acuan Normatif... 1 4. Istilah dan Definisi... 1 5. Persyaratan Akreditasi... 2 5.1 Pengelompokan Lingkup... 2 5.2 Metode Uji... 3 5.3 Sampling... 6 5.4 Jaminan Mutu Hasil Pengujian... 7 5.5 Peralatan... 8 5.6 Personel... 8 5.7 Witness... 8 5.8 Pelaporan Hasil... 8 Tanggal : 22 Februari 2019

Persyaratan Tambahan Akreditasi Laboratorium Pengujian Udara 1. Pendahuluan a. Bidang pengujian udara mencakup pengujian udara ambien, udara emisi sumber bergerak, udara emisi sumber tidak bergerak, udara lingkungan kerja/industrial hygiene, dan udara dalam ruang b. Catatan teknis ini seharusnya dibaca bersama dengan dokumen KAN U-01 Syarat dan Aturan Akreditasi LPK dan ISO/IEC 17025 Persyaratan umum untuk kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi. 2. Ruang Lingkup Lingkup ini menetapkan persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh laboratorium pengujian bidang udara untuk memenuhi persyaratan SNI ISO/IEC 17025:2017 dan laboratorium lingkungan sesuai Permen LH No. 06 Tahun 2009. 3. Acuan Normatif Dokumen yang diacu berikut diperlukan untuk penerapan dokumen ini. - ISO/IEC 17025 General requirements for the competence of Testing and calibration laboratories - Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 06 Tahun 2009 Tentang Laboratorium Lingkungan - KAN-U-01 Syarat dan Aturan Akreditasi LPK - Kebijakan dan Pedoman KAN - Regulasi teknis untuk ruang lingkup udara 4. Istilah dan Definisi a. Lingkungan kerja adalah aspek higiene di tempat kerja yang di dalamnya mencakup faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi yang keberadaannya di tempat kerja dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja. b. Udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan Tanggal : 22 Februari 2019 1 dari 8

mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya; c. Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yangmasuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar; d. Sumber bergerak adalah sumber emisi yang bergerak atau tidak tetap pada suatu tempat yang dari kendaraan bermotor; e. Sumber tidak bergerak adalah sumber emisi yang tetap pada suatu tempat. 5. Persyaratan Akreditasi 5.1 Pengelompokan Lingkup Tabel 1. Pengelompokan Lingkup Udara No. Sub Kategori Produk Regulasi Parameter terkait 1. Udara ambien PP No. 41 tahun 1999 Kepmen LH 50/1996 (Kebauan) Kepmen LH 49/1996 Kepmen LH 48/1996 Getaran Kebisingan Permen LH No.12/2010 (NSPK) 2. Udara emisi sumber bergerak 3. Udara Emisi sumber tidak bergerak Permen LH 05/2006 Permen LH No 04/2009 (tipe baru) Permen LH No.23/2012 (untuk motor baru) Kepmen LH No.13/1995 (Semen, Besi Baja, Pulp and Paper, PLTU Batubara dan kegiatan dan lain-lain) Kepmen Lh 133/2004 (pupuk) Tanggal : 22 Februari 2019 2 dari 8

PermenLH no.7/2007 (Ketel uap) Permen Lh 13/2009 (Migas) Permen Lh 17/2008 (Keramik) Permen Lh 21/2008 (PLTU) Kep Ka BAPEDAL No 03/2005 (Baku Mutu Emisi Insinerator) Permen LH No 56 tahun 2015 (Insinerator Yankes) Permen LH No 17 tahun 2019 4. Udara lingkungan Kerja/ Industrial Hygiene Permenakertrans No.5 Tahun 2018 5. Udara dalam ruang Permenkes No.70/2016 Getaran Kebisingan 5.2 Metode Uji 5.2.1 Pengambilan sampel harus dilakukan selama 24 jam untuk pengujian udara ambien: a) parameter debu (TSP) sesuai PP No. 41 tahun 1999, SNI 7119-3 : 2017 b) particulate matter (PM) 10 sesuai PP No. 41 tahun 1999, SNI 7119.15:2016 c) PM 2,5 sesuai PP No. 41 tahun 1999, SNI 7119.14:2016 d) kebisingan lingkungan sesuai dengan Permen LH No. 48 tahun 1996 dan SNI 8427:2017 5.2.2 Apabila laboratorium tidak mampu menerapkan pengukuran selama 24 jam untuk parameter pada point (a) maka laboratorium tidak diperkenankan mengajukan permohonan akreditasi. Laboratorium tidak dapat mengajukan metode IK dengan sampling kurang dari 24 jam (untuk permohonan akreditasi) Tanggal : 22 Februari 2019 3 dari 8

karena hasil yang akan diperoleh tidak valid dan tidak memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila ditemukan bahwa laboratorium tetap mempraktekkan pengukuran sesaat, maka konsekuensinya: a) Untuk laboratorium sudah terakreditasi: ruang lingkup didrop langsung saat asesmen lapangan (kategori 1 dengan pembekuan) b) Untuk laboratorium akreditasi awal: bisa dilakukan verifikasi lapangan, dengan catatan alat sesuai dengan persyaratan 5.2.3 Apabila parameter Partikulat belum diakreditasi maka parameter Pb di udara ambien belum dapat diakreditasi 5.2.4 Laboratorium tidak diperkenankan menggunakan SNI udara ambien untuk pengujian produk udara yang lain (yang belum ada SNI nya) seperti udara lingkungan kerja. Laboratorium diperkenankan mengadopsi menjadi IK dan melakukan validasi pada lingkup pengukuran dengan memperhatikan teknik penentuan titik pengambilan sampel udara di tempat kerja sesuai SNI 7230:2009. Catatan : untuk pengujian amoniak dan H 2S pada lingkup udara lingkungan kerja tidak bisa mengadopsi SNI udara ambien karena Nilai Ambang Batas (NAB) lingkungan kerja berada di atas LOL (batas atas) lingkup SNInya. 5.2.5 Laboratorium tidak diperkenankan menggunakan metode standard (SNI) apabila tidak mengacu sepenuhnya terhadap metode tersebut, sebagai contoh penggunaan alat yang berbeda pada pengujian ISBB dan opasitas. Laboratorium diperkenankan menggunakan IK yang mengacu pada metode standard. 5.2.6 Pengujian opasitas yang dilakukan dengan cara mengambil sampel langsung dari cerobong tidak dapat diajukan untuk diakreditasi. 5.2.7 Laboratorium wajib menggunakan metode dengan edisi termutakhir. Namun penggunaan metode lama dapat diterima jika: a) ada bukti permintaan pelanggan/regulasi. b) edisi termutakhir tidak dapat dilakukan oleh laboratorium karena keterbatasan teknologi (best available technology) di Indonesia yang belum sampai pada upgrade/edisi mutakhir, contoh: terkait teknologi kendaraan seperti Euro-4, 5, dan seterusnya. 5.2.8 Pengujian partikulat emisi sumber tidak bergerak dapat diajukan untuk diakreditasi dengan mengacu pada : Tanggal : 22 Februari 2019 4 dari 8

a) SNI 7117.17-2009 yang mengacu kepada USEPA method 5 (pengumpulan partikulat menggunakan filter diluar cerobong), dan/atau b) SNI 19-7117.12-2005 yang mengacu kepada JIS atau USEPA method 17 (pengumpulan partikulat menggunakan filter yang ditempatkan dalam cerobong). c) Untuk pengajuan metode diatas, laboratorium harus mengajukan akreditasi juga untuk parameter penentuan titik lintas, penentuan kadar air, komposisi gas dan kecepatan linier, dengan metode masing-masing parameternya. 5.2.9 Akreditasi pengujian logam emisi sumber tidak bergerak tidak dapat diberikan apabila pengujian partikulat tidak diakreditasi. Metode pengujian logam dapat menggunakan SNI 7117.xx:2009 yang mengacu kepada USEPA method 29, hanya jika pengujian partikulat mengacu kepada SNI 7117.xx:2009, dan bukan menggunakan SNI 19-7117.xx:2005 atau USEPA method 17 (instack filter). Untuk pengukuran parameter logam berat (instack filter) tidak dapat dilakukan sekaligus seperti SNI 7117.xx:2009 (seluruh logam), akan tetapi mengacu ke metode pengukuran logam untuk masing-masing parameter, yang tidak sama antara satu logam dengan logam lainnya. 5.2.10 Untuk pengajuan akreditasi parameter NO x pada udara emisi sumber tidak bergerak menggunakan Gas Analyzer, laboratorium harus menggunakan minimal sensor NO. 5.2.11 Untuk pengujian Nitrogen dioksida (NO 2) laboratorium sebaiknya masih menggunakan metode SNI 19-7119.3-2005 karena pada metode SNI 7119-2:2017 butir 4.2.h terdapat kesalahan pada pembuatan larutan induk untuk pembuatan kurva kalibrasi. 5.2.12 Untuk pengujian Oksidan (O 3) laboratorium sebaiknya masih menggunakan metode SNI 19-7119.8-2005 karena pada metode SNI 7119-8:2017 terdapat kesalahan satuan yang digunakan (mg menjadi µg). 5.2.13 Lampiran informatif E pada SNI 7119-8:2017 hanya merupakan contoh. Untuk pelaksanaan verifikasi di laboratorium disesuaikan dengan lingkup pengukuran laboratorium. Tanggal : 22 Februari 2019 5 dari 8

5.3 Sampling Sampling dalam pengujian udara merupakan satu kesatuan dengan metode pengujian. Tabel 2. Metode Sampling Lingkup Udara No. Produk Metode sampling 1. Udara ambien Metode Sampling Parameter Udara Ambien mengikuti masing-masing parameter dan penentuan lokasi sampling sesuai SNI 19-7119.6-2005 (penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara ambien) Metode Sampling Parameter Udara Ambien (udara roadside) mengikuti masing-masing parameter dan penentuan lokasi sampling sesuai SNI 19.7119.9-2005 (penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara roadside) 2. Udara emisi sumber bergerak Permen LH 05/2006 (ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama) Permen LH No 04/2009 (ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor tipe baru), khusus industri otomotif Permen LH No.23/2012 (sepeda motor kategori L3), khusus industri otomotif 3. Udara Emisi sumber tidak bergerak Metode Sampling Parameter Udara emisi sumber tidak bergerak mengikuti masingmasing parameter. 4. Udara lingkungan Kerja/Industrial Metode Sampling Parameter Udara Hygiene lingkungan kerja mengikuti masing-masing parameter dan penentuan lokasi sampling sesuai SNI 7230:2009. 5. Udara dalam ruang Metode Sampling Parameter Udara dalam ruang mengikuti masing-masing parameter. 6. Getaran Metode Sampling Parameter getaran Tanggal : 22 Februari 2019 6 dari 8

mengikuti masing-masing parameter. 9. Kebisingan Metode Sampling Parameter Kebisingan mengikuti masing-masing parameter (SNI 8427:2017 untuk lingkungan dan SNI 7231:2009 untuk lingkungan kerja) Penentuan lokasi sampling tercantum pada UKL dan UPL. Pengecekan sampling dilakukan terhadap metode sampling, rencana sampling, kompetensi personel pelaksana sampling, penyaksian kegiatan sampling (sesuai rencana asesmen yang ditetapkan oleh KAN). 5.4 Jaminan Mutu Hasil Pengujian Sebagai jaminan mutu hasil pengujian untuk ruang lingkup udara, laboratorium dapat melakukan: a) External dengan Uji Profisiensi dan Uji Banding hanya melakukan sebagian dari pengujian udara karena hanya analisis laboratorium saja, tidak mencakup sampling yang menjadi kesatuan utuh pengujian udara. Contoh penyelenggara : ERA (parameter gas) untuk metode basah b) Internal dengan penggunaan gas standar untuk Gas Analyzer. c) Untuk kebisingan dan getaran, jaminan mutu internal berupa dari kalibrasi peralatan. Uji banding udara ambien bisa dilakukan apabila menggunakan suatu chamber yang dikontrol kondisi suhu, tekanan. kelembaban, arah angin dan kecepatan angin. Uji banding dapat juga dilakukan apabila tersedia sistem atau fasilitas permeation tube lengkap dengan permeater/heater untuk menghasilkan gas tertentu dengan konsentrasi tertentu. Uji banding pengujian udara menggunakan gas analyzer bisa dilakukan menggunakan gas standar. Untuk parameter udara ambien pengenceran gas standard (yang umumnya konsentrasi tinggi) hanya bisa dilakukan apabila ada fasilitas dilution yang mampu telusur. Tanggal : 22 Februari 2019 7 dari 8

5.5 Peralatan Peralatan dan personel merupakan komponen utama dalam pengujian ruang lingkup udara. Laboratorium wajib mengkalibrasi peralatan pengujian ruang lingkup udara ke laboratorium kalibrasi yang terakreditasi. a) Kalibrasi alat kebisingan cukup menggunakan 94 db sesuai metode kalibrasi Sound Level Meter (IC 61672), yang diperlukan adalah respon frekuensi dari 31,5 Hz sampai dengan 16 khz. Tidak diperlukan kalibrasi pada beberapa level atau tingkat suara. b) Kalibrasi untuk Gas Analyzer dilakukan di titik 0, 20%, 40% dan 60 % dari rentang atas pengukuran sesuai USEPA. 5.6 Personel Personel pengujian ruang lingkup udara harus memiliki kompetensi di bidangnya, dibuktikan dengan : a) Unjuk kerja/witness pengujian (termasuk sampling) udara b) Pelatihan c) Pengalaman di laboratorium 5.7 Witness Asesor diwajibkan melaksanakan witness untuk setiap asesmen ruang lingkup udara. a) Witness pengujian udara di laboratorium harus dilakukan untuk seluruh produk minimal satu kali dalam satu siklus akreditasi (dengan cara simulasi). b) Witness pengujian udara di lapangan harus dilakukan minimal satu kali dalam satu siklus akreditasi. Pemilihan produk berdasarkan pengujian yang paling rumit, missal: emisi (jika relevan dengan parameter laboratorium). Pelaksanaan witness dapat dilaksanakan di hari yang berbeda dengan asesmen lapangan. 5.8 Pelaporan Hasil a) Laboratorium harus melaporkan data hasil pengujian yang sudah dikoreksi terhadap Oksigen sesuai dengan persyaratan. b) Laboratorium harus melaporkan konsentrasi Nitrogen Oksida (NO x) bukan NO 2 di laporan hasil uji. Tanggal : 22 Februari 2019 8 dari 8

Lampiran: Persyaratan Tambahan Akreditasi Laboratorium Pengujian Udara CONTOH PENGISIAN RUANG LINGKUP LABORATORIUM PENGUJIAN NO. LP-XXXX-IDN FORM A.1 RUANG LINGKUP YANG DIAJUKAN OLEH LABORATORIUM PENGUJI Nama Laboratorium Alamat Telp. Email : Disesuaikan dengan legalitasnya : Disesuaikan dengan alamat organisasi induknya Bidang Pengujian Bahan atau produk yang Diuji Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur Metode pengujian, teknik yang digunakan Keterangan Kimia Udara Ambien Tingkat Kebisingan Kebauan: NH 3 H 2 S Debu (TSP) Particulate matter (PM) 10 Nitrogen Dioksida (NO 2 ) Sulfur Dioksida (SO 2 ) Timbal (Pb) Oksidan (O 3 ) Tanggal : Disahkan oleh Manajer Puncak : Udara Lingkungan Kerja Udara Emisi Sumber Tidak Bergerak Udara Emisi Sumber Bergerak Intensitas Cahaya Intensitas Kebisingan Intensitas Getaran Sulfur Dioksida (SO 2 ) Nitrogen Dioksida (NO 2 ) Oksidan (O 3 ) Amonia (NH 3 ) Suhu Kelembaban Indeks Suhu Bola Basah (ISBB) Opasitas Partikulat Amonia (NH 3 ) Kadmium Timbal (Pb) Opasitas Karbon Monoksida 1 dari 3

Bukti Verifikasi/ Validasi yang Telah Dilakukan (ada/tidak ada) Jumlah Pekerjaan Pengujian (Bulan.. S.d.. Tahun ) Nama Standar / Alat Ukur Rentang Ukur Lembaga yang Mengkalibrasi dan Tahun Terakhir Dikalibrasi Interval Kalibrasi Fasilitas Permanen Laboratorium Personel Yang Melakukan Pengujian Jaminan Mutu Hasil Pengujian Hasil Jaminan Mutu Hasil Pengujian 2 dari 3

CONTOH PENGISIAN RUANG LINGKUP LABORATORIUM PENGUJIAN NO. LP-XXXX-IDN (Kop dan alamat Laboratorium pemohon akreditasi) FORM A.2 RUANG LINGKUP YANG DIAJUKAN OLEH LABORATORIUM LINGKUNGAN Bidang Pengujian Bahan atau produk yang Diuji Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur Metode pengujian, teknik yang digunakan Rentang Pengujian/ Pengukuran Satuan Peralatan Peraturan Lingkungan Hidup Jumlah pekerjaan pengujian (minimal pada 3 bulan terakhir) Mis. Bulan Jan s/d Maret 2019 Kimia Udara Ambien Udara Lingkungan Kerja Udara Emisi Sumber Tidak Bergerak Udara Emisi Sumber Bergerak Tanggal : Disahkan oleh Manajer Puncak : Tingkat Kebisingan Kebauan: NH 3 H 2 S Debu (TSP) Particulate matter (PM) 10 Nitrogen Dioksida (NO 2 ) Sulfur Dioksida (SO 2 ) Timbal (Pb) Oksidan (O 3 ) Intensitas Cahaya Intensitas Kebisingan Intensitas Getaran Sulfur Dioksida (SO 2 ) Nitrogen Dioksida (NO 2 ) Oksidan (O 3 ) Amonia (NH 3 ) Suhu Kelembaban Indeks Suhu Bola Basah (ISBB) Opasitas Partikulat Amonia (NH 3 ) Kadmium Timbal (Pb) Opasitas Karbon Monoksida