ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 1



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

HUBUNGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET BESI

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

RELATIONSHIP BETWEEN THE CONSUMPTION OF TABLETS FE COMPLIANCE OF EVENTS Anemia HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE TERHADAP KEJADIAN ANEMIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

Yuliana Salman 1*, Ideris 2, Siti Maryam Muharramah 3

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS DAWE KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE DENGAN ANEMIA IBU HAMIL

ABSTRAK GAMBARAN KECUKUPAN KONSUMSI MAKANAN PADA SISWI SMP NEGERI 19 KOTA MAKASSAR TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

BAB I PENDAHULUAN. sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012).

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2013 LISA DWI PRASETYOWATI Subject : Anemia, Ibu Hamil, Mojokerto

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIR DINGIN KOTA PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

EFEKTIVITAS JUS JAMBU BIJI TERHADAP PERUBAHAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BACEM KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisik maupun mental, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan. perkembangan janin dalam kandungannya (Pinem, 2009).

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

ABSTRAK. Kata Kunci: Asupan Energi, Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Tablet Fe, Anemia

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. anemia.kekurangan zat besi dalam tubuh mengakibatkan pembentukan hemoglobin

BAB I PENDAHULUAN. apabila seorang ibu hamil dapat mengatur makanan yang dikonsumsinya. secara sempurna. Kehamilan yang sehat dapat diwujudkan dengan

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013)

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

PEMBERIAN TABLET FE DAN ASUPAN ZAT GIZI TERHADAP STATUS ANEMIA PADA MURID SDN 20 RUMBIA KABUPATEN MAROS

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

PENGARUH KONSUMSI TELUR AYAM RAS REBUS TERHADAP PENINGKATAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DI BPM WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLATEN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan telah dipersiapkan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SIKAP KEPATUHAN KONSUMSI TABLET Fe TERHADAP KADAR Hb IBU HAMIL YANG BERKUNJUNG KE PUSKESMAS KECAMATAN PALMERAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. lambat untuk mencapai tujuan target Milenium (millenium development goals. 5, adalah penurunan 75% rasio kematian maternal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. usia subur. Perdarahan menstruasi adalah pemicu paling umum. kekurangan zat besi yang dialami wanita.meski keluarnya darah saat

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa anak anak

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

Kata kunci :Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Fe, Anemia, Ibu Hamil

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER I

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS KABUPATEN LAHAT

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era globalisasi karena harus bersaing dengan negara-negara lain dalam

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

Transkripsi:

ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 1 HUBUNGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH DENGAN STATUS ANEMIA IBU HAMIL DI DESA KOTARAJA KECAMATAN SIKUR KAB. LOMBOK TIMUR oleh : Hernawati Swirya Jaya Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Abstract : Since 1975 the Indonesian government has made efforts to combat anemia with Blood Added the Tablet. Achieving distribution Tablet Add Blood in Eastern Lombok district in 2011 reached 95,1%, but this achievement has not been matched by the high prevalence of anemia among pregnat women is 12,26%. This study aimed to determine the relationship of comsumtion Tablet Added Blood compliance with maternal anemia status in the village district Kotaraja Sikur 2012. This study is Observasional Analytic and in time Retrospective. Populasi study approach in this study were all second trimester pregnant woment were 63 people that were visited were pregnant woment who had received blood tablets 30 tablets plus 30 people pregnant. Primary data collection includes compliance adherence tablet plus pregnant woment consume blood was collected by direct interviews using guestionnaires and tool to monitor books, food consumption data from pregnant woment were collected using Sahli method. Secondary data from data centers and village profile Kotaraja village. Of 12 sample were ditufully taking blood tablet plus 3 peole (25%) had anemia and 18 sample from non adherent blood plus tablets consume 13 people (72,2%) had anemia. The test result by using the chi square statistic, showed no association of blood plus tablet intake compliance with maternal anemia status ((α 0,05). Comliance pregnant women to consume tablets plus blood is very important. Health workers need to motivate pregnant and family members about the tablet blood added to the health of pregnant women and the fetus itself was conceived. Key Word : Comliance Consumption Tablet Added Blood, Anemia, Pregnant. PENDAHULUAN Masalahan kesehatan utama di Indonesia adalah masih tingginya angka kematian Ibu (AKI), bila dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN. Hasil laporan kemajuan pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2010 AKI di Indonesia masih mencapai 214 per 100.000 kelahiran hidup dan terjadi penurunan AKI bila dibandingkan dengan tahun 2007 yang mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup. Walaupun terjadi penurunan AKI di Indonesia namun masih jauh dari yang diharapkan untuk mencapai target MDGs 2015 yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup (Riskesdas, 2010). Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu daerah dengan prevalensi AKI tertinggi di Indonesia. Pada tahun 2005 AKI di NTB yaitu 370 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2006 NTB berhasil menekan AKI menjadi 320 per 100.000 kelahiran hidup, namun pada tahun 2010 mengalami peningkatan kembali menjadi 329 per 100.000 kelahiran hidup (Riskesdas, 2010). Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap masalah gizi terutama anemia gizi besi. Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia sebesar 40,1% dan pada tahun 2007 turun menjadi 11,9%, sedangkan di provinsi NTB yaitu 11,2%. Namun demikian keadaan ini mengindikasikan bahwa anemia gizi besi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena menyebabkan resiko kematian ibu hamil saat melahirkan (Riskesdas, 2010). Anemia merupakan salah satu faktor resiko yang dapat meningkatkan resiko komplikasi berupa perdarahan yang merupakan penyebab terbesar kematian ibu hamil, tidak hanya di Indonesia tetapi di dunia secara keseluruhan. Informasi yang dikumpulkan oleh Sub Committee on Nutrition (SCN) WHO Husaini (2001) dalam Ariyantheni (2009) menunjukkan bahwa paling sedikit satu diantara dua kematian ibu di negara berkembang disebabkan anemia defisiensi besi. Anemia adalah keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit dan sel darah merah lebih rendah dari nilai normal yang disebabkan karena defisisensi zat besi, asam folat dan vitamin B12 (WHO, 1992). Di Indonesia sebagaian besar anemia disebabkan karena anemia gizi besi (Depkes,2002). Anemia kurang besi merupakan penyebab penting yang melatar belakangi kejadian morbiditas dan http://www.lpsdimataram.com Volume 7, No. 1, Januari 2013

2 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 morbilitas, yaitu kematian ibu pada waktu hamil dan pada waktu melahirkan atau nifas sebagai akibat koplikasi kehamilan. Disamping pengaruhnya kepada kematian, anemia pada saat hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, berat bayi lahir rendah dan peningkatan kematian perinatal (Rasmaliah, 2004). Mengingat dampak anemia terhadap angka kematian ibu, maka pemerintah Indonesia melalui Kementrian Kesehatan sejak tahun 1975 telah melakukan upaya penanggulangan dengan pemberian Tablet Tambah Darah yang didistribusikan melalui Puskesmas dan posyandu. Penaggulangan anemia gizi besi pada ibu hamil dapat dilakukan melalui pelayanan antenatal di sarana pelayanan kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta (Depkes RI, 2003). Pencapaian cakupan distribusi tablet tambah darah di Puskesmas Kotaraja berdasarkan laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur tahun 2011 adalah 95,1% dan di Desa Kotaraja sebesar 92,6%. Pencapaian cakupan tersebut tergolong tinggi dan sudah mencapai target nasional, namun cakupan ini belum diimbangi dengan angka anemia gizi ibu hamil yang mencapai 12,26%. Desa Kotaraja merupakan salah satu desa dengan prevalensi anemia tertinggi di Puskesmas Kotaraja yaitu 12,7%. Dari pelaksanaan program pemberian Tablet Tambah Darah yang sudah lama berlangsung, tetapi output terutama prevalensi anemia masih tinggi yaitu 12,7% lebih tinggi dari angka anemia nasional yaitu 11,9%, maka peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah dengan status anemia ibu hamil di desa Kotaraja Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah dengan status anemia ibu hamil di desa Kotaraja Kabupaten Lombok Timur. BAHAN DAN METODE Penelitian ini bersifat observasional analitik dan dari segi waktu, penelitian menggunakan pendekatan Study Retrospective (6). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni s/d Juli 2012 di desa Kotaraja wilayah kerja Puskesmas Kotaraja Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Populasi pada penelitian adalah semua ibu hamil trimester II yang memeriksakan kehamilan di petugas kesehatan pada bulan Juni 2012 yang berjumlah 63 orang ibu hamil. Sampel kemudian dipilih berdasarkan kriteria inklusi yaitu ibu hamil yang sudah mendapatkan Tablet Tambah Darah sebanyak 30 tablet, bertempat tinggal di wilayah penelitian dan bersedia menjadi sampel. Volume 7, No. 1, Januari 2013 Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan menggunkan kuesioner, recall 24 jam dengan form recall dan observasi langsung dengan buku pantau. Data yang dikumpulkan meliputi identitas responden (nama, umur, umur kehamilan, jumlah kehamilan, pendidikan, pekerjaan), kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi Tablet Tambah Darah, konsumsi makanan ibu hamil dan kadar Hemoglobin. Kepatuhan Ibu hamil mengkonsumsi Tablet Tambah Darah dikumpulkan dengan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner dan alat bantu buku/daftar pemantauan. Data hasil konsumsi makanan ibu hamil dikumpulkan dengan Recall 24 jam dengan alat bantu Form. Recall. Data hasil pemeriksaan Kadar Hemoglobin dikumpulkan dengan menggunakan Metode Sahli dan di catat dalam buku hasil pemeriksaan kadar hemoglobin ibu hamil. Pengolahan data untuk kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah dgolongkan menjadi patuh dan tidak patuh, asupan makanan ibu hamil yang telah dikumpulkan berdasarkan form recall 2 x 24 jam kemudian dianalisa dengan menghitung besaran asupan dibandingkan dengan % AKG, kadar hemoglobin dibandingkan dengan standar baku rujukan WHO, sedangkan untuk identitas responden disajikan secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari berbagai macam karakteristik, karakteristik sampel dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 1. Distribusi Responden berdasarkan Umur, Tingkat Pendidikan dan Paritas Sampel di Desa Kotaraja Tahun 2012 No Karakteristik 1 Umur - > 20 tahun - 20 30 tahun - > 30 tahun 2 Tingkat Pendidikan - Tdk sekolah - SD - SMP - SMA - PT 3 Paritas - 1 ( Primipara ) - 1 4 ( Multipara ) - >4 ( Grande Multipara ) Ibu hamil n % 3 24 3 1 14 5 8 2 12 17 1 10,0 80,0 10,0 3,3 46,7 16,7 26,7 6,7 40 56,7 3,3 http://www.lpsdimataram.com

ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 3 Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa umur sampel dalam penelitian sebagian besar antara 20 30 tahun (80%) merupakan kelomok umur ideal/ baik untuk hamil. Karakteristik ibu hamil berdasrakan pendidikan, didominasi dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar dengan persentase sebesar 46,7%. Tingkat pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mempengaruhui keadaan kehamilan. Ibu hamil dengan pendidikan yang cukup atau baik akan mempermudah ibu dalam mengatasi masalah kesehatannya. Sebaliknya tingkat pendidikan ibu hamil yang kurang akan sulit untuk memehami masalah kesehatan. Dilihat dari paritas sampel dalam penelitian ini adalah sebagian besar merupakan Multipara dengan persentase 56,7%. Paritas Multipara meruapakan paritas yang tergolong aman untuk melahirkan. a. Tingkat Konsumsi Makanan Ibu Hamil Tabel. 2 Distribusi Tingkat Konsumsi Energi, Protein, Zat Besi dan Vitamin C Ibu Hamil di Desa KotarajaTahun 2012 Konsumsi zat besi non heam yang tidak diimbangi dengan konsumsi besi heam, dimana diketahui bahwa konsumsi zat besi heam dengan non heam secara bersamaan dapat meningkatkan penyerapan zat besi non heam. Rata-rata konsumsi makanan sumber vitamin C berdasarkan hasil recall yaitu 51,1 mg (defisit). Buah dan sayur merupakan sumber Vitamin C. Sumber Vitamin C yang sebagian sampel konsumsi adalah jeruk, papaya dan tomat. Sebagian besar sampel memiliki konsumsi Vitamin C sangat rendah, hanya beberapa sampel saja yang mengkonsumsi buah sebagai sumber Vitamin C. Tingkat konsumsi makanan yang defisit akan berpengaruh pada status gizi ibu hamil. Status gizi ibu hamil yang tidak baik akan berpengaruh pada pertumbuhan janin, dimana kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal, kemudian sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan diperlukan untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta dan jaringan yang baru serta sebagai tenaga untuk proses metabolisme jaringan baru. Berdasarkan tabel 2 tersebut, diketahui tingkat konsumsi zat gizi ( energi, protein, zat besi dan Vitamin C) sebagian besar sampel di Desa Kotaraja termasuk kategori Defisit. Rata-rata konsumsi energi sampel berdasarkan hasil recall yaitu 1.566,5 kkal (defisit). Konsumsi sampel tergolong defisit karena sampel memiliki jumlah konsumsi bahan makanan yang rendah. Rata-rata konsumsi protein sampel berdasarkan hasil recall yaitu 53,1 gr (tergolong defisit sedang). Pangan sumber protein yang dikonsumsi sampel sebagian besar merupakan sumber protein nabati ( tahu, tempe dan kacangkacangan). Sebagaimana diketahui bahwa pangan nabati merupakan sumber besi non heme yang dalam proses penyerapan oleh tubuh lebih rendah dibandingkan sumber besi heme. Sebagian besar sampel memiliki tingkat konsumsi zat besi yang defisit berat karena sampel mengkonsumsi makanan seadanya. Rata rata konsumsi makanan sumber zat besi berdasarkan hasil recall yaitu 12,8 mg (defisit). Pangan sumber zat besi yang dikonsumsi sampel berasal dari besi non heme seperti tahu, tempe, kacang-kacangan dan sayuran hijau sehingga kurang bisa mendukung keberadaan zat besi dalam tubuh. Tabel 3. Distribusi Tingkat Konsumsi Protein, Zat Besi dan Vitamin C dengan Status Anemia Ibu hamil di Desa Kotaraja Tahun 2012 http://www.lpsdimataram.com Volume 7, No. 1, Januari 2013 N o Kategori Konsumsi 1. Protein - Normal - Defisit Status anemia Tidak Anemia Anemia 5 (55,6%) 9 (42,9%) 2. Zat Besi - Defisit 14 (46,7%) 3. Vitamin C - Normal - Defisit 7 (77,8%) 7 (33,3%) 4 (44,4%) 12 (57,1%) 16 (53,3%) 2 (22,2%) 14 (66,7%) Total 9 21 30 9 21 Status gizi khususnya status anemia dipengaruhi oleh konsumsi. Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa dari 21 sampel dengan konsumsi protein defisit 12 orang (57,1%) memiliki status anemia dikarenakan konsumsi protein yang defisit. Bila kecukupan protein ibu hamil tidak sesuai dengan apa yang dikonsumsi maka resiko terkena anemia akan lebih besar, yang akan menimbulkan masalah dalam kehamilan.

4 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 Selain itu diketahui pula sampel dengan status anemia (53,3%) karena konsumsi zat besi yang defisit. Zat gizi besi merupakan kelompok mineral yang dibutuhkan tubuh, sebagai bagian inti dari hemoglobin, unsur utama sel darah merah. Konsumsi zat besi sampel pada penelitian ini sebagian besar merupakan zat besi non heme, dimana diketahui bahwa sumber besi non heam penyerapananya lebih rendah dibandingkan besi heam, yang berpengaruh terhadap kadar hemoglobin. Dari 21 sampel yang konsumsi vitamin C defisit terdapat 14 orang (66,7%) memiliki status anemia. Vitamin C membantu mereduksi besi feri menjadi fero di dalam usus halus sehingga mudah diabsorbsi. Vitamin C menghambat pembentukan hemosiderin yang sulit dimobilisasi untuk membebaskan besi bila diperlukan. Absorbsi besi dalam bentuk non hem meningkat empat kali lipat bila ada Vitamin C. b. Tingkat Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah Kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah memegang peranan yang sangat penting dalam mempengaruhui keadaan kehamilan terutama status anemia. Ibu hamil dengan tingkat kepatuhan yang cukup atau baik, lebih kecil resiko terkena anemia dan sebaliknya ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi tablet tambah darah resiko terkena anemia akan lebih besar, bahkan bila didukung dengan konsumsi makanan yang defisit. Tabel 4. Distribusi Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah di Desa Kotaraja Tahun 2012 No Status Kepatuhan n % 1 Patuh 12 40,0 2 Tidak patuh 18 60,0 Jumlah 30 100,0 Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa sebagian besar sampel tergolong tidak patuh dalam mengkonsumsi Tablet Tambah Darah yaitu 18 orang (60%). Hal ini menggambarkan bahwa rata-rata tingkat kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah darah sebagian besar masih rendah. Ketidak patuhan pada sampel disebabkan oleh sebagian besar ibu hamil beralasan karena lupa meminum Tablet Tambah Darah, karena tidak suka (bau amis pada Tablet Tambah Darah), mual setelah mengkonsumsi Tablet Tambah Darah dan karena sampel dengan riwayat hipertensi (khawatir jika minum Tablet Volume 7, No. 1, Januari 2013 Tambah Darah Tensi akan naik).a kader baru yang belum mendapatkan pelatihan tentang kegiatan di posyandu c. Status Anemia Tabel 5. Distribusi Status anemia Sampel di Desa Kotaraja Tahun 2012 No Status Anemia n % 1 Tidak Anemia 14 46,7 2 Anemia 16 53,3 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 5. Menunjukan sebagian besar sampel tergolong dengan status anemia yaitu 16 orang (53,3%) dan tidak anemia 14 orang (46,7%). Anemia pada penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kepatuhan ibu hamil yang tergolong rendah dalam mengkonsumsi tablet tambah darah dan konsumsi makanan yang rata-rata defisit. Pada saat hamil kebutuhan akan zat gizi mengalami peningkatan sehingga bila dengan konsumsi makanan sampel yang defisit dan tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah yang rendah resiko untuk mengalami anemia sangat besar. Kondisi gizi dan kondisi ibu yang sedang hamil akan berpengaruh pada kondisi foetus dan neonates setelah lahir. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat berakibat Berat Badan Lahir Rendah pada bayi yang dilahirkan, kelahiran prematur, kematian pada bayi yang dilahirkan dan dari sudut ibu dapat memberikan kehamilan dengan berbagai kesulitan (Soediaoetama, 1985). d. Tingkat Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah dengan Status Anemia Ibu Hamil Kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi Tablet Tambah Darah sering menjadi masalah, karena patuh sangat sulit untuk ditanamkan pada diri sendiri, apalagi untuk orang lain. Tabel 6. Hubungan Tk. Konsumsi Tablet Tambah Darah dengan Status Anemia Ibu Hamil di Desa Kotaraja Tahun 2012 Status anemia N Status. Tidak Anemia o Kepatuhan Anemia 1. Patuh 9 3 (75%) (25%) 2. Tidak patuh 5 13 (27,8%) (72,2%) Total 12 18 http://www.lpsdimataram.com

ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 5 Berdasarkan Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa sampel yang patuh sebagian besar dengan tidak anemia yaitu sebanyak 9 orang (75%). Sebaliknya pada sampel yang tidak patuh mengkonsumsi Tablet Tambah Darah sebagian besar anemia yaitu 13 orang (72,2%). Masa ibu hamil adalah masa dimana seorang wanita memerlukan berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak dari pada yang diperlukan dalam keadaan tidak hamil, karena pada kehamilan terjadi peningkatan metabolisme energi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu, sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan pada saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna. Dari hasil uji hubungan kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah dengan status anemia menggunakan Chi Square, didapatkan nilai p sebesar 0,024 < dibandingkan dengan nilai α 0,05. Ho ditolak, artinya ada hubungan yang signifikan antara tingkat kepatuhan dengan konsumsi tablet Tambah darah dengan status anemia ibu hamil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi Tablet Tambah darah cenderung terkena anemia. Program pemberian Tablet Tambah Darah yang diberikan kepada ibu hamil dapat menurunkan resiko terkena anemia, artinya semakin patuh ibu hamil dalam mengkonsumsi Tablet Tambah Darah maka resiko terkena anemia semakin rendah dan sebaliknya jika ibu hamil tidak patuh mengkonsumsi Tablet Tambah Darah maka resiko terkena anemia semakin besar, sehingga kepatuhan dalam mengkonsumsi Tablet Tambah Darah harus dilaksanakan, yang meliputi kepatuhan jumlah tablet yang dikonsumsi, frekwensi konsumsi per hari dan ketepanan cara mengkonsumsi. Adapun hasil uji statistic terlampir. Upaya pencegahan anemia yaitu melalui pemberian Tablet Tambah Darah dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Selain melalui pengobatan, pencegahan anemia dapat dilakukan dengan diet sehat dan tepat, antara lain dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi seperti daging, telur, ikan asin, kacangkacangan seperti tahu, tempe serta sayuran berwarna hijau tua. Untuk mencegah anemia sebaiknya memperbanyak mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C seperti jeruk, mangga, tomat dan sebaginya. Asam Askorbat dalam vitamin C bisa meningkatkan penyerapan zat besi. Kepatuhan seorang ibu hamil untuk mengkonsumsi Tablet Tambah Darah memang sangat penting dilaksanakan. Menurut DeaMaeyer E.M, wanita hamil harus diyakinkan tentang pentingnya zat besi bagi kesehatan ibu dan janin yang sedang dikandung. Menurut Afnita (2004), bahwa kepatuhan mengkonsumsi Tablet Tambah Darah merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan zat besi. PENUTUP Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah dengan Status anemia ibu hamil di Desa Kotaraja. Ibu hamil yang patuh mengkonsumsi Tablet Tambah Darah beresiko lebih kecil terkena anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi Tablet Tambah Darah. Berdasarkan simpulan tersebut maka disarankan Petugas kesehatan hendaknya memberikan motivasi kepada ibu hamil tentang pentingnya mengkonsumsi Tablet Tambah Darah bagi kesehatan ibu dan janin yang dikandung. Melibatkan anggota keluarga ibu hamil supaya mereka mengetahui pentingnya ibu hamil mengkonsumsi Tablet Tambah Darah bagi kesehatan ibu sendiri dan janin yang sedang dikandung. Hendaknya petugas kesehatan menyarankan kepada ibu hamil supaya mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung Vit.C untuk membantu penyerapan Fe. Melibatkan lintas program dan sektoral untuk berperan aktif dalam menggerakkan sasaran melalui gerakan KIE dan sekaligus memantau pelaksanaan program pemberian Tablet Tambah Darah. DAFTAR PUSTAKA Achadi EL. (2007). Gizi Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada Anonim, 2008. Hubungan Pengetahuan tentang Anemia dengan Kepatuhan ibu Hamil Minum Tablet Zat Besi di Desa, tersedia dalam Http: // www.kti- Skripsi,Com/2010/05/KTI Kebidanan, Diundah tanggal 5 Maret 2012. Almatsier, Sunita. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Arisman,MB, (2001). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Buku Kedokteran http://www.lpsdimataram.com Volume 7, No. 1, Januari 2013

6 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 Bobak, dkk. (2003). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi ke-4. Wijayarni dari dr. Anugrah (Penerjemah). Jakarta : Depkes, (2000). Panduan Pengelolaan Program Perbaikan Gizi Kabupaten /Kota, Depkes RI Jakarta. Depkes RI, (2010). Pedoman Umum Gizi Seimbang (Panduan Untuk Petugas. Jakarta : YBP-SP Depkes RI. (2002). Program Penaggulangan Anemia Gizi Pada Wanita Usia Subur. Jakarta : Departemen Kesehatan Depkes RI. (1999). Pedoman Pemberian Tablet Besi-Folat dan Sirup Besi Bagi Petugas. Jakarta. Dikes Lotim, (2011) Laporan Tahunan Program Kesehatan Keluarga, Desember 2011 Erna Francin, S.Sos, dkk. (2005). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Muchtadi, (1993). Pengantar Ilmu Gizi. Jakarta Notoatmodjo S, Prof. Dr. (1996), Prinsip- Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo S, Prof. Dr. (2010), Metodologi Penelitian Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Puskesmas Terara. (2011) Laporan tahunan Program Kesehatan Keluarga.Desember 2011 Pudjiadi, S. (2001) Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta : Penerbit Swadaya Sediaoetomo, Achmad Djaeni. (1999). Ilmu Gizi. Jakarta : Dian Rakyat Soegeng Santoso dan Ane Lies Ranti. (2004). Kesehatan dan Gizi. Jakarta : PT.Rineka Cipta Supariasa, I Dewa Nyoman. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran Zulhaida. (2003). Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi yang Dilahirkan. e-mail : zulhaida@.telkom.net. Diakses Februari 2012 Volume 7, No. 1, Januari 2013 http://www.lpsdimataram.com