BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan. kemampuan untuk membentuk waktu serta peradaban bangsa yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Diera modern sekarang, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan mempunyai peran penting pada kehidupan saat ini, apabila

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 01 PANDEYAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan selalu

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB 1 P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional yang berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan untuk membentuk waktu serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional di atas, peranan guru menjadi kunci keberhasilan dalam misi pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Keberadaan guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sangat menentukan guru bertugas membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Guru tidak saja menstrasmisikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan, tetapi juga menstrasmisikan dan mengembangkan nilai-nilai. 1

2 Keberhasilan guru dalam melaksanakan KBM akan ditentukan oleh pemahaman yang dimiliki oleh guru terhadap kurikulum dan kemampuan dalam mengimplementasikan rencana yang dibuat. Kemampuan merencanakan, menyusun, menyajikan, kegiatan belajar merupakan tugas utama profesional guru sebagai pelaksana kurikulum. Kurikulum sekolah adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai pendidikan tertentu. Kurikulum yang berlaku dalam dunia pendidikan saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, melibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah, kepemimpinan yang demokratis dan profesional, serta memiliki kelompok kerja yang kompak dan transparan.

3 Pada sistem KTSP, sekolah memiliki full authority and responsibility dalam menerapkan kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan. Untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan tersebut, sekolah dituntut untuk mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikator kompetensi, mengembangkan strategi, menentukan prioritas, mengendalikan pemberdayaan berbagai potensi sekolah dan lingkungan sekitar, serta mempertanggungjawabkannya kepada masyarakat dan pemerintah. Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta komite sekolah, dan dewan pendidikan. Tujuan KTSP secara umum yaitu untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipasif dalam pengembangan kurikulum. Sedangkan secara khusus tujuan KTSP adalah untuk: 1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia. 2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. 3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

4 Stuktur KTSP pada jenjang pendidikan dasar tertuang dalam Standar isi yang dikembangkan dari kelompok mata pelajaran: agama dan akhlak mulia, bahasa, kewarganegaraan dan kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga dan kesehatan. Mata pelajaran lainnya yaitu muatan lokal dan pengembangan diri. Standar isi tersebut, pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, ketrampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu sendiri, yang meliputi: kondisi fisik, kesehatan, keterampilan, kebiasaan cara belajar, serta kondisi-kondisi psikologi seperti: intelejensi, sikap, minat, bakat, perhatian, motivasi, kematangan dan persiapan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu seperti: lingkungan masyarakat, teman bergaul, status ekonomi orang tua, sarana dan prasarana belajar (Slameto, 2003: 54). Dalam kaitannya dengan pengajaran menulis, guru tidak saja bertugas meningkatkan pengetahuan dan keterampilan menulis, tetapi juga menumbuh kembangkan budaya tulis dikalangan pelajar serta menumbuhkan apersepsi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan ketrampilan yang paling akhir dikuasai pelajar bahasa setelah kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca. Dibanding tiga kemampuan

5 berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal itu disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan, pada bagian ini karangan membicaraan semua butir utama dan fakta-fakta yang menunjang. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu. Keberhasilan belajar menulis tidak lepas dari berbagai faktor termasuk faktor interen yang berkaitan dengan motivasi belajar menulis. Siswa bisa menulis dengan baik dengan harapan dapat membantu proses belajar mengajar bahasa Indonesia. Supaya bisa menulis dengan baik perlu adanya latihan dan praktik yang harus terus menerus dan teratur. Semakin sering menulis maka semakin terampil mengemukakan isi atau gagasan kepada orang lain melalui bahasa tulis. Seperti yang ditegaskan oleh Champan (Suwandi, 2010:106) bahwa Mengingat menulis memiliki peran penting dalam kehidupan akademik, sosial, dan bahkan personal. Maka pengembangan ketrampilan menulis siswa merupakan prioritas utama dalam kegiatan pendidikan. Melalui kegiatan menulis, guru dapat mendorong peningkatan ketrampilan berfikir tingkat tinggi. Berdasarkan dari hasil wawancara dan diskusi antara penulis dengan guru kelas IV SD Negeri 3 Kalibagor yang merupakan tempat dilakukannya penelitian, seperti yang dikemukakan guru dalam wawancara berikut ini. Kesulitan mengajarkan pelajaran menulis pada siswa itu dikarenakan

6 kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran menulis. Guru menyadari bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut teknik dan metode yang digunakan kurang tepat. Hal ini disampaikan oleh guru kelas IV Bu Misriyati, S.Pd. Ada beberapa faktor permasalahan yang menyebabkan kondisi tersebut. Pertama, kurang tepat dalam memilih strategi pembelajaran. Kedua, siswa kurang termotivasi dalam mengarang, sebagian siswa menunjukkan sikap kurang senang dalam menulis karangan, yang disebabkan kekurangmampuan siswa dalam mengungkapkan isi atau gagasan, yang meliputi: 1. Kekurangmampuan siswa dalam memilih kata. 2. Kekurangmampuan siswa dalam menetapkan ejaan. 3. Kekurangmampuan siswa dalam menyusun kalimat efektif. Memperhatikan lemahnya minat dan kemampuan siswa dalam menulis karangan khususnya dalam mendeskripsikan suatu obyek, maka perlu dilakukan peningkatan yaitu melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Teknik Menulis Terbimbing Di Sekolah Dasar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Kalibagor. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan secara umum dalam penelitian sebagai berikut Apakah dengan menggunakan teknik menulis terbimbing dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas VI?.

7 Perumusan masalah secara khusus dalam penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana penyusunan RPP yang efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi melalui teknik menulis terbimbing pada siswa kelas IV. 2. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran yang kondusif untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi melalui teknik menulis terbimbing pada siswa kelas IV. 3. Bagaimana peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi melalui teknik terbimbing? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian secara umum yaitu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya teknik menulis terbimbing dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Kalibagor. Tujuan penelitian secara khusus dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Meningkatkan kemampuan dalam menyusun RPP pada materi karangan deskripsi siswa kelas IV SD Negeri 3 Klibagor melalui teknik menulis terbimbing. b. Meningkatkan pelaksanaan proses pembelajaran yang kondusif pada materi karangan deskripsi siswa kelas IV SD Negeri 3 Kalibagor melalui teknik menulis terbimbing.

8 c. Menigkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi melalui teknik menulis terbimbing. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat besar untuk memberikan sumbangan berupa pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan keterampilan berbahasa, khususnya pembelajaran menulis karangan deskripsi. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: a. Bagi siswa Siswa dapat meningkatkan ketrampilan menulis tidak hanya pada karangan deskripsi saja, tetapi ketrampilan menulis lainnya. Siswa termoivasi untuk menulis karangan deskripsi. b. Bagi guru Berguna untuk meninjau kembali apakah proses belajar mengajar yang terjadi itu telah mencapai tujuan yang diharapkan atau belum, yaitu sesuai dengan yang diterapkan dalam kurikulum. Guna dapat memberikan tindakan arternatif untuk mengetahui tingkat pembelajaran menulis yang tepat agar dapat memberikan kemudahan

9 kepada siswa untuk menuangkan idenya pada saat menulis karena adanya bimbingan dan motivasi dari guru sehingga tercipta suasana pembelajaran yang lebih kondusif. c. Bagi sekolah Hasil penelitian dapat dijadikan salah satu masukan tentang bagaimana meningkatkan siswa kelas IV dalam menulis karangan deskripsi.