BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. instrumen penelitian dan teknik pengolahan data. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pra experiment

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

O X O Pretest Perlakuan Posttest

1. BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra-eksperimen dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Sintaks model pembelajaran fisika konsep kapasitor keping sejajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pra-eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep fisika dan profil keterampilan ICT siswa setelah diterapkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung yang berjumlah 38 siswa. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan keadaan atau suatu fenomena (Sukmadinata, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre eksperiment dengan desain pretespostes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan mix methode dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pretest Perlakuan Posttest Observasi. Gambar 3.1. Desain penelitian the one-group pretest-posttest Keterangan : T 1 T 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

O 1 X O 2. Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk melihat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

Gambar 3.1. Desain Concurrent Embedded dengan Metode Kuantitatif sebagai Metode Primer dan Metode Kualitatif sebagai Metode Sekunder

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka. diperlukan penjelasan tentang istilah berikut ini:

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 6 Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap buku teks terjemahan adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Nana (2009: 52) metode penelitian merupakan rangkaian cara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan

Transkripsi:

A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif karena peneliti mengadakan suatu perlakuan terhadap sampel, yaitu melihat peningkatan literasi sains dengan menggunakan pembelajaran levels of inquiry. Peneliti menggunakan metode weak eksperimen (Sofo & Pujol, 2014) karena terdapat beberapa faktor luar yang tidak dapat dikontrol oleh peneliti dan hanya menggunakan satu kelas sebagai sampel penelitian. Berdasarkan tujuan penelitian yang diungkapkan yaitu untuk menganalisis peningkatan literasi sains dengan menggunakan pembelajaran levels of inquiry, maka penelitian yang dilaksanakan hanya menggunakan satu kelas eksperimen tanpa menambahkan kelas kontrol dalam penelitian. Berdasarkan hal tersebut desain yang akan digunakan adalah one-group pretest-posttest design seperti yang dilakukan oleh Sofo dan Pujol (2014) dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Desain Penelitian Pre-test Treatment Post-test O1 X O2 Dengan: O1 adalah tes kemampuan literasi sains sebelum dilaksanakan levels of inquiry O2 adalah tes kemampuan literasi sains setelah dilaksanakan pembelajaran levels of inquiry X adalah perlakuan pembelajaran levels of inquiry B. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah semua kelas VIII di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung yang berjumlah sepuluh kelas. Maka, untuk mendapatkan sampel penelitian yang berjumlah satu kelas, sampel dipilih berdasarkan pemilihan dengan teknik cluster random sampling (Frankel,

56 2012) karena penelitian ini tidak memerlukan sampel dengan karakteristik tertentu dan menggunakan kelas yang telah ada sebelumnya. Dengan demikian seluruh kelas VIII yang ada diacak dengan teknik pengacakan yang sederhana menggunakan software minitabs. C. Definisi Operasional Definisi operasional di bawah ini bertujuan untuk mengoperasionalkan variabel-variabel penelitian yang digunakan. Definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pembelajaran levels of inquiry (LoI) adalah pembelajaran inkuiri yang dikembangkan menjadi beberapa tahapan pembelajaran. Tahapan pembelajarannya terdiri dari discovery learning, demonstrasi interaktif, inquiry lesson, dan inquiry lab. Keterlaksanaan pembelajaran menggunakan LoI diamati melalui lembar observasi aktivitas guru dan siswa. 2. Literasi sains adalah kemampuan memahami pengetahuan sains dan menerapkan pengetahuan tersebut dalam fenomena ilmiah. Literasi sains yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada PISA framework 2015 yang terdiri atas beberapa domain yaitu domain konteks (contexts), kompetensi (competencies), pengetahuan (knowledge), dan sikap (attitudes). Instrumen tes yang digunakan untuk mengukur literasi sains siswa merupakan tes padanan PISA yang meliputi keempat domain tersebut. Literasi sains siswa diukur menggunakan tes berupa pre-test dan post-test. Adanya peningkatan pencapaian literasi sains diidentifikasi dengan menggunakan n-gain dari Hake R.R (1998). D. Instrumen Penelitian Mengacu pada tujuan penelitian yaitu mengetahui peningkatan keterampilan literasi sains, maka instrumen yang digunakan dalam

57 penelitian ini terdiri dari lembar observasi, soal tes, kuisoner, dan dokumentasi. 1. Lembar Observasi Observasi yang dilakukan berupa observasi sistematis, pengamat menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatannya. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa digunakan untuk melihat sejauhmana keterlaksanaan pembelajaran levels of inquiry (LoI) dalam meningkatkan literasi sains. Pengamatan dilakukan oleh tiga orang observer dengan mengacu pada rubrik penilaian sebagai instrumen pengamatan. 2. Soal Tes Literasi sains siswa pada konteks energi alternatif dapat dilihat dari hasil tesnya. Tes yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tes tertulis berupa pilihan ganda dengan empat opsi yang berjumlah 25 butir soal. Tes ini meliputi kemampuan literasi sains untuk setiap domainnya. Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan literasi sains yang dilihat dari skor pretes dan postes siswa. 3. Form Kuisoner Selain tes pilihan ganda, form kuisoner digunakan untuk melihat tanggapan siswa terhadap pembelajaran levels of inquiry dan respon siswa terhadap konten energi alernatif. Kuisoner yang digunakan untuk melihat tanggapan siswa terhadap pembelajaran dan konten energi alternatif masingmasing berjumlah 10 pernyataan dengan lima pernyataan positif dan lima pernyataan negatif. Kuisoner terdiri dari empat pilihan tanggapan yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). 4. Dokumentasi Instrumen dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan rekaman video dengan menggunakan handycam untuk menganalisis setiap proses pembelajaran. Rekaman video dilakukan dari awal sampai akhir

58 pembelajaran. Hasil rekaman video pembelajaran ini dikoding dan dianalisis untuk melihat kekurangan setiap tahapan pembelajaran levels of inquiry (LoI). E. Analisis Instrumen Instrumen-instrumen penelitian seperti tes dan kuisoner yang akan digunakan dianalisis terlebih dahulu menggunakan teknik analisis instrumen. Teknik analisis instrumen dilakukan untuk mengetahui kelayakan perangkat tes dalam pengambilan data. Analisis yang dilakukan meliputi uji validitas dan reliabilitas instrumen. a. Validitas Validitas berhubungan dengan ketepatan atau kesahihan instrumen yaitu kesesuaian tujuan dengan alat ukur yang digunakan. Validitas yang dilakukan berupa validitas internal dan eksternal. Validitas internal digunakan untuk mengetahui apakah perlakuan eksperimental pada penelitian ini betul-betul dapat menimbulkan suatu perbedaan yang spesifik. validitas internal suatu instrumen dikatakan tinggi apabila butir-butir soal penyusun instrumen dan juga faktor-faktornya yang merupakan bagian dari instrumen tersebut sejalan atau tidak menyimpang dari fungsi instrumen itu sendiri. Teknik validitas yang digunakan terdiri atas validitas isi dan validitas konstruk yang mengacu pada Frankel (2012). Validitas isi dilakukan untuk menguji apakah bahan atau materi yang diujikan sesuai dengan pengetahuan, pelajaran, kemampuan, pengalaman, atau latar belakang orang yang diuji. Kemudian validitas konstruk mengacu pada sifat konstruksi atau karakteristik yang diukur oleh suatu instrumen secara psikologi. Seberapa baik konstruksi tersebut menjelaskan perbedaanperbedaan tingkah laku individu-individu atau penampilan mereka pada tugas-tugas tertentu. Pengujian validitas ini dilakukan melalui judgment pakar. Judgment dilakukan pada 3 ahli yang menyatakan kesesuaian indikator dengan soal. Dari 28 butir soal terdapat 3 soal yang dikategorikan

59 tidak layak untuk digunakan, sehingga tes pilihan ganda yang digunakan berjumlah 25 soal. b. Reliabilitas Reliabilitas merupakan ukuran sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah test-retest untuk melihat sejaumana skor tunggal tes tetap stabil, karena melalui teknik ini akan memberikan koefisien reliabilitas yang merupakan sebuah koefisien dari reliabilitas sejaumana skor tunggal tes tetap stabil. Kesetaraan koefisien didasari atas pelaksanaan tes lebih dari satu kali. Setelah didapatkan skor siswa pada pengujian pertama dan kedua, maka digunakan rumus korelasi productmoment untuk menginterpretasikan reliabilitasnya yaitu : Keterangan: n xy ( x)( y) r xy = [(n x 2 ) ( x) [(n y 2 ) ( y) 2 ] rxy = Koefisien kolerasi antara variabel x dan y x y (Arikunto, 2008) = Skor yang diperoleh siswa pada pengujian pertama = skor yang diperoleh siswa pada pengujian kedua Interpretasi nilai koefisien korelasi adalah sebagai berikut. Tabel 3.2 Interpretasi Reliabilitas Soal Koefisien Korelasi Kriteria 0,00 0,20 Sangat rendah 0,21 0,40 Rendah 0,41 0,60 Sedang 0,61 0,80 Tinggi 0,81 1,00 Sangat tinggi (Arikunto, 2008)

60 Hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan test-retest soal pilihan ganda untuk mengukur peningkatan literasi sains adalah sebesar 0,47. Berdasarkan interpretasi menggunakan Tabel 3.2 di atas, maka reliabilitas soal test pilihan ganda terdapat pada rentang yang sedang. Maka dapat disimpulkan bahwa soal yang digunakan sudah memiliki tingkat keajegan yang baik dan dapat digunakan dalam penelitian. F. Prosedur Penelitian Penelitian dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan tahap akhir. Prosedur penelitian yang dilakukan meliputi tahap persiapan sampai penyusunan laporan. 1. Tahap Persiapan Penelitian Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan penelitian adalah sebagai berikut: a. Melakukan studi literatur untuk memperoleh teori yang akurat mengenai permasalahan yang akan dikaji. b. Melakukan telaah kurikulum mengenai pokok bahasan yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian untuk mengetahui tujuan, kompetensi inti dan kompetensi dasar yang hendak dicapai. c. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian. d. Menghubungi pihak sekolah dan menghubungi guru mata pelajaran IPA. e. Membuat surat ijin penelitian. f. Menentukan sampel penelitian yang ditentukan secara acak. g. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perangkat pembelajaran yang akan digunakan, kemudian mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru mata pelajaran IPA untuk mendapatkan masukan sehingga dapat mengimplementasikan pembelajaran dengan baik di kelas.

61 h. Menyusun instrumen penelitian. i. Instrumen penelitian di validasi konten dan validasi konstruk kepada tiga penjugmen ahli. j. Menguji coba instrumen di sekolah yang bersangkutan dengan sasaran uji coba kelas IX yang memang materinya sudah diajarkan. k. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian dan kemudian melakukan revisi terhadap instrumen penelitian yang kurang sesuai. 2. Tahap Pelaksanan Penelitian Prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut. a. Memberikan pretes yaitu tes awal kemampuan literasi sains, sebelum dilaksanakan treatment Levels of Inquiry. b. Memberikan treatment pembelajaran dengan pembelajaran Levels of Inquiry. c. Setelah pendekatan pembelajaran Levels of Inquiry dilakukan, kemudian diadakan tes literasi sains siswa di postest d. Selama proses pembelajaran, observer mengisi format keterlaksanaan pembelajaran guru dan siswa, dan menuliskan hal-hal yang penting dalam kolom catatan di lembar observasi yang disediakan. e. Mengolah data proses pembelajaran yang dilakukan oleh observer menggunakan rubrik yang telah dibuat. f. Mengolah data hasil pretes dan postes. g. Menghitung besar peningkatan literasi sains siswa dengan membandingkan rata-rata dan standar deviasi dari pretest dan post test. h. Mengolah lembar observasi guru dan siswa. 3. Tahap Akhir Kegiatan pada tahap akhir adalah sebagai berikut: a. Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian.

62 b. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data untuk menjawab rumusan penelitian. c. Memberikan saran-saran terhadap kekurangan yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran. d. Mengkonsultasikan hasil pengolahan data penelitian kepada dosen pembimbing. Alur penelitian dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan tahap akhir. Alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

63 Tahap Persiapan Membuat perangkat Pembelajaran Tahap Pelaksanaan Kajian Pustaka Kajian Pendahuluan Kajian Kurikulum Menentukan subjek penelitian Kajian Studi soal-soal literasi sains Membuat padanan soalsoal literasi sains Instrumen Penelitian Validasi internal dan realiabilitas Pretest Pengolahan Data Pembelajaran menggunakan level of inquiry (LOI) Observasi aktivitas guru dan siswa Pengolahan Data Postest Pengolahan Data LKS dan rubrik penilaian kinerja kemampuan berinkuiri Pengolahan Data Tahap Akhir Analisis data dan hasil temuan penelitian PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY (LOI) Agi UNTUK Kesimpulan MENINGKATKAN LITERASI SAINS Gambar 3.1 Alur Penelitian

64 G. Analisis Data 1. Keterlaksanaan Pembelajaran Levels of Inquiry Data yang diperoleh dari lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dianalisis secara deskriptif pencapaian persentase keterlaksanaan pembelajaran. Rumus yang digunakan untuk menganalisis presentase keterlaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut: Keterangan: KP(%) = J JP 100% KP (%) = persentase keterlaksanaan pembelajaran J JP = jumlah aktivitas pembelajaran yang terlaksana = jumlah total seluruh aktivitas pembelajaran Selanjutnya, untuk menginterpretasikan persentase pembelajaran, digunakan kriteria seperti disajikan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3. Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran keterlaksanaan Interval Persentase Keterlaksanaan Intepretasi Pembelajaran KP = 0% Tak satu aktivitas pun terlaksana 0% < KP < 25% Sebagian kecil aktivitas terlaksana 25% KP < 50% Hampir setengah aktivitas terlaksana KP = 50% Setengah aktivitas terlaksana 50% < KP < 75% Sebagian besar aktivitas terlaksana 75% KP < 100% Hampir seluruh aktivitas terlaksana KP = 100% Seluruh aktivitas terlaksana (Riduwan, 2012) 2. Peningkatan Literasi Sains Data yang diperoleh dari skor pretest dan postest yang dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran. Adapun langkah-langkah analisis data tes yang akan ditempuh adalah sebagai berikut: a. Pemberian skor Penskoran dilakukan dengan menggunakan acuan penskoran dari kisi-kisi soal yang telah mendapat judgment agar unsur subjektivitas dapat diminimalisir.

65 b. Menghitung Skor Peningkatan Literasi sains Menghitung skor tes dilakukan setelah diperoleh data skor tes siswa dari pretes dan postes. Peningkatan literasi sains berdarsakan skor tes yang diperoleh siswa dicari dengan menghitung gain yang dinormalisasi berdasarkan kriteria pembelajaran menurut Hake R.R (1998). Rumus yang digunakan untuk menghitung gain ternormalisasi adalah: g = % skor tes akhir % skor tes awal 100 % skor tes awal Interpretasi terhadap nilai gain ternormalisasi ditunjukan oleh Tabel 3.4. Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi Nilai<g> Klasifikasi g 0,7 Tinggi 0,7 > g 0,3 Sedang g < 0,3 Rendah 3. Tanggapan Siswa Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran levels of inquiry dan tanggapan siswa terhadap konten energi alternatif dibuat ke dalam bentuk skala likert. Pernyataan positif, skor minimum 1 diberikan untuk tanggapan Sangat Tidak Setuju (STS), skor 2 untuk tanggapan Tidak Setuju (TS), skor 3 untuk tanggapan Setuju (S) dan skor maksimum 4 untuk tanggapan Sangat Setuju (SS). Sedangkan untuk pernyataan negatif adalah kebalikannya. Persentase tanggapan siswa dapat diketahui menggunakan rumus berikut : R (%) = P 100 F dengan R (%) adalah persentase tanggapan siswa, P merupakan jumlah siswa yang memilih jawaban yang tersedia, dan F adalah jumlah seluruh peserta yang memberikan tanggapan. Tabel 3.5 memperlihatkan interpretasi kriteria persentase tanggapan. Tabel 3.5. Interpretasi Kriteria Persentase Tanggapan R (%) Intepretasi

66 R (%) Intepretasi R (%) = 0 Tak seorang pun 0 < R (%) < 25 Sebagian kecil 25 R (%) < 50 Hampir setengahnya R (%) = 50 Setengahnya 50 < R (%) < 75 Sebagian besar 75 R (%) < 100 Hampir seluruhnya R (%) = 100% Seluruhnya (Riduwan, 2012)