LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENELITIAN HIBAH KOMPETENSI JUDUL:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

PERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi Bahan Bakar Diesel Tahunan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

AKTIVITAS KATALIS K 3 PO 4 /NaZSM-5 MESOPORI PADA TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL (RPO) MENJADI BIODIESEL

BAB I PENDAHULUAN. ketercukupannya, dan sangat nyata mempengaruhi kelangsungan hidup suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

: Dr. Rr. Sri Poernomo Sari ST., MT.

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan harga BBM membawa pengaruh besar bagi perekonomian bangsa. digunakan semua orang baik langsung maupun tidak langsung dan

PENGARUH PENAMBAHAN KARBON AKTIF TERHADAP REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN (Aleurites trisperma) YANG SUDAH DIPERLAKUKAN DENGAN KITOSAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

4 Pembahasan Degumming

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL (TAHUN KE II)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

lebih ramah lingkungan, dapat diperbarui (renewable), dapat terurai

: Muhibbuddin Abbas Pembimbing I: Ir. Endang Purwanti S., MT

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dunia sedang menghadapi kenyataan bahwa persediaan minyak. bumi sebagai salah satu tulang punggung produksi energi semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

PEMBUATAN BIODIESEL. Disusun oleh : Dhoni Fadliansyah Wahyu Tanggal : 27 Oktober 2010

BAB I PENDAHULUAN. ini sumber energi yang banyak digunakan adalah sumber energi yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Isu kelangkaan dan pencemaran lingkungan pada penggunakan bahan

SINTESIS METIL ESTER DARI LIPID Bacillus stearothermophilus DENGAN METODE TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN BF 3. Dessy Dian Carolina NRP

Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa dengan Katalis H 3 PO 4 secara Batch dengan Menggunakan Gelombang Mikro (Microwave)

Jurnal Flywheel, Volume 3, Nomor 1, Juni 2010 ISSN :

PENGGUNAAN CANGKANG BEKICOT SEBAGAI KATALIS UNTUK REAKSI TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL

PENGARUH STIR WASHING, BUBBLE WASHING, DAN DRY WASHING TERHADAP KADAR METIL ESTER DALAM BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum)

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN ABU TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI KATALIS BASA PADA REAKSI TRANSESTERIFIKASI DALAM PEMBUATAN BIODIESEL

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. 1. Data Pengamatan Ekstraksi dengan Metode Maserasi. Rendemen (%) 1. Volume Pelarut n-heksana (ml)

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG MENGGUNAKAN PEMANASAN GELOMBANG MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL PENGEMBANGAN REAKSI ESTERIFIKASI ASAM OLEAT DAN METANOL DENGAN METODE REAKTIF DISTILASI

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

Sintesis Metil Ester dari Minyak Goreng Bekas dengan Pembeda Jumlah Tahapan Transesterifikasi

LAPORAN SKRIPSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT BERPROMOTOR GANDA DALAM REAKTOR FIXED BED

PRODUKSI BIOFUEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT CaO/γ-Al 2 O 3 dan CoMo/γ-Al 2 O 3

SINTESIS KATALIS ZSM-5 MESOPORI DAN AKTIVITASNYA PADA ESTERIFIKASI MINYAK JELANTAH UNTUK PRODUKSI BIODISEL

I. PENDAHULUAN. produksi biodiesel karena minyak ini masih mengandung trigliserida. Data

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI DALAM KOLOM PACKED BED. Oleh : Yanatra NRP.

Ind. J. Chem. Res, 2013, 1, COW s FAT PROCESSING TO BIODIESEL BY NaOH AS CATALYST IN METHANOL

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Oleh : Wahyu Jayanto Dosen Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari ST., MT.

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN...ii. KATA PENGANTAR...vi. DAFTAR ISI...viii. DAFTAR GAMBAR...xii. DAFTAR TABEL...xiv. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 DASAR TEORI. Universitas Indonesia. Pemodelan dan..., Yosi Aditya Sembada, FT UI

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pemenuhan energi semakin meningkat seiring dengan

LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST]

Oleh : ENDAH DAHYANINGSIH RAHMASARI IBRAHIM DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA NIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab III Metodologi Penelitian

Transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit dengan EtOH pada pembuatan digliserida sebagai agen pengemulsi

PRODUKSI BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL MELALUI REAKSI DUA TAHAP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan

4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat

PROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK BIJI KAPUK SEBAGAI BAHAN DASAR BIODIESEL YANG RAMAH LINGKUNGAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

PENGARUH PENGGUNAAN KATALIS NaOH PADA REAKSI TRANSESTERIFIKASI TERHADAP KUALITAS BIOFUEL LIMBAH MINYAK TEPUNG IKAN SARDIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sunardi 1, Kholifatu Rosyidah 1 dan Toto Betty Octaviana 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN BIODIESEL SECARA SIMULTAN DARI MINYAK JELANTAH DENGAN MENGUNAKAN CONTINUOUS MICROWAVE BIODISEL REACTOR

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Ukuran Arang Aktif Ampas Tebu sebagai Biomaterial Pretreatment terhadap Karakteristik Biodiesel Minyak Jelantah

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumber energi alternatif saat ini terus digiatkan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi merupakan bahan bakar fosil yang bersifat tidak dapat

ESTERIFIKASI ASAM LEMAK BEBAS DALAM MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN KATALIS H-ZSM-5 MESOPORI DENGAN VARIASI WAKTU AGING

Oleh : PABRIK BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI (METODE FOOLPROOF)

I. PENDAHULUAN. Metil ester sulfonat (MES) merupakan golongan surfaktan anionik yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi sekarang ini. Menurut catatan World Economic Review (2007), sektor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari sampai dengan bulan Juni

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

Transkripsi:

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENELITIAN HIBAH KOMPETENSI JUDUL: PREPARASI BIODIESEL DAN BIOFUEL.FRAKSI BENSIN DARI MINYAK NABATI SEGAR DAN BEKAS SERTA LEMAKHEWANI YANG TERKATALISIS OLEH MONTMORILLONIT DAN ZEOLIT TERMODIFIKASI Tim Peneliti: Prof.Dr.Kama Wijaya,M.Eng Hasanudin,S.Si,M.Si DILAKSANAKANATAS BIAYA: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian Hibah Kompetensi Nomor: 374/SP2H/PPIDP2MNII2010, tanggal'11 Juni 2010 LEMBAGAPENELITIANDANPENGABDIANKEPADAMASYARAKAT UNIVERSITASGADJAH MADA NOVEMBER 2010

PREPARASI BIODIESEL DAN BIOFUEL FRAKSI BENSIN DARI MINYAK NABATI SEGAR DAN BEKAS SERTA LEMAK HEWANI YANG TERKATALiSIS OLEH MONTMORILLONIT DAN ZEOLIT TERMODIFIKASI Karna Wijaya Jurusan Kimia FMIPA UGM Sekip Utara, Yogyakarta 55281 Hasanudin Jurusan kimia FMIPA UNSRI KampusIndralya,SumateraSelatan. RINGKASAN PENDAHULUAN Biodiesel atau alkil ester merupakan bahan bakar minyak yang disintesis dari minyak nabati atau lemak hewan (trigliserida). Biodiesel mempunyai sifat fisik yang menyerupai dengan minyak diesel (solar) yang berasal dari minyak bumi. Selain itu, gas buangan biodiesel ramah lingkungan karena sifatnya yang biodegradable. Saat ini produksi dan penggunaan biodiesel di dunia semakin meningkat. Produksi biodiesel ini mendukung kelestarian alam yang sekaligus akan menciptakan lapangan ke~a baru dan kemungkinan ditemukannya pasar baru untuk produk hasil pertanian. Minyak nabati, seperti minyak kelapa sawit, merupakan bahan baku primer yang digunakan dalam produksi biodiesel. Jika dibandingkan dengan harga minyak bumi, harga biodiesel relatif lebih tinggi oleh karena itu berbagai cara untuk mengatasi tingginya harga biodiesel ini dilakukan misalnya melalui penelitian-penelitian metode pembuatan biodiesel yang tepat sehingga dapat menekan harga biodiesel. Lemak hewan dan minyak nabati dapat dibuat menjadi biodiesel, tetapi bahan-bahan tersebut sangat mahal. Oleh karena itu, pilihan alternatif lain untuk menekan harga adalah dengan penggunaan limbah jelantah yang biasanya berasal dari minyak sawit. Kesulitan yang ditemui pada pengolahan biodiesel dengan limbah jelantah ini adalah sifatnya yang mudah membeku, selain itu biodiesel yang dihasilkan dari limbah minyak ini lebih sedikit. Minyak jelantah sawit merupakan limbah rumah tangga atau industri pangan yang sebenarnya memiliki potensi tinggi untuk diproses menjadi biodiesel, namun dalam kehidupan sehari-hari kita jumpai minyak jelantah dibuang begitu saja atau dimanfaatkan terus tanpa adanya usaha untuk memproses minyak tersebut menjadi bahan yang berguna. Pembuatan biodiesel dari minyakjelantah sebenarnya telah dilakukan oleh para peneliti dengan berbagai metode. Pembuatan biodiesel dari minyak jelantah dan metanol melibatkan reaksi transesterifikasi. Reaksi transesterifikasi adalah reaksi antara minyak dengan alkohol. membentuk ester dan produk samping berupa gliserol. Reaksi transesterifikasi ini berjalan dengan katalis asam ataupun basa. Pada tahun 2002 Agricultural Utilization Research Institute melaporkan bahwa penelitian yang telah dilakukan oleh Peterson et al dan Rice et ai, transesterifikasi minyak jelantah dan metanol dengan katalis basa ternyata tidak memperlihatkan adanya reaksi. Hal tersebut disebabkan karena minyak jelantah mengandung 5-15% asam lemak bebas yang tidak dapat terkonversi menjadi metil es.ter

atau biodiesel. Minyak jelantah yang telah mengalami pemanasan pada temperatur tinggi, begitupula beberapa minyak nabati seperti nyamplung dan minyak ikan mengandung asam Jemak bebas tinggi. Kadar asam lemak bebas ini akan menimbulkan reaksi penyabunan dan menghambat pembentukan biodiesel pada reaksi transesterifikasi. Salah satu metode untuk mengatasi hal ini adalah dengan melakukan perlakuan awal terhadap jelantah untuk mengurangi kadar asam lemak bebas sebelum dilakukan transesterifikasi. Tujuan dari perlakuan awal ini adalah untuk mengubah asam lemak bebas menjadi alkil ester (biodiesel) melalui reaksi esterifikasi. Reaksi esterifikasi berjalan dengan cepat pada keadaan asam. Katalis asam yang biasa digunakan dalam reaksi ini adalah asam sulfat Katalis asam sulfat merupakan katalis asam homogen. Selain minyak jelantah lewak hewani seperti sapi, ayam dan babi dapat dimanfaatkan menjadi biodiesel. Cara pembuatannya sama dengan pembuatan biodiesel dari minyak jelantah. penggunaan asam sulfat sebagai katalis dalam skala industri dinilai kurang ekonomis karena asam sulfat yang telah digunakan bercampur dengan alkohol, sehingga sulit untuk dipisahkan dan pada akhirnya terbuang atau ternetralisasi oleh basa setelah proses berakhir.untuk itu diperlukan alternatif katalis yang dapat menggantikan asam sulfat, salah satunya yang prospektif dan menjanjikan adalah katalis asam padat. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengasaman zeolit yang selanjutnya akan digunakan sebagai katalis asam padat dalam reaksi esterifikasi sebagai perjakuan awal pada minyak nyamplung, minyak ikan sardin, dan lele dengan tujuan untuk menurunkan kadar a~am lemak bebas. EXPERIMEN Bahan dan Alat Bahan Utama: minyak nyamplung, minyak ikan lele, minyak ikan sardin, aquades (CV. General Labora), zeolit asal Klaten, bahan-bahan kimia seperti : H3P04 (teknis),. metanol (teknis), H2S04 (teknis), NaOH (Merck), indikator phenolfthalein, etanol 95%, asam oksalat. Alat Utama : satu set alat refluks, evaporator buchi, alat-alat gelas, pengayak 250 mesh, lumpang porselin, pengaduk magnet, buret, aluminium foil, kertas saring Whatman 42, centrifuge (Kokusan Ogawa Seiki Co. Ltd), tabung centrifuge, timbangan. analit (Mettler-A T 200), oven (precision), X-ray Diffractometer Shimadzu XRD-6000, Spektrofotometer IR Shimadzu (FTIR-8201 PC), GC-MS Shimadzu QP2010S, dan 1H_ NMR 60MHz. Pembuatan H-Zeolit Seratus gram zeolit zeolit alam digerus hingga halus sehingga 10105penyaringan ukuran 250 mesh kemudian dimasukkan kedalam 500 ml H2S04 1 M, diaduk dengan pengaduk magnet selama 24 jam. Hasilnya dicuci dengan aquades hingga ph netral, uji dengan BaCb kemudian dikeringkan dengan microwave 800 watt selama 10 menit dan diayak kembali dengan ukuran 250 mesh. Sam pel ini kemudian diberi label zeolit teraktivasi asam (H-Zeolit). Zeolit yang didapatkan kemudian dianalisis dengan XRD, FTIR dan tahap uji keasaman. Pembuatan Biodiesel dari Minyak Nyamplung: pengaruh Berat Katalis Sintesis biodiesel dilakukan dengan esterifikasi menggunakan katalis asam sebagai perlakuan awal terhadap minyak nyamplung untuk mengurangi kandungan asam lemak bebas. Katalis asam yang digunakan adalah asam sulfat dan H-Zeolit dengan variasi berat katalis 1, 3, dan 5% C:/w). Dilanjutkanprosestransesterifikasidengan katalis NaOH selama 30 menit, hingga diperoleh meti! ester (biodiesef). Proses identifikasi biodiesel dilakukan dengan 1H-NMR, GC-MS, dan metode ASTM. Pembuatan Biodiesel dari Minyak Nyamplung: pengaruh Temperatur

Reaksi esterifikasi minyak nyamplung dilakukan menggunakan katalis H-zeolit dan asam sulfat dengan rasio 5% (w/w) serta rasio mol minyak dan metanol 1:20. Reaksi esterifikasi dan transesterifikasi dilakukan pada variasi temperatur 45, 55, 60 dan 65 C. Dilakukan juga reaksi esterifikasi menggunakan katalis yang sama dengan rasio mol minyak dan metanol 1:12. Biodiesel (meti! ester) yang diperoleh dianalisisdengan kromatografi gas - spektroskopi massa (GC-MS), 1H-NMR dan analisis sifat fisiknya dengan metode ASTM Pembuatan Biodiesel dari Minyak Ikan Lele Reaksi esterifiakasi ditambahkan metanol dengan perbandingan mol metanol dan mol minyak ikan Lele Dumbo adalah 6: 1. 9: 1 dan 12: 1. Katalis yang digunakan adalah H2S04. Pada metode kedua, minyak ikan ditransesterifikasikan menggunakan metanol dengan perbandingan mol metanol/minyak ikan Lele Dumbo adalah 9: 1 dan NaOH berperan sebagai katalis. Setelah reaksi transesterifikasi, produk dipisahkan dan biodiesel yang diperoleh dikeringkan menggunakan anhidrous Na2S04. Biodiesel hasil metode pertama memiliki kualitas lebih baik dari biodiesel hasil metode ke dua, berdasarkan 1H_ NMR, GC-MS dan ASTM (American Standard Testing of Materials). Pembuatan Biodiesel dari Minyak Ikan Sardin Reaksi esterifikasi dan transesterifikasi dilakukan pada suhu 60 C selama 2 jam dalam sistem refluks. Metil ester (biodiesel) dipisahkan dari gliserol dan diadsorpsi menggunakan karbon aktif dengan variasi 5%, 10%, 15%, 20% (bib). Biodiesel yang diperoleh dianalisis kandungannya dengan 1H-NMR dan Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa. Untuk karakterisasi sifat fisik dilakukan analisis dengan ASTM dan kolorimeter. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Biodiesel dari Minyak Nyamplung: pengaruh Berat Katalis Hasil penelitian menunjukkan bahwa H-Zeolit dapat digunakan sebagai katalis asam pada proses esterifikasi dan minyak nyamplung memiliki potensi sebagai sumber energi alternatif. Pada kondisi konsentrasikatalis 5% (W/w)didapatkan produk biodiesel dari minyaknyamplungmencapai68,29. Pembuatan Biodiesel dari Minyak Nyamplung: pengaruh Temperatur Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivasi asam dapat meningkatkan keasaman zeolit. Semakin tinggi temperatur reaksi semakin tinggi pula konversi biodiesel total sampai titik optimum. Konversi biodiesel optimum diperoleh saat kondisi temperatur reaksi 600C (rasio mol 1:12) sebesar 68,29%. Biodiesel yang diperoleh merupakan campuran metil ester dengan senyawa utama adalah meti! oleat. Berdasarkan data ASTM, biodiesel yang dihasilkan dari minyak nyamplung memiliki kualifikasi sebagai campuran bahan bakar diesel. Pembuatan Biodiesel dari Minyak Ikan Lele Hasil karakterisasi pada metode pertama dapat dihitung menggunakan persamaan 1 dan 2. Pada persamaan 1, besarnya konversi adalah 26,93%, sedangkan pada persamaan 2, besarnya konversi adalah 22,12%. Karakterisasi pada metode kedua, dapat dihitung menggunakan persamaan 1 dan 2. Pada persaman 1 besarnya konversi adalah 68,63% (mol metanol/mol minyak ikan Lele Dumbo =12:1) dan pada persamaan 2 besarnya konversi adalah 36,87% (mol metanol/mol minyak ikan Lele Dumbo = 12:1). Komponen utama pada produk biodiesel yang dihasilkan adalah metil oleat (47,46%) dengan perbandingan mol metanollmol minyak ikan Lele Dumbo adalah 12:1. Uji ASTM yang dilakukan, menunjukkan bahwa biodiesel yang dihasilkan memenuhi standard biodiesel

Pembuatan Biodiesel dari MinyakIkan Sardin Hasil penelitian menunjukkan kandungan asam lemak bebas pada limbah minyak tepung ikan sardin relatiftinggiyaitu8,51 %. Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa aktivasi asam dapat meningkatkan keasaman zeolit. Adanya H-zeolit pada reaksi esterifikasi dapat menurunkan kandungan asam lemak bebas di dalam limbah minyaktepung ikan sardin. Konversi kemurnian biodiesel pada penelitian ini hampir mendekati 100%. Kandungan utama asam lemak pada biodiesel dari limbah minyak tepung ikan sardin yaitu 13,14 % asam oleat (C18:1),11,82%asam palmitat(c16:0),dan 8,30 % asam palmitoleat(c16:1). Berdasarkan data ASTM,biodiesel yang dihasilkantelah memenuhi standar ASTMminyak solar sehingga memilikikualifikasisebagai bahan bakar diesel. Biodieselyang telah diadsorpsi menggunakan karbon aktif mengalami perubahan warna menjadilebih cerah daripada sebelum diadsorpsi. KESIMPULAN Secara umum H-zeolit dapat digunakan sebagai katalis asam padat untuk menurunkan kadar asam Jemak bebas dalam minyaksehingga minyak dapat dikonversi menjadi biodiesel.selain itu, biodieselyang dihasilkandari penelitianini sebagian besar parameternya telah sesuai dengan parameter biodiesel standar untuk industry dan kendaraan