METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 8 minggu, yaitu pada tanggal 2 Mei hingga 27 Juni 2009. Tempatnya adalah di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Analisis Proksimat pakan yang digunakan dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan. Materi Kelinci Kelinci yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 20 ekor kelinci lokal jantan berumur 9-10 minggu. Bobot hidup awal mempunyai rataan 789 gram dengan koefisien variasi sebesar 10%. Kelinci-kelinci ini kemudian dipelihara sesuai perlakuan yang diberikan selama 8 minggu. Gambar 2. Kelinci yang digunakan dalam Penelitian Sumber : Rasyid (2009) Pakan dan Air Minum Pakan yaitu rumput lapang yang diperoleh dari sekitar lingkungan kandang, rumput lapang sebelum diberikan pada ternak lebih baik ditiriskan terlebih dahulu dengan cara dihampar/dijemur beberapa menit agar kandungan air rumput berkurang sehingga kelinci tidak mengalami kembung. Ampas tahu sebagai pakan tambahan diperoleh dari industri tahu skala rumah tangga di daerah Cibanteng Proyek RT 03/RW 03 Darmaga dan konsentrat yang digunakan adalah konsentrat ayam Broiler
Starter yang berasal dari toko pakan ternak di daerah Cibanteng. Ampas tahu tersebut dipress terlebih dahulu dengan pressure gauge di Laboratorium Techno Park Fakultas Teknologi Pertanian, ini dilakukan supaya kadar air ampas tahu sebelum dan sesudah diberikan sama, pengepressan dilakukan sebanyak lima kali press dengan tekanan sekitar 6 kg/cm 2 dan air minum diberikan ad libitum dengan botol. Hasil Analisis Laboratorium Kandungan nutrien rumput lapang, ampas tahu dan konsentrat yang digunakan selama penelitian (Tabel 3). Kandungan Nutrisi pakan tersebut dianalisis di Laboratorium Ilmu dan Tekonologi Pakan, Institut Pertanian Bogor sebelum penelitian. Tabel 3. Kandungan Nutrien Rumput Lapang, Ampas Tahu dan Konsentrat dalam Bahan Segar dan Bahan Kering yang digunakan Selama Penelitian Jenis sample BK ABU PK SK LK Beta-N TDN -----------------------------------(%)------------------------------------- Rumput Lapang BS 22,18 2,51 3,02 7,93 0,12 8,60 12,16 BK 11,32 13,62 35,76 0,54 38,77 54,82 Konsentrat BS 87,91 5,00 19,19 4,85 7,33 51,54 78,09 BK 5,69 21,83 5,21 8,34 58,68 88,83 Ampas Tahu BS 19,97 0,49 4,93 4,82 1,02 8,71 15,12 BK 2,45 24,69 24,14 5,11 43,62 75,71 Keterangan : BK : Bahan Kering BetN : Bahan Ekstrak tanpa Nitrogen BS : Bahan Segar TDN : Total Digestible Nutrient PK : Protein Kasar SK : Serat Kasar LK : Lemak Kasar Sumber : Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Institut Pertanian Bogor. 2009. Gambar 3. (a) Rumput Lapang dan (b) Konsentrat (c) Ampas Tahu sebelum dan sesudah dipress Sumber : Rasyid (2009) 12
Kandang dan Peralatan Kandang berupa kandang individu berukuran 45cm x 30cm x 40cm. Tiap kandang dilengkapi dengan tempat pakan plastik dan botol air minum. Peralatan yang digunakan adalah alat kebersihan, timbangan duduk merk "Five Goats, timbangan digital Weston, pressure gauge (alat pengepress ampas tahu), Thermohigrometer digital, karung rumput, dan label. Gambar kandang dan peralatan terdapat pada Gambar 4. Pengamatan lingkungan yaitu pengamatan suhu dan kelembaban, diamati untuk mengetahui kondisi lingkungan penelitian apakah sesuai dengan kenyamanan kelinci atau belum. (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 4. (a) Kandang Penggemukan, (b) Kandang individu, (c) Thermohygrometer digital, (d) Timbangan digital Weston (e) pressure gauge. Sumber : Rasyid (2009) 13
Rancangan Percobaan Perlakuan Penelitian ini menggunakan empat perlakuan pemberian pakan dengan lima ulangan yaitu: P1 = 60% rumput lapang dan 40% konsentrat. P2 = 80% rumput lapang dan 20% ampas tahu. P3 = 60% rumput lapang dan 40% ampas tahu. P4 = 40% rumput lapang dan 60% ampas tahu. Rancangan Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan pemberian pakan yang berbeda. Masing masing taraf perlakuan terdiri atas lima ulangan. Model analisis menurut Mattjik dan Sumertajaya (2002) adalah sebagai berikut : Y ijk = µ + α i + ε ij Keterangan : Yijk = Nilai Pengamatan dari Perlakuan ke-i ulangan ke-j µ = Rataan umum α i = Pengaruh Presentase Ransum level ke-i (P1, P2, P3, P4 ) ε ij i j = Pengaruh galat percobaan perlakuan ke-i pada ulangan ke-j = Perlakuan ke-i = Ulangan ke-j Analisa Data Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisis of Variance (ANOVA), jika perlakuan berpengaruh nyata terhadap peubah yang diukur maka dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan untuk mengetahui perbedaan di antara perlakuan tersebut Peubah yang Diamati Konsumsi Pakan Konsumsi pakan merupakan jumlah yang dihitung setiap hari dengan cara menghitung pakan yang diberikan dikurangi sisa pakan (g/ekor/hari). Konsumsi diperhitungkan sebagai jumlah makanan yang diberikan pada ternak, dan zat 14
makanan yang dikandungnya akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan untuk keperluan produksi ternak. Konsumsi Pakan Segar (g/hari) = Pakan yang diberikan sisa pakan Konsumsi Zat Makanan Jumlah zat makanan yang dikonsumsi (Bahan Kering/BK, Protein Kasar/PK, Serat Kasar/SK dihitung dari konsumsi pakan dikali kadar zat makanan dibagi ) (Djajuli, 1992). Total Digestible Nutrient (TDN) rumput lapang dan ampas tahu dihitung berdasarkan rumus Hartadi et al. (1990) sedangkan TDN konsentrat dihitung berdasarkan rumus Sutardi (1980) dalam Irawan (2002). KBK = Konsumsi pakan segar (g) x kadar bahan kering dalam pakan (%) KPK = Konsumsi bahan kering (g) x kadar protein kasar dalam pakan (%) KSK = Konsumsi bahan kering (g) x kadar serat kasar dalam pakan (%) TDN = KBK (g) x kadar Total Digestible Nutrient dalam pakan (%) Keterangan : KBK : Konsumsi Bahan Kering (gram) KPK : Konsumsi Protein Kasar (gram) KSK : Konsumsi Serat Kasar (gram) TDN : Total Digestible Nutrient (gram) Pertambahan Bobot Badan Harian (g) Pertambahan bobot badan domba dapat diketahui dengan penimbangan bobot hidup. PBBH (g/hari) = Bobot badan akhir bobot badan awal Lama penggemukan (56 hari) Konversi Pakan Konversi pakan merupakan jumlah pakan yang dikonsumsi untuk mendapatkan bobot badan tertentu dan dalam waktu tertentu. Konversi pakan yaitu jumlah pakan yang dikonsumsi tiap harinya terhadap pertambahan bobot badan 15
hariannya. Efisiensi dalam penggunaan pakan termasuk dalam program pemberian pakan yang didapat diukur dari konversi pakan atas bobot hidup kelinci. Konversi Pakan = Konsumsi BK (g/ekor/hari) PBB (g/ekor/hari) Mortalitas Mortalitas adalah banyaknya ternak yang mati selama penelitian. Prosedur Persiapan Bahan, peralatan dan kandang dipersiapkan seminggu sebelum penelitian. Kelinci jantan sebanyak dua puluh ekor dipilih berdasarkan keseragaman bobot badan dan yang berumur 9-10 minggu dari umur lepas sapih. Kelinci tersebut dimasukkan ke dalam kandang individu secara acak. Ampas tahu dibeli setiap hari dengan kendaraan bermotor. Ampas tahu dipress terlebih agar kadar airnya berkurang kemudian ampas tahu ditimbang lalu diberikan pada kelinci. Pakan diberikan sebesar 10% dari kebutuhan bahan kering kelinci. Pemberian pakan ditingkatkan agar ternak terpenuhi selalu kebutuhannya dan ada sisa pakan yang bisa ditimbang sehingga kita bisa mengetahui ternak tersebut dapat mengkonsumsi pakan lebih dari kebutuhan bahan kering kelinci muda yaitu sekitar 6,2% dari bobot badan. Adaptasi pakan dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian selama tiga minggu dan air minum diberi vitamin berupa vitachick pada masa adaptasi tersebut. Obat-obatan yang digunakan antara lain obat anti scabies. Penimbangan bobot badan dilakukan pada akhir periode adaptasi dan digunakan sebagai data awal penelitian. Pemeliharaan Kelinci diberi pakan tiga kali sehari, yaitu pada pagi hari (07.00-08.00 WIB), siang hari (12.00-13.00 WIB) dan sore hari (17.00-18.00 WIB). Pemberian konsentrat dan ampas tahu diberikan dalam wadah berupa tempat pakan ayam berbentuk plastik sedangkan rumput diberikan dalam bentuk segar langsung ke dalam kandang. Pemberian konsentrat dan ampas tahu didahulukan daripada rumput, karena konsentrat sebaiknya diberikan pada pagi hari. Siang dan sore harinya baru diberikan rumput dengan perbandingan 50% siang dari jumlah pemberian. Sisanya 16
malam hari rumput diberikan dua kali lipat, ini dikarenakan kelinci adalah hewan nokturnal yang banyak melakukan aktivitas di malam hari sehingga malam hari lebih banyak. Sisa pakan ditimbang keesokan harinya. Pemberian air minum diberikan ad libitum. Pakan diberikan berdasarkan kebutuhan total bahan kering yaitu 10% dari bobot badan. Kebutuhan bahan kering ini melebihi kebutuhan kelinci untuk kebutuhan kelinci muda menurut Ensminger (1991) yaitu (5,4-6,2)% dari bobot badan. Kebutuhan dilebihkan supaya kebutuhan protein kelinci pada P2 terpenuhi kebutuhan proteinnya sebesar 16% sehingga tidak mengalami penurunan bobot badan/kenaikan bisa dilihat. Penggemukan kelinci dalam penelitian ini dilakukan selama delapan minggu. Penimbangan kelinci dilakukan dengan cara meletakkan kelinci di atas wadah timbangan. Penimbangan kelinci dilakukan setiap seminggu sekali. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), sebagai perlakuan adalah pemberian berbagai level rumput lapang dengan konsentrat sebagai kontrol dan perlakuan rumput lapang dengan ampas tahu pada berbagai level dalam pakan. Kelinci sebanyak dua puluh ekor dibagi secara acak ke dalam empat taraf perlakuan pemberian pakan, diantaranya P1 (60% rumput dan 40% konsentrat selama 8 minggu), P2 (80% rumput dan 20% ampas tahu selama 8 minggu), P3 (60% rumput dan 40% ampas tahu selama 8 minggu) dan P4 (40% rumput dan 60% ampas tahu selama 8 minggu) dan tiap perlakuan terdiri dari lima ulangan. Pemeliharaan dilakukan selama 8 minggu, mulai tanggal 3 Mei hingga 27 Juni 2009. Air minum diberikan ad libitum. Hijauan dan ampas tahu diberikan dalam bentuk segar, sementara konsentrat diberikan dalam keadaan kering. Penimbangan kelinci dilakukan setiap seminggu sekali untuk melihat pertambahan bobot badan. Setiap hari dilakukan pemberian pakan, pembersihan kandang dan tempat pakan, pembersihan dengan menggunakan sapu lidi lalu diayak dengan kawat kandang agar kotoran dan rumput terpisah sehingga nilai galat penelitian bisa diminimalisir. Pengumpulan Data Penimbangan bobot badan kelinci dilakukan setiap seminggu sekali. Pakan yang dikonsumsi dihitung setiap hari dengan cara menimbang sisa pakannya. 17