BAB II. Tinjauan Pustaka. 2.1 Peranan Menurut Soerjono Soekanto (2009:213), peranan merupakan aspek

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen. pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. mengelola serta mengarahkan atau memimpin bisnis atau usaha usaha korporasi dengan

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

PIAGAM AUDIT INTERNAL

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

PIAGAM INTERNAL AUDIT

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme pengelolaan itu sendiri. Jika kondisi Good Governance dapat dicapai

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian ini akan membahas lebih mendalam mengenai teori-teori dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:9) dan International

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

INTERNAL AUDIT CHARTER

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

BAB II KERANGKA TEORI. American Accounting Association mendefenisikan sebagai proses. kepada pihak yang berkepentingan (Sawyer et al, 2005:8).

STIE DEWANTARA GCG Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

SEttEN IN00NESiA GRO IPIEDOMAN KERJA(CHARTER) KOMITE AUDI丁. PToSEMEN丁 ONASA

BAB I PENDAHULUAN. besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK

Bandung, 14 oktober Kepada Yth, Bapak / Ibu respoden Di tempat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Berdasarkan Pedoman Umum Good Corporate Governance, Komisi

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN

Internal Audit Charter

PIAGAM AUDIT (AUDIT CHARTER) DIVISI INTERNAL AUDIT PT BUANA FINANCE, TBK

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

Transkripsi:

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Peranan Menurut Soerjono Soekanto (2009:213), peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Dari hal diatas lebih lanjut kita lihat pendapat lain tentang peran yang telah ditetapkan sebelumnya disebut sebagai peranan normatif. Sebagai peran normatif dalam hubunganya dengan tugas dan kewajiban dinas perhubungan dalam penegakan hukum mempunyai arti penegakan hukum secara total enforcement, yaitu penegakan hukum secara penuh. 2.2 Definisi Audit Pengertian audit menurut beberapa pandangan adalah sebagai berikut: Menurut Alvin A. Arens, Elder dan Beasley (2012:04) pengertian audit yaitu: Auditing adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh seseorang yang kompeten dan independen. yaitu: Sedangkan pengertian audit menurut Sukrisno Agoes (2012:04) Suatu pemeriksan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. 8

9 Auditing dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut Auditor. Proses yang dilakukan oleh seorang auditor dimana untuk mendapatkan bukti yang akurat mengenai aktivitas ekonomi suatu entitas, proses audit ini akan dilakukan untuk menyetarakan derajat kewajaran aktivitas ekonomi suatu entitas tersebut apakah telah sesuai dengan yang telah ditetapkan dan melaporkan hasilnya kepada para pihak yang berkepentingan. 2.3 Audit Internal 2.3.1 Pengertian Audit Internal Audit internal mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Perlunya konsep audit internal dikarenakan bertambah luasnya ruang lingkup perusahaan. Audit internal merupakan pengawasan manajerial yang fungsinya mengukur dan mengevaluasi sistem pengendalian dengan membantu semua anggota manajemen dalam mengelola secara efektif pertanggung jawabannya dengan cara menyediakan analisis, rekomendasi, komentarkomentar yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang ditelaah, dan penilaian. Penilaian tersebut meliputi penilaian terhadap seluruh aktivitas perusahaan termasuk penilaian terhadap struktur organisasi, rencanarencana, kebijakan, prestasi pegawai, dan ketaatan terhadap prosedur. internal yaitu: Sementara itu, menurut Mulyadi (2010:211) pengertian dari audit

10 Audit internal merupakan kegiatan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan dan kegiatan lain, untuk memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka. Menurut Sukrisno Agoes (2013:203) pengertian dari audit internal adalah sebagai berikut : Internal Audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan. Sedangkan menurut IIA (The Institute of Internal Auditors) dalam Kurt F Reding, et al (2013;1-3). Pengertian audit internal adalah sebagai berikut: Audit Internal adalah aktivitas independen, keyakinan obyektif, dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Audit internal ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen resiko, pengendalian, dan proses tata kelola Berdasarkan definisi di atas maka ditarik 5 (lima) komponen kunci sebagai berikut : a. Audit internal membantu organisasi dalam mencapai tujuan b. Audit internal mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas dari proses manajemen resiko, pengendalian, dan tata kelola. c. Assurance dan kegiatan konsultasi dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan operasi. d. Independensi dan objektivitas.

11 e. Pendekatan yang sistematis dan disiplin (khususnya proses keterlibatan). Dari definisi-definisi diatas dapat dikatakan bahwa audit internal merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menjamin pencapaian tujuan dan sasaran suatu organisasi. Kegiatan ini dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah (value added) dalam rangka meningkatkan kualitas dan aktifitas operasional organisasi tersebut. Audit internal juga mencakup kegiatan pemberian konsultasi kepada pihak manajemen sehubungan dengan masalah yang dihadapinya. Konsultasi ini diberikan sesuai dengan hasil temuan dan analisis yang dilakukan atas berbagai aktivitas operasional secara independen dan objektif dalam bentuk hasil temuan dan rekomendasi atau saran yang ditunjukan untuk keperluan organisasi. 2.3.2 Tujuan Audit Internal Audit Internal merupakan salah satu fungsi pada perusahaan yang juga mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Institute of Internal Audit (IIA) yang dikutip oleh Moeller (2009) Tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor internal adalah untuk membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran, dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, internal auditor harus melakukan kegiatan-kegiatan berikut :

12 a. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sistem pegendalian manajemen, pengendalian intern, dan pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya tidak terlalu mahal. b. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur - prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen. c. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung jawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan. d. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat dipercaya. e. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajemen. f. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajemen. sebagai berikut : Sedangkan tujuan audit internal menurut Sukrisno Agoes (2012:222) Tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam pelaksanaan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya. Pada dasarnya tujuan dari audit internal adalah memberikan nilai tambah dan melakukan perbaikan-perbaikan operasi organisasi yaitu

13 membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan yang sistematis, disiplin untuk mengevaluasi dan melakukan perbaikan atas keefektifan manajemen resiko, pengendalian dan proses yang jujur, bersih dan baik. 2.3.3 Fungsi dan Ruang Lingkup Audit Internal Fungsi audit internal menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:11) sebagai berikut : Penanggungjawab fungsi audit internal harus mengelola fungsi audit internal secara efektif dan efisien untuk memastikan bahwa kegiatan fungsi tersebut memberikan nilai tambah bagi organisasi. Secara umum fungsi audit internal adalah sebagai alat bantu bagi manajemen untuk menilai efisien dan keefektifan pelaksanaan struktur pengendalian intern perusahaan, kemudian memberikan hasil berupa saran atau rekomendasi dan memberi nilai tambah bagi manajemen yang akan dijadikan landasan mengambil keputusan atau tindak selanjutnya. Ruang lingkup dari auditor internal dalam Internal Professional Practices Framework yang dikeluarkan The Institute of Internal Auditors (IIA) (2011:34) dirumuskan secara singkat bahwa lingkup yang ditetapkan harus cukup untuk memenuhi tujuan penugasan. Lingkup penugasan harus mencakup pertimbangan mengenai system catatan, personalia, dan property fisik yang relevan, termasuk dibawah pengendali pihak ketiga. Jika penugasan muncul peluang untuk melakukan konsultasi, maka harus dicapai kesepahaman tertulis terlebih dahulu mengenai tujuan, ruang lingkup,

14 tanggung jawab para pihak, serta harapan-harapan lain hasil penugasan, yang kemudian dikomunikasikan sesuai dengan standar. Menurut Arens et al. (2008:123) audit internal meliputi lima kategori atau komponen pengendalian yang dirancang dan di implementasikan oleh manajemen untuk memberikan jaminan bahwa sasaran hasil pengendalian manajemen akan terpenuhi, yakni: 1. Lingkup kendali 2. Penilaian resiko 3. Aktivitas pengendalian 4. Informasi dan Komunikasi 5. Pengawasan Berdasarkan kutipan diatas dapat diketahui bahwa aktivitas audit internal harus mengevaluasi dan memberikan kontribusi pada perbaikan tata kelola, pengelolaan risiko, dan proses pengendalian dengan menggunakan pendekatan sistematis dan disiplin sehingga sasaran hasil pengendalian manajemen seperti lingkungan kendali, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi, komunikasi, dan pengawasan akan terpenuhi. 2.3.4 Wewenang dan Tanggung Jawab Audit Internal Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, audit internal harus mengetahui wewenang tugas dan tanggung jawabnya secara jelas. Wewenang dan tanggung jawab dari fungsi audit internal ini dimuat dalam suatu Internal Audit Charter. Charter tersebut harus mendapat persetujuan

15 dari Direktur Utama dan Dewan Komisaris. Mengenai wewenang dan tanggung jawab audit internal, Konsorium Organisasi Profesi Audit internal (2004:8) menyebutkan bahwa: Tujuan, kewenangan dan tanggung jawab fungsi audit internal harus dinyatakan secara formal dalam charter audit internal, konsisten dengan Standar Profesi Audit Internal dan mendapatkan persetujuan dari pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi. Adapun tanggung jawab auditor internal menurut Komite Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Profesi Akuntan Publik (2011:332) sebagai berikut: Auditor internal bertanggungjawab untuk menyediakan data analisis dan evaluasi, memberikan keyakinan dan rekomendasi lain kepada manajemen satuan usaha dan dewan komisaris atau pihak lain yang setara wewenang dan tanggungjawabnya. Untuk memenuhi tanggungjawabnya tersebut auditor internal mempertahankan objektifitasnya yang berkaitan dengan aktivitas yang diauditnya dan tanggung jawab penting fungsi internal adalah memantau kinerja pengendalian satuan usaha. Pernyataan tersebut dimaksudkan agar tujuan, kewenangan dan tanggung jawab audit internal harus dinyatakan dalam dokumen tertulis secara formal. Dapat disimpulkan wewenang dan tanggung jawab auditor internal adalah sebagai berikut: 1. Memberikan keterangan-keterangan dan saran-saran kepada manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab dengan cara-cara yang tidak bertentangan dengan kode etik yang berlaku. 2. Mengkoordinasi pekerjaan-pekerjaan dengan pihak-pihak lain dan aktivitas lainnya sehingga tercapai saran-saran audit dan organisasi.

16 2.3.5 Kedudukan Audit Internal Dalam Struktur Organisasi Dalam melaksanakan tugasnya secara efektif auditor internal yang bekerja dalam perusahaan yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi. Berhasil tidaknya tugas internal auditor dalam perusahaan sangat dipengaruhi oleh kedudukannya dalam struktur organisasi perusahaan. Internal auditor hendaknya di tempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkannya untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya dengan baik serta dapat menjamin kebebasannya. Struktur organisasi penetapan bagian auditor internal secara jelas disertai dengan job description yang jelas akan membawa dampak yang positif dalam proses komunikasi antara auditor internal dengan pihak pemilik perusahaan atau manajer. Namun sebaliknya, penempatan yang tidak jelas akan menghambat jalannya arus pelaporan dari auditor internal karena itu perlu ditentukan secara tegas kedudukan auditor internal ini. Menurut Sukrisno Agoes (2004:243) ada empat alternatif kedudukan auditor internal dalam struktur organisasi yaitu : 1. Bagian internal audit berada dibawah direktur keuangan

17 (sejajar dengan bagian akuntansi dan keuangan). Pada posisi ini keuntungannya adalah laporan yang diberikan internal auditor dapat segera di pelajari dan ditanggapi. Kelemahannya dalam posisi ini, fungsi internal auditor hanya ditekankan pada pengendalian atas ruang lingkup bagian keuangan saja jika dikaitkan dengan independensi, maka tingkat kebebasan internal auditor kecil dan sempit. 2. Bagian internal audit merupakan Staff Direktur Utama bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Pada posisi ini keuntungannya adalah internal auditor memiliki tingkat independensi yang tinggi, karena internal auditor dapat melakukan pemeriksaan keseluruhan bagian, kecuali pimpinan perusahaan atau direktur utama. Kelemahannya pada posisi ini, Direktur utama mempunyai tugas yang banyak, sehingga dirut tidak dapat mempelajari hasil internal audit secara mendalam sehingga tindakan perbaikan yang diperoleh tidak dapat diambil dengan segera. 3. Bagian internal audit merupakan Staff dari Dewan Komisaris. Pada posisi ini memberikan keuntungan tingkat independensi yang tinggi sekali, karena internal auditor dapat memeriksa seluruh aspek organisasi. Kelemahannya adalah para Dewan Komisaris tidak setiap saat dapat ditemui dan mereka juga kurang menguasai masalah operasi sehari-hari

18 sehingga tidak cepat mengambil tindakan atau saran-saran yang diragukan oleh internal auditor untuk pencegahan perbaikan. 4. Bagian internal audit dipimpin oleh seorang Direktur Internal Audit. Pada posisi ini keuntungannya adalah Direktur Audit Internal mempunyai akses yang bebas terhadap ketua Dewan Komisaris. Tanggung jawab Direktur Audit Internal yaitu menyiapkan rencana tahunan untuk memeriksa semua unit perusahaan dan menyajikan program tersebut untuk persetujuan. Kelemahannya adalah ketika Direktur Audit Internal tidak dapat mengelola departemen audit internal dengan baik, sehingga pekerjaan audit tidak dapat memenuhi tujuan umum dan tanggung jawab yang telah departemen audit internal tidak digunakan secara efisien dan efektif. Kedudukan seorang auditor internal juga tidak memiliki wewenang langsung terhadap tingkatan manajemen dalam organisasi perusahaan, kecuali pihak yang memang berada dibawahnya dalam departemen audit internal itu sendiri. 2.3.6 Kode Etik Audit Internal Dalam pekerjaannya, auditor internal dituntut untuk bersikap profesional dan taat kepada kode etik profesi. Kepatuhan terhadap kode etik berperan penting dalam menjaga kredibilitas profesi auditor internal dari ancaman resiko tinggi. Resiko itu terjadi karena sifat pekerjaan pemeriksa

19 berpeluang besar menghadapi situasi dilematis seperti konflik kepentingan, intervensi atau ancaman dari pihak yang diperiksa, atau bahkan tawaran sama untuk berbuat curang (kolusi). Menurut The Institute Of Internal Auditors (IIA) yang dikutip oleh Suharso (2016) kode etik sebagai berikut : Kode Etik merupakan prinsip-prinsip dan harapan yang memandu perilaku individu dan organisasi dalam melaksanakan kegiatan audit internal. Kode etik tersebut merupakan syarat dan harapan minimal. Tujuan IIA mengatur kode etik adalah mendorong terwujudnya budaya etis dalam profesi audit internal. Terdapat dua komponen pokok dalam kode etik IIA yaitu: 1. Prinsip-prisip yang relevan bagi profesi dan praktik audit internal 2. Aturan perilaku yang menjelaskan norma dan perilaku yang diharapkan dari para auditor internal Auditor diharapkan berperilaku dan menjungjung tinggi prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Integritas Integritas akan membangun kepercayaan terhadap auditor internal sehingga dapat memberikan dasar keyakinan atas penilaian yang dilakukan. b. Objektivitas Auditor internal menunjukkan objektivitas profesional yang tinggi

20 dalam mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi terkait aktivitas dan proses yang sedang diperiksa. Auditor internal menilai secara seimbang atas semua keadaan yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau pihak lainnya dalam memutuskan. c. Kerahasiaan Auditor internal menghargai nilai dan kepemilikan informasi yang mereka dapatkan dan tidak membuka informasi tersebut tanpa kewenangan yang jelas kecuali terdapat kewajiban hukum atau profesional yang mengharuskan untuk melakukannya. d. Kompetensi Auditor internal menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas-tugas audit internal. 2.3.7 Standar Profesi Audit Internal Peran standar profesional para auditor diatur dan dipengaruhi oleh lingkungan tempat audit internal melaksanakan kewajiban yang ditugaskan terhadapnya. Kesesuaian dengan konsep-konsep yang telah dinyatakan dalam standar ini sangatlah penting apabila para profesional auditor ingin memenuhi tanggung jawabnya. Menurut Hiro Tugiman (2006:13), Standar Profesi Audit Internal (SPAI) terdiri dari: 1. Independensi Auditor internal harus mandiri dan terpisah dari berbagai

21 kegiatan yang diperiksa. Para auditor internal dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan objektif. Status organisasi unit audit internal haruslah memberikan keleluasaan untuk memenuhi atau menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan yang diberikan, hal tersebut dikarenakan: a. Pemimpin audit internal harus bertanggung jawab terhadap individu di dalam organisasi yang memiliki kewenangan cukup untuk mewudjudkan kemandirian tersebut dan menjamin luas cakupan pemeriksaan, dan tindakan yang tepat berdasarkan rekomendasi pemeriksaan. b. Pimpinan audit internal harus memiliki hubungan langsung dengan dewan. c. Kemandirian tersebut harus ditingkatkan bila pengangkatan atau penggantian pimpinan audit internal dilakukan atas persetujuan dewan. d. Tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab bagian audit internal harus didefinisikan dalam dokumen tertulis, sebaiknya di dalam angsuran dasar yang di setujui oleh manajemen dan dewan. e. Pimpinan audit internal setiap tahun harus mengajukan persetujuan mengenai rangkuman jadwal pemeriksaan, susunan kepegawaian dan anggaran yang kemudian diinformasikan kepada dewan. f. Pimpinan audit internal harus memberikan laporan tahunan

22 tentang berbagai kegiatan kepada manajemen senior dan dewan, atau setiap periode yang lebih singkat bila dipandang perlu 2. Kemampuan Profesional Pemeriksaan internal harus dilaksanakan secara ahli dan dengan ketelitian profesional. Kemampuan profesional merupakan tanggung jawab bagian audit internal dan setiap auditor internal. Pimpinan audit internal dalam setiap pemeriksaan haruslah menugaskan orangorang yang secara bersama atau keseluruhan memiliki pengetahuan, kemampuan dan berbagai disiplin ilmu yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan secara tepat dan pantas. 3. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan pemeriksaan internal harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan keefektifan sistem pengendalian internal yang dimiliki oleh suatu organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggung jawab. Lingkup pekerjaan audit internal, sebagaimana ditetapkan dalam standar profesional audit internal meliputi pemeriksaan apa saja yang harus dilaksanakan. 4. Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan Kegiatan pemeriksaan harus meliputi perencanaan pemeriksaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan hasil dari menindaklanjuti. Auditor internal bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan tugas pemeriksaan yang harus disetujui dan ditinjau oleh pengawas.

23 5. Manajemen Bagian Audit Internal Pimpinan audit internal harus mengelola badan unit audit internal secara tepat, sehingga: a. pekerjaan pemeriksaan memenuhi tujuan umum dan tanggung jawab yang disetujui dewan direksi dan diterima oleh dewan. b. Sumber daya bagian audit internal dipergunakan secara efisien dan efektif. c. Pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan dilakukan sesuai dengan standar profesi. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut pemimpin audit internal harus memiliki: 1. Tujuan, kewenangan dan tanggung jawab bagi bagian udit internal. 2. Menetapkan rencana bagi pelaksanaan tanggung jawab bagian audit internal. 3. Membuat kebijakan dan prosedur secara tertulis yang akan dipergunakan sebagai pedoman oleh staf pemeriksa. 4. Menerapkan program untuk menyeleksi dan mengembangkan sumber daya manusia pada bagian audit internal dengan audit eksternal menerapkan dan mengembangkan pengendalian mutu jaminan kualitas untuk mengevaluasi berbagai kegiatan bagian audit internal.

24 2.3.8 Program Audit Definisi program audit menurut Sawyer (2005:205) sebagai berikut : Program audit internal merupakan pedoman bagi auditor dan merupakan satu kesatuan dengan supervisi audit dalam pengembalian langkah-langkah audit tertentu. Langkah-langkah audit untuk mengumpulkan bahan bukti dan untuk memungkinkan auditor internal mengemukakan pendapat mengenai efisiensi, keekonomisan, dan efektivitas aktivitas yang akan diperiksa. Program tersebut berisi arahan-arahan pemeriksaan dan evaluasi informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan-tujuan audit dalam ruang lingkup penugasan audit. Yang artinya program audit dirancang untuk menjadi pedoman bagi auditor mengenai: 1. Apa yang akan dilakukan. 2. Kapan akan dilakukan. 3. Bagaimana melakukannya. 4. Siapa yang akan melakukannya. 5. Berapa lama waktu yang dibutuhkan. Program audit merupakan alat yang menggabungkan survei pendahuluan dengan pekerjaan lapangan. Dalam survei pendahuluan, auditor internal mengidentifikasi tujuan operasi, resiko, kondisi-kondisi operasi, dan kontrol yang ditetapkan. Auditor internal harus menyiapkan program audit segera setelah survei pendahuluan. Program yang terlambat disusun bisa memiliki kesenjangan dan tidak memadai serta tidak bisa menetapkan prioritas yang tepat. Program audit yang disusun dengan baik bisa memberikan banyak manfaat yaitu:

25 1. Memberikan rencana sistematis untuk setiap tahap pekerjaan audit, yang merupakan suatu rencana yang dapat dikomunikasikan baik kepada supervisor audit maupun kepada staf audit. 2. Menjadi dasar penugasan auditor. 3. Menjadi sarana pengawasan dan evaluasi kemajuan pekerjaan audit karena memuat waktu audit yang dianggarkan. 4. Memungkinkan suprvisor audit dan manajer membandingkan apa yang dikerjakan dengan apa yang direncanakan. 5. Membantu melatih staf-staf yang belum berpengalaman dalam tahap-tahap pelaksanaan audit. 6. Memberi ringkasan catatan pekerjaan yang dilakukan. 7. Membantu auditor pada audit sebelumnya untuk mengenal lebih dekat jenis-jenis pekerjaan audit yang dilakukan dan waktu yang dibutuhkan. 8. Mengurangi waktu supervisi langsung yang dibutuhkan. 9. Menjadi titik awal bagi penilai fungsi audit internal untuk mengevaluasi upaya audit yang telah dilakukan. 2.3.9 Kompetensi Audit internal Dalam mencapai tujuan perusahaan seperti yang telah direncanakan, seorang auditor internal harus mempunyai kompetensi yang baik. Menurut

26 Konsorium Organisasi Profesi Audit internal (2004:13) menyatakan bahwa penugasan harus dilakukan dengan memperhatikan keahlian dan kecermatan profesional yaitu: a. Keahlian Auditor internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab. Fungsi audit internal secara kolektif harus memiliki atau memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi untuk melaksanakan tanggung jawabnya. b. Kecermatan Profesional Auditor harus menerapkan kecermatan dan keterampilan yang layak dilakukan oleh seorang auditor internal yang bijaksana dan kompeten, dengan mempertimbangkan ruang lingkup penugasan, kecukupan dan efektifitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses governance, biaya dan manfaat penggunaan sumber daya dalam penugasan. c. Pengembangan Profesional yang berkelanjutan Auditor internal harus meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensinya melalui pengembangan profesional yang berkelanjutan. Dari uraian diatas dapat diartikan bahwa auditor internal harus menerapkan kecermatan dan kerampilan layaknya dilakukan oleh seorang auditor internal yang kompeten. Kecermatan profesional auditor internal

27 perlu mempertimbangkan: 1. Ruang lingkup penugasan. 2. Kompleksitas dan materialitas yang dicakup dalam penugasan. 3. Kecukupan dan efektifitas manajemen resiko, pengendalian, dan proses governance. 4. Biaya dan manfaat penggunaan sumber daya dalam penggunaan. 5. Penggunaan teknik-teknik audit berbantuan komputer dan teknik-teknik analisis lainnya. 2.4 Good Corporate Governance Good Corporate Governance adalah suatu rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang mempengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan. Pada dasarnya Good Corporate Governance merupakan suatu konsep kewajiban yang mengontrol perusahaan untuk bertindak secara adil baik bagi kepentingan seluruh pemegang pemegang saham ataupun untuk stakeholders. 2.4.1 Pengertian Good Corporate Governance Kata governance diambil dari kata latin, yaitu gubernance yang artinya mengarahkan dan mengendalikan, dalam ilmu manajemen bisnis, kata tersebut diadaptasi menjadi corporate governance dan diartikan

28 sebagai upaya mengarahkan (directing) dan mengendalikan (control) kegiatan organisasi, termasuk perusahaan (Siswanto Sutojo dan John Aldridge,2008;1). Menurut Zarkasyi Moh. Wahyudin (2008:36) definisi dari Good Corporate Governance sebagai berikut: Good Corporate Governance pada dasarnya merupakan suatu sistem (input, proses, output) dan seperangkat peraturan yang mengatur antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungannya antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi terciptanya tujuan perusahaan. Sedangkan Ardeneo Kurniawan (2012:27) mendefinisikan Good Corporate Governance sebagai berikut: Good Corporate Governance atau tata kelola organisasi adalah seperangkat hubungan yang terjadi antara manajemen, direksi, pemegang saham dan stakeholder-stakeholder lain seperti pegawai, kreditor dan masyarakat. Berdasarkan pengertian tersebut penerapan Good Corporate Governance merupakan alternatif penting yang diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah akibat benturan kepentingan antara pihak-pihak yang terkait. Dalam upaya mewujudkan Good Corporate Governance, perusahaan memerlukan peran audit internal yang bertugas meneliti, mengevaluasi suatu sistem akuntansi, serta menilai kebijakan manajemen yang dilaksanakan. Audit internal merupakan salah satu profesi yang menunjang terwujudnya Good Corporate Governance yang pada saat ini telah

29 berkembang menjadi komponen utama dalam meningkatkan perusahaan secara efektif dan efisien (Cahyaningsih & Venty,2011). 2.4.2 Tujuan Good Corporate Governance Tujuan good corporate governance menurut Sutojo & Aldridge (2005:4) memiliki empat tujuan utama sebagai berikut: 1. Melindungi hak dan kepentingan The Stakeholders Beberapa kasus dunia telah membuktikan betapa pentingnya penerapan GCG dalam perusahaan. 2. Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham Peningkatan nilai perusahaan ditandai antara lain oleh peningkatan nilai modal sendiri. Modal sendiri adalah sumber dana perusahaan yang dimiiki para pemegang saham yang terdiri dari modal yang disetor dan laba yang ditahan. Dengan peningkatan jumlah modal sendiri dari tahun ke tahun dapat meningkatkan kepercayaan investor dan kreditur untuk menanamkan dananya di perusahaan yang bersangkutan. 3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja dewan pengurus atau Board of Directors dan manajemen perusahaan Dengan diterapkannya GCG dalam perusahaan diharapkan dapat meningkatan efisiensi dan efektivitas kerja Dewan Pengurus dan manajemen, karena GCG mendorong para anggota Dewan Pengurus dan manajemen perusahaan selalu mengetengahkan

30 etika bisnis dan moral. 4. Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan manajemen senior perusahaan Hal ini sejalan dengan definisi GCG yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa tujuan dari GCG adalah untuk meningkatkan kualitas hubungan di antara para stakeholders dan manajemen. 2.4.3 Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Setiap perusahaan harus memastikan bahwa prinsip GCG diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Prinsip GCG yaitu transparansi, akuntabilitas, responbilitas, independensi, serta kewajaran diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha perusahaan dengan memperhatikan stakeholder. (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006:5), Prinsip Good Corporate Governance sesuai dengan pasal 3 surat Keputusan Menteri BUMN No.117/M-MBU/2002 tanggal 31 juli 2002 menurut effendi (2009:4) adalah: 1. Keterbukaan (Transparancy) Keterbukaan adalah keterbukaan informasi secara akurat dengan tepat waktu mengenai kinerja perusahaan. 2. Akuntabilitas (Accountability) Akuntabilitas adalah bentuk tanggung jawab korporasi yang diwujudkan dengan menyediakan seluruh perangkat

31 pengawasan secara komprehensif serta siap untuk digugat sesuai peraturan dan regulasi yang berlaku. 3. Kemandirian (Independency) Kemandirian adalah bentuk tanggung jawab yang mensyaratkan agar perusahaan dikelola secara profesional tanpa ada benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. 4. Pertanggung Jawaban (Responsibility) Pertanggung jawaban adalah bentuk pertanggung jawaban seluruh internal stakeholders (Bussiness Owner/ RUPS, Komisaris dan Direksi, Karyawan) kepada para eksternal stakeholder lainnya. Termasuk seluruh masyarakat melalui: Misi menjadikan perusahaan berkategori sehat, penciptaan lapangan kerja, serta nilai tambah bagi masyarakat dimana bisnis mendapatkan manfaat dari seluruh aktivitasnya. 5. Kewajaran (Fairness) Kewajaran adalah perlakuan yang adil terhadap para pemegang saham, khususnya menyangkut hak dan kewajiban mereka, termasuk bagi pemegang saham minoritas/ asing. 2.4.4 Unsur-Unsur Good Corporate Governance Unsur-unsur dalam Good Corporate Governance menurut Ardeno Kurniawan (2012:43) terdiri atas :

32 1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah organ di dalam organisasi yang memfasilitasi pemegang saham untuk mengambil keputusan penting berkenaan dengan investasinya di dalam organisasi. Keputusan yang diambil di ambil RUPS harus memiliki orientasi jangka panjang terhadap organisasi. RUPS merupakan tanggung jawab dewan direksi. RUPS tidak dapat mencampuri pelaksanaan tugas dan fungsi dewan direksi dan dewan direksi. 2. Dewan Komisaris Dewan Komisaris adalah organ di dalam organisasi yang memiliki tugas untuk mengawasi dan memberikan nasehat kepada dewan direksi serta memastikan organisasi telah melaksanakan tata kelola organisasi dengan baik, termasuk didalamnya adalah implementasi sistem manajemen risiko serta proses-proses pengendalian yang menjadi komponen dari sistem tata kelola organisasi yang baik. 3. Dewan Direksi Dewan direksi adalah organ di dalam organisasi yang bertanggung jawab atas pengelolaan organisasi. Setiap anggota dewan direksi menjalankan tugasnya dan membuat keputusan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Agar dewan direksi dapat berfungsi sesuai dengan tugasnya, maka terdapat beberapa syarat yang harus dipatuhi yang meliputi:

33 a. Komposisi dewan direksi haruslah dibuat sedemikian rupa agar memiliki independensi serta dapat memberikan keputusan yang benar, tepat waktu, dan efektif. b. Anggota dewan direksi haruslah memiliki profesionalitas dalam bentuk integritas, pengalaman, dan kapabilitas sehingga memungkinkan mereka untuk menjalankan fungsinya dengan baik. c. Dewan direksi bertanggung jawab untuk mengelola organisasi agar dapat memperoleh laba serta memastikan kelangsungan organisasi. 2.4.5 Manfaat Good Corporate Governance Dengan menerapkan Good Corporate Governance menurut Hery (2010:5) manfaat yang dapat diperoleh perusahaan yang menerapkan Good Corporate Governance, yaitu sebagai berikut: 1. Good Corporate Governance secara tidak langsung akan dapat mendorong pemanfaatan sumber daya perussahaan ke arah yang lebih efektif dan efisien, yang pada giliannya akan turut membantu terciptanya pertumbuhan atau perkembangan ekonomi sosial. 2. Good Corporate Governance dapat membantu perusahaan dan perekonomian nasional dalam hal menarik modal investor dengan biaya yang lebih rendah melalui perbaikan kepercayaan investor dan kreditor domestik maupun internasional. 3. Membantu pengelolaan perusahaan dalam memastikan menjamin bahwa perusahaan telah taat pada ketentuan, hukum dan peraturan.

34 4. Membantu manajemen dan corporate board dalam pemantauan penggunaan asset perusahaan. 5. Mengurangi korupsi. Manfaat langsung yang dapat dirasakan perusahaan dengan menerapkan prinsip Good Corporate Governance adalah meningkatnya produktivitas dan efisiensi usaha. Manfaat lain adalah meningkatnya kemampuan operasional perusahaan dan pertanggungjawaban kepada publik. Selain itu dapat memperkecil praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme serta konflik kepentingan. 2.4.6 Penerapan Prinsip Good Corporate Governance Penerapan Prinsip-prinsip GCG memiliki tujuan terhadap perusahaan sebagai berikut: 1. Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing. 2. Mendapatkan cost of capital yang lebih murah. 3. Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari stakeholders terhadap perusahaan. 4. Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum. 5. Memberikan keputusan yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja ekonomi perusahaan. Penerapan prinsip, keterbukaan (Transparency), kemandirian (Independence), akuntabilitas (Accountability), pertanggungjawaban (Responsibility) dan kewajaran (Fairness) di dalam perusahaan, seharusnya dijadikan sebagai pedoman ataupun acuan para pelaku usaha dalam

35 menjalankan kegiatan usahanya. Perusahaan yang telah menerapkan prinsipprinsip GCG dengan baik akan mampu memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap segala aktivitas bisnis yang dijalankan dalam menghadapi persaingan usaha (Meriana susanti, 2006). 2.4.7 Hubungan Audit Internal dengan Good Corporate Governance Audit internal muncul sebagai suatu kegiatan khusus dari bidang akuntansi yang luas yang memanfaatkan metode dan teknik dasar penilaian. Audit internal membantu sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya, melalui pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi serta meningkatkan efektivitas pengelolaan resiko, pengendalian dan proses governance. Peran audit internal yang independen sangat penting dalam penerapan Good Corporate Governance di perusahaan, dimana anggota auditor internal tidak mempunyai saham langsung maupun tidak langsung pada perusahaan tersebut, tidak mempunyai afiliasi dengan direksi, komisaris dan pemegang saham utama perusahaan tersebut, dan tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan tersebut. Implementasi good corporate governance sesuai dengan pedoman good corporate governance yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance yaitu untuk memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat baik secara nasional

36 maupun internasional serta dengan demikian mendukung kondisi investasi. Elemen yang cukup signifikan dalam proses implementasi good corporate governance adalah fungsi pengawasan internal yang baik yang dilakukan oleh auditor internal. Audit internal berperan sangat strategis dalam membantu manajemen dalam upaya mewujudkan good corporate governance ke dalam praktik-praktik bisnis manajemen. Pengawasan audit internal menurut pedoman good corporate governance adalah suatu proses yang bertujuan untuk mencapai kepastian berkenaan dengan kebenaran informasi keuangan, efektivitas dan efisiensi proses pengelolaan peusahaan, dan kepatuhan dan peraturan perundang-undangan yang terkait. Hubungan audit internal dengan good corporate governance dapat dilihat dari definisi, ruang lingkup dan tanggungjawab audit internal yang berhubungan dengan prinsip-prinsip good corporate governance. Oleh karena itu dalam menerapkan good corporate governance, entitas memerlukaan peran internal audit yang bertugas meneliti mengevaluasi suatu sistem akuntansi serta menilai kebiakan manajemen dilaksanakan. Auditor internal merupakan salah satu profesi yang menunjang terwujudnya good corporate governance, karena dalam hal ini peran auditor internal dalam mengawasi dan mengevaluasi kegiatan operasional perusahaan dengan memastikan bahwa perusahaan telah melakukan praktikpraktik dalam penerapan prinsip-prinsip good corporate governance di

37 perusahaan. Agar tidak terjadi masalah-masalah internal yang kemudian dapat merugikan perusahaan melakukan pengawasan internal. (Nainggolan,2013) 2.5 Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Dalam rangka pelaksanaan good corporate governance, auditor internal dinilai harus melaksanakan fungsinya agar terciptanya good corporate governance, adapun fungsinya menurut Amin W Tunggal (2002:49) sebagai berikut: 1. Bertanggung jawab kepada direktur utama dan mempunyai akses kepada komite audit 2. Memonitor pelaksanaan kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur perusahaan 3. Memelihara dan mengamankan aktiva perusahaan dan menangani faktor resiko secara baik 4. Melaksanakan fungsi konsultan dan memastikan pelaksanaan good corporate governance 2.6 Kerangka Pemikiran Secara umum, audit internal adalah aktivitas penjaminan yang independen dan objektif serta jasa konsultasi yang dirancang untuk memberikan nilai tambah (value added) dan meningkatkan prestasi

38 organisasi. Pengertian Audit internal menurut Wuryan Andayani (2008) adalah sebagai berikut: Audit internal merupakan audit yang ditunjukan untuk memperbaiki kinerja. Kegiatan audit internal adalah menguji, menilai efektivitas dan kecukupan dalam sistem pengendalian internal yang ada dalam organisasi. Audit internal berfungsi sebagai penilai independen yang dibentuk dalam satu organisasi dan mempunyai aktivitas untuk memberikan jaminan keyakinan dan konsultasi. Saat ini, audit internal tidak terlalu berarti adanya unit khusus, tetapi lebih menekankan kepada keberadaan fungsinya, dan bahan pada perkembangan terakhir untuk menjalankan fungsi audit internal dimungkinkan bekerjasama dengan pihak ketiga. Selain itu, terjadi perkembangan dalam peran yang dibawakannya, yaitu sekedar unit yang mengecek kepatuhan, menjadi sebuah fungsi yang berperan aktif sebagai mitra bagi manajemen dalam mendukung penerapan GCG. Dalam penerapan good corporate governance auditor harus dapat memastikan bahwa manajemen telah mengembangkan nilai-nilai etika di dalam organisasi yang mencukupi, efektivitas dan akuntabilitas di dalam pengelolaan kinerja organisasi telah tercapai. Auditor internal yang bertugas meneliti dan mengevaluasi bekerjanya sistem akuntansi disamping menilai

39 seberapa jauh kebijakan dan program kerja manajemen dijalankan memiliki peran yang penting dalam perusahaan. Auditor sebagai salah satu profesi yang menunjang terwujudnya good corporate governance saat ini telah menjadi komponen utama dalam mewujudkan pengelolaan perusahaan secara sehat. Bahkan untuk pengendalian korporasi yang lebih luas, pertanggung jawaban bagi publik ditampilkan dengan kewajiban pembentukan Auditor Internal dan Dewan Audit (Hasnati,2004). Good Corporate Governance (GCG) adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawabannya kepada para shareholder khususnya dan stakeholders pada umumnya. Istilah Good Corporate Governance (GCG) adalah tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu sistem yang berfungsi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi, merupakan seperangkat peraturan yang merumuskan hubungan antara para pemegang saham, manager, kreditur, pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, baik internal maupun eksternal sehubungan dengan hak-hak dan tanggung jawab mereka. Penerapan prinsip-prinsip dasar good corporate governance pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan. Antara audit internal dan good corporate governance

40 memiliki hubungan yang sangat erat dimana audit internal sebagai orang dalam bagian perusahaan yang mengetahui bagaimana kinerja sehari-hari di perusahaan harus dapat menerapkan tata kelola perusahaan yang baik guna mencapai tujuan dan sasaran yang telah diterapkan oleh perusahaan. berikut: Berdasarkan uraian diatas maka kerangka pemikiran adalah sebagai Gambar 2.1 Peranan Auditor Internal (variable X) Penerapan Good Corporate Governance (variable Y)