KP, 2018 IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM AKTIVITAS PERMAINAN BOLA BESAR (SEPAKBOLA)

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MOD IFIKASI TERHAD AP HASIL BELAJARA PASSING D AN STOPING D ALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA D I SMP NEGERI 4 BAND UNG

KRITIK TERHADAP PENDEKATAN TRADISIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Satryandi Ahmad Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam ruang lingkup Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sepak bola

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut. Hal itulah yang merupakan asumsi secara umum terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup sehat yang lebih baik lagi. Olahraga adalah proses sistematik yang

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deni Haryadi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Sidiq Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga rakyat yang telah dikenal di tanah air sejak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan paling populer di

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Gerak merupakan perpindahan kedudukan terhadap benda lainnya baik

ZANUAR BUDIANTO K

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Donny Suhartono, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Futsal merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai prestasi dan hasil belajar dalam lingkup ekstrakulikuler yang optimal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aris Risyad Ardi, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Royan Rizalul Fiqri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Syarifuddin (1991, hlm. 5) mengatakan bahwa tujuan Penjas

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari anak-anak hingga orang dewasa setiap hari memainkan sepakbola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri

BAB I PENDAHULUAN. lawan dan berusaha memasukan bola ke dalam jaring atau gawang lawan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION TERHADAP MINAT DAN KETERAMPILAN PASSINGSTOPPING PADA PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

I. PENDAHULUAN. warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan dan

PENERAPAN IPTEKS. Popi Indrayani Nainggolan Sabar Surbakti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

MOCHAMAD AGUNG JUNIARTO,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

WAHYU ILAHI, 2015 ANALISIS PERBANDINGAN PENGUASAAN TEKNIK DASAR PERMAINAN FUTSAL ANTARA ANGGOTA BARU DAN ANGGOTA LAMA UKM FUTSAL PUTRA UPI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) meliputi permainan

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus manusia untuk mengulangi masalah-masalah yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan Jumlah Wakatu Aktif Belajar Saat Proses Belajar Mengajar Permainan Bola

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. belum menunjukkan prestasi yang membanggakan. Akhir-akhir ini

2015 ANALISIS KEBUTUHAN LATIHAN TEKNIK PEMAIN SEPAKBOLA DALAM LIGA SUPER INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan di sekolah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dari berbagai kegiatan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, emosional dan pembentukan watak. Sebagai mana yang dijelaskan Mahendra (2003, hlm. 21) menjelaskan bahwa: Pendidikan jasmani merupakan bagian yang penting dari proses pendidikan. Artinya penjas bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program sekolah sebagai alat utuk membuat anak sibuk, tetapi penjas bagian terpenting dari pendidikan. Sesuai pendapat yang dijelaskan oleh Mahendra bahwa pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam dunia pendidikan karena tidak hanya sebagai ornamen atau alat untuk membuat anak sibuk tetapi juga mengembangkan seluruh potensi yang ada didalam diri anak melalui pembelajaran penjas. Maka dari itu pendidikan jasmani merupakan bagian yang terpenting dari pendidikan. Pembelajaran jasmani adalah suatu proses interaksi belajar mengajar melalui pengembangan aspek aktivitas jasmani untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah memiliki peran yang sangat besar terhadap perkembangan perilaku siswa seperti; aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Mengenai hal ini Lutan (2005, hlm. 15) menjelaskan bahwa: Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani. Tujuan yang dicapai bersifat menyeluruh, mencakup 1

2 domain psikomotor, kognitif, dan afektif. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang bertujuan menyeluruh guna mengembangkan potensi-potensi dalam diri siswa berupa sikap, tindakan dan kemampuan gerak menuju pribadi yang seutuhnya. Pendidikan jasmani pada dasarnya adalah memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivtas jasmani, gerak, bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Menurut Bucher (2009,hlm. 2) menambahkan bahwa: Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari suatu proses pendidikan secara keseluruhan, adalah proses pendidikan melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan organic, neuromuskuler, interperatif, sosial, dan emosional. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pendidikan karena selain melalui aktivitas fisik juga berperan dalam mengembangkan aspek lain seperti keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani didalam pembelajaran. Dalam penyelengaraan pendidikan penjas merupakan suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan pendidikan jasmani sangat penting, karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam beraneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang dilakukan secara sistematis. Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan wahana yang strategis bagi pemberdayaan siswa terutama pada pertumbuhan dan perkembangannya. Kegiatan-kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA) disusun berdasarkan kurikulum atau masukan dan informasi dari para ahli dalam bidangnya termasuk pemikiran dari para guru. Kegiatan belajar di SMA, khususnya mata pelajaran pendidikan jasmani salah satunya berupa aktivitas permainan bola besar.

3 Dalam materi pembelajaran penjas aktivitas permainan bola besar dibagi kedalam beberapa materi diantaranya sepakbola, bola volley, dan bola basket. Adapun permainan bola besar yang akan diteliti oleh peneliti adalah aktivitas permainan sepakbola. Di sekolah permainan sepakbola termasuk kedalam salah satu bahan ajar dalam pendidikan jasmani yang terdapat dalam kurikulum pendidikan nasional. Oleh karena itu, permainan sepakbola dapat dijadikan sarana untuk mengembankan aktivitas fisik, mental, emosional, dan intelektual para siswa. Sepakbola merupakan salah satu permainan olahraga yang paling di gemari di dunia. Bahkan sepakbola sangat popular di setiap Negara karena hampir semua lapisan masyarakat menyukainya, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa baik laki-laki maupun perempuan. Permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan beregu yang masing-masing regu terdiri dari 11 orang pemain. Tujuan permainan ini adalah memasukan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mempertahankan agar gawang tidak kemasukan oleh lawan. Permainan sepakbola ini mempunyai gerakan dasar menendang, menggiring, mengoper, mengontrol bola, dan menyundul. Apa itu sepakbola? Sucipto dkk (2000, hlm.7) mengatakan bahwa : Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini seluruhnya dimanikan dengan mengguankan tungkai, kecuali penjaga gawang yang boleh menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya. Dari pendapat Sucipto dkk peneliti menyimpulkan bahwa sepakbola merupakan sebuah permainan beregu yang masing-maing tim terdiri dari 11 orang, kemudian cara memainkannya dengan menggunakan bola yang dilakukan dengan seluruh anggota badan kecuali lengan (tangan). Hampir seluruh permainan dilakukan dengan menggunakan kaki, kecuali penjaga

4 gawang yang bebas menggunakan seluruh anggota badannya baik dengan kaki dan tangan. Permainan sepakbola tidak hanya dimainkan di lapangan bola tetapi permainan ini bisa dimainkan dimana saja. Kemudian cara melakukan yang mudah dan sangat sederhana dengan menggunakan bola saja maka permainan ini bisa dilakukan sehingga menjadikan olahraga dan juga hiburan dan merakyat bagi masyarakatdan di tingkat sekolah bisa dijadikan sebagai olahraga prestasi bahkan sepakbola pada jaman sekarang sudah menjadi pekerjaan dan bisnis. Permainan sepakbola merupakan salah satu permainan yang paling sering dimainkan baik di kalangan masyarakat maupun sekolah. Berbagai level sudah banyak dipertandingkan mulai dari ranah pendidikan SD, SMP, SMA, Universitas dan juga di tingkat perkampungan, kota, provinsi, nasional bahkan sampai internasional. Pada ranah pendidikan tingkat SD selalu diadakan kejuaran O2SN, di tingkat SMP, SMA dan perguruan tinggi seperti Liga pelajar Indonesia (LPI), POPDA, POPWILDA, POPWILNAS, dan POMNAS. Pada level perkampungan biasa diadakan pada 17 Agustusan kejuaran antara perkampungan, pada level kota olah raga ini diadakan pada open turnamen yang diadakan oleh suatu daerah seperti bupati cup atau walikota cup, di provonsi juga di pertandingkan pada PORDA, PORPROV pada level nasional olahraga ini selalu dipertandingkan dalam kejuaraan multievent seperti PON dan pada level internassional olahraga ini dipertandingkan dalam Olimpiade, SEA GAMES, ASIAN GAMES dan piala dunia. Berkaitan permainan sepakbola dengan dunia pendidikan, hendaknya permainan terus dikembangkan melalui pembelajaran yang terarah dan terencana melalui dengan metode pembelajaran, media yang tepat, serta perlu disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik peserta didik. Sehingga sebagai seorang guru penjas dalam kegiatan pembelajaran dapat dengan mudah dipahami dan dikuasai oleh siswa. Namun jika dilihat dari kenyataan yang ada siswa cenderung monoton dan kurang bervariasi. Hal ini mengakibatkan

5 turunnya partisipasi anak dalam pembelajaran sepakbola sehingga kegiatan pembelajaran kurang berjalan secara maksimal. Pada pembelajaran penjas yang dilaksanakan di sekolah, guru cenderung menggunakan pembelajaran yang sangat monoton dengan menggunakan metodel lama dengan penekanan padak teknik sehingga pada pelaksanaannya siswa merasa bosan. Adapun yang biasa guru lakukan hanya fokus terhadap keterampilan teknik tanpa variasi yang baik. Kesalahan selanjutnya pada pembelajaran penjas di sekolah guru hanya menitik beratkan terhadap aspek psikomotor saja, sementara seharusnya pada pembelajaran penjas aspek kongnitif serta afektif harus diperhatikan. Maka dari itu, salah satu untuk mencapai tujuan tersebut guru harus memiih metode, model, atau pendekatan yang tepat sesuai dengan karakteristik, bahan pelajaran dan kondisi peserta didik. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu model atau metode pengembangan pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat siswa dalam melaksanakan tugas geraknya sehingga hasil dalam pembelajaran penjas bisa berjalan secara optimal. Salah satu pengembangan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah model pendekatan taktis. Dikutip dari buku Model-model pembelajaran dalam pendidikan jasmani Tite dkk (2013, hlm 5) yaitu Model adalah suatu penyajian fisik atau konseptual dari sistem pembelajaran, serta berupaya menjelaskan keeterkaitan berbagai komponen sistem pembelajaran kedalam suatu pola/kerangka pemikiran yang disajikan secara utuh. Dari masalah yang terjadi pemecahannya masalah dapat dibantu dengan pendekatan taktis sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa dalam pembelajaran aktivitas permainan sepakbola. Penggunaan pendekatan taktis ini dimaksudkan agar materi dapat disajikan sesuai dengan tahapan perkembangan siswa, baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kemudian pendekatan taktis digunakan sebagai salah satu alternatif pendekatan khususnya dalam

6 pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Berdasarkan uraian di atas pendekatan taktis yang mirip dengan permainan yang sesungguhnya dapat meningkatkan pemahman dan aktivitas gerak siswa, sehingga membuat siswa menyadari tugas gerak yang dilakukannya. Variasi pembelajaran dan tugas gerak yang diberikan kepada siswa yang dapat memberikan pengalaman gerak baru sehingga siswa tidak akan mengalami perasaan bosan pada saat pembelajaran berlangsung. Bagi siswa yang mempunyai pemahaman yang rendah pendekatan taktis ini sangat tepat karena tidak menekankan pada keterampilan teknik, yang diutamakan adalah pengembangan taktis atau pemecahan masalah yang terjadi pada situasi bermain. Pendekatan taktis menurut Sucipto (2004, hlm. 13) menyatakan bahwa: Pengajaran bola melalui pendekatan taktis berusaha untuk mencapai sasaran tujuan umum pendidikan jasmani yang sarat dengan tugas-tugas ajar yang diberikan kepada siswa, merangsang siswa untuk kemudian berfikir dan menemukan sendiri alasan-alasan yang melandasi gerak dan performanya. Pendekatan taktis pada hakekatnya adalah suatu pendekatan yang menekankan pada situasi dan keterampilanm bermain. Tujuan pendekatan taktis ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan sepakbola. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Ma mun dan Subroto (2001, hlm. 3): Pendekatan taktis menekankan kepada (1) bermain dan penempatan belajar keterampilan teknik dan konteks bermain; (2) memberikan siswa kesempatan yang banyak untuk membuat siswa melihat relevansi keterampilan teknik pada situasi yang sebenarnya.

7 Dari penjelasan yang telah diuraikan di atas mengenai pendekatan taktis dapat disimpulakan bahwa pendekatan taktis pada hakikatnya adalah suatu pembelajaran keterampilan teknik dan sekaligus diterapkan pada situasi permainan dalam proses pembelajaran. Selanjutnya Ma mun dan Subroto (2001, hlm. 5) menambahkan tentang pendekatan taktis yaitu: Tujuan pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan. Karena melalui pendekatan ini pembelajaran yang diberikan kepada siswa mudah dimengerti dan dipahami. Penggunaan pendekatan taktis siswa dirangsang untuk berfikir, oleh karena itu didalam pembelajaran permainan sepakbola siswa harus dapat mengambil keputusan yang tepat dan cepat dengan menggunakan teknik dasar yang baik kemudian disesuaikan dengan situasi yang dihadapinya di lapangan. Dengan demikian akan lebih mudah dan terampil karena menggunakan kombinasi dan penerapan keterampilan dasar dalam permainan sepakbola yang sebenarnya sehingga akan meningkat respon siswa dalam menggambil keputusan dari berbagai masalah yang dihadapinya. Ade Rokhayati dkk, (2016) menyatakan bahwa Pendekatan pembelajaran taktis dalam pengajaran pendidikan jasmani orientasinya menggunakan minat siswa sebagai suatu struktur permainan untuk mempromosikan pengembangan keterampilan dan pengetahuan taktikal yang diperlukan untuk penampilan bermain. Implementasi pendekatan taktis dalam aktivitas permainan bola besar (sepakbola) dapat menopang terwujudnya pendidikan jasmani secara maskimal karena dapat menumbuhkan kemampuan, pemahaman, dan keterampilan siswa secara menyeluruh sebagai hasil dari proses pembelajaran. Dalam proses mengajar guru harus menciptakan sesuatu yang menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa dapat aktif bergerak, tidak merasa bosan dan memahamai tujuan dari pembelajaran aktivitas permainan sepakbola di sekolah. Dengan demikian,

8 penggunaan pendekatan taktis sesuai dengan tuntutan pembelajaran khususnya pembelajaran sepakbola bagi siswa, karena siswa akan lebih mudah untuk melakukan gerakan yang dipelajari dan kemampuan bermain yang sebenarnya. Berdasarkan pengamatan penulis pada saat melaksanakan PPL di SMA Negeri 2 Subang, permasalahan yang ditemukan pada saat pembelajaran aktivitas permainan bola besar (sepakbola) yaitu siswa kurang memahami konsep dasar, manfaat dan tujuan dalam permainan sepakbola. Dengan kurangnya pemahaman siswa terhadap aktivitas dari permainan sepakbola, siswa menjadi kurang aktif kemudian pembelajaran yang kurang bervariasi dan monoton mengakibatkan siswa merasa bosan dalam proses pembelajaran berlangsung. Hal ini menyebabkan kurangnya kesempatan peserta didik dalam berbagai pengalaman aktivitas jasmani baik secara kognitif, afektif maupun psikomotornya. Dari sisi penguasaan keterampilannya guru dapat menerapkan berbagai macam pendekatan atau strategi dalam mengajar. Didalam konteks pembelajaran penjasorkes guru tidak hanya menekankan pada gerak psikomotornya saja misalnya guru hanya menekankan pada keterampilan tekninya seperti passing, dribbling, shooting, heading dan lain-lain. Tetapi harus mengembangkan juga dalam dimensi kognitif dan afektif, misalnya dalam dimensi afektif dalam pembelajaran aktivitas permainan sepakbola siswa dapat menjalin kerjasama untuk memecahkan masalah dalam menyerang dan bertahan menghargai teman dan fairplay. Sedangkan dalam dimensi kognitif dalam aktivitas permainan sepakbola yaitu pemahaman konsep bermain dalam permainan sepakbola, pemahaman tentang tujuan dan manfaat dari permainan sepakbola bagi diri sendiri dan orang lain, memahami peraturan permainan sepakbola, memahami berbagai macam keterampilan teknik dan taktik bermain dalam permainan sepakbola secara menyeluruh perlu dilakukan. Mencermati tentang masalah yang terjadi, pembelajaran menjadi kurang efektif sehingga siswa kurang aktif dalam melakukan tugas gerak, banyak

9 waktu yang terbuang, dan pembelajaran menjadi monoton sehingga siswa merasa bosan. Kemudian dalam proses evaluasi hasil belajar siswa, guru sering sekali tidak memberikan evaluasi terhadap hasil pembelajaran permainan sepakbola secara menyeluruh, namun yang sering terjadi hanya memberikan penilaian dari sisi keterampilan teknik saja. Sedangkan dari pengembangan dimensi afektif dan kognitif sering sekali tidak dievaluasi oleh guru sehingga kondisi ini menyebabkan siswa kurang memahami konsep, tujuan dan manfaat dari pembelajaran aktivitas permainan sepakbola tersebut karena pengembangan dari dimensi afektif dan kognitif tidak dievaluasi oleh guru. Dari berbagai faktor permasalahan yang dijelaskan di atas, kejadian tersebut tentunya dapat menghambat terjadinya kegiatan pembelajaran penjas di sekolah. Oleh karena itu perlu diadakan upaya yang tepat agar hasil belajar bisa berjalan dengan maksimal dan lingkungan belajar yang kondusif. Maka diperlukan suatu pendekatan yang dapat menumbuhkan minat siswa untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakaan tugas gerak, salah satunya dengan upaya penerapan pendekatan taktis terhadap hasil belajar dalam pembelajaran aktivitas permainan bola besar (sepakbola). Maka dari itu penulis merasa tertarik untuk meneliti dan memahami secara mendalam yang berjudul Implementasi Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Dalam Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Besar (Sepakbola). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka masalah yang dikaji dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah implementasi pendekatan taktis dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran aktivitas permainan bola besar (sepakbola)?.

10 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah penelitian yang dijelaskan di atas, setiap penelitian harus didasarkan pada tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh implementasi pendekatan taktis terhadap hasil belajar dalam pembelajaran aktivitas permainan bola besar (sepakbola). D. Manfaat Penelitian Penulis merasa yakin bahwa masalah di atas penting untuk diteliti terutama dari segi manfaatya, yang akan berpengaruh terhadap hasil belajar, pemahaman, dan kemampuan keterampilan siswa dalam bermain sepakbola. Maka manfaat penelitian yang diambil adalah sebagai berikut : 1. Secara Teoritis Dari hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan referensi bagi guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan pembelajaran serta dapat memberikan informasi secara ilmiah dan dapat memberikan masukan kepada semua pihak informasi secara ilmiah dan dapat memberikan masukan kepada semua pengajar, khususnya bagi pengajar pendidikan jasmani dalam usaha melakukan suatu pendekatan pembelajaran agar tujuan yang diharapkan sesuai harapan. 2. Secara Praktis Dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan atau referensi mengenai pembelajaran pendidikan jasmani dengan menggunakan pendekatan taktis. Sebagai acuan dan variasi dari kegiatan belajar mengajar dalam permainan sepakbola yang dilakukan oleh guru kepada siswa. 3. Struktur Organisasi Skripsi Berdasarkan Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 5804/UN40/HK/2015, sistematika penulisan laporan penelitian memberikan

11 pembinaan kandungan setiap bab urutan penelitian, dan kerterkaitan antara satu bab dengan bab lainnya dalam membentuk sebuah kerangka utuh laporan penelitian. Adapun sistematika laporan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan bab perkenalan penelitian yang mencakup uraian mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini merupakan bab landasan teoritis yang mendukung dan relevan dengan permasalahan penelitian yang mencakup uraian mengenai peningkatan hasil belajar melalui penerapan pendekatan taktis di SMA Negeri 2 Subang. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan bab yang mencakup uraian mengenai desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, prosedur penelitian, instrument penelitian dan analis data. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menyampaikan dua hal yang utama yaitu: 1. Temuan penelitian yang disajikan berdasarkan hasil pengelolaan dan analis data dengan berbagai kemungkinan sesuai dengan urutan rumusan masalah penelitian. 2. Pembahasan hasil temuan penelitian yang menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bab simpulan, implikasi, dan rekomendasi yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analis penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut.