BAB I PENDAHULUAN. meraih kemandirian, berkembangnya intimate relationship serta meningkatnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Terjadi

BAB I PENDAHULUAN. balita, anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut, makanan yang memenuhi syarat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ramadani (dalam Yolanda, 2014) Gizi merupakan bagian dari sektor. baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. tidak sakit akan tetapi juga tidak sehat. Memasuki era globalisasi, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Makanan merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan kelompok peralihan dari masa anak-anak. menuju dewasa dan kelompok yang rentan terhadap perubahanperubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor yang harus diperhatikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa anak dan remaja adalah masa dimana manusia. mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik secara

BAB I PENDAHULUAN. usia matang dan secara hukum diakui hak-haknya sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

, ASUPAN ENERGI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekurangan Energi Protein (KEP) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tidak saja masalah kekurangan zat-zat esensial, tetapi juga masalah gizi lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setelah masa anak-anak dan sebelum dewasa (WHO, 2014). Masa remaja adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

37.3% Anorexia Nervosa

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan yang dramatis. masa

BAB I PENDAHULUAN. perubahan pada pola hidup individu. Perubahan pola hidup tersebut membawa

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Masih sedikit data yang secara khusus menjelaskan tentang kebutuhan nutrisi

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh, memproses, dan memahami dasar informasi kesehatan dan. kebutuhan pelayanan, yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Citra tubuh (body image) merupakan persepsi dinamis dari tubuh seseorang

TINJAUAN PUSTAKA Remaja dan Model

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,

HUBUNGAN SIKAP TENTANG PENGATURAN MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMU NEGERI 2 SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Stunting menurut WHO Child

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra tubuh adalah suatu pemahaman yang meliputi. persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang mengenai

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWI YANG MENGALAMI OBESITAS

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

PENDIDIKAN GIZI DALAM SURVEILANS UNDERWEIGHT PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. ketidakcocokan antara tuntutan fisiologis dan psikologis berdasarkan situasi dari

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah individu yang berkembang dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. ISPA(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) ( Dedeh,2010). Masa remaja. buruk serta kurangnya pengetahuan gizi ( Benun dan Ani,2014).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tingkat nasional cukup kuat. Hal ini dirumuskan dalam Undang-Undang No.17

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja dalam bahasa Inggris adolescence berasal dari bahasa. latinadolescere berati tumbuh menjadi dewasa. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. Kalsium adalah mineral yang paling banyak kadarnya dalam tubuh manusia

BAB I PENDAHULUAN. 5 tahun di dunia mengalami kegemukan World Health Organization (WHO, menjadi dua kali lipat pada anak usia 2-5 tahun.

BULIMIA NERVOSA. 1. Frekuensi binge eating

BAB I PENDAHULUAN. begitu pula dengan permasalahan kardiovaskuler dan DM (Marliyanti, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. bayi, masa kanak-kanak, masa pubertas, masa reproduksi, masa klimakterum dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sedang mengalami masalah gizi ganda. Sementara gizi buruk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi. masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ideal karena kelebihan berat badan bahkan mengalami obesitas. WHO (2007)

Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berkembang mengikuti tahaptahap. perkembangan tertentu. Manusia hams melewati satu tahap ke tahap

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa muda didefinisikan sebagai seseorang dengan rentang usia antara 18-40 tahun. 1 Karakteristik dewasa muda ditandai dengan perubahan-perubahan meliputi penambahan massa otot dan lemak tubuh yang meningkatkan risiko penyakit degeneratif, meningkatnya fokus dalam mengembangkan karier dan meraih kemandirian, berkembangnya intimate relationship serta meningkatnya kejadian depresi khususnya keinginan bunuh diri dan eating disorders seperti anorexia nervosa, bulimia nervosa, dan binge eating disorder. 2 Dewasa muda juga merupakan salah satu Sumber Daya Manusia (SDM) yang diharapkan memiliki fisik yang tangguh dan sehat, cerdas, serta produktif yang ditunjang dengan kualitas gizi yang baik. Khususnya pada wanita dewasa muda yang nantinya akan menjadi seorang ibu yang melahirkan anak, sehingga diharapkan dapat dilahirkan anak-anak yang berkualitas dari ibu yang sehat. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada kelompok umur dewasa sebanyak 14,76% dan overweight sebesar 11,48%. Sedangkan prevalensi penduduk dewasa kurus 11,09%. 3 Penduduk dewasa kurus dengan status gizi kurang, banyak dihubungkan dengan penyakit infeksi. 4 Gizi kurang juga akan mempengaruhi pertumbuhan dan fungsi organ tubuh dan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi. 5 Individu yang mengalami gizi buruk berpotensi memiliki intelegensia rendah dan penurunan

prestasi akademik, dapat mengalami anemia dan khususnya pada wanita akhirnya melahirkan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) saat kehamilan. 6 Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk. 7 Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi antara lain perilaku makan dan kebiasaan olahraga. Faktor perilaku makan dan pola aktivitas fisik seperti kebiasaan olahraga mempunyai pengaruh kuat terhadap keseimbangan energi dan merupakan faktor-faktor yang dapat diubah. 4 Status gizi underweight dapat diakibatkan karena asupan makanan dan frekuensi makan yang kurang sehingga tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial. 5,8 Perilaku makan dan kebiasaan olahraga seseorang dipengaruhi oleh body image. Body image adalah persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang terhadap tubuhnya yang melibatkan aspek internal dan eksternal. 9,10 Individu yang memiliki body image positif akan mempunyai perhatian terhadap persoalan kesehatan seperti pemilihan konsumsi makanan yang sehat. 11,12 Namun penelitian yang dilakukan di beberapa negara seperti China sebesar 33%, Australia 34.9%, Brazil 45%, dan Amerika Serikat 73.3% masih menunjukan adanya ketidakpuasan terhadap body image. 13 Individu yang memiliki body image negatif dinilai merasakan ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh dan berat badan, merasa kurang sehat, dan berpikir bagaimana menjadi ideal yang menyebabkan individu menjadi tidak perhatian terhadap pemilihan konsumsi makanan yang sehat dan membatasi asupan makan. 11,12

Penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa wanita FISIP UI tentang kecenderungan penyimpangan perilaku makan mengatakan 38,8% responden yang memiliki Indeks Masa Tubuh (IMT) normal merasa bahwa diri mereka gemuk dan tidak terlihat menarik. Beberapa diantaranya pernah berdiet dalam kurun waktu satu tahun terakhir dengan alasan untuk mencegah naiknya berat badan dan keinginan untuk mendapat bentuk tubuh yang menarik. 14 Diet yang ditempuh sering tidak sesuai dengan aturan kesehatan, tetapi hanya memikirkan bagaimana menjadi kurus dengan cepat dan mudah tanpa melihat dampak yang akan ditimbulkan. 15 Penelitian di Jepang terhadap 406 siswi ditemukan yang sering melakukan pembatasan asupan 42,4%, puasa 5,9%, penggunaan pil diet 10.3%, penggunaan obat pencahar 14.3%, dan diuretik 3.7% untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ramping dan berat badan rendah. 16 Body image negatif juga berdampak pada keinginan seseorang untuk melakukan olahraga lebih. Individu yang sebenarnya memiliki proporsi tinggi badan serta berat badan yang normal mungkin saja memiliki penilaian yang negatif mengenai tubuhnya karena menggunakan tubuh model-model yang dilihatnya di media massa sebagai pembanding. 17 Penelitian yang dilakukan terhadap beberapa responden yang berumur 18-20 tahun, didapatkan data bahwa rata-rata responden yang berolahraga mengikuti latihan fitness dikarenakan oleh kondisi ketidakpuasan terhadap tubuhnya yang sebelumnya gemuk maupun kurus yang membuat dirinya menjadi minder dengan teman-teman dan lingkungan sekitarnya. 18 Sehingga kebiasaan olahraga yang dilakukan bukan sebagai media untuk menjaga kebugaran, namun untuk membentuk tubuh menjadi lebih ideal. 19

Demi mencapai kondisi tubuh ideal, tidak jarang olahraga yang dilakukan justru berlebihan dan tidak diimbangi dengan asupan makanan yang seimbang sehingga membuat status gizi menjadi underweight. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan body image dengan perilaku makan dan kebiasaan olahraga pada wanita dewasa muda usia 18-22 tahun. Usia 18-22 tahun merupakan peralihan dari remaja ke dewasa dan merupakan masa eksplorasi bagi seseorang untuk memahami dirinya. Pada wanita usia 18-22 tahun juga merupakan rata-rata usia pranikah, kehamilan, dan melahirkan. Apabila pada usia tersebut perilaku makan dan kebiasaan olahraga berpotensi menyimpang, maka dapat berpengaruh pada saat kehamilan. Penelitian yang serupa juga belum pernah dilakukan di Semarang, khususnya pada mahasiswi Program Studi Kedokteran Universitas Diponegoro, padahal penelitian ini penting dilakukan karena apabila mahasiswa terlalu sibuk dalam mengontrol berat badannya, akan banyak kesempatan besar yang dilewatkanya, yaitu kesempatan membuat banyak relasi sosial atau teman serta meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam bidang akademis maupun non-akademis. 15 Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro juga merupakan salah satu fakultas dan universitas yang terletak di ibu kota Jawa Tengah, dimana mahasiswi lebih mudah mengakses informasi, mengikuti trend, lebih mudah terpengaruh terhadap fashion dan penilaian terhadap body image. Mahasiswi kedokteran juga merupakan salah satu calon tenaga kesehatan yang nantinya akan terjun langsung ke masyarakat, sehingga mereka merasa bahwa menjaga tubuh agar tetap ideal itu penting. Mereka juga mendapat ilmu dan

pengetahuan yang seragam tentang bagaimana menjaga tubuh agar tetap fisiologis, namun terkadang apa yang didapat justru tidak diterapkan dan malah disalahgunakan sebagai alternatif untuk mencapai body image sesuai dengan apa yang diidamkan. 1.2 Rumusan Masalah Apakah terdapat hubungan antara body image dengan perilaku makan dan kebiasaan olahraga pada wanita dewasa muda usia 18-22 tahun? 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan umum Menganalisis hubungan antara body image dengan perilaku makan dan kebiasaan olahraga pada wanita dewasa muda usia 18-22 tahun 1.3.2 Tujuan khusus 1.3.2.1 Menganalisis karakteristik (usia, status tinggal, uang saku, dan status gizi) mahasiswi Program Studi Kedokteran Universitas Diponegoro usia 18-22 tahun 1.3.2.2 Menganalisis body image mahasiswi Program Studi Kedokteran Universitas Diponegoro usia 18-22 tahun 1.3.2.3 Menganalisis perilaku makan mahasiswi Program Studi Kedokteran Universitas Diponegoro usia 18-22 tahun 1.3.2.4 Menganalisis kebiasaan olahraga mahasiswi Program Studi Kedokteran Universitas Diponegoro usia 18-22 tahun

1.3.2.5 Menganalisis hubungan body image dengan perilaku makan dan kebiasaan olahraga mahasiswi Program Studi Kedokteran Universitas Diponegoro usia 18-22 tahun 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bidang pengetahuan Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dalam bidang kesehatan terutama gizi masyarakat yang dapat dijadikan bekal ketika terjun di masyarakat 1.4.2 Bidang pelayanan kesehatan Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi para tenaga medis dalam mengusahakan perbaikan dan pemeliharaan status gizi 1.4.3 Bidang penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi penelitian-penelitian lebih lanjut dengan perubahan metode-metode yang ada 1.4.4 Bidang masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran pada masyarakat tentang hubungan body image dengan perilaku makan dan kebiasaan olahraga sehingga dapat digunakan sebagai panduan dalam kehidupan di masyarakat sehari-hari

1.5 Orisinalitas Penelitian Tabel 1. Penelitian penelitian yang hampir serupa No Penelitian Desain/subjek Hasil 1 Tatiana Zanetti, Paolo Santonastaso, Eleonora Sgaravatti, Daniela Degortes & Angela Favaro; 2012; Clinical and Temperamental Correlates of Body Image Disturbance in Eating Disorders Desain : cross sectional Subjek : 1288 pasien terdiri dari 538 pasien anorexia nervosa dan 750 bulimia nervosa yang diambil datanya menggunakan wawancara diagnostik bebas : gangguan body image terikat : eating disorders Tidak ada hubungan yang signifikan antara gangguan body image dengan variabel klinis seperti onset, lama penyakit, dan kekerasan saat masa kanak-kanak. lain seperti keinginan bunuh dirii walaupun menunjukan korelasi yang sedang dengan gangguan body image, namun tidak signifikan 2 Vicennia Serly, Amru Sofian, Yanti Ernalia; 2015; Hubungan Body Image, Asupan Energi dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau Angkatan 2014 Desain : cross sectional Subjek : Populasi penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2014. Sampel merupakan seluruh mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas Riau, yang sesuai dengan kriteria inklusi dengan jumlah 166 orang (total sampling) bebas : body image, asupan energi dan aktivitas fisik terikat : status gizi Body image, energi intake, aktivitas fisik dan status gizi mahasiswa fakultas kedokteran universitas Riau angkatan 2014 berhubungan secara signifikan (p<0.05) 3 Sebtina Desty Anggraeni; 2015; Hubungan antara Body Image dengan Frekuensi Makan, Jenis Makanan, dan Status Gizi Remaja Putri di SMA Negeri 7 Surakarta Desain : cross sectional Subjek : Populasi penelitian adalah siswi kelas XI SMA N 7 Surakarta yang berjumlah 152 dengan besar sampel 40 dan diambil dengan sistematic random sampling bebas : body image terikat : frekuensi makan, jenis makanan, status gizi Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara body image dengan frekuensi makan, jenis makanan, dan status gizi remaja putri di SMA Negeri 7 Surakarta

4 Septian Dini Irawan, Safitri; 2014; Hubungan antara Body Image dan Perilaku Diet Mahasiswi Esa Unggul Desain : crosssectional Subjek : Jumlah sampel yang digunakan dari total populasi 1801 mahasiswi dengan sampel sebesar 5%, maka pada penelitian ini digunakan sampel sebanyak 90 mahasiswi. bebas : body image tergantung : perilaku diet Analisa data menggunakan perhitungan korelasi Pearson Product Moment diperoleh korelasi sebesar 0,251 dengan nilai sig, 0,017 (p < 0,05), artinya terdapat hubungan positif dan signifikan antara body image dan perilaku diet mahasiswi Universitas Esa Unggul Berdasarkan keaslian penelitian tersebut, penelitian ini dikatakan berbeda dari penelitian sebelumnya. Penelitian ini menggunakan desain penelitian crosssectional, dengan berfokus pada subjek wanita dewasa muda usia 18-22 tahun, khususnya mahasiswi Program Studi Kedokteran. bebas pada penelitian ini adalah body image dan variabel terikat adalah perilaku makan dan kebiasaan olahraga. Tempat pelaksanaan penelitian adalah di Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Kota Semarang.