PERATURAN ORGANISASI NO : PO-04/PP/KB FKPPI/XII/2016

dokumen-dokumen yang mirip
PENGURUS PUSAT FORUM KOMUNIKASI PUTRA PUTRI PURNAWIRAWAN DAN PUTRA PUTRI TNI - POLRI PERATURAN ORGANISASI NO. : PO-05/PP/FKPPI/II/2009 T E N T A N G

DISIPLIN DAN SANKSI ORGANISASI FKPPI

PERATURAN IKATAN MOTOR INDONESIA NOMOR : 008/IMI/PI - ADM/XI/2008. Tentang SISTEM ADMINISTRASI ORGANISASI IKATAN MOTOR INDONESIA. Pasal 1 PENDAHULUAN

SURAT KEPUTUSAN Nomor : KEP.21/PP.PPI/I/2017

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

-1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS BAGI PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI

PENGURUS PUSAT FORUM KOMUNIKASI PUTRA PUTRI PURNAWIRAWAN DAN PUTRA PUTRI TNI - POLRI

G U B E R N U R L A M P U N G

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB I PENDAHULUAN

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN SURAT - MENYURAT

BERITA NEGARA. No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

2016, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, Tambahan Lembaran Nega

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-AA TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas. Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Kementerian Nomor Negara 39 Tahun (Lembaran 2008 Negara tentang Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 26 TAHUN 2006 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

-5- BAB I PENDAHULUAN

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 125 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PENYUSUNAN NASKAH DINAS

PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 26 TAHUN 2012 PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DEPOK

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI KOLAKA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI CIAMIS. PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 21A TAHUN 2013 LAMPIRAN : 1 (satu) TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 110 TAHUN 2009 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT

PERBEDAAN PERMENDAGRI 3 TAHUN 2005 DAN PERMENDAGRI 54 TAHUN 2009

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ARSIP UNIVERSITAS AIRLANGGA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB)

PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

PERATURAN NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

TATA TERTIB ADMINISTRASI SURAT MENYURAT DALAM KESATUAN

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS PEMERINTAH DAERAH

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 24 TAHUN 2012

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS PEMERINTAH DAERAH

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

BAB III PEMBAHASAN Landasan Teori Pengertian dan FungsiSurat A Pengertian

PENGELOLAAN SURAT DAN TATA PERSURATAN DALAM ARSIP

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

-1- GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN TATA NASKAH MAJELIS AKREDITASI BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI (MA BAN-PT)

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI

PEDOMAN ADMINISTRASI SURAT MENYURAT DAN PAKAIAN PERSINAS ASAD SERTA PENGGUNAANNYA.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA DUMAI PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DILINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DUMAI

Prosedur Penanganan Surat Masuk

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52/PERMEN-KP/2014 TENTANG

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BAB III PENANGANAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 09 TAHUN 2009

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

Transkripsi:

FORUM KOMUNIKASI PUTRA PUTRI PURNAWIRAWAN DAN PUTRA PUTRI TNI POLRI PERATURAN ORGANISASI ------------------------------------------ NO : PO-04/PP/KB FKPPI/XII/2016 Tentang : SISTEM ADMINISTRASI FKPPI (SAF) ------------------------------------------------------ Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Menimbang : 1. Bahwa untuk kelancaran jalannya roda organisasi diperlukan sistem administrasi yang baik dan terpadu agar penyelenggaraan administrasi dan kesekretariatan organisasi FKPPI dapat dilakukan dengan tertib dan teratur. 2. Bahwa oleh karena itu dipandang perlu untuk menetapkan Peraturan Organisasi yang mengatur tentang Sistem Administrasi FKPPI. Mengingat : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FKPPI hasil Munas Bersama Tahun 2015. Memperhatikan : Hasil Keputusan Pengurus Harian Ke 8 Pengurus Pusat Keluarga Besar FKPPI pada tanggal 21 Desember 2016. M E M U T U S K A N Menetapkan : Peraturan Organisasi FKPPI No. PO-04/PP/KB FKPPI/XII/2016 tentang SISTEM ADMINISTRASI FKPPI (SAF) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Sistem Administrasi FKPPI yang selanjutnya disebut S A F Disusun dengan maksud dan tujuan untuk dapat memberikan Pedoman bagi Pengurus yang bertanggung jawab di semua jajaran FKPPI, agar dalam menjalankan tugasnya dapat di capai dasar pengertian dan tata

cara pelaksanaan yang seragam sehingga koordinasi dan sinkronisasi di bidang Administrasi FKPPI se-indonesia dapat terselenggara dengan tertib dan teratur. Pasal 2 Ruang lingkup dari S A F sesuai dengan maksud dan tujuan seperti yang dijelaskan pada Pasal 1 diatas meliputi: a. Administrasi. b. Fungsi dan Tugas Sekretariat. c. Standarisasi. d. Korespondensi. e. Klasifikasi dan Derajat Surat. f. Surat Keluar dan Surat Masuk. g. Tata Cara Penggunaan Stempel Dan Wewenang Penandatangan Surat. h. Surat Menyurat Kepanitiaan. BAB II A D M I N I S T R A S I Pasal 3 Pengertian Administrasi dalam S A F adalah : Segenap proses penyelenggaraan kegiatan Organisasi yang dilakukan secara sistematis, tertib dan teratur untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pasal 4 Penyelenggara Administrasi dalam S A F dibagi menjadi 4 (empat) bagian penggolongan : a. CATATAN : adalah kumpulan tulisan yang dibuat secara teratur dan kronologis yang dapat dipergunakan untuk mengetahui/ menilai kembali fakta-fakta yang berhubungan dengan tindakan Andministrasi pada masa yang lalu. b. LAPORAN : adalah suatu pertanggung jawaban dari seorang Pengurus/Anggota sebagai hasil pengolahan/penilaian data/ catatan/kejadian/kegiatan yang berhubungan dengan fungsi dan tugasnya, sesuai dengan yang diinstruksikan oleh Organisasi. c. KEPUTUSAN : adalah tindakan yang diambil oleh Organisasi setelah mempelajari dan menilai rencana/program yang telah disusun atau dianggap perlu. d. SURAT MENYURAT : adalah suatu kegiatan yang dijalankan untuk meminta dan memberikan penjelasan-penjelasan dan perintah, menambah kekurangan atau mengadakan perubahan-perubahan sebagai reaksi dari adanya Catatan/ Laporan/ Perencanaan/ Program dan keputusan.

BAB III FUNGSI DAN TUGAS SEKRETARIAT Pasal 5 1. Sekretariat adalah organisasi yang bertanggung jawab atas kelancaraan pekerjaanpekerjaan ketata-usahaan/administrasi Organisasi yang meliputi segala tugas-tugas koordinasi dalam penyampaian kebijaksanaan Organisasi, melalui saluran Administrasi yang dibakukan termasuk tugas dan jasa-jasa yang meliputi penyampaian informasi, reproduksi, pencetakan, distribusi surat dan lain-lain. 2. Petugas Sekretariat dalam melaksanakan tugasnya wajib menjamin dan bertanggung jawab atas keberhasilan misi Organisasi melalui saluran Administrasi dan oleh karenanya wajib bertanggung jawab atas segala keberhasilan Organisasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pasal 6 Tugas-tugas Sekretariat berada dibawah kendali Sekretaris Jenderal/Sekretaris Kepengurusan FKPPI. Adapun tugas tugas Sekretariat meliputi : a. Koordinasi yang dilaksanakan oleh Sekretariat merupakan koordinasi dalam penyampaian kebijaksanaan Organisasi yang akan diteruskan ke semua lini sesuai keinginan Organisasi melalui saluran Administrasi. b. Membantu kelancaran kegiatan Organisasi secara keseluruhan (Jasa-jasa). Keputusan dan kebijaksanaan yang telah diambil oleh Organisasi disebarkan dengan cepat dan tepat oleh Sekretariat sebagai saluran informasi. c. Arus Surat/Distribusi Surat dari Organisasi keseluruh jajaran merupakan faktor penting yang menjadi tanggung jawab Sekretariat. Pasal 7 Dalam memberikan informasi yang diperlukan Pengurus Organisasi, Sekretariat dapat pula bertugas menyusun laporan-laporan Organisasi, meneliti dan mengolah data, baik yang bersumber dari lingkungan Intern maupun Ekstern Organisasi dengan sepengetahuan Sekretaris Jenderal/ Sekretaris kepengurusan FKPPI, dan selanjutnya hasil-hasil itu disusun dalam berbagai bentuk laporan maupun terbitan, yang dapat di gunakan sebagai bahan informasi. BAB IV S T A N D A R I S A S I Pasal 8 Yang dimaksud sebagai standarisasi dalam pengertian umum, yaitu penyeragaman bentuk, warna, ukuran dan tulisan dari alat-alat yang dipergunakan dalam kegiatan Administrasi Organisasi FKPPI.

Pasal 9 1. Pokok Standarisasi adalah : a. Standarisasi Korespondensi b. Klasifikasi dan derajat surat c. Bentuk dan ukuran kertas surat Organisasi d. Stempel Organisasi e. Bentuk, warna, ukuran dan tulisan kop / amplop surat f. Singkatan dan Akronim 2. Adapun Bentuk dan ukuran kertas surat Organisasi Stempel Organisasi, Bentuk, warna, ukuran tulisan kop/amplop surat, Singkatan dan Akronim terdapat dalam Lampiran Peraturan Organisasi ini. BAB V K O R E N S P O D E N S I Pasal 10 1. Korespondensi adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengendalian surat-surat/ berita, baik tertulis maupun lisan yang timbul dari adanya pencatatan, laporan, perencanaan, program atau keputusan yang mungkin masih menimbulkan adanya permintaan penjelasan. 2. Dengan pengendalian surat/berita dimaksud, maka pengarahan atau pengurusan semua kegiatan dapat dilaksanakan secara tepat guna untuk mencapai suatu sasaran. Pasal 11 Prinsip pokok pembuatan surat dalam S A F adalah: a. Menentukan tujuan dan maksud dari penulisan surat. b. Menempelkan ide-ide yang menjadi isi dari surat dengan urutan yang sistematis. c. Menggunakan tata bahasa yang baik dan benar. Pasal 12 Surat yang dipergunakan/dibuat oleh Organisasi FKPPI yaitu surat-surat yang menyangkut tentang Organisasi, dapat dibagi dalam: a. Surat-surat intern Organisasi yaitu: Surat kepada Dewan Pertimbangan organisasi Surat kepada Anggota FKPPI. b. Surat-surat Ekstern Organisasi. 1. Maksud surat dapat memuat : a. Pemberitaan b. Pertanyaan c. Permintaan d. dan Lain lain Pasal 13

2. Tujuan umum surat menyurat adalah untuk menyampaikan suatu maksud dalam bentuk tulisan agar tindakan yang dikehendaki dapat tercapai dengan tepat dan cepat. 3. Tujuan Khusus: a. Memberitahukan b. Menyatakan kehendak c. Menyampaikan perintah dan instruksi-instruksi. d. Menyusun keputusan-keputusan. Sifat surat dapat berupa: a. Sifat Umum: Pasal 14 Mengikuti segala peraturan dan kebiasaan yang berlaku dengan tata bahasa yang lazim digunakan. b. Sifat khusus : b.1. Kesederhanaan dalam penyusunan kalimat dan mudah dimengerti b.2. Langsung mengenai pokok persoalan b.3. Tegas dan menyakinkan Pasal 15 1. Jenis surat yang bersifat mengatur adalah : a. SURAT PERATURAN ORGANISASI Surat yang memuat suatu kebijaksanaan pokok dan hanya dikeluarkan oleh Pengurus Pusat FKPPI serta harus ditanda tangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal, sifatnya umum dan harus ditaati oleh seluruh anggota / organisasifkppi. Surat Pengaturan Organisasi dibuat berdasarkan hasil Rapat Pleno dalam rangka mengambil langkah kebijaksanaan organisasi. b. SURAT KEPUTUSAN Surat yang memuat suatu kebijaksanaan yang, sifatnya umum dan berlaku/harus ditaati bagi/oleh seluruh/ sebagian anggota Organisasi FKPPI. Surat Keputusan dibuat oleh Pengurus FKPPI berdasarkan hasil Rapat Harian dan atau Rapat Pleno Kepengurusan tersebut. c. SURAT INSTRUKSI / TEKNIS Surat yang berisi cara pelaksanaan dari suat keputusan yang banyak memuat unsurunsur teknis, jadi instruksi/petunjuk pelaksanaan adalah bagian tindak lanjut dari Surat Keputusan, artinya suatu instruksi/ petunjuk pelaksanaan tidak dapat berdiri sendiri. d. SURAT PERINTAH / MANDAT/ TUGAS Surat yang memuat pernyataan pelimpahan Wewenang dari Pengurus yang mempunyai Hak dan Wewenang atau sesuatu kepada pengurus /Anggota FKPPI atau orang lain guna bertindak untuk dan atas namanya melakukan sesuatu sesuai

dengan Perintah / Mandat / Tugas yang diberikan Surat Perintah / Mandat / Tugas tersebut tidak berlaku lagi pada saat tugas yang termuat telah dilakukan dan atau sesuai dengan tanggal berlakunya. e. SURAT PETUNJUK TEKNIS Surat yang memuat petunjuk-petunjuk teknis tentang cara pelaksanaan suatu kegiatan, termasuk pengaturan urut-urutan pelaksanaannya, berdasarkan suatu kebijakan /keputusan. f. SURAT EDARAN Surat Pemberitahuan tertulis yang ditujukan kepada Pengurus/Anggota FKPPI, tanpa memuat suatu kebijakan pokok, melainkan hanya memberikan penjelasan dan atau petunjuk-petunjuk tentang cara pelaksanaan sesuatu peraturan yang telah ada. g. SURAT PENGUMUMAN Surat pemberitahuan yang ditujukan kepada semua Pengurus/Anggota FKPPI dan tidak memuat soal cara pelaksanaan teknis menurut suatu peraturan. 2. Jenis surat yang bersifat rutin/biasa : a. SURAT LAPORAN Surat yang memuat pertanggung jawaban dari seseorang Pengurus/Anggota FKPPI sebagai hasil pengolahan/ penilaian data/ catatan. kegiatan yang sehubungan dengan fungsi dan tugasnya dan atau sesuai dengan tugas yang diberikan. Laporan dapat dibuat : a.1. Tahunan, Triwulan, Bulanan, Mingguan atau Harian a.2. Laporan khusus dibuat menurut kebutuhan Bentuk laporan terdapat dalam lampiran peraturan organisasi ini. b. SURAT BIASA Surat untuk menyampaikan berita secara tertulis yang berisi pemberitahuan, pernyataan, permintaan dan sebagainya kepada Pengurus/Anggota atau pihak lain. c. SURAT UNDANGAN Surat yang dibuat untuk mengundang dalam suatu kegiatan atau rapat-rapat baik yang bersifat intern maupun ekstern. d. SURAT TELEGRAM/ RADIOGRAM/ TELEX/ AIRGRAM/ FAXSIMILE/ E-MAIL Surat yang dibuat untuk menyampaikan berita yang segera membutuhkan penyelesaian dan disampaikan kepada/ diterima dari pihak lain. Isinya singkat, padat, dan menghilangkan kata-kata yang kurang perlu tanpa mengaburkan isi. e. SURAT PENGANTAR Surat yang dibuat untuk memberitahukan kepada sipenerima darimana asal dan maksud dari surat tersebut. f. SURAT MEMO Surat yang dibuat oleh pribadi dari Pengurus FKPPI kepada semua Pengurus FKPPI yang berupa permintaan, pemberitahuan dan lain-lain.

Pasal 16 Adapun contoh surat dan singkatan dari jenis surat seperti yang dijelaskan pada pasal 15 diatas terdapat didalam lampiran Peraturan Organisasi ini. BAB VI KLASIFIKASI DAN DERAJAT SURAT Pasal 17 1. Klasifikasi surat adalah penentuan dan penegasan tentang pentingnya surat siapa yang berhak menerima, membaca dan bertanggung jawab, serta bagaimana cara penanganan dan pengamanannya. Tingkat klasifikasi surat terdiri dari 4 (empat) macam yaitu : a. SANGAT RAHASIA Dokumen/data yang hubungannya erat dengan kepentingan/keamanan Organisasi atau Negara yang dianggap perlu untuk dirahasiakan oleh Organisasi, misalnya: Rencana-rencana strategis organisasi yang dapat merugikan bila keterangan jatuh pada tangan yang tidak berwenang untuk mengetahuinya. Apabila disiarkan dengan tidak sah dapat mengakibatkan, merugikan/ membahayakan kepentingan Organisasi dan Surat yang sangat Rahasia ini sejak dibuat sampai dimusnahkan tetap dirahasiakan. b. RAHASIA Dokumen/data yang berisi keterangan yang bilamana disiarkan dengan tidak sah dapat menurunkan martabat dan kewibawaan Organisasi, dapat mengakibatkan kerugian besar bagi Organisasi atau dapat menimbulkan keuntungan bagi golongan yang menerima surat dokumen tersebut dan surat Rahasia ini sejak dibuat sampai dimusnahkan tetap dirahasiakan. c. KONFIDENSIAL/TERBATAS Dokumen/data yang dianggap perlu untuk diketahui oleh Pengurus-pengurus tertentu saja dan bila pelaksanaannya sudah berjalan maka nilai keterbatasan/ kerahasiaannya sudah tidak berlaku lagi. d. BIASA Dokumen / data yang sifatnya umum 2. Wewenang menentukan klasifikasi kerahasiaan dilaksanakan oleh Ketua Umum/Sekretaris Jenderal di Tingkat Pusat, Ketua/ Sekretaris di Tingkat Daerah/Cabang/Rayon, dan atau Pengurus yang ditunjuk. Pasal 18 1. Penggunaan Amplop menurut klasifikasi surat: a. Untuk klasifikasi surat sangat rahasia digunakan 3 (tiga) amplop yaitu: a.1. Amplop pertama (yang berisi surat) dilak atau dengan cellulose tape, di stempel Organisasi pada sambungan amplop ditiga tempat dibagian belakang dan stempel klasifikasi pada ujung kanan dan stempel Organisasi di ujung amplop bagian muka kemudian masukkan pada amplop kedua.

a.2. Amplop kedua diperlakukan sama dengan amplop pertama dan distempel Organisasi pada sambungan di dua tempat kemudian dimasukan pada amplop ketiga. a.3. Amplop ketiga di stempel Organisasi di sebelah kiri dan stempel klasifikasi. b. Untuk amplop Rahasia digunakan 2 (dua) amplop yaitu : b.1. Amplop pertama (yang berisi surat) diperlakukan sama dengan amplop pertama surat sangat rahasia. b.2. Amplop kedua diperlakukan sama dengan amplop ketiga surat sangat rahasia. c. Untuk surat konfidensial/terbatas digunakan satu amplop dengan distempel konfidensial/terbatas dan stempel Organisasi. d. Untuk surat Biasa digunakan satu amplop dengan stempel Organisasi. 2. Contoh penggunaan Amplop menurut jenis klasifikasi surat terdapat dalam lampiran Peraturan Organisasi ini. Pasal 19 Pengiriman surat menurut Klasifikasi Surat : a. Surat Sangat Rahasia harus dibawa sendiri oleh staf sekretariat yang ditunjuk oleh Sekretaris Jendral/Sekretaris untuk disampaikan kepada yang berhak menerimanya secara langsung. b. Surat Rahasia harus disampaikan oleh kurir khusus dengan pesan yang jelas dan diperintahkan untuk disampaikan langsung kepada yang berhak menerimanya dan apabila dalam keadaan memaksa dapat dikirim melalui pos secara tercatat/kilat khusus/patas. c. Surat Konfidensial/Terbatas disampaikan melalui kurir dan disampaikan langsung kepada yang berhak menerimanya atau dapat dikirim melalui pos secara tercatat / kilat khusus / Patas. d. Surat Biasa penyampaiannya menurut prosedur biasa. Pasal 20 1. Yang dimaksud dengan Derajat Surat dalam surat menyurat adalah keharusan ketetapan sampainya surat kepada alamat yang dituju mengingat faktor-faktor ketepatan waktu penyampaian/ pengiriman. 2. Derajat Surat terdiri atas 4 (empat) tingkatan : a. Kilat : Harus dikirim setelah surat tersebut selesai di buat. b. Sangat Segera : Harus dikirim pada saat itu juga. c. Segera : Harus dikirim dalam waktu 24 jam d. Biasa : Dikirim secepatnya sesuai jadwal pengiriman. 3. Surat dibubuhkan pada amplop disudut kanan atas. BAB VII SURAT KELUAR DAN SURAT MASUK

Pasal 21 1. Surat Keluar terbagi menjadi 2 (dua) macam : a. Surat Keluar Intern Organisasi, adalah surat Organisasi yang dikirimkan atau disampaikan kepada Pengurus FKPPI atau kepada Anggota FKPPI, yang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal di tingkat Pusat, Ketua dan Sekretaris dan atau pengurus yang diberi wewenang unuk itu sesuai dengan bidang tugas masing-masing. b. Surat Keluar Ekstern Organisasi, adalah semua surat Organisasi yang dikirim atau disampaikan kepada Instansi/ Lembaga Permerintah, Organisasi Kemasyarakatan dan lainnya, dan ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal di tingkat Pusar, Ketua dan Sekretaris di Tingkat Daerah/Cabang/ Rayon dan atau Pengurus yang di beri wewenang untuk itu sesuai dengan bidang tugas masing-masing. 2. Susunan dan cara penulisan surat keluar terdapat dalam Lampiran Peraturan Oganisasi ini. 3. Semua surat keluar diadakan pencatatan sesuai dengan klasifikasi surat kedalam buku agenda yang terbagi 2 (dua) macam: a. Agenda Umum : Untuk mencatat semua surat keluar yang berklasifikasi Biasa. b. Agenda Rahasia : Untuk mencatat semua surat kelar yang berklasifikasi Konfidensial. 4. Didalam buku agenda sekurang-kurangnya harus ada catatan mengenai: a. Nomor Urut dan Tanggal b. Tanggal Surat c. Sifat Surat d. Perihal e. Dari / Kepada f. Diteruskan Kepada g. Keterangan 5. Penyimpanan arsip surat keluar harus dilakukan dengan baik dan sistematis di masukkan kedalam tempat yang sudah ditentukan menurut ketentuan yang berlaku. Pasal 22 1. Surat Masuk adalah semua surat/tulisan atau berita yang diterima oleh Organisasi dari pihak lain maupun intern Organisasi FKPPI/Anggota FKPPI. 2. Penerima surat-surat masuk dipusatkan pengurusannya di sekretariat Organisasi FKPPI. 3. Penelitian surat masuk didasarkan pada klasifikasi dan derajat surat, surat masuk berklasifikasi sangat rahasia, rahasia dan konfidendisal/terbatas diteruskan dalam keadaan sampul masih tertutup kapada yang berhak menerimanya, dan surat biasa dapat dibuka oleh petugas sekretariat yang diberi wewenang, dicatat dan diteruskan kepada yang berhak menerimanya. 4. Semua surat/tulisan atau berita yang masuk harus dicatat sesuai dengan sifat surat tersebut ke dalam : a. Buku agenda umum : Untuk mencatat semua surat masuk yang berklasifikasi biasa.

b. Buku agenda rahasia : Untuk mencatat semua surat masuk yang berklasifikasi sangat rahasia, rahasia dan konfidensial/terbatas. c. Surat masuk : Unsur-unsur yang terpenting untuk dicata dalam surat masuk adalah; nomor kode arsip, tanggal diterima, nomor surat, tanggal surat, isi surat, asal surat dan keterangan. d. Surat Keluar : Unsur yang terpenting untuk dicatat dalam surat keluar adalah; nomor kode arsip, nomor surat, tanggal surat, isi surat, tanggal pengiriman dan keterangan. 5. Lembaran Penerus (Disposisi) dipergunakan oleh Ketua Umum/Sekretaris Jenderal di tingkat Pusat dan Ketua/Sekretaris di tingkat Daerah/Cabang/Rayon, kepada Pengurus yang diberi wewenang untuk menindaklanjuti terhadap isi surat masuk tersebut. 6. Penyimpanan Surat Masuk dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan disimpan dengan sebaik-baiknya. BAB VIII TATA CARA PENGGUNAAN STEMPEL DAN WEWENANG PENANDATANGANAN SURAT Pasal 23 1. Yang dapat menggunakan Stempel Organisasi adalah Pengurus FKPPI di semua tingkatan yang diberi Wewenang dan hanya dipergunakan untuk kepentingan Organisasi. 2. Stempel FKPPI ada dua jenis yaitu : a. Stempel ukuran besar dipergunakan untuk surat -surat : a.1. Surat Peraturan Organisasi a.2. Surat keputusan a.3. Surat Instruksi/ Petunjuk Pelaksanaan a.4. Surat Edaran a.5. Surat Pengumuman a.6. Surat Petunjuk Teknis a.7. Surat Undangan a.8. Surat Keterangan a.9. Surat Pengantar a.10. Surat Memo a.11. Surat-surat atau laporan yang karena persyaratan tertentu harus dibubuhkan stempel. b. Stempel ukuran kecil dipergunakan untuk kartu anggota. 3. Bentuk dan ukuran dari jenis Stempel terdapat dalam Lampiran Peraturan Organisasi ini. BAB IX ARSIP Pasal 24

1. Kumpulan surat-surat yang disimpan secara sistimatis karena mempunyai suatu kemanfaatan apabila dibutuhkan dikemudian hari dapat secara tepat ditemukan kembali. 2. Penyimpanan surat-surat sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan disimpan sebaikbaiknya di sekretariat. Pasal 25 1. Wewenang penandatanganan surat hanya dilakukan oleh Ketua umum dan Sekretaris Jenderal di Tingkat pusat, Ketua dan Sekretaris di Tingkat Daerah/Cabang/Rayon. 2. Untuk tingkat Pusat, bila Ketua Umum dan atau Sekretaris Jenderal berhalangan maka penandatanganan dapat dilakukan oleh Wakil Ketua Umum atau Ketua dan Wakil Sekretaris Jenderal yang diberi wewenang/ mandat. 3. Untuk Tingkat Daerah/Cabang/Rayon, bila Ketua dan atau Sekretaris berhalangan maka penandatanganan dapat dilakukan oleh Wakil Ketua dan atau Wakil Sekretaris yang diberi wewenang/mandat. Pasal 26 1. Khusus untuk surat Pengantar, Edaran dan Pengumuman wewenang penandatanganan surat dilakukan oleh Sekretaris Jenderal ditingkat Pusat dan Sekretaris di tingkat Daerah/ Cabang/Rayon. 2. Untuk Tingkat Pusat, bila Sekretaris Jenderal berhalangan maka penandatanganan dapat dilakukan oleh Wakil Sekretaris Jenderal. 3. Untuk Tingkat Daerah/Cabang/Rayon, bila Sekretaris berhalangan maka penandatanganan dapat dilakukan oleh Wakil Sekretaris. Pasal 27 Surat Keluar Intern dalam lingkungan Kepengurusan FKPPI sejauh tidak bertentangan dengan kebijaksanaan Organisasi dapat ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal di Tingkat Pusat, Sekretaris di Tingkat Daerah/Cabang/Rayon. Pasal 28 Surat Memo ditandatangani oleh Pengurus FKPPI yang membuat memo tersebut. BAB X K E P A N I T I A A N Pasal 29 Kepanitiaan adalah suatu pelaksana kegiatan yang diberi mandat oleh Pengurus FKPPI untuk melaksanakan kegiatan FKPPI. Pasal 30 1. Kepanitiaan harus diberi mandat oleh Pengurus FKPPI pada tingkatannya, dapat membuat surat menyurat untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan kepanitiaan. 2. Surat menyurat kepanitiaan dilakukan diatas kertas dengan kop surat kepanitiaan dan dibubuhi oleh stempel kepanitiaan.

3. Dalam melakukan surat menyurat Intern maupun Ekstern, Panitian harus melakukan konsultasi dengan Pengurus FKPPI yang memberi mandat kepada Panitia tersebut. 4. Dalam melakukan surat menyurat Intern maupun Ekstern, Panitia harus memberikan tembusan surat kepada Pengurus FKPPI yang memberi mandat kepada Panitia tersebut. Pasal 31 1. Surat menyurat kepanitiaan ditandatangani oleh Ketua panitia dan Sekretaris panitia. 2. Bila Ketua Panitia dan atau Sekretaris Panitia berhalangan, maka penandatanganan surat dapat dilakukan oleh Wakil Ketua Panitia dan atau Wakil Sekretaris Panitia. BAB XI P E N U T U P Pasal 32 1. Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan diatur dengan Keputusan Pengurus Pusat Keluarga Besar FKPPI. 2. Jika terdapat kekeliruan dalam Peraturan Organisasi ini, maka akan dilakukan perbaikan seperlunya. Pasal 33 Peraturan Organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 21 Desember 2016. FORUM KOMUNIKASI PUTRA PUTRI PURNAWIRAWAN DAN PUTRA PUTRI TNI POLRI Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, PONTJO SUTOWO NA. 09010103301 BAHRIYOEN SOETJIPTO NA. 09040400001