BAB 1 : PENDAHULUAN. sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Developments Program), Indonesia menempati urutan ke 111

Oleh : VINELLA ISAURA No. BP

BAB I PENDAHULUAN. Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting

Oleh: Aulia Ihsani

BAB I PENDAHULUAN. Visi Kementrian Kesehatan adalah mencapai masyarakat yang mandiri

BAB I PENDAHULUAN. utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. 1 Keadaan gizi yang baik

BAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 4,9 persen tahun Tidak terjadi penurunan pada prevalensi. gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. 2

BAB I PENDAHULUAN. ini diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: DELIFIANI HIDAYATI J

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

DATA POSYANDU DESA Jumlah seluruh balita di wilayah Jumlah seluruh balita di posyandu. Jumlah balita yang ditimbang bulan ini di wilayah kerja

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk

I. PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anak usia bawah lima tahun (balita) adalah anak yang berusia 0 59 bulan.

BAB 1 : PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan

BAB 1 : PENDAHULUAN. disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk Lanjut Usia (Lansia). World

BAB 1 : PENDAHULUAN. Fenomena ini dikenal sebagai penuaan penduduk yang terjadi di seluruh dunia. Pada Tahun

PEMERINTAH KOTA PADANG

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara termasuk Indonesia.Diare sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan berkelanjutan 2030/Suistainable Development Goals (SDGs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. (SDKI) tahun 2012 adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup. Di Provinsi

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, salah satunya penyakit Demam

BAB I PENDAHULUAN. ayat 1 dan UU No.36 tahun 2009) dan juga sebagai intestasi, maka perlu

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan mencapai % menurun menjadi % (Adisasmito, upaya untuk mendekatkan masyarakat terhadap jangkauan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat. sasaran yang membutuhkan layanan (Depkes RI, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu ukuran fisik. penduduk (Depkes, 2004). Guna menyukseskan hal tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan

Oleh : VIVI MAYA SARI No. BP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar, karena menyangkut pemenuhan kebutuhan yang sangat vital bagi kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menuju hidup sehat (Mantra dalam Yani, 2005). Hal serupa dinyatakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu)

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM UNTUK PEJABAT DINAS KESEHATAN DAN TPG PUSKESMAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Ayat 1 dan UU NO.36 Tahun 2009) dan sekaligus sebagai investasi, kesehatan yang optimal (Komnas Lansia, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan oleh pita warna hijau muda sampai hijau tua.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang kekurangan gizi dengan indeks BB/U kecil dari -2 SD dan kelebihan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam sintesa hemoglobin. Mengkonsumsi tablet Fe sangat

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. gizi anak balitanya. Salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu unsur penting sebagai penentu dalam peningkatan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kualitas SDM dimulai dengan perhatian utama pada proses. sayang dapat membentuk SDM yang sehat, cerdas dan produktif

SISTEM STUDI TENTANG. Disusun Oleh SRI III GIZI FAKULTAS

BAB 1 PENDAHULUAN. secara sosial dan ekonomis. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut maka dituangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga Negara (UUD 1945 pasal 28

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU BALITA MENIMBANG ANAKNYA KE POSYANDU

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Menurut WHO dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

S. Hindu Mathi 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. berkelanjutan (sustainable development). Peningkatan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Untuk itu pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di bidang kesehatan (Temu Karya Kader Posyandu dan Kader PKK se

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

BAB 1 : PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kualitas hidup yang lebih baik pada

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk Indonesia meningkat setiap tahunnya. Keberhasilan

BAB 1 : PENDAHULUAN. diatur secara universal melalui berbagai kesepakatan yang difasilitasi oleh World Health

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azazi manusia (UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU NO. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. (1) Menurut Hendrik L. Blum dalam Notoadmojo (2010) ada 4 faktor yang mempengaruhi status derajat kesehatan masyarakat atau perorangan yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. (2) Faktor pelayanan kesehatan yang dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat salah satunya dengan pemanfaatan Posyandu oleh ibu, bayi dan anak balita. Salah satu indikasi pemanfaatan Posyandu yaitu kunjungan ibu balita ke Posyandu yang dapat dilihat dari cakupan penimbangan balita ke Posyandu (D/S). (1) Penimbangan di Posyandu penting untuk memantau status gizi anak balita karena umumnya kekurangan gizi terjadi pada kelompok umur tersebut. (3) Pemantauan pertumbuhan balita dapat dilakukan secara intensif dengan menimbang balita secara teratur, sehingga bila berat badan anak tidak naik ataupun jika ditemukan penyakit dapat segera dilakukan upaya pemulihan dan pencegahan supaya tidak menjadi gizi kurang atau gizi buruk. (4) Semakin cepat ditemukan maka penanganan kasus gizi kurang atau gizi buruk akan semakin baik. Penanganan yang cepat dan tepat sesuai tata laksana kasus anak gizi buruk akan mengurangi risiko kematian, sehingga angka kematian akibat gizi buruk dapat ditekan. (4)

Berdasarkan Riskesdas 2013, pemantauan pertumbuhan balita yang dilakukan setiap bulan menunjukkan bahwa persentase balita umur 6-59 bulan yang tidak pernah ditimbang dalam enam bulan terakhir cenderung meningkat dari 25,5% (2007) menjadi 34,3% (2013). (5) Pencapaian D/S Tahun 2015 Provinsi Sumatera Barat adalah sebesar 85,1%, Kota Padang (80,6%) merupakan urutan ke tiga terendah dari 7 Kabupaten/Kota yang belum mencapai target (85%). (4) Berdasarkan laporan tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2016, hasil penimbangan balita yang dilakukan setiap bulannya di Posyandu, di Puskesmas maupun sarana lainnya di Kota Padang dari 22 Puskesmas yang ada hanya 1 Puskesmas yang melebihi target yaitu Puskesmas Ambacang 92,1%. Puskesmas Andalas merupakan urutan ke 13 terendah dari 21 Puskesmas yang belum mencapai target di kota Padang. (6) Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Andalas tahun 2016, target cakupan balita ditimbang BB (D/S) Puskesmas Andalas adalah 85% sedangkan pencapaiannya yaitu 69,4%. (7) Hal ini mengalami penurunan cakupan bila dibandingkan dengan cakupan D/S Tahun 2017 yaitu 60,3%. (8) Berdasarkan cakupan D/S dari 10 kelurahan yang ada diwilayah kerja Puskesmas Andalas belum ada satu pun yang mencapai target nasional (85%). (8) Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang Tahun 2017 menunjukkan cakupan D/S Puskesmas Ambacang melebihi target (85%) yakni 91,21%. (9) Cakupan balita ditimbang yang naik berat badannya (N/D) Tahun 2016 Puskesmas Andalas yaitu 91,2% dengan terget 80%. (7) Hal ini mengalami penurunan cakupan bila dibandingkan dengan cakupan balita ditimbang yang naik berat badannya (N/D) di Puskesmas Andalas Tahun 2017 yaitu 88,7%. (8) Berdasarkan

laporan tahunan Puskesmas Ambacang Tahun 2017 cakupan N/D Puskesmas Ambacang adalah 86,33% dengan target 80%. (9) Cakupan balita Bawah Garis Merah (BGM/D) di Puskesmas Andalas Tahun 2016 yaitu 0,11%. (7) Terjadi sedikit perbaikan cakupan bila dibandingkan dengan BGM/D balita di Puskesmas Andalas Tahun 2017 yaitu 0,07% dengan target <5%. (8) Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Ambacang Tahun 2017% cakupan BGM/D Puskesmas Ambacang 0,24%. (9) Modifikasi teori Green (1980) dalam Notoadmojo (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ibu balita ke Posyandu terdiri tiga faktor utama yakni faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pemungkin (enabling factors) dan faktor penguat (reinforcing factors). (10) Faktor predisposisi diantaranya yaitu pengetahuan, sikap, motivasi, nilai/kepercayaan, budaya, tingkat pengetahuan dan tingkat sosial ekonomi. Faktor pemungkin antara lain pelayanan kesehatan, akses jarak rumah ke Posyandu, ketersediaan sarana dan prasarana. Faktor penguat yakni dukungan tokoh masyarakat, dukungan kader, dukungan tenaga kesehatan, undangundang atau peraturan pemerintah tentang kesehatan. (10) Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah faktor predisposisi dan faktor penguat. Faktor predisposisi yaitu pengetahuan, sikap, dan motivasi ibu. Faktor penguat yaitu dukungan tokoh masyarakat, dukungan kader dan dukungan tenaga kesehatan. Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu (P value < 0,05). (11-15) Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan adanya hubungan yang (12, 14) berakna antara sikap ibu dengan kunjungan ibu ke Posyandu (P Value=0,000). Penelitian Reihana,Duarsa ABS (2012) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara motivasi ibu (P value=0,035) dengan partisipasi ibu menimbang balita ke Posyandu. (11) Penelitian Darmawan AAKN (2016) menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan tokoh masyarakat dengan pemanfaatan pelayanan Posyandu P value=0,018. (16) Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa ada hubungan peran serta kader dengan kunjungan balita di Posyandu (P (13, 17) value=0,025, P value = 0,005). Penelitian terdahulu menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kehadiran tenaga kesehatan (P value=0,000) di Posyandu dengan partisipasi aktif menimbang balita ke Posyandu. (11) Puskesmas Andalas terletak di Kelurahan Andalas dengan wilayah kerja meliputi 10 kelurahan yaitu Kubu Marapalam, Sawahan, Jati, Jati Baru, Andalas, Simpang Haru, Kubu Parak Karakah, Parak Gadang Timur, Sawahan Timur dan Ganting Parak Gadang. Berdasarkan laporan penimbangan Tahun 2015-2017, Puskesmas Andalas memiliki cakupan D/S yang belum mencapai target nasional 3 Tahun berturut-turut yakni 60,3% Tahun 2015, 69,4% Tahun 2016 dan 60,3% Tahun 2017. (7, 8) Puskesmas Ambacang terletak di Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji dengan wilayah kerja 4 kelurahan yaitu Pasar Ambacang, Anduring, Lubuk Lintah dan Ampang. Berdasarkan laporan tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2016, Puskesmas Ambacang merupakan satu-satunya Puskesmas yang memiliki cakupan D/S (92,1%) yang melebihi target di Kota Padang. (9) Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Ambacang Tahun 2015 dan Tahun 2017, cakupan D/S Puskesmas Ambacang melebihi target nasional yakni 91,61% Tahun 2015 dan (9, 18) 91,21% Tahun 2017. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rendahnya partisipasi masyarakat ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Andalas dan satu-satunya partisipasi

masyarakat yang tinggi ke Posyandu di Kota Padang adalah di wilayah kerja Puskesmas Ambacang, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan faktor predisposisi dan faktor penguat dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Andalas dan Puskesmas Ambacang Tahun 2018. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan faktor predisposisi dan faktor penguat dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Andalas dan Puskesmas Ambacang Tahun 2018? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan faktor predisposisi dan faktor penguat dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Andalas dan Puskesmas Ambacang Tahun 2018. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui distribusi frekuensi kunjungan ibu balita ke Posyandu wilayah kerja Puskesmas Andalas dan Puskesmas Ambacang Tahun 2018. 2. Mengetahui distribusi frekuensi pengetahun ibu balita ke Posyandu wilayah kerja Puskesmas Andalas dan Puskesmas Ambacang Tahun 2018. 3. Mengetahui distribusi frekuensi sikap ibu balita ke Posyandu wilayah kerja Puskesmas dan Puskesmas Ambacang Tahun 2018. 4. Mengetahui distribusi frekuensi motivasi ibu balita ke Posyandu wilayah kerja Puskesmas Andalas dan Puskesmas Ambacang Tahun 2018.

5. Mengetahui distribusi frekuensi dukungan tokoh masyarakat wilayah kerja Puskesmas Andalas dan Puskesmas Ambacang Tahun 2018. 6. Mengetahui distribusi frekuensi dukungan kader wilayah kerja Puskesmas Andalas dan Puskesmas Ambacang Tahun 2018. 7. Mengetahui distribusi frekuensi dukungan tenaga kesehatan wilayah kerja Puskesmas Andalas dan Puskesmas Ambacang Tahun 2018. 8. Mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu wilayah kerja Puskesmas Andalas dan Puskesmas Ambacang Tahun 2018. 9. Mengetahui hubungan sikap ibu dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu wilayah kerja Puskesmas Andalas dan Puskesmas Ambacang Tahun 2018. 10. Mengetahui hubungan motivasi ibu dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu wilayah kerja Puskesmas Andalas dan Puskesmas Ambacang Tahun 2018. 11. Mengetahui hubungan dukungan tokoh masyarakat dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu wilayah kerja Puskesmas Andalas dan Puskesmas Ambacang Tahun 2018. 12. Mengetahui hubungan dukungan kader dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu wilayah kerja Puskesmas Andalas dan Puskesmas Ambacang Tahun 2018. 13. Mengetahui hubungan dukungan tenaga kesehatan dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu wilayah kerja Puskesmas Andalas dan Puskesmas Ambacang Tahun 2018.

14. Mengetahui faktor yang paling dominan berhubungan dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Andalas dan Puskesmas Ambacang Tahun 2018. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Penulis Bagi penulis penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan penulis dalam menganalisis masalah, sebagai wadah serta sarana dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama kuliah, menambah pengetahuan dan pengalaman di lapangan. 1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan tambahan referensi bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas mengenai hubungan faktor predisposisi dan faktor penguat dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Andalas dan Puskesmas Ambacang Tahun 2018. 1.4.3 Bagi Puskesmas Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk peningkatan cakupan pelaksanaan program pemanfaatan Posyandu (Kunjungan ke Posyandu (D/S) bagi ibu balita wilayah kerja Puskesmas Andalas dan Puskesmas Ambacang. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor predisposisi dan faktor penguat dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Andalas dan Puskesmas Ambacang Tahun 2018 yang dilakukan pada bulan Desember 2017-Mei 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study dengan pendekatan mixed methods (metode penelitian kombinasi). Model penelitian

kombinasi yang digunakan yaitu campuran kuantitatif dan kualitatif tidak seimbang (concurrent embedded). Populasi dalam penelitian yaitu ibu balita yang memiliki anak usia 12-59 bulan yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Andalas dan Puskesmas Ambacang. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner dengan teknik analisisis data univariat, bivariat dan multivariat. Informan dalam penelitian ini yaitu tokoh masyarakat (Lurah, RT/RW, Ibu PKK dan Ustad/Ustadzah), kader dan tenaga kesehatan. Instrumen yang digunakan yaitu pedoman wawancara mendalam dan tape recorder/handphone.