BAB I PENDAHULUAN. Riskesdas (2013 ) prevalensi penderita kaki diabetic menempati urutan ke. 5 komplikasi dari diabetes melitus yaitu sebesar 8.7%.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

Jurnal Gizi Klinik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. II di berbagai penjuru dunia dan menurut WHO (World Health atau sekitar 2,38%. Menurut data Non-Communicable pada MDGs

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT) INSTALASI GIZI RSU HAJI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi obesitas nasional berdasarkan data Riskesdas 2007 adalah 19,1%.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal (Sarwono, 2002). Sejak awal pembangunan kesehatan

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. gizi ganda, dimana masalah terkait gizi kurang belum teratasi namun telah

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kasus terbanyak yaitu 91% dari seluruh kasus DM di dunia, meliputi individu

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh ENY SULISTYOWATI J

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa)

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. prevalensi global penderita Diabetes Melitus (DM) pada tahun 2014 sebesar 8,3%

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Neuropati diabetika merupakan komplikasi yang paling sering muncul

Iswidhani¹, Suhaema¹ ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan


BAB 1 PENDAHULUAN. memerlukan upaya penanganan tepat dan serius. Diabetes Mellitus juga

PANDUAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT AULIA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

4. Tiazolidindion Insulin VI. Komplikasi Diabetes B. Landasan Teori C. Hipotesis BAB III Metodologi Penelitian...

Esti Nurwanti, S.Gz., Dietisien., MPH

BAB I. PENDAHULUAN. yang semakin tinggi diantara rumah sakit. Rumah sakit dituntut untuk tetap

PANDUAN PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN

asuhan gizi, penyelenggaraan makanan, kegiatan penelitian dan pengembangan gizi (Depkes, 2006). Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan hak setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan


BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin cepat, kemajuan

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. absolute atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sekian banyak penyakit degeneratif kronis (Sitompul, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi dari makanan diet khusus selama dirawat di rumah sakit (Altmatsier,

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia, yang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang mengacu pada

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu diteliti dan diatasi (Suyono, 2005). Namun tidak demikian

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa

Hubungan Albumin Serum Awal Perawatan dengan Perbaikan Klinis Infeksi Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit di Jakarta

Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan. RSUD Kota Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. I.A Latar Belakang. Diabetes merupakan salah satu penyakit yang. diperkirakan prevalensi di seluruh dunia akan meningkat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Canadian Diabetes Association (2018) diabetes mellitus adalah gangguan metabolik yang dicirikan oleh adanya hiperglikemia. Menurut Tambun dan Gultom dalam Purwanti (2013) kaki diabetic merupakan kelainan pada tungkai bawah akibat diabetes mellitus yang tidak terkendali. Menurut Riskesdas (2013 dan 2018) prevalensi diabetes mellitus di Indonesia berdasarkan wawancara yang terdiagnosis dokter pada tahun 2013 sebesar 1,5% meningkat menjadi 2,0% di tahun 2018. Menurut Riskesdas (2013 ) prevalensi penderita kaki diabetic menempati urutan ke 5 komplikasi dari diabetes melitus yaitu sebesar 8.7%. Menurut profil kesehatan Jawa Tengah (2015, 2016, dan 2017) prevalensi diabetes mellitus pada tahun 2015 sebesar 18,33%, sedangkan pada tahun 2016 prevalensi diabetes mellitus sebesar 16,42% dan pada tahun 2017 prevalensi diabetes mellitus sebesar 19,22% (terdiri dari 40.473 kasus DM tipe 1 dan 265.885 kasus DM tipe 2). Pada tahun 2017 jumlah kasus diabetes mellitus di kabupaten Surakarta ada 721 kasus diabetes mellitus tipe 1 dan 6.543 kasus diabetes mellitus tipe 2. Menurut Laporan Kinerja RSUD Dr.Moewardi bulan Mei (2017 da 2018) Non Insulin Dependent DM Without Complication termasuk dalam 1

2 10 besar penyakit rawat inap dan rawat jalan, sedangkan pada tahun 2018 Non Insulin Dependent DM With Renal Complication menjadi 10 besar penyakit yang menyebabkan kematian di RSUD Dr. Moewardi. Pada tahun 2017 jumlah pasien diabetes mellitus rawat inap ada 138 pasien sedangkan jumlah pasien diabetes mellitus rawat jalan ada 558 pasien. Dari hasil studi pendahuluan Fadillah (2018) yang dilakukan di RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 21 Desember 2016 didapatkan data bahwa selama bulan September hingga Desember 2016 terdapat sejumlah populasi sebanyak 532 pasien DM dan diantaranya kurang lebih 18 orang menderita ulkus kaki diabetic, sedangkan berdasarkan hasil penelitian Fadillah (2018) jumlah pasien pasien ulkus pada bulan Mei hingga Juni 2017 sebanyak 65 pasien dengan derajat ulkus minimal 0 dan maksimal 5. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yunita, Asdie dan Susetyowati (2013) diketahui bahwa besar asupan pasien diabetes mellitus awal masuk rumah sakit <80% dengan risiko malnutrisi berdasarkan skrining NRS-2002. Pasien mengalami kurang nafsu makan, kekhawatiran terhadap kenaikan kadar glukosa darah, dan pemilihan jenis makanan lauk dan sayur lebih disukai dibandingkan makanan pokok. Namun, setelah dilakukan intervensi dengan metode Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) asupan pasien diabetes mellitus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Riskesdas dan profil kesehatan jawa tengah prevalensi diabetes mellitus mengalami peningkatan. Selain itu, untuk mengatasi terjadinya underweight, overweight dan obesitas pada pasien

3 diabetes mellitus dengan komplikasi dan meningkatkan asupan pada pasien yang berisiko malnutrisi maka peneliti ingin melakukan penelitian Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) pada pasien Ulkus Diabetic Pedis Sinistra III. B. Rumusan Masalah Bagaimana pelaksanaan asuhan gizi terstandar pada pasien Ulkus Diabetic Pedis Sinistra III di RSUD Dr. Moewardi? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mendiskripsikan pelaksanaan proses asuhan gizi terstandar pada pasien Ulkus Diabetic Pedis Sinistra III rawat inap di RSUD Dr. Moewardi 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui hasil skrining pasien Ulkus Diabetic Pedis Sinistra III rawat inap di RSUD Dr. Moewardi b. Mengetahui hasil assesment pada pasien rawat inap Ulkus Diabetic Pedis Sinistra III di RSUD Dr. Moewardi c. Mengetahui hasil diagnosis pada pasien rawat inap Ulkus Diabetic Pedis Sinistra III di RSUD Dr. Moewardi d. Mengetahui hasil intervensi gizi pada pasien rawat inap Ulkus Diabetic Pedis Sinistra III di RSUD Dr. Moewardi e. Mengetahui hasil edukasi gizi pada pasien rawat inap Ulkus Diabetic Pedis Sinistra III di RSUD Dr. Moewardi

4 f. Mengetahui hasil monitoring dan evaluasi pada pasien rawat inap Ulkus Diabetic Pedis Sinistra III di RSUD Dr. Moewardi D. Ruang Lingkup Penelitian asuhan gizi pasien diabetes mellitus ini termasuk dalam cakupan gizi klinik. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai sumber referensi asuhan gizi pasien rawat inap dengan Ulkus Diabetic Pedis Sinistra III. b.sebagai pengembangan pengetahuan mengenai asuhan gizi pada pasien Ulkus Diabetic Pedis Sinistra III. 2. Manfaat Praktis a. Bagi rumah sakit Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi dalam asuhan gizi pasien rawat inap dengan Ulkus Diabetic Pedis Sinistra III. b.bagi institusi pendidikan Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi dalam penelitian selanjutnya mengenai asuhan gizi pasien Ulkus Diabetic Pedis Sinistra III. c. Bagi peneliti Penelitian ini dapat menjadi pengalaman dalam pemberian asuhan gizi pada pasien dengan Ulkus Diabetic Pedis Sinistra III.

5 F. Keaslian Penelitian 1. Vania Wafiqa Syafitri (2018) dengan judul penelitian Asuhan Gizi Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan di RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta sedangkan penelitian saya dilaksanakan di RSUD Dr, Moewardi Pada penelitian Vania jumlah subyek penelitian yaitu berjumlah 3 pasien sedangkan pada penelitian saya berjumlah 1 pasien. Teknik pengumpulan data, untuk data assesment meliputi identitas pasien dilakukan dengan pencatatan dari buku rekam medis pasien dan wawancara langsung dengan pasien, data antropometri untuk pengukuran menggunakan pita LLA dan tinggi lutut sedangkan pada penelitian saya data antropometri menggunakan pita LLA dan ULNA data biokimia didapatkan dari pencatatan hasil rekam medis, data fisik klinis didapatkan dari melihat kondisi fisik pasien dan pencatatan buku rekam medis, data riwayat gizi menggunakan metode wawancara langsung dengan pasien. Diagnosis gizi didapatkan dari hasil konsultasi dengan ahli gizi RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta. Perencanaan intervensi gizi telah disesuaikan dengan diet yang diberikan di RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta.

6 Teknik pengolahan dan analisis data meliputi data assesment disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif, pada penelitian saya teknik pengolahan data meliputi data data assessment disajikan dalam bentuk tabel dan grafik serta dianalisis secara deskriptif. Data antropometri dianalisis menggunakan estimasi tinggi badan untuk menentukan berat badan ideal. Data biokimia, fisik klinis, dan riwayat gizi disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif. Data monitoring dan evaluasi dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian Vania terdapat 2 pasien yang memiliki status gizi kurang hingga akhir penelitian. Hasil pemeriksaan laboratorium kadar GDS ketiga pasien mengalami penurunan tetapi masih di atas standar dengan 2 orang pasien memiliki kadar Hb dibawah normal. Asupan makanan ketiga pasien mengalami peningkatan dari hari pertama hingga hari terakhir proses asuhan. Hasil penelitian saya skrining dengan menggunakan NRS-2002 pasien berisiko malnutrisi dengan hasil pengukuran LLA <23,5cm, pasien mengalami hiperglikemi, anemia dan hipoalbumin dengan keluhan mual dan tidak nafsu makan. Asupan makan selama intervensi menunjukkan terdapat penurunan asupan pada hari kedua namun mengalami peningkatan kembali pada hari ketiga dan pasien sudah pernah mendapatkan konsultasi gizi. 2. Nandung Eko Prambudi (2015) dengan judul penelitian Asuhan Gizi Pasien DM Tipe II Dengan Hipertensi Stage 1 Di Gedung Mawar Putih Ruang 04 RSUD Sidoarjo.

7 Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan desain studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Sidoarjo sedangkan penelitian saya dilaksanakan di RSUD Dr, Moewardi Pada penelitian Nandung dan saya menggunakan 1 pasien diabetes mellitus sebagai subyek penelitian. Teknik pengumpulan data, untuk data assesment meliputi identitas pasien dilakukan dengan pencatatan dari buku rekam medis pasien dan wawancara langsung dengan pasien, data antropometri untuk pengukuran tinggi badan menggunakan Microtoice dan berat badan menggunakan timbangan injak sedangkan pada penelitian saya data antropometri menggunakan LLA dan ULNA, data biokimia didapatkan dari pencatatan hasil rekam medis, data fisik klinis didapatkan dari melihat kondisi fisik pasien dan pencatatan buku rekam medis, data riwayat gizi menggunakan metode wawancara langsung dengan pasien. Diagnosis gizi diambil dari diagnosis yang dilakukan oleh ahli gizi ruangan. Perencanaan intervensi gizi didapatkan dari hasil wawancara dengan ahli gizi RSUD Sidoarjo. Pada penelitian saya diagnosis gizi dan intervensi ditentukan oleh peneliti dengan mempertimbangkan saran dari ahli gizi. Teknik pengolahan dan analisis data meliputi data assesment disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif, pada penelitian saya teknik pengolahan data meliputi data data assessment disajikan dalam bentuk tabel dan grafik serta dianalisis secara

8 deskriptif. Data antropometri dianalisis menggunakan berat badan relatif. Data biokimia, fisik klinis, dan riwayat gizi gizi disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif. Data monitoring dan evaluasi dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian Nandung menunjukkanbahwa terapi diet yang diberikan adalah diet DM B 1500kkal dan RG 3. Status gizi pasien tidak mengalami perubahan selama 5 hari pengamatan dengan hasil pengamatan laboratorium GDP dan GD2JPP mengalami penurunan. Pada pemeriksaan klinis tekanan darah pasien mengalami penurunan pada hari terakhir pengamatan dari 150/90 mmhg menjadi 130/80 mmhg. Tingkat konsumsi energi dan zat gizi termasuk dalam kategori cukup. Pada proses konseling diberikan tentang diet DM RG. Hasil penelitian saya skrining dengan menggunakan NRS-2002 pasien berisiko malnutrisi dengan hasil pengukuran LLA <23,5cm, pasien mengalami hiperglikemi, anemia dan hipoalbumin dengan keluhan mual dan tidak nafsu makan. Asupan makan selama intervensi menunjukkan terdapat penurunan asupan pada hari kedua namun mengalami peningkatan kembali pada hari ketiga dan pasien sudah pernah mendapatkan konsultasi gizi. 3. Yunita, Ahmad Husein Asdie, Susetyowati (2013) Pelaksanaan proses asuhan gizi terstandar (PAGT) terhadap asupan gizi dan kadar glukosa darah pasien diabetes melitus tipe 2.

9 Jenis penelitian ini adalah quasi experimental (eksperimen semu) yang dilakukan paralel pada dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan (kelompok PAGT) dan kelompok kontrol (kelompok asuhan gizi konvensional), sedangkan jenis penelitian saya adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Penelitian ini dilakukan di ruang Rawat Inap Penyakit Dalam Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Ditkesad) Jakarta sedangkan pada penelitian saya dilakukan di RSUD Dr, Moewardi Surakarta. Teknik pengumpulan data kelompok PAGT meliputi pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi, dan monitoring evaluasi sedangkan kelompok asuhan gizi konvensional meliputi pengkajian gizi, intervensi, dan monitoring evaluasi. Perbedaan pada kedua kelompok terdapat pada tahapan diagnosis gizi, yaitu intervensi pada kelompok PAGT dilakukan berdasarkan diagnosis gizi sedangkan pada kelompok asuhan gizi konvensional intervensi dilakukan berdasarkan diagnosis medis. Data primer meliputi data karakteristik pasien melalui pengisian formulir identitas pasien dan wawancara, data antropometri melalui pengukuran berat badan, tinggi badan, data asupan zat gizi di RS melalui metode penimbangan makanan (food weighing) dan wawancara, data asupan zat gizi luar RS melalui metode recall 24 jam serta data kegiatan asuhan gizi konvensional dan PAGT yang dilakukan

10 oleh peneliti dan enumerator. Data sekunder yaitu data glukosa darah yang diperoleh dari catatan hasil laboratorium. Analisis yang lakukan pada penelitian ini adalah analisis univariat untuk mengetahui gambaran karakteristik subyek; uji normalitas data dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk; dan analisis bivariat untuk mengetahui perbedaan asupan zat gizi dan kadar glukosa darah antara kelompok PAGT dan asuhan gizi konvensional dengan menggunakan t- test sedangkan pada penelitian saya penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian rerata asupan zat gizi lebih tinggi pada kelompok PAGT yaitu asupan energi sebesar 97,8%; asupan protein 95,1%; asupan lemak 95,6%; dan asupan karbohidrat 94,9%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa asupan zat gizi (energi, protein, lemak, dan karbohidrat) dengan pelaksanaan PAGT lebih tinggi dibandingkan dengan asuhan gizi konvensional. Penurunan kadar glukosa darah pada kelompok PAGT sebesar 109,4 mg/dl dan kelompok asuhan gizi konvensional sebesar 105,5 mg/dl. Penurunan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 dengan PAGT lebih tinggi daripada asuhan gizi konvensional tetapi secara statistik tidak bermakna.