15 BAB III. METODE KERA 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan jarak pagar Desa Kedung Penggaron Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan dengan ketinggian 104mdpl berdasarkan aplikasi Accurate Altimeter. Waktu dilaksanakannya penelitian ini selama 3 bulan yang dimulai dari 7 Maret - 20 Mei 2018. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat pertanian, cangkul, lempak, sabit, penggaris, jangka sorong, meteran, spidol, timba, gejik (pelubang tanah), gembor, papan nama label dan kamera (alat dokumentasi). 3.2.2 Bahan Bahan yang digunakan adalah varietas benih jagung yang terdiri atas 9 varietas yaitu(1) Bisi 2, (2) Bisi 18, (3) Bisi 226, (4) Bisi 228, (5) Bisi 816, (6) DK77,(7) Pertiwi 3, (8) P21, (9) NK6172, pupuk organik (pupuk kandang), pupuk anorganik(npk, pupuk Urea), pestisida berbahan aktif Carbofuran. 3.3 Metode Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan adalah RKLT (Rancangan kelompok lengkap teracak) atau RCBD (Randomized Complete Block Design) satu faktor. Perlakuan yang diujikan adalah macam varietas jagung yang terdiri atas 9 taraf, yaitu : (1) Bisi 2, (2) Bisi 18, (3) Bisi 226, (4) Bisi 228, (5) Bisi 816, (6) DK77,(7) Pertiwi 3, (8) P21, (9) NK6172. 15
16 Tiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. umlah tanaman tiap perlakuan sebanyak 15, sampel yang diamati sebanyak 4 tanaman. Denah percobaan dapat dilihat pada Gambar 7. 3.5 Tahapan Penelitian 3.5.1 Persiapan Lahan Pengolahan tanah yang dilakukan disekitar tanaman jarak pagar dilakukan sebelum penanaman.lahan tanam dibersihkan dari gulmadan tanaman liar dan tanah di olah dengan menggunakan cangkul hingga tanah gembur.setelah lahan diolah, petak percobaan dibuat sebanyak 9 petak untuk setiap kelompok dan diulang 3 kali. 3.5.2 Penanaman Sebelum penanaman, dilakukan pengolahan tanah dan pembuatan lubang tanam dengan cara ditugal. Lubang tanam dibuat di atas bedengan dengan jarak tanam 70 cm x 20 cm, 1 biji/lubang tanam.lubang tanam tersebut ditutup kembali dengan tanah setelah benih dimasukkan. 3.5.3 Penyulaman Penyulaman adalah penanaman kembali pada lubang tanam yang tanamannya tidak tumbuh dan mati. 3.5.4 Pemupukan Pemupukan dilakukan sesuai dosis yang ditentukan.pupuk yang diberikan adalah pupuk organik berupa pupuk kandangkambing 45 kg per 69 m 2 dan pupuk anorganik meliputi NPK Mutiara (15:15:15) dan Urea. Pemupukan Urea dilakukan tiga kali pemupukan pertama pada umur 7 hst sebanyak 100kg/ha (2,84g/tanaman), pemupukan kedua pada umur 29 hst sebanyak 150 kg/ha 16
17 (4.26g/tanaman). Pemupukan yang ketiga pada umur 42 hst diberikan sebanyak 150 kg/ha (4.26 g/tanaman). Pupuk NPK Mutiara 350 kg/ha (9.93 g/tanaman) diberikan bersamaan dengan pupuk urea pertama yaitu pada 7 hst(bptp, 2008; dan Hidayat, 2017). 3.5.5 Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan agara tanaman dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Tahap pemeliharaan meliputi kegiatan penyiraman, penyiangan, pembumbunan dan pengendalian hama penyakit. Penyiraman diperlukan jika musim kemarau pada fase pertumbuhan jagung yang berumur 15 hst, 30 hst, 45 hst, 60 hst, dan 75 hst. Kegiatan penyiangan dilakukan jika gulma mulai banyak tumbuh. Penyiangan dilakukan secara manual dengan mencabut gulma di sekitar tanaman dan secara mekanik dengan wangkil/cangkul kecil agar tidak melukai akar jarak pagar. Tahap pembumbunan dilakukan agar tanaman jagung kokoh dan tidak mudah rebah. Pembumbunan di lakukan saat umur tanaman sebelum mencapai 30 hst, agar tanaman agung selalu tertutup tanah selain itu, dengan dilakukan pembumbunan, drainase akan selalu terpelihara. 3.5.6 Pemanenan Pemanenan dilakukan saat tanaman berumur 77 hari setelah tanam. agung yang dipanen merupakan jagung muda dengan kriteria yaitu rambut berwarna coklat kehitaman, kering, dan lengket (tidak dapat diurai), ujung tongkol telah terisi penuh, apabila biji ditekan keluar cairan kuning susu, biasanya dapat dipanen pada saat 18-20 hari setelah 75% silking untuk di daerah dataran rendah. 3.5.6 Peubah Pengamatan Peubah pengamatan dalam penelitian ini meliputi : 17
18 1. Tinggi Tanaman, tinggi tanaman dihitung mulai dari permukaan tanah sampai tinggi maksimum pada percabangan terakhir menggunakan meteran dilakukan setiap 7 hari sekali sejak umur 7 hingga 49 hst (Hidayat, 2017). 2. umlah daun, jumlah daun setiap sampel tanaman diamati dengan cara menghitung jumlah daun yang telah membuka sempurna yang diamati setiap 7 hari sejak tanaman berumur 7 hingga 49 hst. Sampel yang diamati 4 tanaman per petak. Fungsi pengamatan jumlah adalah untuk mengetahu potensi tanaman (Hidayat, 2017). 3. Diameter batang, diameter batang tanaman dihitung 3 cm dari atas permukaan selanjutnya diberi tanda pada batang yang dihitung diameternya dengan satuan cm. kegunaanya adalah untuk mengetahui pembesaran sel tanmanan secara melintang (Maftuchah dan Saidatul, 2017). 4. Waktu awal muncul bunga jantan, dicatat dengan cara menghitung lama waktu yang diperlukan tanaman dari awal penanaman hingga muncul bunga jantan pengamatan di lakukan dengan mencatat tanggal munculnya bunga jatan dengan ciri-ciri adanya daun mengkrucut seperti membungkus (Subekti dkk.,2008). 5. Waktu awal muncul bunga betina, dicatat dengan cara menghitung lama waktu yang diperlukan tanaman dari awal penanaman hingga muncul bunga betina dengan mencatat tanggal muncul bunga dengan ciri-ciri muncul batang hamil / menggemuk muncul silk/rambut (Subekti dkk.,2008). 6. Posisi tongkol / letak ketinggian tongkol, diukur menggunakan meteran dari atas permukaan tanah sampai tangkai tongkol diamati seminggu sekali setelah terlihat bunga betina yang mengeluarkan rambut berwarna hijau 18
19 7. umlah tongkol pertanaman, menghitung jumlah tongkol pertanaman hingga panen. 8. Panjang tongkol, panjang tongkol setiap sampel tanaman diukur dari pangkal hingga ujung tongkol jagung sampai ujung klobot dengan alat ukur panjang (penggaris) dalam satuan sentimeter (cm), pengukuran dilakukan pada saat rambut tongkol mulai berwarnakuning tua/kecoklatan.sampel yang diamati 4 tongkol per petak 9. Diameter tongkol, diameter tongkol setiap tanaman diukur pada tiga bagian yaitu ujung, tengah, pangkal tongkol jagung lalu dihitung nilai rata-ratanya. Diameter tongkol diukur dengan jangka sorong dalam satuan sentimeter (cm), pengukuran dilakukan pada saat rambut tongkol mulai berwarnakuning tua/kecoklatan.sampel yang diamati 4 tongkol per petak (Maftuchah dan Saidatul, 2017). 10. Bobot tongkol muda berkelobot, ditimbang menggunakan timbangan digital dengan satuan gram diambil 4 sampel, dilakukan saat panen (Maftuchah dan Idiyah, 2017). 11. Bobot tongkol pertanaman, ditimbang menggunakan timbangan digital dengan satuan gram diambil 4 sampel, dilakukan saat panen. 12. Bobot tongkol per petak yaitu menimbang semua tongkol yang dipanen dalam satu petak perlakuan tanaman jagung menggunakan timbangan digital dengan satuan gram, dilakukan saat panen. 13. Bobot tongkol muda kupasan, berat tongkol jagung yang di timbang tanpa kulit atau kelobot dengan satuan gram diambil 4 sampel. 19
20 14. Kerapatan biji, kerapatan biji dilakukan dengan menghitung jumlah biji jagung per baris tegak lurus tongkol kemudian mengukur diameter tongkol jagung yang masih dalam keadaan utuh atau masih lengkap dengan biji jagung. Kerapatan biji tegak lurus tongkol dihitung dengan persamaan : Kerapatan tegak lurus (butir/cm) = jumlah biji/diameter tongkol (Rahmia, 2017). 3.6 Analisis Data Data yang terkumpul akan dianalisis dengan uji F BN (Uji Beda Nyata ujur) taraf 5%. Uji F digunakan untuk melihat pengaruh semua variabel bebas secara bersama-sama.sedangkan BN digunakan untuk membandingkan hasil dari semua perlakuan.analisis data menggunakan program SAS portable versi 9. 20
21 21 Gambar 1. Denah Penelitian 9 8 1 7 4 2 5 6 3 3 9 1 8 5 6 2 7 4 7 9 3 4 2 8 6 5 1 Keterangan : 1 = agung BISI 2, 2 = agung BISI 18, 3 = agung BISI 226, 4 = agung 228, 5 = agung BISI 816, 6 = agung DK77, 7 = agung Pertiwi 3, 8 = agung P21, 9 = agung NK6172. U1 = Ulangan 1, U2 = Ulangan 2, U3 = Ulangan 3. 2 m 2 m 23 m 2 m 70 cm 20 cm 6.3 m 3 cm