BERITA DAERAH KOTA BEKASI

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 97 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN ACEH TENGAH dan BUPATI ACEH TENGAH MEMUTUSKAN :

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

BUPATI MAMASA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMASA NOMOR 11 TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 119 TAHUN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

GUBERNUR SULAWESI BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KOTA PEKANBARU PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH SINGKIL NOMOR 3 TAHUN 2012

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI. NOMOR 46 TAHUN A Tahun 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG. Nomor 17 Tahun 2011 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA BANDA ACEH PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 7 TAHUN 2008

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABIPATEN SIAK NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN. PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR Nomor : 9 Tahun 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PELAYANAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DENPASAR BAB I

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI. PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 16 Tahun 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TOLITOLI

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KARO PROPINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU BUPATI MADIUN,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 7 Tahun 2015 Seri E Nomor 3 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 94 TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA STRATEGIS KOTA MALANG TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MALUKU TENGGARA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 11 Tahun 2015 Seri E Nomor 7 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

M A S A M B A KEPUTUSAN KEPALA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU DAN PENANAMAN MODAL LUWU UTARA NOMOR : / /BPPTSPM/I/2016/2009

BERITA DAERAH KOTA BEKASI. PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 57 TAHUN /21-Bappeda/V/2013 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR... TAHUN.. TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 14 Tahun : 2010 Seri : E

MEMUTUSKAN: : PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG LOKET PELAYANAN PERTANAHAN BAB I UMUM

- 1 - BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Walikota Tasikmalaya

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 7 Tahun 2016 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN BONDOWOSO

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 32 TAHUN 2013 PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 85 2008 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 85 TAHUN 2008 TENTANG GRAND DESIGN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DALAM BENTUK BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BPPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang : a. bahwa pemberian pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus dilakukan secara terintegrasi dan berkesinambungan sesuai dengan tuntutan publik terhadap pelayanan prima; b. bahwa untuk mewujudkan pelayanan prima, perlu diciptakan iklim yang kondusif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, investasi dan pengembangan partisifasi masyarakat; c. bahwa untuk melaksanakan Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 9 Tahun 2008 tentang Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bekasi, maka berdasarkan huruf a dan b diatas dipandang perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Grand Design Kebijakan Pengembangan Dan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu Dalam Bentuk Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT).

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1994 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1996 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3663); 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 1999, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2007, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 2

Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4194); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2007, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 13. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 03 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Wajib dan Pilihan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Bekasi (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E); 14. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 09 Tahun 2008 tentang Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bekasi (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 9 Seri D); 15. Peraturan Walikota Bekasi Nomor 49 Tahun 2007 tentang Pakaian Dinas Dan Penggunaannya Di Lingkungan Pemerintah Kota Bekasi (Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 49 Seri E). Memperhatikan : 1. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pedoman Penyederhanaan dan Pengendalian Perizinan di Bidang Usaha; 2. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perbaikan Dan Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Pemerintah Kepada Masyarakat; 3. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government; 3

4. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 5. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi; 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Di Daerah; 9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/20/M.PAN/04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik; 10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/20/M.PAN/04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik; 11. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pelayanan Publik; 12. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Indeks Kepuasan Masyarakat; 13. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 26 Tahun 2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik; 14. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/118/M.PAN/8/2004 tentang Pedoman Umum Penanganan Pengaduan Masyarakat Bagi Instansi Pemerintah. 4

M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG GRAND DESIGN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DALAM BENTUK BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BPPT) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Bekasi. 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota beserta Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Walikota adalah Walikota Bekasi. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah kota Bekasi. 5. Perangkat Daerah Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu adalah perangkat daerah yang memiliki tugas pokok dan fungsi mengelola semua bentuk perizinan dan non perizinan dengan sistem satu pintu. 6. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu yang selanjunya disebut BPPT adalah BPPT Pemerintah Kota Bekasi. 7. Aparat Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan yang selanjunya disebut Aparat adalah para pejabat, pegawai, dan setiap orang yang bekerja didalam organisasi penyelenggara pelayanan perizinan. 8. Tim Teknis Perizinan adalah tim yang dibentuk oleh Kepala Daerah untuk memeriksa objek perizinan dan non perizinan sebelum izin diterbitkan. 9. Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang selanjutnya disebut PPTSP adalah kegiatan penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaanya mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat. 10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjunya disebut APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bekasi. 11. Izin adalah dokumen yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan Peraturan Daerah atau produk hukum lainnya yang merupakan bukti legalitas, menyatakan sah atau memperbolehkan seseorang atau bukti untuk melakukan 5

usaha atau diperbolehkannya seseorang atau badan hukum untuk melakukan kegiatan usaha atau kegiatan tertentu. 12. Perizinan adalah Pemberian legalitas kepada seseorang atau badan hukum baik dalam bentuk izin atau tanda daftar usaha. 13. Pelayanan perizinan adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak sipil setiap warga negara dan penduduk atas pelayanan administrasi perizinan yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan perizinan. 14. Pengendalian adalah penertiban terhadap penertiban izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 15. Pengawasan adalah pengawasan yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Daerah terhadap penyelenggaraan pelayanan perizinan sesuai peraturan perundang-undangan. 16. Masyarakat adalah seluruh pihak yang berkedudukan sebagai penerima manfaat dari pelayanan perizinan baik warga negara maupun penduduk orangperseorangan, maupun badan hukum. 17. Standar Operasi Pelayanan Perizinan adalah suatu tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan perizinan dan acuan penilaian kualitas pelayanan. 18. Pengaduan adalah pemberitahuan yang menginformasikan ketidaksesuaian antara pelayanan yang diterima dengan standar pelayanan yang telah ditentukan. 19. Sistem Informasi adalah mekanisme pengelolaan dan penyampaian informasi dari Penyelenggara pelayanan perizinan kepada masyarakat dan sebaliknya baik dalam bentuk lisan, tulisan maupun dokumen elektronis tentang segala hal yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan perizinan. 20. Peraturan Walikota adalah Peraturan Walikota Bekasi tentang Grand Design Kebijakan Pengembangan dan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu Dalam Bentuk Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT). BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Maksud ditetapkannya Grand Design Pelayanan Perizinan Terpadu Dalam Bentuk Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) adalah : 6

a. sebagai upaya perbaikan kualitas pelayanan melalui pembenahan sistem pelayanan perizinan secara menyeluruh dan terintegrasi dalam kerangka sinergitas dengan strategi dan kebijakan nasional; b. sebagai acuan dalam melakukan upaya penyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu sesuai dengan kebutuhan daerah dalam mengatasi permasalahan yang muncul sebagai tuntutan masyarakat terhadap pelayanan prima. (2) Tujuan ditetapkannya Grand Design Pelayanan Perizinan Terpadu adalah : a. peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat melalui pelayanan prima; b. peningkatan efisien dan efektivitas penyelenggaraan perizinan; c. peningkatan produktivitas, investasi dan promosi Daerah; d. pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). BAB III ASAS GRAND DESIGN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DALAM BENTUK BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BPPT) Pasal 3 Asas Penyelenggaraan Grand Design dalam bentuk BPPT adalah : a. Transparan, adalah bersifat terbuka, mudah, dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan, serta mudah dimengerti; b. Akuntabel, adalah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; c. Partisipatif, adalah mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat; d. Kesamaan hak, adalah tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan status ekonomi; e. Efisien, adalah proses pelayanan perizinan tidak berbelit-belit dan tidak melibatkan personel yang melebihi beban dan volume kerja yang berdampak pada biaya; f. Efektif, adalah proses pelayanan perizinan dilakukan berdasarkan tata cara yang cepat tepat sesuai dengan yang telah ditetapkan; g. Keseimbangan antara Hak dan Kewajiban, adalah pemberi dan penerima pelayanan perizinan harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak; 7

h. Profesional, adalah pemrosesan perizinan melibatkan keahlian yang diperlukan, baik dalam pemberian pelayanan, pengadministrasian, penelitian lapangan, pengukur dan penilaian kelayakan, yang masing-masing dilaksanakan berdasarkan tata urutan dan prosedur yang telah ditetapkan. BAB IV PENYELENGGARAAN GRAND DESIGN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DALAM BENTUK BPPT Pasal 4 Pembentukan BPPT pada dasarnya ditujukan untuk menyederhanakan birokrasi perizinan dalam bentuk : a. pemangkasan tahapan dan prosedur, baik prosedur lintas instansi maupun didalam instansi yang bersangkutan; b. pemangkasan biaya; c. pengurangan waktu rata-rata pemrosesan perizinan; d. pengurangan jumlah paraf dan tanda tangan yang diperlukan; e. pengurangan waktu rata-rata pemrosesan perizinan. BAB V ASPEK KELEMBAGAAN DAN KETATALAKSANAAN Pasal 5 (1) Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat bidang perizinan dibentuk Unit Pelayanan Perizinan Terpadu berbentuk Badan yang selanjutnya disebut BPPT. BPPT didukung oleh Sekretariat, Kepala BPPT karena jabatannya adalah Kepala Sekretariat. (2) Susunan organisasi BPPT terdiri dari : a. Kepala Badan, membawahkan (terlampir) b. Bagian Tata Usaha, membawahkan : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 3. Sub Bagian Keuangan. c. Bidang Pelayanan Administrasi, Informasi dan Pengaduan d. Bidang Pelayanan Pengendalian Perizinan Jasa Usaha 8

e. Bidang Pelayanan Pengendalian Perizinan Tertentu f. Bidang Pelayanan Pengendalian Non Perizinan, membawahkan (terlampir) g. Kelompok Jabatan Fungsional. (3) Dalam aspek ketatalaksanaan yang harus diperhatikan adalah : a. Prinsip Dasar yaitu kesederhanaan prosedur, kejelasan persyaratan, biaya, kepastian waktu serta kepastian hukum. b. Standar Operasional Prosedur. c. Standar Pelayanan. BAB VI ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA SERTA SARANA DAN PRASARANA Pasal 6 (1) Beberapa kriteria SDM diantaranya, memiliki kompetensi di bidangnya, disiplin, memiliki etika, kesopanan dan keramahan dalam berkomunikasi baik dalam hal tutur bahasa, raut muka maupun bahasa tubuh. (2) Dalam penyelenggaraan perizinan, aspek sarana dan prasarana mempunyai peranan yang penting. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyiapan sarana dan prasarana yaitu kemudahan akses, kenyamanan, fungsi tata ruang yang memadai. (3) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya petugas pada BPPT perlu menggunakan Pakaian Dinas Khusus berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Kepala BPPT dan atas izin Walikota. (4) Pembentukan kelembagaan BPPT dapat dilakukan bersamaan dengan penataan kelembagaan Satuan Kerja Perangkat Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007. (5) Keberadaan BPPT perlu ditingkatkan permormance-nya secara terus menerus, antara lain dengan melakukan berbagai upaya untuk pengembangan layanan yang lebih baik demi meningkatkan kepuasan masyarakat. BAB VII MEKANISME PELAYANAN PADA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU Pasal 7 (1) Mekanisme administrasi pelayanan perizinan yang dalam rangka penanganan Loket Pelayanan Perizinan meliputi : 9

a. Loket Informasi yaitu loket untuk memberikan informasi dan penjelasan tentang pelayanan perizinan dan non perizinan yang dilaksanakan oleh BPPT; b. Loket A adalah loket Pelayanan Pengendalian Perizinan Jasa Usaha yang terdiri dari 2 (dua) loket yaitu Loket Pendaftaran dan Loket Pengambilan; c. Loket B yaitu loket Pelayanan Pengendalian Perizinan Tertentu yang terdiri 2 (dua) loket yaitu Loket Pendaftaran dan Loket Pengambilan; d. Loket C adalah loket Pelayanan Pengendalian Non Perizinan yang terdiri 2 (dua) loket yaitu Loket Pendaftaran dan Loket Pengambilan; e. Loket D adalah Loket Pengaduan terdiri dari 1 (satu) loket. (2) Proses perizinan dan non perizinan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah berkas lengkap. (3) Proses perizinan harus tetap berjalan sekalipun pejabat dan atau petugas yang berwenang untuk melakukan penandatanganan berhalangan. Agar tidak menghambat proses perizinan dan non perizinan, maka perlu ditetapkan pejabat yang menandatangani berkas perizinan dan non perizinan. (4) Apabila Tim Teknis berhalangan, perlu ditetapkan pejabat/petugas yang dapat menandatangani Berita Acara dan/ atau dokumen perizinan dan non perizinan dari SKPD sesuai lingkup bidang tugasnya. (5) Apabila Kepala BPPT berhalangan, maka penandatanganan dan atau pemarafan berkas perizinan dan non perizinan dilakukan oleh Sekretaris Daerah, dalam hal Sekretaris Daerah berhalangan penandatanganan dapat dilakukan oleh Asisten Administrasi Umum. (6) Penandatanganan perizinan dan non perizinan dapat dilakukan oleh Walikota atau Wakil walikota. Dalam rangka mempercepat proses pelayanan perizinan dan non perizinan, Walikota dapat melimpahkan penandatanganan kepada Kepala BPPT dan atau Kepala SKPD lainnya dengan Keputusan Walikota. (7) Bentuk Grand Design Pelayanan Perizinan Terpadu dalam bentuk Badan Pelayanan Perizinan Terpadu tercantum dalam Lampiran Peraturan Walikota ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 5 Ketentuan-ketentuan lainnya yang mengatur Grand Design Pelayanan Perizinan Terpadu dalam bentuk BPPT yang karena sifat kekhususannya tidak diatur dalam Peraturan ini, diatur tersendiri sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 10

BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 6 Hal-hal yang belum dan/ atau belum cukup diatur dalam Peraturan Walikota ini, akan ditetapkan kemudian dalam peraturan tersendiri. Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Bekasi. Ditetapkan di Bekasi pada tanggal 17 Nopember 2008 WALIKOTA BEKASI Ttd/Cap Diundangkan di Bekasi pada tanggal 17 Nopember 2008 H. MOCHTAR MOHAMAD SEKRETARIS DAERAH KOTA BEKASI TJANDRA UTAMA EFFENDI PEMBINA UTAMA MADYA NIP. 010 081 186 LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2008 NOMOR 85 SERI E 11