19 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Percobaan-percobaan pada penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus 2011 Mei 2012. Percobaan dilaksanakan di Dataran Rendah yang bertempat di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor dengan ketinggian 240 mdpl dan di dataran tinggi pada Kebun Percobaan Cipanas Balai Penelitian Tanaman Hias dengan ketinggian 1250 mdpl. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi bawang varietas Bima dengan ukuran 5-7 g, GA 3 (0 ppm, 100 ppm, 200 ppm), NAA (0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 200 ppm), 20 t pupuk kandang ayam/ha, NPK Phonska (15-15-15) dengan dosis 1000 kg/ha. Alat yang digunakan adalah timbangan analitik, cold storage, sungkup plastik dan alat pertanian lain. Metode Penelitian Penelitian ini terdiri atas dua percobaan yang dilakukan secara terpisah yaitu Percobaan I: Peran vernalisasi dan GA 3 dalam peningkatan pembungaan dan produksi biji bawang merah di dataran rendah dan dataran tinggi, Percobaan II: Peran NAA dalam peningkatan pembungaan dan produksi biji bawang merah di dataran rendah dan di dataran tinggi. Percobaan I Peran Vernalisasi dan GA 3 dalam Peningkatan Pembungaan dan Produksi Biji Bawang Merah di Dataran Rendah dan di Dataran Tinggi. Percobaan I di dataran rendah dilakukan pada bulan Agustus sampai bulan Desember 2011, sedangkan di dataran tinggi dilakukan pada bulan Desember hingga Maret 2011. Percobaan I yang dilakukan di dataran rendah dan dataran tinggi masing-masing menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap. Percobaan 1 terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah vernalisasi (V) yang dilakukan selama 30 hari pada umbi bibit yang terdiri dari dua taraf yaitu V0 (tanpa vernalisasi) dan V1 (vernalisasi=10 0 C). Faktor kedua adalah aplikasi GA 3 (G) yang terdiri dari tiga taraf konsentrasi yaitu: G1 (0 ppm), G2 (100 ppm), G3
20 (200 ppm) yang dilakukan setelah vernalisasi dengan cara merendam umbi bibit dalam larutan GA 3 selama 1 jam. Dari kedua faktor tersebut diperoleh 6 kombinasi perlakuan yang setiap kombinasinya diulang sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 24 satuan percobaan untuk dataran rendah dan 24 satuan percobaan untuk dataran tinggi. Model linear aditif dari rancangan perlakuan ini adalah sebagai berikut : Y ijk = μ + α i + β j + (αβ) ij +ε ijkl i = 1,2; j = 1,2,3 keterangan : Y ijkl : Respon pada perlakuan vernalisasi ke- i dan GA 3 ke-j μ : Nilai rataan umum α i : Pengaruh perlakuan vernalisasi ke-i β j : Pengaruh perlakuan GA 3 ke-j (αβ) ij :Pengaruh kombinasi perlakuan vernalisasi ke-i dan GA 3 ke-j ε ijkl :Galat interaksi vernalisasi ke-i dan GA 3 ke-j Pada peubah daya berkecambah untuk tanaman bawang merah, percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 6 perlakuan (V0G0, VOG1, VOG2, V1G0, VIG1, VIG2) yang diulang sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 24 satuan percobaan. Data yang diperoleh diuji menggunakan Uji F dan jika berpengaruh nyata secara statistik maka dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5%. Percobaan II Peran NAA dalam Peningkatan Pembungaan dan Produksi Biji Bawang Merah di Dataran Rendah dan di Dataran Tinggi. Percobaan II di dataran rendah dilakukan pada bulan Januari sampai bulan Maret 2012, sedangkan di dataran tinggi dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012. Percobaan II terdiri dari pemberian NAA dengan 4 taraf konsentrasi yaitu A1 (0 ppm), A2 (50 ppm), A3 (100 ppm), A4 (200 ppm) yang diulang sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 16 satuan percobaan untuk di dataran rendah dan 16 satuan percobaan untuk dataran tinggi. Seluruh umbi bibit yang akan
21 digunakan divernalisasi terlebih dahulu di dalam cool storage pada suhu 10 0 C selama 30 hari. Sebelum penanaman, umbi bibit direndam selama 1 jam di dalam larutan 200 ppm GA 3. Perlakuan yang digunakan di dalam percobaan II diperoleh dari perlakuan terbaik yang dihasilkan pada percobaan I. Aplikasi NAA diberikan dua kali dengan cara disemprotkan pada tanaman dengan volume semprot 250 ml per petak yaitu pada umur tiga minggu dan lima minggu setelah tanam. Model linear aditif dari rancangan perlakuan ini adalah sebagai berikut : Y ijk = μ + α i + β j + ε ijkl i = 1,2; j = 1,2,3,4 keterangan : Y ijkl Μ α i β j ε ijk : Respon pada perlakuan NAA ke-i dan ulangan ke-j : Nilai rataan umum : Pengaruh perlakuan NAA ke-i : Pengaruh acak pada perlakuan NAA ke-i dan ulangan ke-j :Pengaruh galat dari perlakuan NAA ke-i dan ulangan ke-j Pada peubah daya berkecambah untuk tanaman bawang merah, percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan (Au0, Au1, Au2, Au4) yang diulang sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 16 satuan percobaan. Data yang diperoleh diuji menggunakan Uji F dan jika berpengaruh nyata secara statistik maka dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5%. Pelaksanaan Percobaan Persiapan Bibit Umbi bibit bawang merah yang digunakan adalah varietas Bima dengan ukuran 5-7 g yang berumur 2 bulan setelah panen. Sebelum penanaman, umbi divernalisasi terlebih dahulu dengan suhu 10 0 C selama 30 hari didalam cold storage dan setengahnya lagi disimpan di gudang penyimpanan dengan suhu kamar. Sebelum penanaman dilakukan, umbi dikeluarkan dari cold storage kemudian umbi bibit bawang merah direndam terlebih dahulu di dalam larutan
22 GA 3 yang dilarutkan didalam 1 liter air sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan, kemudian dikering anginkan selama 1 jam. Umbi bibit bawang merah ditanam pada petak-petak percobaan berukuran 1 x 2 m dengan jarak tanam 15 x 20 cm (50 tanaman per petak). Semua petak percobaan diberi naungan plastik transparan yang dipasang pada saat tanaman sudah berbunga untuk melindungi pembungaan dan pembijian bawang merah dari curah hujan. Pada percobaan kedua, semua bibit bawang merah di vernalisasi terlebih dahulu di dalam cool storage selama 30 hari pada suhu 10 0 C. Sebelum penanaman, umbi bibit bawang merah direndam didalam larutan GA 3 dengan konsentrasi terbaik yang diperoleh pada percobaan I, aplikasi NAA diberikan dengan cara penyemprotan pada umur 3 minggu dan 5 minggu setelah tanam dengan volume semprot 250 ml per petak pada bunga bawang merah. Pemupukan dasar dilakukan pada saat tanam (preplant), sedangkan pemupukan susulan dilakukan pada umur 14 hari dan umur 35 hari setelah tanam. Pemupukan dilakukan dengan cara dibenamkan ke dalam larikan yang dibuat disamping barisan tanaman. Pengairan diberikan melalui penyiraman menggunakan gembor. Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari kecuali pada saat hari hujan. Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman tanaman, penyiangan apabila terdapat gulma, pembumbunan, serta pengendalian hama penyakit jika diperlukan (jika terdapat serangan yang mengganggu dan melebihi ambang batas) dapat dilakukan secara mekanik dan menggunakan insektisida serta fungisida. Pengamatan Pengamatan mulai dilakukan 10 hari setelah tanam. Tanaman contoh setiap satuan percobaan ditentukan 10 secara acak dari 50 sampel tanaman. Peubah yang diamati meliputi: 1. Tinggi tanaman (cm). Tinggi tanaman diukur dengan cara mengukur daun atau tajuk tertinggi pada tanaman dari atas permukaan tanah menggunakan alat bantu penggaris. Pengamatan dilakukan 10 HST 31 HST.
23 2. Jumlah daun (helai). Jumlah daun dihitung pada daun yang telah terbentuk sempurna per individu tanaman. Pengamatan dilakukan 10 HST 31 HST. 3. Panjang tangkai bunga (cm). Panjang tangkai bunga diukur dari permukaan tanah sampai dengan dasar dari rangkaian bunga (inflorescence). 4. Jumlah anakan (umbi). Jumlah anakan yang terbentuk per tiap lubang tanam/ per tanaman dihitung setelah panen. 5. Waktu muncul kuncup bunga (HST). Waktu muncul kuncup bunga dihitung dengan cara menghitung jumlah hari sejak saat tanam sampai dengan kuncup bunga pertama yang muncul. 6. Waktu bunga mekar (HST). Waktu bunga mekar dihitung dengan cara menghitung jumlah hari setelah kuncup bunga muncul hingga bunga mekar secara keseluruhan di dalam satu umbel. 7. Jumlah bunga per umbel. Jumlah bunga per umbel dihitung dengan menghitung jumlah bunga yang terbentuk per umbelnya. 8. Persentase pembentukan buah (%). Persentase bunga menjadi buah dihitung dengan cara jumlah buah per umbel dibagi jumlah bunga per umbel x 100%. 9. Jumlah bunga per petak.jumlah bunga per petak dihitung dengan cara jumlah bunga per umbel x jumlah bunga per rumpun. 10. Persentase tanaman berbunga (%). Persentase tanaman berbunga dihitung dengan cara menghitung jumlah rumpun tanaman yang menghasilkan bunga pada tiap tanaman sampel. 11. Waktu panen biji. Waktu panen dihitung sejak penanaman hingga panen. Panen dilakukan pada saat buah/kapsul berwarna kehitaman dan dilakukan dengan cara memotong tangkai umbel. 12. Jumlah umbel per rumpun. Jumlah umbel per tanaman dihitung dengan cara menghitung jumlah umbel bunga yang terbentuk setiap rumpunnya. 13. Jumlah umbel per petak (buah). Jumlah umbel per petak dihitung dengan cara mengitung jumlah umbel yang dihasilkan didalam satu petak penanaman.
24 14. Bobot umbel per rumpun (g). Bobot umbel per rumpun dihitung dengan cara menimbang umbel yang dihasilkan oleh tiap rumpunnya. 15. Bobot umbel per petak (g). Bobot umbel per tanaman dan per petak dihitung dengan cara menimbang umbel yang dihasilkan oleh tiap tanaman. 16. Bobot biji per umbel (g). Bobot biji per umbel dihitung dengan cara menimbang bobot biji per rumpun dibagi dengan jumlah umbel per rumpun yang dihasilkan. 17. Bobot biji per rumpun (g). Bobot biji per rumpun dihitung dengan cara menimbang biji bawang merah pada tiap rumpun yang dihasilkan. 18. Bobot biji per petak (g). Bobot biji per rumpun dihitung dengan cara menimbang biji bawang merah yang dihasilkan tiap petak perlakuan. 19. Daya kecambah biji (%). Daya kecambah biji dihitung dengan cara menghitung jumlah biji yang berkecambah setiap 100 biji dengan metoda Uji Diatas Kertas. Daya berkecambah benih dihitung berdasarkan persentae kecmbah normal (KN) pada hitungan I dan hitungan ke II. Daya kecambah dihitung dengan rumus: DB= KN hitung I + KN hitung II x 100% benih