EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA BAYI USIA 5-6 BULAN DI DESA RANGKASBITUNG BARAT TAHUN 2017

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin

PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pencapaiannya dalam MDGs (Millenium Development Goals) yang sekarang

BAB I PENDAHULUAN. maka dampaknya adalah lost generation. Fisioterapi sangat besar perannya dalam

PERBEDAAN FREKUENSI MENYUSU ASI EKSKLUSIF SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PIJAT BAYI

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI OLEH IBU DI KECAMATAN KUTOARJO PURWOREJO

BAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat

EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PREMATUR DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN

PENGARUH FREKUENSI PIJAT BAYI TERHADAP PERTUMBUHAN (BERAT BADAN) BAYI USIA 1-3 BULAN DI DESA KARANGSARI DAN PURBADANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1

BAB I PENDAHULUAN. (Departemen Kesehatan, 2009). Di Indonesia tahun 2012 tercatat jumlah bayi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU

Noviyanti 1, Sastri Nufaisa 2 ABSTRAK. Kata Kunci : Efektifitas, Pijat Bayi Kepustakaan : 20 ( )

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

RUTINITAS PIJAT BAYI DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN DAN PERKEMBANGAN PADA BAYI USIA 3-12 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aspek tumbuh kembang pada anak, dewasa ini adalah salah satu

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

PENGARUH TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP PENAMBAHAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG TAHUN 2016

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 7-24 Bulan di Desa Jembungan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-24 BULAN DI DESA TRIGUNO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang berbeda menginformasikan bahwa terdapat hubungan yang. pada anak akan diikuti oleh gangguan perkembangannya.

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

Pengaruh Pemberian Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi Umur 0-6 Bulan Di BPS Bunda Bukittinggi

PENGARUH HEALTH EDUCATION

55 Pengaruh Penyuluhan Pada Ibu Terhadap...

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BALITA USIA 0-2 TAHUN DI BPM Ny. N BANYUWANGI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, beraktivitas, istirahat, pemberian imunisasi dasar lengkap,

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang

Pengaruh Penyuluhan Teknik Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Pijat Bayi Pada Ibu Di Kelurahan Tanjung Karang Tahun 2015

PENGARUH PIJAT BAYI BARU LAHIR TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT Dewi Afrita Sari 1,Misrawati 2,Agrina

76 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

PERILAKU PIJAT BAYI BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Sentuhan dan pelukan dari

PENGARUH BABY SOLUS PER AQUA (SPA) TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR BAYI USIA 6 9 BULAN

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II

: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak

Prestasi, Volume 1, Nomor 2, Juni 2012 ISSN PELATIHAN TERAPI PIJAT BAYI PADA ORANG TUA DI DESA PESAYANGAN UTARA, MARTAPURA

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal:

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Deri, 2008) dari Warwick medical school, Institute of Education dan

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN DI POLIKLINIK KESEHATAN DESA PURWOREJO KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

PENGARUH STIMULASI MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4 5 TAHUN DI TAMAN KANAK KANAK PERTIWI TIRIPAN BERBEK NGANJUK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI MELALUI PEMIJATAN

STUDI PERBANDINGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH PADA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA di TK TUNAS HARAPAN JETIS MOJOKERTO. Sarmini Moedjiarto *)

PENGARUH KOMBINASI PIJAT BAYI DENGAN MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP BERAT BADAN DAN KUALITAS TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN ABSTRAK

PENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam


DEWI SUSANTI ( S)

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

METODE MEMPERBANYAK PRODUKSI ASI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DENGAN TEHNIK MARMET DAN BREAST CARE DI RSUD KARANGANYAR

PENGARUH SENAM IRAMA TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK ANAK USIA 5 TAHUN

FREKUENSI KUNJUNGAN SOLUS PER AQUA (SPA) BAYI KAITANNYA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI

Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Kader Posyandu Balita Melalui Praktek Pijat Bayi Menuju Balita Sehat

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli mengatakan bahwa periode anak usia bawah tiga tahun (Batita)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilanjutkan ke 8 tahap mulai bayi (0-18 bulan), toddler (1,5 3 tahun), anakanak

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANGPIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PELAKSANAAN PIJAT BAYI DI DUSUN PAPAHAN KELURAHAN PAPAHAN KECAMATAN TASIKMADU

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN. By: IRMA NURIANTI. SKM, M.Kes

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU TERATAI I DESA BANGUNJIWO TAHUN 2015

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

PENGARUH STIMULASI ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP ASPEK PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TK PERTIWI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

ABSTRAK. Kata kunci: anak balita, perkembangan, indeks antropometri, pertumbuhan, motorik kasar

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

PENGARUH OLAH RAGA BAYI UNTUK PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN MOTORIK HALUS DI KELURAHAN MATARAM TIMUR KECAMATAN MATARAM KODYA MATARAM

HUBUNGAN PIJAT BAYI DENGAN PERKEMBANGAN BAYI UMUR 3-6 BULAN

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP BERAT BADAN NEONATUS DINI DI RUMAH BERSALIN SEHAT NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi

BAB I PENDAHULUAN. pengoptimalan tumbuh kembang bayi, motor control, motor learning, dan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK PRASEKOLAH DI TK TUNAS MEKAR I

Bayi yang sehat dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia. aktifitas bermain dan beradaptasi dengan lingkungan.

Naili Nur Meifanna. Kata kunci : motorik halus, ASI, susu formula. Kepustakaan : 30 ( )

Transkripsi:

EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA BAYI USIA 5-6 BULAN DI DESA RANGKASBITUNG BARAT TAHUN 2017 Yayah Rokayah 1 dan Lisa Nurlatifah 1 1 Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Banten Korespondensi: yah_chikal@yahoo.co.id ABSTRAK Anak memiliki nilai yang sangat tinggi untuk keluarga dan bangsa. Setiap orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan tangguh. Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan yang optimal merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetika, lingkungan, perilaku dan rangsangan atau stimulus yang berguna (Dasuki, 2003). Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan pendekatan non randomize pretest-posttest with control gruoup desaign. Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan pelatihan pijat bayi pada ibu atau keluarga untuk selajutnya dilakukan pijat bayi secara rutin dan dilakukan pemantauan berkala oleh peneliti. Penilaian tumbuh kembang dilakukan sebelum dan sesudah diberikan pijat bayi dengan pembanding bayi yang tidak diberikan pijat bayi. Instrument yang digunakan adalah panduan pijat bayi bagi ibu dan lembar pemantauan tumbuh kembang bayi. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara deskriptif rata-rata peningkatan pertumbuhan (berat badan dan panjang badan) serta kemajuan perkembangan (motorik kasar, bahasa, motorik halus, dan sosial) lebih tinggi pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil uji statistik didapatkan nilai (p=0,01) maka dapat dikatakan bahwa tindakan pijat bayi memberikan dampak positif terhadap peningkatan berat badan, sedangkan pada variabel panjang badan (p=0,22), motorik kasar (0,37), bahasa (0,61), motorik halus (0,66) dan bahasa (0,66) sehingga tidak ada hubungan yang signifikan antara pijat bayi dengan variabel tersebut. Kata Kunci: Pijat Bayi, Tumbuh dan Kembang Bayi usia 5-6 bulan. PENDAHULUAN Anak memiliki nilai yang sangat tinggi untuk keluarga dan bangsa. Setiap orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan tangguh.tercapainya pertumbuhan dan perkembangan yang optimal 156

merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetika, lingkungan, perilaku dan rangsangan atau stimulus yang berguna (Dasuki, 2003). Masa bayi disebut juga periode vital, karena kondisi fisik dan mental bayi menjadi pondasi yang kokoh bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Bayi baru lahir yang sehat dengan cepat akan menyesuaikan diri dengan alam lingkungannya dan melakukan tugas-tugas perkembangan tertentu. Masa bayi dikatakan pula sebagai golden age atau masa keemasankarena pada masa ini perkembangan otak berlangsung.otak bayi memiliki sifat plastis yaitu kemampuan susunan syaraf untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan dan kerusakan yang disebabkan oleh faktor eksternal dan internal, penyesuaian kemampuan syaraf untuk regenerasi (Zero to Three, 2012). Pada setiap tahap perkembangan, terdapat beberapa aspek fisik dan psikologis yang terjadi, misalnya pada masa bayi secara umum menunjukkan bahwa anak sangat tergantung pada orang dewasa, sedangkan saat anak memasuki awal masa kanak-kanak, ketergantungan mulai berkurang dan ada harapan serta perlakuan tertentu dari kelompok sosial serta mulai tumbuh kemandirian, yang akan berakhir saat anak mulai masuk sekolah dasar. Perkembangan pada setiap aspek memiliki tingkat dan kecepatan yang berbeda-beda baik, tergantung dari faktor individu maupun lingkungan yang menstimulirnya. Seluruh perkembangan ini akan dilampaui anak dan setiap aspek perkembangannya tidak berdiri sendiri melainkan saling terkait satu sama lain. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular. Berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagain atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisai dan kemandirian.berbeda 157

dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya. Ikatan batin yang sehat (secure attachment) sangat penting bagi anak terutama dalam usia 2 tahun pertama yang akan menentukan perkembangan kepribadian anak selanjutnya. Selain faktor bawaan yang dianugerahkan Tuhan sejak lahir, stimulus dari luar juga berperan bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan emosional anak (Prasetyono, 2009). Stimulasi sentuh dapat merangsang semua sensorik dan motorik yang berguna untuk pertumbuhan otak, membentuk kecerdasan emosi, inter, intrapersonal dan untuk merangsang kecerdasankecerdasan lain. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang/ tidak mendapat stimulasi (Soedjiningsih, 2009). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan menyebutkan bahwa bidan berwewenang memantau tubuh kembang bayi melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang.salah satu bentuk stimulasi yang selama ini dilakukan oleh masyarakat adalah dengan pijat bayi (Prasetyono, 2009). Menurut Roesli, pijat bayi adalah terapi sentuh tertua dan terpopuler yang dikenal manusia. Pijat bayi telah lama dilakukan hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia dan diwariskan secara turun temurun (Prasetyono, 2009). Pijat bayi adalah mengurut bagian tubuh bayi untuk melemaskan otot sehingga peredaran darah lancar.sentuhan dan pijatan pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat meberikan perasaan aman pada bayi. Sentuhan juga akan merangsang peredaran darah dan menambah energy karena gelombang oksigen yang segar akan lebih banyak dikirim ke otak dan seluruh tubuh. Pijat bayi sangat penting bagi kesehatan bayi.terutama apabila dilakukan oleh orang tuanya sendiri.sehingga peran orang tua sangat dibutuhkan dalam memberikan pijatan pada bayi.agar menciptakan 158

komunikasi antara orang tua dan bayi melalui sentuhan pijatan yang mengandung unsur kasih sayang, suara, kontak mata dan gerakan.pijat pada bayi dapat melibatkan keluargakeluarga terdekat untuk mendekatkan hubungan emosional, misalnya ayah, nenek, kakek.naluri seorang bayi dapat merespon sentuhan dari ibunya sebagai ungkapan rasa cinta, perlindungan dan perhatian (Roesli, 2013). Banyak penelitian menunjukan bahwa pemijatan pada bayi memberikan manfaat sangat besar pada perkembangan bayi, baik secara fisik maupun secara emosional. Pijat bayi akan merangsang peningkatan aktifitas syaraf nervus vagus yang akan menyebabkan penyerapan lebih baik pada system percernaan sehingga bayi akan lebih cepat lapar dan ASI akan lebih baik diproduksi. Penelitian terkait dengan pijat bayi antara lain, penelitian oleh Jin Jing et al (2007) mendapatkan hasil bahwa pada bayi yang diberikan perlakuan pijat bayi dan latihan gerak, pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat dibandingkan dengan bayi yang tidak diberikan pijat dan latihan gerak. Selain itu penelitian oleh Puspita Eka Kurnia Sari (2014) didapatkan bahwa nilai efektifitas pijat bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi umur 6 bulan dihitung dari hasil odds ratio didapatkan pijat bayi 11 kali lebih besar untuk mengangkat dada dan 10 kali lebih besar untuk mengangkat leher.nilai efektifitas pijat bayi terhadap pertumbuhan (berat badan dan panjang badan bayi) dihitung dengan menggunakan rumus eta squared diperoleh hasil 0,28 untuk berat badan bayi dan 0,43 untuk panjang badan bayi. Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti melalui sampel 10 bayi yang berusia 5-6 bulan pada bulan April Tahun 2017 di desa Rangkasbitung Barat untuk dilakukan pemantauan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) menggunakan buku KIA, didapatkan hasil sebanyak 3 orang bayi yang mengalami keterlambatan pada perkembangannya. Bayi yang menjadi sampel dalam studi pendahuluan telah dipastikan dalam keadaan sehat secara fisik, tidak mengalami gizi buruk, tidak kegemukan, tidak pernah 159

mengalami kejang demam dan terlahir dengan kondisi yang sempurna secara fisik. Dari hasil wawancara yang dilakukan pada orang tua bayi yang dijadikan sampel studi pendahuluan, ibu mengatakan bahwa bayi akan tumbuh optimal hanya dengan diberi ASI dan makanan tambahan, ibu belum mengetahui tentang pijat bayi dan manfaatnya terhadap tumbuh kembang bayi. Dari latar belakang tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang efektifitas pijat bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada bayi usia 5-6 bulan di Desa Rangkasbitung Barat Kecamatan Rangkasbitung tahun 2017. METODE Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperiment, yaitu memberikan perlakuan atau intervensi pada kelompk eksperimen dan kemudian efek dari perlakuan tersebut diukur dan dianalisis (Polit & Hungler, 2006). Pendekatan penelitian ini denganone grup pre test-post test design untuk mengetahui efektifitas dari pijat bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 5-6 bulan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pijat bayi selama satu bulan. Pada penelitian ini pengambilan sampelnya dengan menggunakan total sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel penelitian.(sugiyono, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi (usia 5-6 bulan) di Desa Rangkasbitung Barat sejumlah 20 orang bayi. Sampel penelitian ini adalah total polulasi, 10 orang bayi dijadikan kelompok intervensi dan 10 orang bayi lainnya dijadikan kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Desember 2017. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran dan penilaian pertumbuhan dan perkembangan bayi dengan menggunakan instrument lembar identitas responden, timbangan bayi, pengukur panjang badan bayi, lembar DDST untuk menilai 160

perkembangan anak usia 5-6 bulan. Serta pedoman pijat bayi untuk orang tua bayi. Peneliti juga mendemostrasikan langkah-langkah pijat bayi serta memutarkan video pijat bayi sebagai tambahan pengetahuan untuk orang tua bayi. Data diolah dengan menggunakan bantuan Komputer. Tahap pertama dilakukan analisis univariat untuk melihat frekuensi dan presentase, selanjutnya analisis bivariat untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. HASIL 1. Univariat a. Rerata Peningkatan berat Badan dan Panjang Badan Secara deskriptif rata-rata peningkatan pertumbuhan (pada berat badan dan panjang badan) dapat di simpulkan bahwa rerata peningkatan panjang badan pada kelompok intervensi lebih besar yaitu sebanyak 533 gr di bandingkan pada kelompok control yaitu 360 gr, dan untuk rerata pertambahan panjang badan pada kelompok intervensi lebih tinggi yaitu 1,06 cm dibandingkan pada kelompok control yaitu 0.70 cm b. Rerata Peningkatan Perkembangan. Secara deskriptif rerata peningkatan perkembangan pada motoric kasar pada kelompok intervensi lebih tinggi yaitu 1,67 di bandingkan kelopok control yaitu 1.50, untuk motoric halus rerata peningkatan perkembangan lebih tinggi pada kelompok intervensi yaitu 0,56 di bandingkan kelompok control yaitu 0.40, selanjutnya untuk rerata perkembangan bahasa terjadi peningkatan lebih tinggi pada kelompok intervensi yaitu 0.33 di bandingkan kelompok kontrol yaitu 0.21 dan untuk rerata perkembangan pada social lebih tinggi pada kelompok intervensi yaitu 0.56 di bandingkan pada kelompok Kontrol. 161

2. Bivariat Tabel I Data Hasil Pengukuran Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol KELOMPOK Keterangan : ** Uji T * Uji Mann-Whitney a. Pertumbuhan ( BB dan Panjang Badan) Hasil uji statistik terdapat distribusi data yang normal pada variabel berat badan sehingga dilakukan uji beda menggunakan uji T. Dari hasil uji tersebut didapatkan nilai yang bermakna antara peningkatan berat badan pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol (p=0.01). Namun untuk hasil uji statistic variable panjang badan PERTUMBUHAN Δ Berat Badan didapatkan distribusi data yang tidak normal sehinggan dilakukan uji beda menggunakan Δ Panjang Badan Δ Motorik Kasar PERKEMBANGAN Δ Bahasa Man whitney. Dari hasil uji tersebut didapatkan nilai yang tidak bermakna pada peningkatan panjang badan baik pada kelompok intervensi maupun kelompok control. (0,22). b. Perkembangan Hasil uji statistik pada variabel motori kasar, bahasa, motorik halus dan sosial terdapat distribusi data yang tidak normal sehingga dilakukan uji mann-whitney. Dari hasil uji tersebut did apatkan seluruh variable tidak bermakna karena melebihi nilai α 0,05 yaitu pada variabel motoric kasar (0,37), Δ Motorik Halus Δ Sosial INTERVENSI 533 gr 1,06 cm 1,67 0,33 0,56 0,56 KONTROL 360 gr 0,70 cm 1,50 0,20 0,40 0,50 P Value **0,01 *0,22 *0,37 *0,61 *0,66 *0,66 162

bahasa (0,61), motorik halus (0,66) dan sosial (0,66). PEMBAHASAN 1. Pertumbuhan Dari hasil uji statistik pijat bayi terhadap peningkatan BB didapatkan nilai P value (0,01) dengan demikian dapat dikatakan bahwa tindakan pijat bayi pada kelompok intervensi terjadi peningkatkan berat badan yang signifikan dibandingkan pada kelompok kontrol, hal ini disebabkan karena dengan pemberian pijat pada bayi minimal sehari satu kali dapat merangsang nervus vagus yang akan merangsang peristaltik usus, sehingga akan mempercepat pengosongan lambung, dengan demikian akan merangsang nafsu makan bayi dan bayi akan cepat merasa lapar. Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian Umi kulsum tahun (2014) yang menyatakan bahwa bayi yang dipijat atau di massage rutin akan terjadi peningkatan berat badan sebanyak 4,11% dibandingkan dengan bayi yang tidak dilakukan pemijatan. Dan menurut teori Ardiana. D (2013) mengatakan bahwa bayi yang mendapat ransangan melalui sentuhan atau pijat bayi akan mengalami tonus nervus vagus (saraf otak ke 10) pijatan tersebut dapat merangsang peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin yang bisa meningkatkan BB. Selanjutnya hasil uji statistik pijat bayi terhadap peningkatan panjang badan didapatkan nilai P value (0.22) dengan demikian tidak ada pengaruh yang signifikan pijat bayi terhadap peningkatan panjang badan pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Berdasarkan hasil deskriptif didapatkan terjadi peningkatan panjang badan lebih besar pada kelompok intervensi yaitu (1,06 cm) dibandingkan dengan kelompok control (0,70 cm) hal ini membuktikan bahwa ada hasil positif dari pijat bayi yang dilakukan setiap hari selama satu bulan. Namun demikian ada factor lain yang bisa mempengaruhi pertumbuhan pada bayi atau anak 163

salah satunya adalah perawatan selama kehamilan, perawatan setelah lahir, pemberian gizi dan pengaruh lingkungan dan social budaya dari keluarga tersebut. Hal ini sesuai dengan teori Nursalam (2015) yang menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan yang maksimal pada anak akan dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya factor prenatal (gizi waktu hamil, obat-obatan, penyakit ibu waktu hamil) dan postnatal (gizi anak, kesehatan anak, sanitasi dan stimulasi). 2. Perkembangan a. Motorik Kasar Dari hasil evaluasi pijat bayi yang dilakukan selama 1 bulan pada kelompok control terjadi peningkatan perkembangan pada motoric kasar, hal ini karena dengan adanya rangsangan melalui sentuhan kulit/pijat ringan pada bayi yang baik akan merangsang saraf otak untuk mengendalikan aktifitas motoric sehingga mampu meningkatkan perkembangan pada motoric kasar. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Raras N (2015) yang menyatakan bahwa bayi akan mengalami perkembangan yang baik jika mendapatkan rangsangn pada kulit yang akan memberi efek nyaman dan akan meningkatkan perkembangan. Namun secara uji statistik pijat bayi terhadap perkembangan bayi dari motorik kasar didapatkan nilai P value 0.66 ini menunjukan tidak ada perbedaan yang bermakna pijat bayi terhadap perkembangan motoric kasar, karena ada factor lainyang bia mempengaruhi perkembangan yaitu Gizi, perawatan selama kehamilan dan post natal serta social ekonomi. b. Motorik Halus Dari hasil evaluasi pijat bayi yang dilakukan selama 1 bulan pada kelompok control terjadi peningkatan perkembangan pada motoric halus, hal ini karena dengan adanya rangsangan melalui sentuhan kulit/pijat ringan pada bayi yang baik akan merangsang saraf otak untuk mengendalikan aktifitas motoric sehingga mampu meningkatkan perkembangan pada motoric. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Raras N (2015) yang menyatakan bahwa bayi akan mengalami perkembangan yang baik 164

jika mendapatkan rangsangn pada kulit yang akan memberi efek ynyaman dan akan meningkatkan perkembangan. Namun secara uji statistik pijat bayi terhadap perkembangan bayi dari motorik kasar didapatkan nilai P value 0.37 ini menunjukan tidak ada perbedaan yang bermakna pijat bayi terhadap perkembangan motoric kasar, karena ada faktor lain yang bisa mempengaruhi perkembangan yaitu Gizi, perawatan selama kehamilan dan post natal serta social ekonomi. c. Bahasa Dari hasil evaluasi pijat bayi yang dilakukan selama 1 bulan pada kelompok intervensi terjadi peningkatan perkembangan social dibandingkan pada kelompok kontrol, hal ini karena rangsangan melalui sentuhan kulit/pijat ringan yang dilakukan oleh ibu pada bayinya akan membentuk jalinan kasih sayang atau bounding Attachman antara ibu dan bayi yang akan memberikan efek nyaman sehingga bayi mudah untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, dengan demikian bisa meningkatkan pada perkembangan social bayi. Namun hasil uji statistic menunjukan nilai P Value 0,61 sehingga tidak ada perbedaan yang bermakna pijat bayi terhadap perkembangan social bayi hal ini terjadi karena ada factor lain yang mempengaruhi yaitu perawatan prenatal, perawatan pasca natal, lingkungan, social budaya dan stimulus. Pernyataan ini sesuai dengan teori Soetjiningsih (1999) dan Nursalam (2015) menyatakan bahwa beberapa factor diantaranya factor prenatal ( gizi waktu hamil, obatobatan, penyakit ibu waktu hamil) dan postnatal (Gizi anak, kesehatan anak, sanitasi dan stimulasi) factor lainnya. Namun penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Vera.V (2014) yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan pijat bayi terhadap perkembangan bayi pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok control yang tidak di pijat dengan nilai P Value (0.000). d. Sosial Dari hasil evaluasi pijat bayi yang dilakukan selama 1 bulan pada kelompok intervensi terjadi peningkatan perkembangan social dibandingkan pada kelompok kontrol, hal ini karena rangsangan melalui 165

sentuhan kulit/pijat ringan yang dilakukan oleh ibu pada bayinya akan membentuk jalinan kasih sayang atau bounding Attachman antara ibu dan bayi yang akan memberikan efek nyaman sehingga bayi mudah untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, dengan demikian bisa meningkatkan pada perkembangan social bayi. Namun hasil uji statistic menunjukan nilai P Value 0,66 sehingga tidak ada perbedaan yang bermakna pijat bayi terhadap perkembangan social bayi hal ini terjadi karena ada factor lain yang mempengaruhi yaitu perawatan prenatal, perawatan pasca natal, lingkungan, social budaya dan stimulus. Pernyataan ini sesuai dengan teori Soetjiningsih (1999) dan Nursalam (2015) menyatakan bahwa beberapa factor diantaranya factor prenatal ( gizi waktu hamil, obatobatan, penyakit ibu waktu hamil) dan postnatal (Gizi anak, kesehatan anak, sanitasi dan stimulasi) factor lainnya. Namun penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Vera.V (2014) yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan pijat bayi terhadap perkembangan bayi pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok control yang tidak di pijat dengan nilai P Value (0.000). SIMPULAN Pijat bayi memberikan efek yang signifikan terhadap peningkatan berat badan bayi. Namun tidak signifikan pada pertambahan panjang badan bayi dan perkembangan bayi (motorik kasar, motorik halus, bahasa dan sosial). Saran untuk tenaga kesehatan agar mensosialisasikan kepada kader kesehatan dan masyarakat tentang pentingnya pijat bayi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Fitriani, L & Nurhidayati, N. 2007. Pengaruh Pijat Bayi terhadap Peningkatan Nafsu Makan Bayi Usia diatas 6 Bulan di Poli Klinik Fisioterapi Handicamp International Wedi Klaten. Semarang : UNS Hastono, S. P. & Sabri, L. 2010. Statistik Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers Health, A & Bainbridge, N. 2004. Baby Massage : The Calming 166

Power of Touch. New York : DK Publishing, Inc Hidayat, A. A. 2012. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika Kurnia S., Puspita E. 2014. Efektifitas Pijat Bayi terhadap Pertumbuhan dan perkembangan Bayi usia 6 bulan di Kelurahan Bintaro Jakarta. Skripsi UIN Marimbi, H. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar pada Bayi. Jogjakarta : Nuha Medika Notoadmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nugrohowati, R. & Nurhidayati, E. 2015. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Tumbuh Kembang Bayi usia 0-12 Bulan di Desa Margodadi Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman. Skripsi STIKES Aisyiyah Yogja Nursalam, S. U. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan Bidan). Jakarta : Salemba Medika Prasetyono. 2009. Teknik-teknik Tepat Memijat Bayi Sendiri. Jogjakarta : DIVA Press Roesli, U., 2001. Pedoman Pijat Bayi. Trubus Agriwidya, Jakarta. Roesli, U., 2001. Pedoman Pijat Bayi Prematur dan Bayi Usia 0-3 Bulan. Trubus Agriwidya, Jakarta. Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jogjakarta : Mitra Cendikia Press Soedjiningsih. 2009. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC 167