PROFIL KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN INTERPERSONAL PADA MATERI PROGRAM LINEAR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI PENELITIAN DESAIN

BAB I PENDAHULUAN. Elly Susanti, Proses koneksi produktif dalam penyelesaian mmasalah matematika. (surabaya: pendidikan tinggi islam, 2013), hal 1 2

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2)

BAB I BAB I PENDAHULUAN. peserta didik ataupun dengan gurunya maka proses pembelajaran akan

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA

ANALYSIS OF STUDENT REASONING ABILITY BY FLAT SHAPE FOR PROBLEM SOLVING ABILITY ON MATERIAL PLANEON STUDENTS OF PGSD SLAMET RIYADI UNIVERSITY

BAB I PENDAHULUAN. dari diajarkannya matematika di setiap jenjang pendidikan. Selain itu, untuk

KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI KOMPOSISI FUNGSI

yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. solving), penalaran (reasoning), komunikasi (communication), koneksi

MULTIPLE REPRESENTASI CALON GURU DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI BERFIKIR KREATIF

ANALISIS KESULITAN MEMECAHKAN MASALAH PADA MATA KULIAH FISIKA MODERN MAHASISWA CALON GURU FISIKA

OLEH : ANISATUL HIDAYATI NPM: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

KECENDERUNGAN SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 ROWOKELE DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. matematika yaitu kemampuan pemecahan masalah (problem solving),

EKSPLORASI KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN PECAHAN PADA ANAK-ANAK DI RUMAH PINTAR BUMI CIJAMBE CERDAS BERKARYA (RUMPIN BCCB)

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

JURNAL ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BERBENTUK SOAL CERITA DITINJAU DARI GENDER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PENINGKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

PROSES BERPIKIR SISWA KELAS VII E DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama dalam suatu kelompok. matematika yaitu pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Masalah yang muncul pada kehidupan setiap

JURNAL. Mathematical Reasoning Profile of the XII Grade Students of High School in Problem Solving of Trigonometry

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pembelajaran Model Matematika Knisley Terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Deden Rahmat Hidayat,2014

BAB I PENDAHULUAN. yang paling digemari dan menjadi suatu kesenangan. Namun, bagi sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat tidak bisa. dipungkiri berdampak pada pendidikan,khususnya terhadap kualitas

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI AKTIVITAS MENULIS MATEMATIKA DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang sangat berperan penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERBENTUK OPEN START DI SMP NEGERI 10 PONTIANAK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. 1 The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM), Principles and Standards

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 4, No.2, September 2015

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA GAYA KOGNITIF REFLEKTIF-IMPULSIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH OPEN-ENDED

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

Eko Wahyu Andrechiana Supriyadi 1, Suharto 2, Hobri 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peserta didik merupakan generasi penerus bangsa yang perlu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

P 46 BERPIKIR KREATIF SISWA MEMBUAT KONEKSI MATEMATIS DALAM PEMECAHAN MASALAH

JURNAL. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Ditinjau Dari Kecerdasan Logis Matematis Dan Gender

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sri Wahyuni, Tesis : Kemampuan Koneksi Matematika siswa SMP dalam Memecahkan

P. S. PENGARUH PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DAN KECEMASAN MATEMATIS SISWA KELAS VII

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII PADA PENERAPAN OPEN-ENDED

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Dengan PISA (Program for International Student Assessment) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang akan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PTK

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP BERDASARKAN LANGKAH POLYA

Alamat Korespondensi : 1) Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran matematika dalam kurikulum pendidikan nasional selalu

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

METODE PEMECAHAN MASALAH MENURUT POLYA UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alat untuk perkembangan teknologi modern. Tidak hanya sebagai penghubung

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan membahas tentang: (A) konteks penelitian,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

Proses Metakognitif Siswa SMA dalam Pengajuan Masalah Geometri YULI SUHANDONO

PROFIL PEMECAHAN MASALAH SPLDV DENGAN LANGKAH POLYA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VISUALIZATION AUDITORY KINESTHETIC (VAK)TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTS AL-I ANAH KOSAMBI

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMK BERGAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT

EKSPLORASI PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI TINGKAT KONEKSI MATEMATIS YANG DIBANGUN OLEH MAHASISWA STKIP YPUP MAKASSAR. Nurfaida Tasni * ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

ANALISIS KEMAMPUAN MULTI REPRESENTASI MATEMATIS BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL MATEMATIS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nobonnizar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Matematika juga berfungsi dalam ilmu pengetahuan, artinya selain

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN

Mengembangkan Kreativitas Matematik Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Model Treffinger

Profil Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berdasarkan Level Kemampuan Akademik

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi siswa yaitu Sekolah. Melalui pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT

PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH TRIGONOMETRI DITINJAU DARI TINGKAT IQ

Transkripsi:

ARTIKEL PROFIL KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN INTERPERSONAL PADA MATERI PROGRAM LINEAR Oleh: DEWI WULANDARI 14.1.01.05.0028 Dibimbing oleh : 1. Jatmiko, M.Pd 2. Dr. Suryo Widodo, M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2018

1

PROFIL KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN INTERPERSONAL PADA MATERI PROGRAM LINEAR Dewi Wulandari 14.1.01.05.0028 FKIP Program Studi Pendidikan Matematika dewi.wulan0609@gmail.com Jatmiko, M.Pd 1 dan Dr. Suryo Widodo, M.Pd 2 UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) profil siswa SMA yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah matematika dan (2) profil koneksi matematis siswa SMA yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah matematika. Subjek penelitian adalah dua siswa kelas XI MIPA 3 di SMA Negeri 5 Kediri tahun pelajaran 2017/2018. Pemilihan subjek penelitian berdasarkan hasil angket kecerdasan interpersonal yang telah diberikan kepada siswa dalam satu kelas dan dalam setiap kategori kecerdasan interpersonal siswa tersebut dipilih berdasarkan rekomendasi dari guru mata pelajaran matematika yang mengampu di kelas tersebut yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan. Pengumpulan data melalui tes berupa soal pemecahan masalah program linear dan wawancara semi terstruktur. Peneliti memberikan tes dan wawancara pada kedua subjek penelitian. Wawancara tersebut direkam kemudian hasilnya ditranskripkan dan dikodekan. Untuk memperoleh data yang valid, data yang diperoleh ditriangulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi dalam memecahkan masalah matematika yaitu dapat memenuhi semua indikator koneksi matematis sebagai berikut: (1) Dalam memahami masalah dengan mengidentifikasi fakta, konsep, prinsip matematika dari konteks diluar matematika. (2) Membuat perencanaan penyelesaian masalah matematika yaitu dengan menemukan keterkaitan antar prinsip matematika satu dengan yang lainnya untuk menyelesaikan masalah. (3) Menjalankan rencana penyelesaian masalah matematika menggunakan antara fakta dan prinsip matematika pada masalah yang akan diselesaikan. (4) Memeriksa kembali jawaban menggunakan keterkaitan konsep dengan prosedur dan operasi hitung untuk menyelesaikan masalah di luar matematika. Sedangkan subjek dengan kecerdasan interpersonal rendah tidak dapat memenuhi semua indikator yaitu: (1) Kurang memahami soal. (2) Menemukan dan menggunakan keterkaitan antara fakta dan prinsip matematika yang telah dipahami namun kurang lengkap. (3) Tidak menggunakan beberapa prinsip matematika untuk mendapatkan prinsip yang lain dalam menyelesaikan masalah nyata. Kata Kunci: Kemampuan Koneksi Matematis, Pemecahan Masalah Matematika, Kecerdasan Interpersonal. I. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena pendidikan merupakan keseluruhan proses dimana seseorang mengembangkan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku 2

lainnya yang bernilai positif dalam masyarakat di tempat hidupnya. Dalam sistem pendidikan Indonesia, bidang studi yang dipelajari secara implisit dan eksplisit mulai dari Taman Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi adalah matematika. National Council of Teacher of Mathematics (NCTM: 2000) menyatakan ada lima tujuan mendasar dalam belajar matematika yang dikenal dengan istilah standar proses (process standards), yaitu pemecahan masalah (problem solving), (communication), komunikasi penalaran (reasoning), koneksi (connection), dan representasi (representation). Salah satu hal yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah koneksi. Karena dalam pembelajaran matematika, materi yang satu mungkin merupakan prasyarat bagi materi lainnya, atau konsep yang satu diperlukan untuk menjelaskan konsep yang lainnya. Sebagai ilmu yang saling berkaitan, dalam hal ini siswa diharapkan memiliki untuk memecahkan persoalanpersoalan matematika yang memiliki kaitan terhadap materi yang dipelajari sebelumnya. Kemampuan ini disebut dengan koneksi matematis. Menurut NCTM (2000:274) bukan hanya berarti mengaitkan antara konsep matematika dengan konsep matematika yang lain. Kemampuan koneksi matematis terbagi ke dalam tiga aspek, yaitu: 1) aspek koneksi antar topik matematika (K1), 2) aspek koneksi dengan ilmu lain (K2), 3) aspek koneksi dengan dunia nyata siswa atau koneksi dengan kehidupan sehari-hari (K3). Pentingnya koneksi matematis antara lain: membantu siswa untuk memperluas perspektifnya, memandang matematika sebagai suatu bagian yang terintegrasi daripada sebagai sekumpulan topik, serta mengenal adanya relevansi dan aplikasi baik didalam kelas maupun diluar kelas. Dengan koneksi matematis siswa tidak diberatkan dengan konsep matematika yang begitu banyak, karena siswa mempelajari matematika dengan mengaitkan konsep baru dengan konsep lama yang sudah dipelajarinya. Namun pada kenyataannya, dalam pembelajaran terlihat siswa 1

masih sulit menghubungkan materi yang mereka pelajari dengan materi prasyarat yang sudah mereka kuasai. Mereka menganggap matematika adalah kumpulan topik-topik yang berdiri sendiri-sendiri. Konsepkonsep yang telah dipelajari tidak bertahan lama dalam ingatan siswa (Hamlahindong, 2016: 2). Untuk mengetahui seberapa jauh koneksi matematika siswa dapat dilihat dari siswa dalam memecahkan masalah matematika (Priyono, 2016:3). Dengan memecahkan masalah, siswa dapat mengembangkan dan membangun ide-ide, berlatih mengintegrasikan konsep-konsep, teorema-teorema dan keterampilan yang dipelajarinya. NCTM (2000) juga menyebutkan bahwa koneksi matematis merupakan alat pemecahan masalah. Untuk memecahkan masalah matematika, kita dapat menggunakan langkahlangkah pemecahan masalah menurut Polya (1973: 5) yaitu: 1) memahami masalah, 2) merencakanan penyelesaian, 3) menyelesaikan masalah sesuai rencana dan 4) melakukan pengecekan kembali. Berdasarkan tahapan Polya dalam memecahkan masalah matematika, pengertian dan aspekaspek koneksi matematis, peneliti menyusun aktivitas koneksi matematis siswa dalam memecahkan masalah serta indikator yang ingin diketahui disajikan dalam tabel berikut: Tabel Indikator Pengembangan Koneksi Matematis dalam Memecahkan Masalah Matematika Materi Program linear Tahapan Pemecahan Masalah Polya dan Indikator Koneksi Matematis Memahami masalah: 2.1 Mengidentifikasi fakta, konsep, prinsip matematika dari konteks diluar matematika Membuat Rencana: 1.2 Menemukan keterkaitan antar prinsip matematika satu dengan yang lainnya untuk menyelesaikan masalah. Indikator Pengembangan Koneksi Matematis Siswa yang akan Ditelusuri 2.1.1 Menuliskan fakta apa yang diketahui pada masalah 2.1.2 Menuliskan apa yang ditanyakan 1.2.1. Mengemukakan langkahlangkah yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. 1.2.2. Menemukan keterkaitan apa yang ditanyakan dengan fakta, konsep,prinsip matematika pada masalah. 2

Tahapan Pemecahan Masalah Polya dan Indikator Koneksi Matematis Malaksanakan rencana: 1.1 Menggunakan antara fakta, prinsip matematika pada masalah yang akan diselesaikan 1.3 Menggunakan prinsip matematika satu dengan yang lainnya untuk menyelesaikan masalah. Memeriksa kembali: 2.2 Menggunakan keterkaitan konsep dengan prosedur dan operasi hitung untuk menyelesaikan masalah di luar matematika. Indikator Pengembangan Koneksi Matematis Siswa yang akan Ditelusuri 1.1.1. Menggunakan prinsip yang ada pada masalah 1.1.2. Menggunakan fakta dengan prinsip 1.1.3. Menggunakan beberapa prinsip matematika 1.3.1 Menggunakan prinsip yang satu dengan prinsip untuk mendapatkan prinsip yang lain 2.2.1 Memeriksa prosedur yang digunakan 2.2.2. Memeriksa hasil operasi hitung yang dilakukan. Dalam memecahkan suatu masalah matematika, setiap orang mempunyai koneksi matematis yang berbeda. Hal itu dikarenakan setiap orang mempunyai kecerdasan yang berbeda. Menurut Gardner dalam (Gangadevi, 2014: 620) "intelligence is the ability to solve problems that counters in real life and the ability to generate new problems to solve. Kecerdasan adalah untuk memecahkan masalah yang ada dalam kehidupan nyata dan untuk menghasilkan masalah baru untuk dipecahkan. Salah satu kecerdasan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah kecerdasan interpersonal. Kecerdasan interpersonal adalah untuk ber dengan orang-orang di sekitarnya atau berinteraksi dalam situasi sosial Yaumi (2012:143). Dalam kehidupan, siapapun yang memiliki kecerdasan dan pengetahuan jika seseorang tidak dapat terhubung dengan orang lain maka mereka tidak bisa efektif. Dalam konteks ini, kecerdasan interpersonal menjadi sangat penting. Siswa yang berprestasi dalam kecerdasan interpersonal sama baiknya dengan guru, pekerja sosial, politisi atau siapapun yang harus berinteraksi dengan masyarakat luas (Gangadevi, 2014: 620). Hal itu juga sependapat dengan Jatmiko (2014) bahwa kecerdasan interpersonal peserta didik dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar yang lebih optimal pada diri peserta didik. 3

II. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan kajian lebih lanjut dengan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan profil siswa SMA yang memiliki dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah matematika. 2. Untuk mendeskripsikan profil siswa SMA yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah matematika. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI MIPA-3 SMA Negeri 5 Kediri. Pemilihan subjek penelitian berdasarkan hasil angket kecerdasan interpersonal yang telah diberikan kepada siswa dalam satu kelas dan dalam setiap kategori kecerdasan interpersonal siswa tersebut dipilih berdasarkan rekomendasi dari guru mata pelajaran matematika yang mengampu di kelas tersebut yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan. Pengumpulan data melalui tes koneksi matematis berupa soal pemecahan masalah program linear dan wawancara semi terstruktur. Peneliti memberikan tes koneksi matematis dan wawancara pada kedua subjek penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah yang dikemukakan Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2015: 337) bahwa aktivitas dalam analisis data, yaitu: 1. Reduksi data Reduksi data dalam penelitian ini meliputi kegiatan yang mengacu pada proses pemilihan, pembuangan informasi yang tidak perlu dan pengorganisasian hasil wawancara yang diperoleh peneliti di lapangan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Melihat kembali catatan lapangan selama kegiatan penelitian beberapa kali sampai jelas apa saja yang diungkapkan subjek. 2) Memutar kembali media audio recorder. 3) Memeriksa kembali hasil wawancara dengan 4

mendengarkan kembali rekaman hasil wawancara. 2. Penyajian data Dalam penelitian ini, yang dimaksud sebagai penyajian data adalah uraian atau deskripsi hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada subjek terhadap siswa dalam memecahkan masalah matematika yang ditinjau dari kecerdasan interpersonal siswa pada materi program linear. Penyajian data dilakukan dengan mendeskripsikan data hasil wawancara. Penyajian data hasil wawancara dalam transkrip disajikan dengan kode-kode percakapan agar pembaca dapat memahami hasil wawancara dengan mudah. Kode percakapan terdiri atas inisial subjek penelitian (S1/S2). 3. Penarikan Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes dan wawancara, peneliti menarik kesimpulan dalam penelitian ini dimaksudkan mendeskripsikan untuk profil siswa dalam memecahkan masalah matematika yang ditinjau dari kecerdasan interpersonal siswa pada materi program linear. Pengambilan kesimpulan ini juga harus menyertakan bukti-bukti yang mendukung agar diperoleh kesimpulan yang kredibel. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. koneksi matematis siswa dengan dalam memecahkan masalah matematika. dalam memecahkan masalah matematika pada tahap memahami masalah dengan mengidentifikasi fakta, konsep, prinsip matematika dari konteks diluar matematika melalui indikator sebagai berikut: (1) menuliskan yang diketahui pada masalah kehidupan sehari-hari dengan lengkap dan tepat, (2) menuliskan yang ditanyakan pada permasalahan dengan lengkap dan tepat. Kemampuan koneksi 5

matematis subjek penelitian dalam memahami masalah sesuai dengan pendapat Jihad (2008) bahwa salah satu indikator koneksi matematis adalah menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau dalam kehidupan sehari-hari dan menggunakan koneksi antar topik matematika. dalam membuat perencanaan penyelesaian masalah matematika dengan menemukan keterkaitan antar prinsip matematika satu dengan yang lainnya untuk menyelesaikan masalah melalui indikator sebagai berikut: (1) mengemukakan langkah-langkah penyelesaian dengan lengkap dan benar untuk menyelesaikan masalah menggunakan metode yang telah dipahami, (2) menemukan keterkaitan hal yang ditanyakan dengan apa yang diketahui dalam masalah dengan prinsip-prinsip matematika yang telah dipahami dengan tepat. Kemampuan koneksi matematis siswa dengan kecerdasan interpersonal tinggi dalam membuat perencanaan penyelesaian masalah sesuai dengan standar koneksi matematis yaitu memahami bagaimana ide-ide matematika saling ber dan membangun satu sama lain untuk menghasilkan kesatuan yang utuh (NCTM, 2000). dalam melaksanakan rencana penyelesaian masalah matematika dengan menggunakan antara fakta, prinsip matematika pada masalah yang akan diselesaikan dan menggunakan prinsip matematika satu dengan yang lainnya untuk menyelesaikan masalah melalui indikator sebagai berikut: (1) menggunakan prinsip yang ada pada masalah matematika yang diselesaikan dengan tepat, (2) menggunakan fakta dengan prinsip yang telah dipahami sebelumnya untuk menyelesaikan masalah dengan 6

tepat, (3) menggunakan beberapa prinsip matematika untuk mendapatkan prinsip yang lain dalam menyelesaikan masalah di luar matematika (masalah nyata) dengan benar. dalam melaksanakan rencana penyelesaian masalah ini sesuai dengan standar koneksi matematis yaitu memahami bagaimana ide-ide matematika saling ber dan membangun satu sama lain untuk menghasilkan kesatuan yang utuh (NCTM, 2000). Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Fuadah (2016) bahwa siswa dikatakan baik yaitu mampu mengaitkan ide-ide matematika dengan logis, sistematis, lengkap dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. dalam memeriksa kembali jawaban dengan menggunakan keterkaitan konsep dengan prosedur dan operasi hitung untuk menyelesaikan masalah di luar matematika melalui indikator koneksi matematis sebagai berikut: (1) memeriksa prosedur yang digunakan dengan memeriksa langkah-langkah yang sudah dikerjakan dengan cara mengecek ulang urutan pengerjaan, (2) memeriksa hasil operasi hitung yang dilakukan dan mengecek kesimpulan jawaban yang diperoleh dengan benar dan tepat. Hal ini menunjukkan bahwa koneksi matematis subjek penelitian dengan kecerdasan interpersonal tinggi sesuai dengan pendapat Jatmiko (2016: 87) bahwa kecerdasan interpersonal peserta didik dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar yang lebih optimal pada diri peserta didik. 2. koneksi matematis siswa dengan kecerdasan interpersonal rendah dalam memecahkan masalah matematika. 7

kecerdasan interpersonal rendah dalam memecahkan masalah matematika pada tahap memahami masalah dengan mengidentifikasi fakta, konsep, prinsip matematika dari konteks diluar matematika melalui indikator sebagai berikut: (1) menuliskan yang diketahui pada masalah kehidupan sehari-hari dengan kurang lengkap dan kurang tepat, (2) menuliskan yang ditanyakan pada permasalahan dengan singkat dan tepat. kecerdasan interpersonal rendah dalam membuat perencanaan penyelesaian masalah matematika dengan menemukan keterkaitan antar prinsip matematika satu dengan yang lainnya untuk menyelesaikan masalah melalui indikator sebagai berikut: (1) mengemukakan langkah-langkah penyelesaian dengan kurang lengkap dan kurang tepat, untuk menyelesaikan masalah menggunakan metode yang kurang dipahami, (2) menemukan keterkaitan hal yang ditanyakan dengan apa yang diketahui dalam masalah dengan prinsip-prinsip matematika yang telah dipahami dengan kurang lengkap. kecerdasan interpersonal rendah dalam melaksanakan rencana penyelesaian masalah matematika dengan menggunakan antara fakta, prinsip matematika pada masalah yang akan diselesaikan dan menggunakan prinsip matematika satu dengan yang lainnya untuk menyelesaikan masalah melalui indikator sebagai berikut: (1) menggunakan prinsip yang ada pada masalah matematika yang diselesaikan dengan tepat, (2) menggunakan fakta dengan prinsip yang telah dipahami sebelumnya untuk menyelesaikan masalah namun kurang tepat, (3) tidak menggunakan beberapa prinsip matematika 8

untuk mendapatkan prinsip yang lain dalam menyelesaikan masalah di luar matematika (masalah nyata). siswa dengan kecerdasan interpersonal rendah dalam melaksanakan rencana penyelesaian masalah ini belum sesuai dengan standar koneksi matematis yaitu memahami bagaimana ide-ide matematika saling ber dan membangun satu sama lain untuk menghasilkan kesatuan yang utuh. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Hamlahindong (2016) bahwa subjek yang dikategorikan kecerdasan rendah melakukan koneksi matematika yang tidak menemukan prosedur antar representasi ekuivalen dengan solusi yang diberikan pada sebagian tes pemecahan masalah yang dikerjakannya. dalam memeriksa kembali jawaban dengan menggunakan keterkaitan konsep dengan prosedur dan operasi hitung untuk menyelesaikan masalah di luar matematika melalui indikator koneksi matematis sebagai berikut: (1) tidak memeriksa prosedur yang digunakan, (2) tidak memeriksa hasil operasi hitung yang dilakukan dan tidak mendapatkan jawaban akhir. IV. PENUTUP 1. Simpulan kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa koneksi matematis siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi dalam memecahkan masalah matematika yaitu dapat memenuhi semua indikator koneksi matematis sebagai berikut: (1) Dalam memahami masalah dengan mengidentifikasi fakta, konsep, prinsip matematika dari konteks diluar matematika. (2) Membuat perencanaan penyelesaian masalah matematika yaitu dengan menemukan keterkaitan antar prinsip matematika satu dengan yang lainnya untuk menyelesaikan masalah. (3) Menjalankan 9

rencana penyelesaian masalah matematika menggunakan antara fakta dan prinsip matematika pada masalah yang akan diselesaikan. (4) Memeriksa kembali jawaban menggunakan keterkaitan konsep dengan prosedur dan operasi hitung untuk menyelesaikan masalah di luar matematika. Sedangkan subjek dengan kecerdasan interpersonal rendah tidak dapat memenuhi semua indikator koneksi matematis yaitu: (1) Kurang memahami soal. (2) Menemukan dan menggunakan keterkaitan antara fakta dan prinsip matematika yang telah dipahami namun kurang lengkap. (3) Tidak menggunakan beberapa prinsip matematika untuk mendapatkan prinsip yang lain dalam menyelesaikan masalah nyata. 2. Saran Dalam pembelajaran di kelas guru perlu melatih dan membiasakan siswa untuk mengaitkan konsep-konsep dalam matematika maupun dengan di luar matematika. Perlu kiranya membekali guru matematika dengan berbagai strategi untuk dapat membangun koneksi matematika siswanya dalam pembelajaran matematika di kelas. Penelitian lebih lanjut tentang koneksi matematis dapat dikembangkan dengan memperhatikan gaya belajar siswa dan jenis masalah matematika yang digunakan, seperti masalah membuktikan. V. DAFTAR PUSTAKA Fuadah, Fakhriyatul. 2016. Kemampuan Koneksi Matematika Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika pada Pembelajaran dengan Model AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) Ditinjau dari Kemampuan Matematika. Tesis, Pendidikan Matematika UIN Sunan Ampel Surabaya. (Online), tersedia: http://digilib.uinsby.ac.id/id/e print/5076, diunduh 8 Juli 2017. Gangadevi, Ravi. 2014. Multiple Intelligence Based Curriculum to Enhance Inclusive Education to Bring Out Human Potential. International Journal of Advanced Research, 2 (8): hlm. 619-626. (Online), tersedia: http://www.journalijar.com, diunduh 8 Juli 2017. 10

Hamlahindong, Andi. 2016. Kemampuan Koneksi Matematika Siswa dalam Pemecahan Masalah Ditinjau dari Multiple Intelegensi. Jurnal Ilmiah, hlm. 1-12. (Online), tersedia: http://eprints.unm.ac.id/2608/, diunduh 8 Juli 2017. Jatmiko. 2014. Eksperimentasi Model Pembelajaran Think Pair Share dengan Modul (TPS-M) pada Materi program Linear Ditinjau dari Kecerdasan Interpersonal Siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Kabupaten Nganjuk. Tesis. Tidak dipublikasikan. Surakarta: UNS. Jihad, Asep. 2008. Pengembangan Kurikulum Matematika. Bandung: Multi Pressindo. National Council of Teacher of Mathematics (NCTM). 2000. Principles and Standards for School Mathematics. Washington D.C: National Academy Press. Polya, George. 1973. How to Solve It- A New Aspect of Mathematical Method (Second edition). New Jersey: Princeton University Press. Priyono, Fikri. 2016. Kemampuan Koneksi Matematika Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Gender. Jurnal Pendidikan Matematika, 8 (3): hlm. 22-31. (Online), tersedia: http://jurnalmtk.stkipgarut.ac.id, diunduh 1 Juni 2017. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Yaummi, Muhammad. 2012. Pembelajaran Berbasis Multiple Inteligences. Jakarta: Dian Rakyat 11