BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Health Organitation (WHO) tahun 2015 melaporkan bahwa lebih dari 30% atau 2 milyar orang di dunia berstatus anemia. Diperkirakan prevalensi global menunjukan 42% kejadian anemia terjadi pada wanita hamil dan merupakan penyebab utama kematian ibu melahirkan. Di Afrika 57,1% dan di Etiopia 62,7% wanita hamil mengalami anemia (WHO, 2015). Di Indonesia hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukan angka anemia pada ibu hamil sebesar 37,1% (Kemenkes, 2013), yang menunjukan bahwa anemia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat (WHO, 2010). Menurut Peta Situasi Gizi Yogyakarta tahun 2013, angka anemia ibu hamil seluruhnya di DIY adalah 17,60% dengan prevalensi anemia tertinggi di kabupaten Bantul yaitu 27% ibu hamil. Menurut Dinas Kesehatan pada tahun 2015 prevalensi anemia ibu hamil di DIY sebesar 14,85%, dengan prevalensi anemia di kabupaten Bantul sebesar 20,50%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa kejadian anemia di DIY khususnya kabupaten Bantul telah mengalami penurunan. Namun mengingat anemia masih menjadi komplikasi kehamilan yang berakibat pada persalinan dan bayi yang 1
2 dilahirkan, maka masih diperlukan upaya untuk menurunkan angka kejadian anemia pada ibu hamil serendah mungkin. Hal tersebut sesuai dengan target Dinas Kesehatan DIY yaitu untuk menurunkan jumlah kematian ibu yang menjadi prioritas permasalahan kesehatan DIY (Dinkes DIY, 2015). Prevalensi anemia tertinggi di Kabupaten Bantul terletak di Kecamatan Pleret yaitu terjadi lebih dari 43% ibu hamil. Menurunkan prevalensi anemia ibu hamil harus dilakukan secara optimal mengingat target penurunan jumlah kematian ibu menjadi prioritas permasalahan kesehatan DIY. Menurut data WHO (2010), 40% kematian ibu di Negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Anemia dalam kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar nilai hemoglobin di bawah 11 gr/dl pada trimester satu dan tiga, atau kadar nilai hemoglobin kurang dari 10,5 gr/dl pada trimester dua (Chowdhury, 2014). Efek anemia selama kehamilan pada usia ibu dan neonatal berkisar dari berbagai tingkat morbiditas hingga kematian. Selain itu, anemia sangat berpengaruh saat kehamilan yaitu meningkatkan risiko terjadinya persalinan dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), plasenta previa, eklamsi, dan ketuban pecah dini. Anemia pada masa intranatal dapat terjadi gangguan his kekuatan meneran, kala I dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar, kala II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala III dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan postpartum
3 akibat atonia uteri, kala IV dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri. Pada kala nifas terjadi sub involusio uteri yang menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang, anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi mamae. Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada neonatus yaitu premature, apgar score rendah, dan terjadi gawat janin (Saifudin, 2006 dan Mansjoer A. dkk., 2008). Anemia paling banyak adalah defisiensi besi. Protein berperan penting dalam transportasi zat besi dalam tubuh. Kekurangan asupan protein akan mengakibatkan tranportasi zat besi terhambat sehingga akan terjadi defisiensi besi. Namun absorbsi besi tidak optimal tanpa adanya kecukupan protein dan vitamin C. Konsumsi vitamin C dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi. Vitamin C mempunyai peran dalam pembentukan hemoglobin dalam darah, dimana vitamin C membantu penyerapan zat besi dari makanan sehingga dapat diproses menjadi sel darah merah kembali. Kadar hemoglobin dalam darah meningkat maka asupan makanan dan oksigen dalam darah dapat diedarkan ke seluruh jaringan tubuh yang akhirnya dapat mendukung kelangsungan hidup dan pertumbuhan janin (Fatimah, 2011). Kekurangan asupan protein pada ibu hamil sangat berpengaruh terutama menjadikan ibu anemia saat kehamilan. Protein berperan penting dalam transportasi zat besi dalam tubuh. Nutrisi yang baik adalah salah satu faktor yang dibutuhkan untuk mencegah terjadinya anemia pada kehamilan, karena pemberian makanan tambahan yang mengandung zat besi dan protein
4 tinggi diharapkan mampu meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh sehingga anemia tidak terjadi selama kehamilan ( Proverawati, 2011). Data dari puskesmas Pleret, ibu hamil yang menderita anemia mencapai 43% sedangkan ibu hamil yang menderita kekurangan energi kronik (KEK) mencapai 25% ibu hamil. Menurut penelitian Rahmaniar (2013) menyatakan bahwa bila ibu mengalami KEK selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin. KEK pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu antara lain : anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi. KEK pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan anemia pad bayi, asfiksi intrapartum (mati dalam kandungan) dan lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (Aminin, 2014). Selain itu menurut penelitian Zenderi W (2013), salah satu penyebab terjadinya anemia zat besi adalah kandungan zat besi dari makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Berdasarkan hasil penelitian bahwa rata-rata asupan zat besi sebesar 13,4 ± 9,89 mg/hari dan tergolong sangat rendah berdasarkan angka kecukupan yang dianjurkan bagi ibu hamil (86,7%). Anemia gizi bezi terjadi karena dominasi sumber zat besi non heme yang sulit diserap, sumber hewani sebagai sumber besi heme yang di konsumsi dalam jumlah yang kurang, serta kurangnya konsumsi makanan
5 yang dapat meningkatkan absorbsi zat besi seperti vitamin C juga dapat mempengaruhi status anemia gizi besi pada ibu hamil (Andriani, 2012). B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat hubungan asupan protein, zat besi, dan vitamin C dengan kejadian anemia pada ibu hamil?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujan Umum Untuk mengetahui hubungan asupan protein, zat besi, dan vitamin C dengan kejadian anemia pada ibu hamil. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengidentifikasi jumlah asupan protein ibu hamil b. Untuk mengidentifikasi jumlah asupan zat besi ibu hamil c. Untuk mengidentifikasi jumlah asupan vitamin C ibu hamil d. Untuk mengidentifikasi kejadian anemia pada ibu hamil e. Menganalisa hubungan asupan protein, zat besi, dan vitamin C yang dikonsumsi oleh ibu hamil dengan kejadian anemia yang dialami ibu
6 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaan Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dalam pembelajaran terutama mahasiswa kesehatan pada umumnya tentang anemia ibu hamil. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan informasi tentang pencegahan terjadinya anemia pada ibu hamil melalui perbaikan pola nutrisi b. Menumbuhkan kesadaran pada ibu untuk sadar akan pentingnya nutrisi yang sesuai agar tidak terjadi anemia didalam tubuh selama hamil. E. Keaslian Penelitian Penelitian sebelumnya serupa dengan peneliti ini pernah dilakukan oleh 1. Judul Hubungan Asupan Protein dan Zat Besi Dengan Status Anemia Pada Ibu Hamil Di Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 oleh Eliana Sinaga, Zulhaidah Lubis, dan Albiner Siagan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan desaign cross sectional. Sampel penelitian yang digunakan adalah seluruh ibu hamil yang bertempat tinggal di Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014. Sampel yang digunakan seluruh populasi
7 sebanyak 40 orang ibu hamil. Pengambilan data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan data primer untuk mengambil data konsumsi makan ibu hamil sedangkan status anemia gizi digunakan data sekunder. Analisis bivariat menggunakan uji Chi square untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat. Hasil penelitain tersebut adalah ada hubungan asupan protein dan zat besi dengan anemia pada ibu hamil. Persamaam penelitian ini dengan penelitian yang akan diteliti adalah menggunakan data primer kepada pasien langsung untuk mengetahui konsumsi makana ibu hamil dengan menggunakan food recall 24 jam dan data sekunder untuk status anemia pada ibu hamil. Persamaan yang lain adalah peneliti sama sama meneliti variabel terikatnya anemia pada ibu hamil. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan diteliti oleh peneliti terletak pada variabel bebas peneliti meneliti asupan protein, zat besi dan vitamin C sedangkan peneliti sebelumnya meneliti asupan protein dan zat besi. Jumlah sampel dan tempat penelitian yang dilakukan peneliti juga berbeda dengan penelitian sebelumnya. Peneliti akan meneliti 55 orang ibu hamil sedangkan peneliti sebelumnya meneliti sebanyak 40 orang ibu hamil. 2. Judul Hubungan Konsumsi Asupan Protein, Zat Besi, dan Vitamin C dengan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Di Desa Joho Kecamatan
8 Mojolaban Kabupaten Sukoharjo oleh Rachmawati Oktavia Mandasari. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah 55 ibu hamil. Persamaam penelitian ini dengan penelitian yang akan diteliti adalah peneliti meneliti hubungan asupan protein, zat besi dan vitamin C sebagai variabel bebasnya. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan diteliti oleh peneliti terletak pada tempat penelitian. Pada tempat yang akan dilakukan penelitian yaitu berada di puskesmas Pleret sedangkan penelitian sebelumnya tempat penelitian di Sukoharjo. 3. Judul Hubungan Tingkat Kecukupan Protein dan Zat Besi (Fe) Dengan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Di Kota Bogor oleh Erdi Humeid. Jenis penelitian yang digunakan yaitu menggunakan cross sectional. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 45 ibu hamil. Persamaam penelitian ini dengan penelitian yang akan diteliti adalah peneliti meneliti variable terikat yaitu anemia pada ibu hamil. Sedangkan perbedaannya penelitian ini dengan peneliti yang akan diteliti oleh peneliti terletak pada jumlah sampel, tempat penelitian dan variabel bebas. Penelitian yang akan diteliti yaitu 55 ibu hamil sedangkan peneliti sebelumnya meneliti 45 ibu hamil. Tempat
9 yang akan dilakukan diteliti yaitu di Puskesmas Pleret Bantul sedangkan peneliti sebelumnya di Bogor. Dan variabel pada peneliti sebelumnya tidak meneliti vitamin C sedangkan penelitian yang akan diteliti meneliti vitamin C.