I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan berbasis sumber daya kelautan dan perikanan perlu dijadikan arus utama (mainstream) pembangunan nasional baik secara ekonomi, politik, sosial, maupun budaya. Hal ini dikarenakan beberapa alasan, yaitu: (1) melimpahnya sumber daya kelautan dan perikanan yang kita miliki, dengan sejumlah keunggulan komparatif sekaligus kompetitif yang sangat tinggi; (2) keterkaitan yang kuat (backward dan forward linkages) antara industri berbasis kelautan dan perikanan dengan industri dan aktivitas ekonomi lainnya; (3) merupakan sumber daya yang senantiasa dapat diperbaharui sehingga keunggulan komparatif dan kompetitif ini dapat bertahan lama asal diikuti dengan pengelolaan yang arif; (4) dari aspek politik, stabilitas politik dalam dan luar negeri dapat dicapai jika kita memiliki jaminan keamanan dan pertahanan dalam menjaga kedaulatan perairan; dan (5) dari sisi sosial dan budaya, merupakan penemuan kembali (reinventing) aspek kehidupan yang pernah dominan dalam budaya dan tradisi kita sebagai bangsa maritim (Dahuri 2002). Kabupaten Belitung merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki luas lautan jauh lebih besar dibandingkan dengan luas daratannya. Dengan proporsi luas lautan sebesar 6,17 kali luas daratan, maka potensi perikanan yang dimiliki juga sangat besar. Perikanan merupakan sumber daya alam yang bersifat dapat diperbaharui sehingga dapat memberikan kontribusi yang besar dalam pembangunan secara berkelanjutan apabila dikelola dengan bijaksana. Namun dalam kenyataannya, peranan sektor perikanan relatif kecil dibandingkan sektor pertambangan. Sektor pertambangan (khususnya timah) lebih dominan menjadi andalan kehidupan perekonomian masyarakat. Timah merupakan sumber daya alam yang keberadaannya tidak dapat pulih sehingga stok di alam sangat terbatas. Di sisi lain, proses penambangan dengan penggalian sangat potensial merusak alam dan mencemari lingkungan. Sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi cukup besar dalam pembangunan di Kabupaten Belitung. Kontribusi Sektor perikanan dapat dilihat dari indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
2 rata-rata sebesar Rp 167.630,33 juta (18,07%) untuk tahun 2000-2008 (BPS Belitung 2009a). Selain itu dapat dilihat dari tingkat penyerapan tenaga kerja, angka produksi perikanan, sumbangan terhadap pemenuhan gizi (protein hewani), serta melalui keterkaitan dengan sektor-sektor lainnya. Pada tahun 2009, penduduk yang berprofesi sebagai nelayan berjumlah 9.455 orang atau 5,92% dari total penduduk Kabupaten Belitung yang berjumlah 159.819 orang. Produksi perikanan mencapai 42.536,73 ton, terdiri atas perikanan tangkap sebesar 42.501,38 ton (99,92%) dan sisanya (0,08%) dihasilkan melalui kegiatan budidaya sebesar 35,35 ton. Angka konsumsi ikan masyarakat Kabupaten Belitung tahun 2009 adalah sebesar 62 kg/kapita/tahun, jauh di atas rata-rata konsumsi ikan nasional sekitar 30 kg/kapita/tahun (DKP Belitung 2010). Sektor perikanan diharapkan akan terus berkembang menjadi sektor yang strategis dalam pembangunan wilayah Kabupaten Belitung pada masa mendatang. Menurut Rustiadi et al. (2009), sektor strategis adalah sektor yang memberikan sumbangan besar dalam perekonomian wilayah dan memiliki keterkaitan kuat secara sektoral maupun spasial. Ditambahkan pula bahwa pembangunan yang dilakukan secara terpadu dan lintas sektoral, akan berlangsung secara lebih efektif dan efisien sehingga dapat mengurangi terjadinya kebocoran wilayah (regional leakages). Oleh karena itu, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan ekologi mutlak dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan yang berimbang antara growth, equity dan sustainability (Anwar 2005; Rustiadi et al. 2009). Menurut Widodo dan Suadi (2006), pengelolaan perikanan membutuhkan: (1) bukti-bukti ilmiah terbaik (best scientific evidence) untuk analisis dan perencanaan yang memadai; (2) proses diskusi (kebutuhan partisipasi) melalui konsultasi dengan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders); dan (3) penetapan berbagai tujuan dan strategi pengelolaan melalui pembuatan keputusan, alokasi sumber daya, dan implementasi aturan mainnya. Pengelolaan perikanan juga harus mempertimbangkan ancaman yang mungkin terjadi antara lain sedimentasi, pencemaran, degradasi habitat, serta degradasi sumber daya dan keanekaragaman hayati (Bengen 2002).
3 1.2 Perumusan Masalah Sektor perikanan harus menjadi fokus pembangunan Kabupaten Belitung karena merupakan sektor yang berbasis sumber daya alam dengan potensi yang besar, beragam, serta bersifat dapat diperbaharui (renewable resources). Kondisi sumber daya perikanan tersebut didukung oleh keadaan wilayah dengan karakter pesisir dan pulau-pulau kecil, yang menjadi habitat bagi kehidupan berbagai komoditas perikanan. Dukungan sumber daya manusia, sarana dan prasarana perikanan (sumber daya buatan), serta sumber daya sosial menjadikan sektor perikanan memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif dalam perekonomian Kabupaten Belitung. Mengingat besarnya potensi sumber daya perikanan yang dimiliki oleh Kabupaten Belitung, dapat diharapkan peranan sektor perikanan akan makin penting di masa yang akan datang. Kebijakan pengembangan sektor perikanan juga harus diletakkan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan (sustainability), selain indikator growth (produktivitas, efisiensi, dan pertumbuhan) dan equity (pemerataan, keadilan, dan keberimbangan). Pembangunan perikanan yang berimbang antara growth, equity, dan sustainablity seharusnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan dengan sendirinya menurunkan tingkat kemiskinan. Untuk menjadikan sektor perikanan sebagai sektor yang strategis bagi perekonomian Kabupaten Belitung, selain melalui peningkatan peranan dan sumbangannya dalam perekonomian, juga harus dilakukan dengan meningkatkan keterkaitan dengan sektor-sektor lain dalam internal wilayah. Keterkaitan sektor perikanan harus ditingkatkan agar mampu menarik sektor-sektor di hulunya (sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang) dan menarik sektor-sektor di hilirnya (sektor yang memiliki keterkaitan ke depan). Semakin kuat keterkaitan sektor perikanan dengan sektor-sektor lain, akan makin besar pula pengaruhnya dalam perkembangan wilayah Kabupaten Belitung. Oleh karena itu, untuk mengetahui peranan dan sumbangan sektor perikanan dalam perekonomian wilayah serta keterkaitannya dengan sektor lain perlu dilakukan identifikasi sehingga dapat disusun arahan pembangunan yang akurat.
4 Paradigma baru pembangunan juga menghendaki partisipasi aktif masyarakat secara langsung dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasannya. Pelibatan masyarakat serta seluruh stakeholders pembangunan akan lebih menjamin pembangunan berjalan dengan lebih baik dan aspiratif. Dalam kaitannya dengan sektor perikanan, stakeholders yang dimaksud adalah masyarakat nelayan, pihak swasta, pemerintah daerah dan lembaga swadaya masyarakat. Oleh karena itu dalam menyusun rencana pembangunan sektor perikanan, pendapat dan persepsi seluruh stakeholders yang terlibat harus dapat diketahui. Dari hasil identifikasi terhadap kondisi dan potensi sektor perikanan, peranan dan keterkaitannya dengan sektor-sektor perekonomian lain serta persepsi stakeholders perikanan disusun arahan pengembangan sektor perikanan Kabupaten Belitung. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi dan potensi perikanan di 2. Seberapa besar sektor perikanan memberikan kontribusi dalam pembangunan 3. Bagaimana pengaruh sektor perikanan terhadap perkembangan ekonomi di 4. Bagaimana persepsi stakeholders terhadap pembangunan sektor perikanan di 5. Bagaimana rencana pembangunan dan pengembangan sektor perikanan, dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi sektor perikanan di Kabupaten Belitung? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengidentifikasi kondisi dan potensi perikanan di Kabupaten Belitung. 2. Mengidentifikasi peranan sektor perikanan dalam perekonomian Kabupaten Belitung berdasarkan struktur PDRB dan output total yang terbentuk. 3. Mengidentifikasi keterkaitan sektor perikanan dengan sektor-sektor lain dalam kaitannya dengan perkembangan wilayah.
5 4. Menggali persepsi stakeholders mengenai prioritas pembangunan sektor perikanan. 5. Merumuskan arahan pembangunan sektor perikanan di Kabupaten Belitung. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan rencana pengelolaan sektor perikanan di Kabupaten Belitung secara berkelanjutan.