BAB 2 LANDASAN TEORI. dimana kebijakan tersebut dilaksanakan. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

BAB 2 KONSEP DAN DEFENISI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang.

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN NIAS PADA TAHUN RIZKA RAHMI ZEBUA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORI. akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Adanya waktu tenggang (lead time) merupakan alasan utama bagi perencanaan dan

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

Produk Domestik Bruto (PDB)

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013

BAB 2 LANDASAN TEORI

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

Produk Domestik Regional Bruto

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN PRODUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi yang diperkirakan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Objek penelitian dalam meramalkan partisipasi angkatan kerja dan tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan penelitian. Wilayah yang akan dibandingkan dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Prediksi pada dasarnya merupakan dugaan atau prediksi mengenai terjadinya

Keterangan * 2011 ** 2012 ***

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.

Dari hasil perhitungan PDRB Kota Bandung selama periode dapat disimpulkan sebagai berikut :

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

BAB 2 LANDASAN TEORI

Membuat keputusan yang baik

BAB II LANDASAN TEORI

(1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II * 2012** 2013***

Evelina Padang, Gim Tarigan, Ujian Sinulingga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

BAB IV METODE PENELITIAN

Peramalan (Forecasting)

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak terjadinya krisis ekonomi, mengakibatkan lumpuhnya sendi-sendi

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

Transkripsi:

9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan( Forecasting) Setiap kebijakan ekonomitidak akan terlepas dari usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat untuk mencapai tujuannya pada masa yang akan datang, dimana kebijakan tersebut dilaksanakan. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Menurut Sofjan Assauri (1993), peramalan merupakan seni dan ilmudalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akandatang. Dengan digunakannya peralatan metode-metode peramalan maka akanmemberikan hasil peramalan yang lebih dapat dipercaya ketetapannya. Oleh karena masing-masing metode peramalan berbedabeda maka penggunaannya harus hati-hati terutama dalam pemilihan metode untuk penggunaan dalam kasus tertentu. Dalam kegiatan sehari-hari sering terdapat senjang waktu (time lag) antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan peristiwa itu

10 sendiri sehingga denganada nya waktu tenggang ini merupakan alasan utama bagi perencanaan dan peramalan. Jika waktu tenggang ini nol atau sangat kecil, maka perencanaan tidak diperlukan. Akan tetapi jika waktu tenggang ini panjang dan hasil peristiwa bergantung pada faktor-faktor yang dapat diketahui maka hasil dari peramalan dan perencanaan dapat memegang peranan penting dalam mengambil suatu keputusan akhir. 2.2 Kegunaan dan Peran Peramalan Kemajuann ilmu pengetahuan telah meningkatkan pengertian mengenai berbagai aspek lingkungan dan akibatnya banyak peristiwa yang dapat diramalkan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti peramalan Produk Domestik Regional Bruto suatu daerah periode tertentu yang akan datang,dan masih banyak lagi. Oleh karena peran peramalan yang sangat vital sehingga hasil peramalan sangat dibutuhkan baik di instansi swasta maupun pemerintah. Ketepatan hasil ramalan merupakan hal yang penting karena akan digunakan dalam mengambil keputusan untuk kedepannya. Sehingga pemilihan metode dan penentuan faktor dan variabel sangat penting dalam mendapatkan hasil peramalan yang baik. 2.3 Jenis Peramalan Berdasarkan sifatnya, peramalan dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu : 1. Peramalan Kualitatif

11 Peramalan kualitatif ialah peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. 2. Peramalan Kuantitatif Peramalan kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan ini sangat bergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. 2.4 Metode Pemulusan(Smoothing) Metode Pemulusan atau smoothing adalah metode peramalan dengan mengadakan penghalusan atau pemulusan terhadap data lampau, yaitu mengambil rata-rata. Dan nilai dari beberapa tahun untuk menaksir nilai pada tahun yang akan dating. Secara umum metode Pemulusan (smoothing) dapat di klasifikasikan, yaitu : 1. Metode rata-rata ( Average) Metode rata-rata bertujuan memanfaatkan data pada masa lalu untuk mengembangkan suatu sistem peramalan pada periode mendatang. Metode rata-rata dibagi atas empat bagian,yaitu : a. Nilai Tengah (mean) b. Rata-rata bergerak tunggal (single moving average) c. Rata-rata bergerak tunggal (double moving average) d. Kombinasi rata-rata bergerak lainnya.

12 2. Metode pemulusan eksponensial Metode pemulusaneksponensial terdiri atas: a. Pemulusaneksponensial tunggal 1. Satu parameter 2. Pendekatan adiktif b. Pemulusan eksponensial ganda 1. Metode linier satu parameter dari Brown 2. Metode dua parameter dari Holt c. Pemulusan eksponensial tripel 1. Metode kuadratik satu parameter dari Brown 2. Metode tiga parameterkecenderungan dan musiman dari Winter d. Pemulusan eksponensial menurut klasifikasi Pegels 3. Metode pemulusan lainnya a. Metode kontrol adaptif dari Chow b. Metode adaptif satu parameter dari Brown c. Pemulusan tiga parameter Box Jenkins d. Metode pemulusan Harmonis dari Harrison e. Sistem pemerataan dari Tiga Trigg ( Tracking Signal ) 2.5 Metode Peramalan yang Digunakan Untuk meramalkan pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi dengan Pemulusan Eksponensial Ganda yaitu

13 Metode Linier Satu Parameter dari Brown.Dasar pemikiran dari metode pemulusan eksponensial ganda adalah sama dengan rata rata bergerak linier, karena kedua nilai pemulusan tunggal dan ganda ketinggalan dari data sebenarnya Persamaaan yang dipakai dalam pelaksanaan pemulusan eksponensial linier satu parameter dari Brown adalah sebagai berikut: + (1 α ) (2.1) = α + (1 + α ) (2.2) = 2 + ( - ) = 2 - (2.3) = ( - ) (2.4) = ( m ) (2.5) Keterangan : = Nilai pemulusan eksponensial tunggal = Nilai pemulusan eksponensial ganda = konstanta pemulusan = konstanta pemulusan = hasil peramalan untuk periode m kedepan yang diramalkan m = jumlah periode kedepan yang diramalkan

14 2.6 Ketepatan Ramalan Ketepatan ramalan adalah suatu hal yang mendasar dalam peramalan, yaitu bagaimana mengukur kesesuaian suatu metode peramalan tertentu untuk suatu kumpulan data yang diberikan. Ketetapan dipandang sebagai kriteria penolakan untuk memilih suatu metode peramalan. Dalam pemodelan deret berkala ( time series ) dari masa lalu dapat diramalkan situasi yang akan terjadi pada masa yang akan dating, untuk menguji kebenaran ramalan ini digunakan ketepatan ramalan. Beberapa kriteria yang digunakan untuk menguji ketepatan ramalan antara lain: 1. Nilai Tengah Galat ( Mean Error ) 2. Nilai Tengah Galat Kuadrat ( Mean Square Error ) 3. Nilai Tengah Galat Absolut ( Mean Absolute Error ) 4. Niali Tengah Galat Persentase Absolut ( Mean Absolute Percentage Error )

15 5. Nilai Tengah Galat Persentase ( Mean Percentage Error ) 6. Jumlah Kuadrat Galat ( Sum Square Error ) 7. Deviasi Standar Galat (Standart Deviation of Error ) Keterangan: = ( kesalahan pada periode ke t ) = data actual pada periode ke t = nilai ramalan pada periode ke t n = banyak periode waktu Metode peramalan yang dipilih adalah metode peramalan yang member nilai MSE yang terkecil. 2.7 Produk Domestik Regional Bruto Produk domestik regional bruto ( PDRB ) merupakan hasil pendapatan yang timbul karena adanya kegiatan produksi yang mencakup keseluruhan produk suatu wilayah dari setiap sektor ataupun subsektor. Adapun sektor sektor tersebut terdiri dari:

16 1. Sektor Pertanian a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil Hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan 2. Sektor Pertambangan dan Penggalian a. Minyak dan Gas b. Pertambangan tanpa Gas c. Penggalian 3. Sektor Industri Pengolahan a. Industri Besar dan Sedang b. Pengilangan Minyak c. Industri Kecil dan Rumah Tangga 4. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. Sektor Bangunan 6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran a. Perdagangan Besar dan Kecil b. Hotel c. Restoran

17 7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. Sektor Jasa Jasa a. Pemerintahan b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumah Tangga Namun, penulis hanya membatasi peramalan Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) atas nama Sektor Pengangkutan dan Komunikasi saja.

18 2.8 Perhitungan Pendapatan PDRB 2.8.1 Perhitungan Atas Dasar Harga Berlaku PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh NTB atau nilai barang san jasa akhir yang sihasilkan unit unit produksi di dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun, yang dinilai dengan harga tahun bersangkutan. NTB atas dasar harga berlaku yang didapat dari hasil pengurangan output dengan biaya antara masing-masing dinilai atas dasar harga berlaku yang menggambarkan perubahan volume produksi yang dihasilkan dan tingkat perubahan harga masing masing kegiatan subsektor dan sektor. 2.8.2 Perhitungan Atas Dasar Harga Konstan Penghitungan atas dasar harga konstan pengertiannya sama dengan atas dasar harga berlaku, tetapi penilaiannya dilakukan dengan harga suatu tahun dasar tertentu. NTB atas dasar harga konstan menggambarkan perubahan volume/kuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai dengan harga suatu tahun dasar tertentu. Penghitungan atas dasar konstan berguna untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara kesuluruhan atau sektoral. Juga untuk melihat perubahan struktur perekonomian suatu daerah dari tahun ke tahun.