BAB I PENDAHULUAN. (Zainuddin, 1992 : 99). Menurut Rene Wellek dalam Badrun (1983 : 16) istilah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN. bahasa (Semi, 1985:39). Karya sastra juga merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99).

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sastranya. Bisa dibilang, kehidupan masyarakat Jepang sangat erat kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL 100 KAI NAKU KOTO KARYA NAKAMURA KOU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB I PENDAHULUAN. Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. perenungan dan imajinasi secara sadar dari hal-hal yang diketahui, dihindari,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. peneliti ingin meneliti salah satu karya dari Asa Nonami berjudul Kogoeru Kiba.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL TEATRIKAL HATI KARYA RANTAU ANGGUN DAN BINTA ALMAMBA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, dan keagamaan keberadaannya tidak merupakan keharusan

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk hasil pemikiran dan pekerjaan seni yang kreatif

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

PROPOSAL SKRIPSI ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 1 LITER OF TEARS KARYA AYA KITO

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai luapan emosi pengarang yang diekspresikan melalui kata-kata.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide dalam bentuk gambaran kongkrit yang menggunakan alat

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

PENDAHULUAN. karya cipta manusia karya sastra itu harus mengekspresikan nilai nilai yang. memberikan hiburan bagi para pembacanya.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. pengarang tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius yang kemudian

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, ide-ide, dan perasaan terkait segala permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL MENITI LANGKAH KARYA SUTRI YANINGSIH MANIK DAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu karya yang terlahir dari perasaan dan imajinasi, perasaan

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB II LANDASAN TEORI. Psikologi Tokoh Eko Prasetyo dalam Novel Jangan Ucapkan Cinta Karya

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen adalah karangan pendek. novel, cerpen tidak dapat menjelaskan secara rinci unsur-unsur pembangun

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku yang dapat dilihat dari segi kehidupannya. Tingkah laku merupakan

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Kegelisahan adalah perasaan gelisah; kekhawatiran; kecemasan. Konsep kegelisahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. Konflik merupakan bagian dari sebuah cerita yang bersumber pada

BAB I PENDAHULUAN. Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. sastra dalam bentuk novel yang terpenting adalah pendekatannya yaitu pendekatan

BAB IV KESIMPULAN. Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesustraan, penggunaan kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992 : 99). Menurut Rene Wellek dalam Badrun (1983 : 16) istilah sastra hendaknya dibatasi pada seni sastra yang bersifat imajinatif. Artinya segenap kejadian atau peristiwa yang dikemukakan dalam karya sastra bukanlah pengalaman jiwa atas peristiwa yang sesungguhnya tetapi merupakan sesuatu yang dibayangkan saja. Pada umumnya dalam sebuah karya sastra, sastrawan selalu memasuki pengalaman serta imajinasinya kedalam karya tersebut. Karya sastra menurut Wellek dan Warren dalam Pradopo (2002 : 81) pada hakekatnya merupakan sebuah hasil imajinasi dari seorang pengarang. Pada dasarnya karya sastra memiliki karya yang bersifat fiksi dan non fiksi. Karya sastra yang bersifat fiksi seperti novel, cerpen, novelette, essai dan cerita bergambar. Sedangkan yang bersifat non fiksi berupa puisi, lagu dan drama. Novel adalah salah satu jenis karya sastra prosa yang memiliki jalinan cerita yang kompleks. Kekompleksan dalam novel sering ditunjukkan dengan adanya konflik yang tidak hanya sekali muncul dalam novel.

Dalam sebuah karya sastra terdapat dua unsur yang berpengaruh dalam karya tersebut yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsurunsur yang membangun karya sastra itu sendiri atau dapat juga dikatakan unsurunsur yang secara langsung membangun cerita. Unsur yang dimaksud seperti tema, plot, latar, penokohan, bahasa dan sudut pandang cerita. Sedangkan yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang terdapat diluar karya sastra itu tetapi tidak secara langsung mempengaruhi karya tersebut. Seperti kebudayaan, sosial, psikologis, politik, agama dan lain-lain yang dapat mempengaruhi pengarang dalam menulis karyanya tersebut. Unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik ini juga terdapat didalam salah satu karya sastra fiksi yang berupa novel. Salah satu unsur pembangun fiksi didalam novel ini yang akan ditelaah adalah tokoh. Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi. Dalam mendeskripsikan tokoh, Pengarang memiliki kebebasan dalam menampilkan tokoh-tokoh cerita baik dalam kehidupan sosiologis, psikologis maupun fisiologis. Psikologi berasal dari kata Yunani psyche yang artinya jiwa dan logos adalah ilmu pengetahuan. Jadi secara Etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya dan latar belakang. Salah satu karya sastra yang akan ditelaah tokoh utamanya adalah novel 100 Kai Noku Koto yang ditulis oleh Nakamura Kou. Novel ini sangat menginspirasi bahwa dalam hidup dibutuhkan perjuangan dan kedewasaan dalam

menentukan sikap. Dalam novel ini diceritakan bagaimana keadaan psikologis seorang pemuda yang bernama Fujii. Hidupnya yang dipenuhi kebahagiaan, namun perlahan menjadi kesedihan yang tiada habisnya. 100 Kai Noku Koto bercerita tentang seorang pemuda yang berasal dari Akasaka, bernama Fujii yang terlahir dari keluarga sederhana bersama orangtua nya. Kehadiran seekor anjing yang ia temukan dalam kardus di parkiran perpustakaan, dinamakan nya Book membuat harinya tidak merasa sepi lagi. Sampai pada waktunya ia harus berpisah dengan keluarga nya dan Book karena ia harus melanjutkan sekolahnya di Universitas Tokyo. Setelah empat tahun ia menyelesaikan sekolahnya, ia pun bertemu dengan seorang gadis bernama Yoshimi yang kemudian menjadi pacarnya. Ia kini sudah bekerja dan siap untuk menikah dengan kekasihnya. Saat mereka memulai untuk tinggal dalam satu apartemen sebagai latihan menuju pernikahan, masalah pun datang. Ia mendapat berita bahwa keadaan Book saat ini sekarat, karena mengidap penyakit Edema (Pengumpulan Cairan Dibawah Kulit) dan gagal ginjal. Ia menyadari memang sudah empat tahun lamanya, sejak ia mulai bekerja ia tidak pernah pulang ke kampung halaman nya lagi. Ia pun berangkat ke Akasaka untuk melihat keadaan Book, berharap ia bisa melakukan apa pun disana untuk membuat anjing kesayangan nya bisa kembali sehat walaupun itu sangat tidak mungkin kata Dokter. Namun, saat ia hanya fokus pada kesembuhan Book, tak disangka pacarnya pun mengalami sakit yang berawal dari flu biasa menjadi penyakit yang

sangat serius yaitu Kanker Indung Telur. Pada akhirnya keduanya pun harus meninggal dan membuatnya sangat terpukul. Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana psikologi tokoh utama dalam novel ini. Untuk itu penulis membahasnya dengan judul ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 100 KAI NOKU KOTO KARYA NAKAMURA KOU. 1.2. Perumusan Masalah Setiap orang memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam menjalankan kehidupannya. Walupun setiap orang bisa menjalankan tugas dan kewajiban yang diembannya dengan baik, belum tentu hati nuraninya pun bahagia seperti yang terlihat diluar. Seperti halnya dengan novel 100 Kai Noku Koto, seorang pemuda yang mengisahkan kehidupannya yang bahagia namun harus berakhir dengan kesedihan yang bertubi-tubi. Dalam hal ini, tokoh utama yang digambarkan oleh tokoh Fujii adalah seorang pemuda yang menginspirasikan bahwa dalam hidup dibutuhkan perjuangan, kedewasaan, dan keikhlasan dalam bersikap. Saat ia mendengar berita bahwa anjing kesayangannya Book telah sekarat ia mampu melewati rasa sedih itu dengan kesabaran, namun saat ia mengetahui penyakit yang diderita pacarnya, ia mulai goyah sampai saat ia harus dihadapkan dengan kematian Book dan pacarnya. Ia pun mulai sulit dan bahkan terkadang tak mampu mengendalikan dirinya lagi.

Untuk memudahkan arah sasaran yang dikaji, maka masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut ini: 1. Bagaimana hubungan antara manusia dengan hewan (anjing) dalam budaya Jepang 2. Bagaimana masalah psikologis tokoh utama yang dialami oleh Fujii Kun dalam novel 100 Kai Noku Koto. 1.3. Ruang Lingkup Pembahasan Dari permasalahan yang ada maka penulis menganggap perlu adanya pembatasan ruang lingkup dalam pembahasan. Hal ini dimaksudkan agar masalah penelitian tidak terlalu luas dan berkembang terlalu jauh, sehingga penulisan dapat terarah. Penulis menganalisa novel ini dengan mengambil beberapa cuplikan dari novel 100 Kai Noku Koto. Kemudian, penulis mengomentari cuplikan tersebut terutama yang adanya indeksikal kondisi psikologis tokoh utama yang diekspresikan oleh sastrawan Nakamura Kou dalam novel 100 Kai Noku Koto. Psikologis tersebut akan dilihat keterkaitannya dengan Id, Ego, Super Ego yang terdapat di dalam novel tersebut. Dalam analisis ini, penulis hanya fokus bagaimana dampak psikologis dari Id, Ego dan Super Ego tokoh utama yang bernama Fujii, ketika dia mengalami

kesedihan setelah anjing dan orang yang disayanginya satu persatu meninggalkannya. Penulis menganalisis penelitian ini dengan menggunakan pendekatan semiotik, teori psikoanalisis Freud Sigmund, dan teori depresi sebagai acuan penelitian. 1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1. Tinjauan Pustaka Sastra menurut Rene Wellek dalam Badrun (1983 : 16) bahwa sastra hendaknya dibatasi pada seni sastra yang bersifat imajinatif. Artinya segenap kejadian atau peristiwa yang dikemukakan dalam karya sastra bukanlah pengalaman jiwa atas peristiwa yang sesungguhnya tetapi merupakan sesuatu yang dibayangkan saja. Karya sastra pada umumnya merupakan hasil imajinasi dari seseorang pengarang. Seperti yang diungkapkan oleh Wellek dan Warren (dalam kritik sastra, 2002 : 81) karya sastra pada hakekatnya merupakan sebuah hasil imajinasi dari seorang pengarang. Di dalam karya sastra fiksi terdapat dua unsur yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Kedua unsur tersebut terdapat dalam novel juga. Salah satu unsur intrinsik yang akan ditelaah adalah tokoh. Tokoh menurut Aminuddin (2000 : 79) adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita.

Sedangkan arti tokoh secara umum adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah cerita fiksi. Tokoh dalam fiksi merupakan ciptaan seorang pengarang. Jadi pengarang memiliki kebebasan dalam menciptakan watak tokohnya. Watak setiap karya fiksi selalu berbeda-beda seperti halnya dengan kehidupan nyata. Watak seorang tokoh dapat menggambarkan psikologis tokoh tersebut. Walaupun psikologis termasuk unsur ekstrinsik tetapi keberadaan unsur ini sangat mempengaruhi jalan sebuah cerita dari karya fiksi tersebut. Pendekatan psikologis yang dikembangkan oleh Freud setelah melakukan berbagai penelitian, bahwa manusia banyak dikuasai oleh alam batinnya sendiri (Endraswara, 2008 : 101). Terdapat Id, Ego dan Super Ego dalam diri manusia yang menyebabkan manusia selalu berbeda dalam keadaan berperang dalam dirinya, resah, gelisah dan tertekan. Suatu karya sastra dianggap bermutu kalau dia mampu menggambarkan kekalutan dan kekacauan batin manusia karena hakikat kehidupan manusia adalah perjuangan dalam menghadapi kekalutan batinnya sendiri. Di dalam novel 100 Kai Noku Koto dialami oleh Fujii Kun tentang tekanan batin seorang pemuda terhadap kebahagiaan diawal namun berakhir dengan kesedihan yang ia dapatkan karena kehilangan anjing dan orang yang disayanginya.

1.4.2. Kerangka Teori Meneliti perwatakan tokoh melalui karya sastra berarti harus menggunakan teori sastra. Dalam menganalisis ini, teori yang digunakan adalah teori semiotik dan psikologis. Semiotik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai system tanda. Hal ini sesuai dengan pengertian semiotik sebagai ilmu tanda, yang memandang fenomena sosial dan budaya sebagai sistem tanda (Preminger dan Pradopo dalam Wiyatmi, 2009 : 92). Dalam ilmu tanda secara sistematik mempelajari tanda-tanda dan lambang-lambang, sistem-sistem lambang dan proses-proses perlambangan (Luxemburg, 1992 : 44). Penulis menggunakan Teori Semiotik karena adanya tekanan batin dari seorang pemuda yang tak bisa bangkit dari keterpurukan karna ditinggalkan orang yang disayanginya, dalam waktu yang lama ia mampu bertahan dengan keterpurukan dan kenangan-kenangan yang sudah berlalu. Setelah mendapatkan tekanan batin tersebut, penulis melakukan analisis dengan pendekatan Psikologis yang mengacu teori Psikologis khususnya teori Freud, dan kemudian dihubungkan dengan teori depresi. Psikologis sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Psikoanalisis pertama dimunculkan oleh Freud, dia mengatakan bahwa kesadaran merupakan sebagian kecil dari kehidupan mental sedangkan sebagian besarnya adalah ketidaksadaran atau tak sadar.

Prinsip-prinsip Psikologis yang dibuat oleh Sigmund Freud dalam semi (1989 : 46) adalah sebagai berikut: 1. Lapisan kejiwaan yang paling rendah inilah yang disebut dengan lapisan bawah sadar (Libido) dengan kata lain libido mempengaruhi keinginan yang mendorong manusia untuk mencapai tingkat pemenuhan kepuasan (kesenangan, kebahagiaan, dan kegairahan) 2. Pengalaman-pengalaman sewaktu bayi dan sewaktu kanak-kanak biasanya banyak mempengaruhi sikap hidup usia dewasa. 3. Semua buah pikiran betapa pun kelihatannya tidak berarti, masih tetap lebih penting gagasan sederhana daripada pandangan bawah sadar. 4. Konflik emosi. Menurut Freud konflik emosi terjadi karena adanya konflik antara bawah sadar. 5. Emosi itu sendiri bersifat Dwirasa (benci tapi rindu, marah tapi sayang). Biasanya akan terlihat dalam tingkah laku tokoh cerita. 6. Sebagian konflik dapat diselesaikan dengan cara yang tidak dapat diterima. Psikologis sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Psikoanalisa pertama dimunculkan oleh Freud, dia mengatakan bahwa kesadaran merupakan sebagian kecil dari kehidupan mental sedangkan sebagian besarnya adalah ketidaksadaran atau tak sadar.

Psikoanalisis kepribadian menurut Freud terdiri dari Id, Ego, Super Ego. Ketiga sistem itu saling berkaitan antara satu sama lain. Id adalah sistem kepribadian manusia yang paling dasar. Id adalah aspek kepribadian yang paling gelap dalam bawah sadar manusia yang berisi insting dan nafsu-nafsu tak kenal nilai. Dalam perkembangannya tumbuhlah Ego yang perilakunya didasarkan atas prinsip kenyataan. Sementara Super Ego berkembang mengontrol dorongandorongan buta Id tersebut. Hal ini berarti Ego merupakan sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada dunia obyek dari kenyataan dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan. Ego adalah kepribadian implementatif yaitu berupa kontak dengan dunia luar. Adapun Super Ego adalah sistem kepribadian yang berisi nilai-nilai atau aturan yang bersifat evaluative (menyangkut baik buruk). Dengan pendekatan psikologis yang dikemukakan oleh Freud, penulis akan menunjukkan struktur Id, Ego, dan Super Ego dari perilaku yang dialami oleh tokoh utamanya dalam novel 100 Kai Noku Koto. Depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan yaitu suatu perasaan tidak ada harapan lagi. Dalam Chaplin ( 2002 ) depresi didefenisikan pada dua keadaan, yaitu pada orang normal dan pada kasus patologis. Pada orang normal, depresi merupakan keadaan kemurungan ( kesedihan,patah semangat ) yang ditandai dengan perasaan tidak puas, menurunnya kegiatan, dan pesimis dalam menghadapi masa yang akan datang. Pada kasus patologis, depresi merupakan ketidakmampuan ekstrem untuk bereaksi terhadap perangsang, disertai menurunnya nilai diri, delusi ketidakpastian, tidak mampu dan putus asa.

Perbedaan depresi normal dengan depresi klinis terletak pada tingkatannya, namun keduanya memiliki jenis simtom yang sama. Tetapi depresi unipolar atau mayor depresi mempunyai simtom yang lebih banyak, lebih berat (severely), lebih sering, dan terjadi dalam waku yang lebih lama. Namun batas antara gangguan depresif normal ( normal depressive disturbance) dengan gangguan depresif klinis (clinically significant depressive disorder) masih kabur (Rosenhan & Seligman, 1989) Berdasarkan defenisi diatas maka dapat disimpulkan, pegertian depresi adalah suatu keadaan dimana inividu mengalami simtom-soimtom perasaan sedih, tertekan, kesepian, berkurang nafsu makan, membutuhkan usaha lebih besar dalam melakukan sesuatu, kesulitan tidur, kesulitan untuk memulai mengerjakan sesuatu, merasa tidak bersahabat, dan merasa tidak disukai orang lain. Dalam hal ini penulis menganalisa kondisi psikologis tokoh utama dari novel 100 Kai Noku Koto yang kemudian dihubungkan dengan pendekatan Semiotik yang digunakan untuk menjabarkan keadaan serta tanda-tanda yang terdapat dalam novel tersebut. Oleh karena itu, analisis ini akan menjelaskan tentang kondisi psikologis tokoh utama dalam novel ini.

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan keadaan psikologis tokoh utama yang diungkapkan oleh Fujii Kun dalam novel 100 Kai Noku Koto. 2. Untuk mendapatkan gambaran psikologis seperti apa yang dilakukan oleh tokoh utama dalam novel 100 Kai Noku Koto. 1.5.2. Manfaat Penelitian berikut: Adapun manfaat dari penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai 1. Bagi peneliti dan pembaca dapat menambah wawasan mengenai psikologis tokoh dalam karya sastra fiksi. Sehingga mampu menguasai watak tokoh sebenarnya. 2. Bagi pembaca, penelitian ini dapat sebagai bahan penunjang untuk Departemen Sastra Jepang FIB, guna memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan.

1.6. Metode Penelitian Dalam sebuah penelitian sangat dibutuhkan metode penelitian sebagai bahan penunjang dalam penulisan. Metode adalah cara pelaksanaan penelitian. Didalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Whitney dalam Nazir (1988 : 63) adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta prosesproses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Sedangkan metode deskriptif menurut Nawawi (1991 : 63) adalah suatu metode yang dipakai untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, mengkaji dan menginterprestasikan data. Dalam penulisan ini peneliti menguraikan dan menjelaskan dengan secermat mungkin masalah-masalah didalam novel 100 Kai Noku Koto karya Nakamura Kou dengan menggunakan teori-teori yang sudah ada. Teori-ter\ori tersebut adalah teori semiotik dan teori psikologis khususnya teori Sigmund Freud Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik metode studi kepustakaan (Library Research) dalam pengumpulan data. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengumpulkan buku dari berbagai sumber atau referensi yang berkaitan dengan masalah ini. Dan untuk menunjang penulisan ini, penulis juga menambahkan referensi dari internet atau hal-hal yang berkaitan dengan masalah ini.