PENJELASAN / SUPLEMEN PIAGAM AUDIT INTERN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

REPUBLIK INDONESIA TENTANG REPUBLIK INDONESIA.

BUPATI OGAN KOMERING ULU TFMUR PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR TENTANG

PIAGAM AUDIT INTERN. Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : Januari 2016 Inspektur Jenderal RILDO ANANDA ANWAR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 109 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN INSPEKTORAT KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINS! KALIMANTAN BARAT TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2017

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERN (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK. PENDAHULUAN

INTERNAL AUDIT CHARTER

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana,

BAB I P E N D A H U L U A N

PIAGAM AUDIT INTERNAL

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

PIAGAM AUDIT INTERNAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN,

BUPATI KATINGAN, PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN INSPEKTORAT KABUPATEN KATINGAN

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

PIAGAM SATUAN AUDIT INTERNAL

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me

WALIKOTA TASIKMALAYA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

Standar Audit Internal Pemerintah Indonesia. Asosiasi Audit Internal Pemerintah Indonesia

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL INSPEKTORAT KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PT Gema Grahasarana Tbk Piagam Unit Pengawasan Internal Internal Audit Charter DITETAPKAN OLEH DISETUJUI OLEH

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan

2 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengga

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK APARAT PENGAWAS INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG ATURAN PERILAKU AUDITOR INSPEKTORAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1075/SEKJEN/2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Audit Kinerja. Pedoman.

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2012 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang pentingnya penelitian dilakukan. Bab ini meliputi

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 121 TAHUN 2012

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR AUDIT INSPEKTORAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 21 SERI E

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KONFERENSI NASIONAL APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TAHUN 2010 SIMPULAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 104 TAHUN 2017

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BUPATI PURWOREJO, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 9 TAHUN 2010 TENTANG

PIAGAM INTERNAL AUDIT

SATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM. Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

Internal Audit Charter

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

TENTANG WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 118 TAHUN 2016

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

NOMOR : 15 TAHUN 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASANN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

Transkripsi:

PENJELASAN / SUPLEMEN PIAGAM AUDIT INTERN 1. PENDAHULUAN 1) Piagam audit Intern (Internal Audit Charter) merupakan dokumen formal yang menyatakan tujuan, wewenang dan tanggung jawab kegiatan audit oleh APIP. 2) Piagam audit Intern merupakan penegasan komitmen dari para pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap arti pentingnya fungsi audit intern atas penyelenggaraan pemerintahan di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Tebo. 3) Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) adalah instansi pemerintah yang dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah, yang terdiri dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jendral Kementerian, Inspektorat/unit pengawasan intern pada Kementerian Negara, inspektorat Utama/Inspektorat Lembaga Pemerintah, Inspektorat/unit pengawasan intern pada Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara, Inspektorat Provinsi/kabupaten/Kota dan unit pengawasan intern pada Badan hokum Pemerintah lainnya sesuai dengan peraturan perundangundangan. 2. KEDUDUKAN DAN PERAN INSPEKTORAT KABUPATEN TEBO 1) Inspektorat Tebo mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa. 2) Struktur dan kedudukan unit APIP adalah sebagai berikut : a. Struktur organisasi APIP harus dibentuk sesuai kebutuhan untuk melaksanakan beban kerja. b. Unit APIP dipimpin oleh seorang Inspektur sebagai Kepala Unit APIP. c. Kepala Unit APIP diangkat dan diberhentikan oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang pengangkatan dan pemberhentian PNS. d. Kepala Unit APIP bertanggung jawab kepada Bupati selaku kepala daerah. e. Auditor yang duduk dalam unit APIP bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala Unit APIP. 3. VISI DAN MISI INSPEKTORAT KABUPATEN TEBO 1) Visi Inspektorat Kabupaten Tebo adalah Terwujudnya Pemerintah Kabupaten Tebo yang Bersih, Wibawa, efisien dan Efektif Melalui Pengawasan yang Profesional 2) Misi Inspektorat kabupaten Tebo adalah : a. Mendorong dan memberikan kontribusi bagi terselenggaranya manjemen pemerintah yang baik. b. Mendorong terwujudnya akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah yang bersih.

c. Meningkatkan kualitas hasil pengawasan dalam rangka pengambilan keputusan. d. Meningkatkan sumber daya manusia aparatur pemerintah dan pengawasan. 4. TUGAS POKOK DAN FUNGSI INSPEKTORAT KABUPATEN TEBO 1) Inspektorat mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan didaerah kabupaten, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa. 2) Inspektorat Kabupaten Tebo menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; b. perencanaan program pengawasan; c. pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. 3) Pengawas Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Inspektorat Kabupaten Tebo diawasi oleh Wakil Bupati dan Bupati Tebo. 5. KEWENANGAN INSPEKTORAT KABUPATEN TEBO Untuk dapat memenuhi tujuan dan lingkup Audit Intern secara memadai, Inspektorat Kabupaten Tebo memiliki kewenangan untuk: 1) Mengakses seluruh informasi, system informasi, catatan, dokumentansi, asset, dan personil yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan fungsi Audit Intern; 2) Melakukan komunikasi secara langsung dengan pejabat pada satuan kerja yang menjadi obyek Audit Intern dan pegawai lain yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan Audit Intern; 3) Menyampaikan laporan dan melakukan konsultasi dengan Bupati selaku Kepala Daerah dan berkoordinasi dengan pimpinan SKPD; 4) Melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan Auditor Eksternal; 5) Mengalokasikan sumber daya Inspektorat Kabupaten Tebo serta menetapkan frekuensi, objek, dan lingkup Audit Intern; 6) Menerapkan teknik-teknik yang diperlukan untuk memenuhi tujuan Audit Intern; 7) Meminta dan memperoleh dukungan dan/atau asitensi yang diperlu baik yang berasal dari Internal maupun Eksternal Pemerintah Daerah Kabupaten Tebo dalam rangka pelaksanaan fungsi Audit Intern; 6. TANGGUNG JAWAB INSPEKTORAT KABUPATEN TEBO Dalam penyelenggaraan fungsi Audit Intern, Kabupaten Tebo bertanggung jawab untuk: 1) Secara terus menerus mengembangkan dan meningjkatkan profesionalisme auditor, kualitas proses audit intern dan kualitas hasil audit intern dengan emngace kepada standar audit yang berlaku. 2) Menyusun, mengembangkan dan emlaksanakan program kerja audit intern tahunan yang peduli resiko khususnya dalam hal penentuan skala prioritas dan sasaran audit intern dengan mempertimabngkan kesediaan sumber daya pengawasan, termasuk

mengidentifikasi dan memutakhirkan data semua unit kerja yang dapat diawasi (audit universe) serta data / dokumen yang diperlukan. 3) Menjamin kecukupan dan kebersediaan sumber daya sehingga dapat menyelenggarakan fungsi audit intern secara optimal. 4) Melakukan pemantauan tindak lanjut hasil audit intern dan eksternal. 5) Menyampaikan laporan hasil audit intern dan laporan berkala aktivitas pelaksanaan fungsi audit intern kepada Bupati selaku kepala derah Kabupaten Tebo. 7. TUJUAN, SASARAN, DAN LINGKUP AUDIT INTERN INSPEKTORAT KABUPATEN TEBO Tujuan penyelenggaraan audit intern oleh inspektorat kabupaten Tebo adalah untuk memberikan nilai tambah bagi pencapaian tujuan dan sasaran, yaitu : 1) Meningkatnya ketaatan, kehematan, efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan dan sasaran penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi pemerintah daerah. 2) Meningkatnya efektivitas manajemen resiko dan pengendalian dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi pemerintah daerah. 3) Meningkatnya tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi pemerintah daerah yang bersih dan bebas dari praktik-praktik korupsi, kolusi dan nepotismne (KKN). Untuk dapat mencapai tujuan dan fungsi audit intern maka lingkup audit intern Inspektorat Kabupaten Tebo paling kurang meliputi : 1) Audit dengan tujuan tertentu untuk memastikan bahwa penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintah daerah telah sesuai ketentuan. 2) Audit kinerja atas penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintah daerah yang mencakup audit kinerja atas penyelenggaraan keuangan negara dan audit kinerja atas pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah daerah. 3) Reviu atas penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintah daerah, seperti reviu atas laporan keuangan pemerintah daerah dan reviu atas laporan kinerja pemerintah daerah. 4) Evaluasi atas penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintah daerah, seperti evaluasi atas sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP) dan evaluasi atas penggunaan dana dekonsentrasi / tugas pembantuan. 5) Pemantauan dan aktivitas audit intern lainnya yang berupa asistensi, sosialisasi, dan layanan konsultasi terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintah. 8. KODE ETIK DAN STANDAR AUDIT INTERN PEMERINTAH INDONESIA Piagam audit intern mensyaratkan bahwa auditor dalam melaksanakan pekerjaannya harus senantiasa mengacu pada standar audit intern pemerintah Indonesia dan kode etik yang dikeluarkan oleh organisasi profesi (AAIPI).

9. PERSYARATAN AUDITOR YANG DUDUK DALAM UNIT APIP Persyaratan auditor yang duduk dalam unit APIP paling kurang meliputi: 1) Memenuhi sertifikasi jabatan fungsional auditor dan/atau sertifikasi lain di bidang pengawasan intern pemerintah serta persyaratan teknis lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2) Memiliki integritas dan prilaku yang professional, independen, jujur, dan obyektif dalam pelaksanaan tugasnya. 3) Memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai teknis audit dan disiplin ilmu lain yang relevan dengan bidang tugasnya. 4) Wajib mematuhi kode etik dan standar audit intern pemerintah Indonesia. 5) Wajib menjaga kerahasiaan informasi terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab audit intern kecuali diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. 6) Memahami prinsip-prinsip tata kelola organisasi yang baik, pengendalian intern pemerintah, dan manajemen resiko. 7) Bersedia meningkatkan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan profesional secara terus menerus. 10. LARANGAN PERANGKAPAN TUGAS DAN JABATAN AUDITOR 1) Auditor tidak boleh terlibat langsung melaksanakan operasional kegiatan yang diaudit atau terlibat dalam kegiatan lain yang dapat mengganggu penilaian independensi dan obyektivitas auditor. 2) Auditor tidak boleh merangkap jabatan sebagai pejabat struktural dan instansi auditi. 11. HUBUNGAN KERJA DAN KOORDINASI Untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan fungsi audit intern, Inspektorat Kabupaten Tebo perlu menjalin kerja sama dan koordinasi dengan auditi, APIP lainnya, Aparat Penegak Hukum (APH) dan pihak terkait lainnya sesuai peraturan perundangundanfgan yang berlaku serta aparat pengawasan ekstern pemerintah. a. INSPEKTORAT KABUPATEN TEBO DENGAN AUDITI 1. Dalam rangka pelaksanaan fungsi audit intern, maka hubungan antara Inspektorat Kabupaten Tebo dengan auditi adalah hubungan kemitraan antara auditor dan auditi atau antara konsultan dengan penerima jasa. 2. Dalam setiap penugasan (baik penugasan assurance maupun consulting), auditi harus memberikan dan menyajikan informasi yang relevan dengan ruang lingkup penugasan. 3. Auditi harus menindaklanjuti setiap rekomendasi audit intern yang diberikan oleh Inspektorat Kabupaten Tebo dan melaporkan tindak lanjut beserta status atau setiap rekomendasi audit intern kepada Inspektorat Kabupaten Tebo sesuai dengan prosedur yang berlaku.

b. INSPEKTORAT KABUPATEN TEBO DENGAN APIP LAINNYA APARAT PENEGAK HUKUM (APH), DAN PIHAK TERKAIT LAINNYA SESUAI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU 1. Inspektorat Kabupaten Tebo wajib menggunakan kebijakan dan peraturanperaturan di bidang pengawasan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang dalam menentukan arah kebijakan dan program audit intern Inspektorat Kabupaten Tebo. 2. Berpartisipasi dalam rapat koordinasi pengawasan (rakorwas) yang diselenggarakan oleh instansi yang berwenang guna menyamakan persepsi mengenai kebijakan pengawasan nasional, sinergi pengawasan nasional, dan mengurangi tumpang tindih pelaksanaan pengawasan. 3. Koordinasi pelaporan baik yang bersifat laporan periodik maupun laporan hasil pengawasan. c. INSPEKTORAT KABUPATEN TEBO DENGAN APARAT PENGAWASAN EKSTERN PEMERINTAH 1. Inspektorat Kabupaten Tebo menjadi mitra pendamping bagi aparat pengawasan ekstern pemerintah selama pelaksanaan penugasan, baik sebagai penyedia data/informasi maupun sebagai mitra auditi pada saat pembahasan simpulan hasil audit. 2. Inspektorat Kabupaten Tebo dapat berkoordinasi dengan pengawasan ekstern pemerintah untuk mengurangi duplikasi dengan lingkup penugasan Inspektorat Kementerian/Lembaga/Daerah. 3. Tindak lanjut dan status atas setiap rekomendasi audit yang disampaikan aparat pengawsan ekstern pemerintah merupakan bahan pengawasan bagi Inspektorat Kabupaten Tebo terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah. 4. Inspektorat Kabupaten Tebo menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada BPK RI sebagaimana diwajibkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 dan BPKP sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemrintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Pemerintah (SPIP). d. PENGUATAN INDEPENDENSI INSPEKTORAT Pemerintah Kabupaten Tebo membentuk Tim Pengawasan manajemen Terhadap Kegiatan Pengawasan APIP di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tebo yang akan diatur lebih lanjut dengan Surat Keputusan Bupati Tebo. e. INSPEKTORAT KABUPATEN TEBO DENGAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP) 1. Inspektorat Kabupaetn Tebo menjadi,mitra kerja bagi BPKP selaku instansi Pembina penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dalam rangka membangun dan meningkatkan pengendalian intern pemerintah yang meliputi : a. Penerapan pedoman teknis penyelenggraan SPIP; b. Sosialisasi SPIP; c. Pendidikan dan pelatihan SPIP; d. Pembimbingan dan konsultasi SPIP; dan