BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu komponen yang mutlak penting bagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia, tampak dari usaha-usaha manusia untuk senantiasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup sebuah perusahaan sangat tergantung pada kepuasan para

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan transportasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kota Tual 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi berasal dari bahasa Latin, yaitu transportare, trans berarti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bangsa Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan di segala

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat dapat dikatakan baik apabila transportasi tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN TRANSPORTASI PENERBANGAN KOMERSIAL

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG POLA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI WILAYAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sedemikian penting tersebut dicapai melalui proses perjalanan yang cukup. yang saat ini menjadi sangat populer didunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa, dagang ataupun industri. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya

STUDI KINERJA PELAYANAN SISTEM ANGKUTAN KERETA REL LISTRIK JABODETABEK TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Armandha Redo Pratama, 2015

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada skripsi mengenai

PERANCANGAN SISTEM OTOMASI PEMBELIAN TIKET BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN MEMBERSHIP CARD TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi merupakan hal yang tidak dapat di pungkiri

BAB I PENDAHULUAN. sistem transportasi seimbang dan terpadu, oleh karena itu sistem perhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap penelitian tidak akan pernah lepas dari objek yang ditelitinya, karena

I. PENDAHULUAN. oleh keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran Dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional

BAB I PENDAHAULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem

BAB I PENDAHULUAN. alat transportasi baik darat, laut maupun udara (dalam Dimas, 2012).

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dari satu tempat ke tempat lain secara fisik dalam waktu yang tertentu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bahan bakar, hemat lahan, rendah polusi, regulated traffic, relatif aman/

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Semakin banyak permintaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional

Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi BAB VIII PENUTUP

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi Laut, dan Transportasi Udara, namun transportasi yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim dengan luas wilayah laut terbesar di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. transportasi darat seperti kereta, mobil, bis, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana mobilitas yang telah menjadi

RUU SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL DAN HARAPAN SISTEM TRANSPORTASI YANG TERINTEGRASI, AMAN, EFEKTIF, DAN EFISIEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL BAB IX SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. upaya terus ditempuh pemerintah guna mendorong pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak dan tulang punggung utama dalam mendorong dan. meningkatkan perekonomian suatu bangsa menjadi Negara yang maju dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KINERJA OPERASI KERETA API BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Angkutan umum sebagai salah satu moda transportasi untuk melakukan

SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL (SISTRANAS) URAT NADI TRANSPORTASI PENDORONG DAN PENDUKUNG PEMBANGUNAN SELURUH SEKTOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan. angkutan darat di mata para penikmat moda transportasi umum di tanah air.saat ini, persaingan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan meningkatnya transaksi perdagangan luar negeri. Transaksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA. pengangkutan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perencanaan Jalur Ganda Kereta Api Lintas Cirebon Kroya Koridor Prupuk Purwokerto BAB I PENDAHULUAN

moda udara darat laut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN. satu bagian negara ke negara bagian lainnya. Peranan transportasi amat sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan moda transportasi massal yang murah, efisien, dan cepat.

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN. tempat lain, atau dari tempat asal ke tempat tujuan (Adisasmita 2011:1).

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Angkutan umum sebagai bagian sistem transportasi merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pemerintahan Negara untuk mewujudkan tujuan bernegara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. berhubungan dengan kegiatan-kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang. dan prasarana yang didukung oleh tata laksana dan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KINERJA OPERASI KERETA BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan yang luas maka modal transportasi udara

TERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA

a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian telah diatur ketentuan-ketentuan mengenai lalu lintas dan angkutan kereta api;

BAB III LANDASAN TEORI

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PERENCANAAN TRAYEK KERETA API DALAM KOTA JURUSAN STASIUN WONOKROMO STASIUN SURABAYA PASAR TURI TUGAS AKHIR

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Transportasi merupakan salah satu komponen yang mutlak penting bagi pencapaian tujuan pembangunan nasional masa kini dan mendatang. Berbagai studi telah menunjukkan bahwa negara-negara yang berhasil dalam pencapaian tujuan pembangunan adalah negara-negara yang memiliki sistem transportasi yang memadai dalam memenuhi kebutuhan dinamis penduduknya. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2007 bahwa transportasi mempunyai peranan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah, dan pemersatu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka mewujudkan wawasan nusantara, serta memperkukuh ketahanan nasional dalam usaha mencapai tujuan nasional berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan transportasi merupakan bagian yang amat penting dari pembangunan nasional, karena peranannya sebagai pendukung pembangunan sektor-sektor lain serta fungsinya untuk menyediakan jasa pelayanan bagi arus pergerakan orang, barang, dan jasa baik di tingkat lokal, regional maupun internasional. Oleh karena itu pembangunan sektor transportasi dalam Repelita VI diupayakan diselenggarakan secara lebih efisien, handal dan berkualitas, melalui 1

2 serangkaian program pembangunan yang menyeluruh, terarah, dan terpadu serta berkesinambungan. Sejalan dengan itu, sistem transportasi nasional yang meliputi transportasi darat, transportasi laut serta transportasi udara diarahkan perkembangannya agar secara terpadu dan intermoda dapat terwujud sebagai bagian dari suatu sistem distribusi yang mantap dan mampu memberikan pelayanan dan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat luas. Geografi sebagai ilmu yang menelaah relasi keruangan gejala juga membahas transportasi sebagai salah satu objek studinya. Menurut Sumaatmadja (1983:39) sebagai berikut : Gejala atau masalah ini kita hubungkan dengan gejala gejala, baik yang menyangkut kemanusiaannya, gejala alamnya, maupun yang menyangkut gejala transportasi dan komunikasinya. Dari relasi relasi tadi, kita dapat mengungkap masalahnya dengan lebih jauh dan mendalam. Menurut Abbas salim (1993:5) Transportasi adalah sarana bagi manusia untuk memindahkan sesuatu, baik manusia atau benda dari satu tempat ke tempat lain, dengan ataupun tanpa mempergunakan alat bantu. Alat bantu tersebut dapat berupa tenaga manusia, binatang, alam ataupun benda lain dengan mempergunakan mesin ataupun tidak bermesin Transportasi juga sangat berpengaruh terhadap mobilitas sosial masyarakat suatu wilayah dengan wilayah yang lainnya sehingga fasilitas transportasi juga mempengaruhi tingkat kemajuan suatu daerah. Salah satu pengaruhnya dapat dilihat dari tingkat kemajuan sosial ekonomi masyarakat dalam suatu wilayah. Hal ini didukung oleh pendapat Sumaatmadja (1983:202) sebagai berikut :

3 Studi geografi aspek transportasi dan komunikasi merupakan studi gejala dan masalah geografi yang lebih dinamis bila dibandingkan dengan mengkaji gejala pada lokasi tertentu. Dengan mengkaji transportasi dan komunikasi ini, kita dapat mengungkapkan difusi, interaksi keruangan dan kemajuan atau keterbelakangan suatu daerah di permukaan bumi. Pada umumnya kemajuan masyarakat ditandai dengan mobilitas yang tinggi akibat tersedianya fasilitas transportasi yang cukup. Sebaliknya daerah yang kurang baik sistem transportasinya, biasanya mengakibatkan keadaan sosial, ekonomi dan budayanya masyarakatnya berada dalam keadaan statis atau dalam tahap immobilitas. Selain memiliki peran strategis terhadap aspek ekonomi, sosial, transportasi juga memiliki peran strategis terhadap guna lahan atau kewilayahan, politik, keamanan, dan budaya. Menurut Mantra (2000), mobilitas penduduk adalah gerak penduduk yang melintasi batas wilayah ke wilayah lain dalam periode waktu tertentu. Penggunaan batas waktu wilayah dan waktu untuk indikator mobilitas penduduk ini mengikuti paradigma ilmu geografi yang mendasarkan pada konsep wilayah dan waktu. Mobilitas penduduk yang sangat bergantung pada sistem sarana trasportasi, seiring dengan waktu mengalami perkembangan inovasi dan modifikasi dalam perkembangan sistem sarana transportasinya. Dengan demikian pemilihan alat sarana transportasi yang unggul dan kompetitif pun berkembang. Salah satu sarana transportasi yang menjadi pilihan masyarakat pada saat ini adalah Kereta Api.

4 Kereta Api sebagai salah satu moda trasportasi dalam sistem transportasi nasional yang mempunyai karakteristik pengangkutan secara massal dan keunggulan tersendiri, serta tidak dapat dipisahkan dari moda transportasi lain. Potensi dan perananya perlu dikembangkan dan ditingkatkan sebagai penghubung wilayah baik nasional maupun internasional. Untuk menunjang, mendorong dan menggerakan pembangunan nasional guna meningkatkan kesejahteraan rakyat berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2007. Kereta Api merupakan salah satu sarana transportasi dengan multi keunggulan komparatif. Dibandingkan dengan alat-alat transportasi yang lainnya kereta api memiliki keunggulan seperti tidak banyak memakan areal lahan, pemakaian energi bahan bakarnya jauh lebih hemat, rendah polusi, bersifat massal untuk segala aktivitas sosial maupun ekonomi, inovasi teknologinya selalu berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat umum Kereta Api yang memiliki keunggulan dalam beberapa hal tersebut potensinya diharapkan akan menjadi suatu sarana transportasi dapat memobilisasi dalam skala nasional, sehingga mampu menciptakan keunggulan kompetitif dibandingkan sarana transportasi yang saat ini memiliki kelemahan serta menimbulkan efek yang merugikan dalam lingkungan masyarakat. Dengan tugas pokok dan fungsi memobilisasi arus penumpang dan barang diatas jalur rel kereta api, sebagai salah satu sarana transportasi, Kereta Api ikut berperan menunjang pertumbuhan ekonomi dan sosial masyarakat baik antar wilayah yang berhubungan.

5 Stasiun Kereta Api Rancaekek adalah salah satu stasiun yang terletak di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, keberadaan stasiun ini beroperasi sejak pemerintahan Kolonial Belanda, semula sarana transportasi kereta api ini berfungsi untuk mengangkut hasil produk-produk pertanian dan sumber daya alam yang terdapat di seputar wilayah ini. Namun beralih fungsinya menjadi alat transportasi massal ketika era zaman kemerdekaan. Keberadaan Stasiun Rancaekek, saat ini menjadi alat transportasi penghubung bagi masyarakat sekitar, baik dari Kecamatan Rancaekek itu sendiri maupun dari luar wilayah Rancaekek. Sebagaimana halnya fungsi sarana transportasi, Stasiun rancaekek menjadi urat nadi yang sangat penting dalam segala macam aktivitas masyarakat dengan berbagai segala kepentingannya. Ditinjau dari keberadaannya, Stasiun Rancaekek ini memobilisasi penduduk dengan motif dan tujuan yang bermacam-macam dan dilandasi tujuan yang berbeda-beda. Pada umumnya karakteristik pemakai sarana transportasi Kereta Api berprofesi sebagai karyawan swasta, pegawai instasi pemerintahan, siswa atau mahasiswa maupun pedagang. Sebagaimana wilayah-wilayah lain yang merupakan suatu bagian daerah penyangga kota besar, Rancaekek merupakan suatu daerah yang memiliki ciri khas penduduk yang mempunyai gerak mobilitas yang tinggi antar wilayah, oleh karena kurangnya fasilitas sosial, pendidikan dan lapangan pekerjaan di daerah asal, upah dan pendapatan yang rendah yang menjadi faktor pendorong penduduk untuk melakukan mobilitas ke kota besar. Selain itu pemilihan sarana transportasi Kereta Api dinilai lebih efisien dikarenakan oleh harganya yang terjangkau, waktu

6 yang ditempuh relatif singkat dan faktor-faktor kenyamanan yang menjadikan penduduk memilih sarana transportasi ini. Stasiun Kereta Api Rancaekek memiliki armada kereta api dengan kelas yang berbeda, yakni kelas ekonomi dan kelas bisnis. Ditinjau dari segi perbedaannya, kereta api bisnis dan ekonomi ini sangat berbeda jauh, baik dalam harga, kenyamanan, waktu dan lokasi yang ditempuh. Rute-rute lokasi yang dapat dijangkau menggunakan sarana transportasi Kereta Api di Stasiun Rancaekek oleh para mobilisan dengan Kereta Api bisnis maupun ekonomi, yakni Stasiun Cicalengka, Haurpugur,Cimekar, Kiara Condong, Cikudapateuh, Bandung, Cimahi, Ciroyom, Gadobangkong dan Padalarang. Ditinjau dari hal diatas, maka karakteristik para pengguna jasa angkutan kereta api di stasiun rancaekek sangat berbeda, dilihat dari profesi pengguna jasa yang memakai jenis armada kereta tersebut. Oleh karena itu berbeda pula terhadap kondisi sosial dan ekonomi para penggunaanya yang dapat diidentifikasi dari mata pencaharian, pendidikan, pendapatan dan kesejahterannya, selain itu ketergantungan penduduk terhadap fasilitas transportasi Kereta Api dengan tingginya mobilitas gerak penduduk, mendorong peneliti melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi yang berjudul Profil Pengguna Jasa Transportasi Kereta Api Stasiun Rancaekek Kabupaten Bandung

7 B. Rumusan Masalah Pengguna jasa transportasi Kereta Api mempunyai berbagai macam karakteristik yang berbeda baik dari segi kondisi sosial dan ekonomi pengguna jasa, yang dapat diidentifikasi dari mata pencaharian, pendidikan, pendapatan dan kesejahterannya. Untuk memperjelas pernyataan di atas, maka penulis akan mengemukakan pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana karakteristik penumpang kereta api yang menggunakan sarana transportasi kereta api stasiun rancaekek? 2. Bagaimana mobilitas penduduk yang menggunakan sarana transportasi kereta api stasiun rancaekek? 3. Bagaimana pengaruh tingkat ekonomi penumpang terhadap penggunaan kereta api stasiun rancaekek? C. Tujuan Penelitian Setiap upaya yang dilaksanakan pada hakekatnya didasarkan kepada tujuan tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini mengandung arti bahwa upaya-upaya yang dilakukan individu atau kolektif pada dasarnya untuk mencapai tujuan tertentu. Sumaatmadja menjelaskan (1988:98) menjelaskan : Sesungguhnya apa yang disebut sebagai penelitian adalah perbuatan dan tindakan yang dilakukan untuk memenuhi tujuan penelitian yang selain jelas sasarannya ( tentang apa), juga harus jelas tujuannya (untuk apa atau untuk siapa) Merujuk dari penjelasan di atas di atas maka penyusun menetapkan tujuan penelitian. Adapaun tujuan penelitian ini sebagai berikut:

8 1. Mengidentifikasi karakteristik mata pencaharian penumpang kereta api yang menggunakan sarana transportasi kereta api stasiun rancaekek? 2. Mengidentifikasi mobilitas penduduk yang menggunakan sarana transportasi kereta api stasiun rancaekek? 3. Mengidentifikasi pengaruh tingkat ekonomi penumpang terhadap penggunaan kereta api stasiun rancaekek? D. Manfaat Penelitian Suatu pekerjaan atau penelitian di samping mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan tentu saja didasarkan kepada manfaat yang akan diperoleh setelah melaksanakan pekerjaan, kegiatan atau penelitian tersebut. Penelitian ini sangat bermanfaat bagi semua pihak, baik bagi peneliti, bagi pemerintah, bagi pengembangan keilmuan maupun bagi pembelajaran di sekolah. Secara eksplisit penulis menguraikannya di bawah ini : 1 Hasil Penelitian ini sebagai salah satu penambah ilmu pengetahuan bagi penulis. 2 Hasil Penelitian ini diharapkan menjadi bahan kajian bagi departemendepartemen terkait dalam hal kebijakan sarana dan prasarana yang dapat menunjang bagi penumpang kereta api. 3 Hasil penelitian ini dapat menjadi literatur penelitian-penelitian tentang kemasyarakatan selanjutnya.

9 E. Definisi Operasional Penelitian dalam penyusunan skripsi ini berjudul Profil Pengguna Jasa Transportasi Kereta Api Stasiun Rancaekek Kabupaten Bandung. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan judul tersebut, maka peneliti mencoba memberikan penjelasan sebagai berikut : 1 Profil Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, Grafik atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus, dalam penelitian ini profil mengacu kepada hal hal khusus yang berkaitan kepada penumpang kereta api. 2 Pengguna Orang yang menggunakan. Dalam penelitian ini Pengguna mengacu kepada penumpang yang memakai jasa angkutan kereta api (Kamus Besar Bahasa Indonesia Online) 3 Jasa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online jasa adalah perbuatan yang memberikan segala sesuatu yg diperlukan orang lain, layanan, servis atau aktivitas, kemudahan, manfaat, dan sebagainya yang dapat dijual kepada orang lain (konsumen) yang menggunakan atau menikmatinya. 4 Stasiun Rumah perhentian kereta api. (Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 1987)

10 5 Kereta Api Kereta yang terdiri dari rangkaian gerbong (kereta) yang ditarik oleh lokomotif, dijalankan dengan tenaga uap (atau listrik), berjalan diatas rel (Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua, Jakarta: Balai Pustaka, 1989)