BAB 1 PENDAHULUAN. memberi andil terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup, dan sosial ekonomi,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB 1 PENDAHULUAN. transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. menular (noncommunicable diseases). Terjadinya transisi epidemiologi

BAB I PENDAULUAN. morbiditas dan mortalitas di perkirakan pada abad ke-21 akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Proportional Mortality Ratio (PMR) masing-masing sebesar 17-18%. 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan kearah. pada gilirannya dapat memacu terjadinya perubahan pola penyakit.

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. beban yang luar biasa secara global pula.menurut Lawes et al., disability-adjusted life years (DALY) terkait dengan tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan kelainan pada sistem kardiovaskular yang masih

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB I PENDAHULUAN. menular juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) di dunia masih

BAB I PENDAHULUAN. pula kelompok lanjut usia (lansia) di masyarakat (Sudiarto, 2007). Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masyarakat, termasuk di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sedang

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease atau penderita tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB 1 : PENDAHULUAN. penderita mengalami komplikasi pada organ vital seperti jantung, otak, maupun ginjal.

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan utama yang paling berharga bagi setiap bangsa adalah sumber daya

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan pola struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak memberi andil terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup, dan sosial ekonomi, yang pada gilirannya dapat memicu peningkatan penyakit tidak menular. Kecenderungan semakin meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular dalam masyarakat, termasuk kalangan masyarakat Indonesia disebabkan oleh morbiditas dan mortalitas yang mengalami pergeseran dari berkurangnya penyakit menular dan bertambahnya penyakit tidak menular. Perubahan pola dari penyakit menular ke penyakit tidak menular ini dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1 Transisi epidemiologi sangat dipengaruhi oleh transisi demografi dimana pada tahap transisi demografi terjadinya pola penurunan mortalitas sedangkan fertilitas tetap rendah, sehingga menghasilkan dampak mortalitas dan fertilitas relatif stabil, bahkan kadang fertilitas lebih rendah dari mortalitas sehingga pertumbuhan negatif. 2 Bila mengacu pada batasan usia 65 tahun, maka di Indonesia, pada kelompok penduduk berusia 65 tahun ke atas pada tahun 1994 sebesar 7,5 juta jiwa dengan proporsi 4,6%. Dan pada tahun 2010, proyeksi penduduk berusia 65 tahun ke atas di Indonesia menjadi 11 juta jiwa. Sedangkan tahun 2020 proyeksi proporsi 7,2%. 3 Penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 273,65 juta jiwa pada tahun 2025. Pada tahun 2025 angka harapan hidup diperkirakan mencapai 73,7 tahun, suatu peningkatan yang cukup tinggi dari angka 69,0 tahun pada tahun 2000. Sementara itu

proporsi penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas) akan meningkat dari 5,0% tahun 2000 menjadi 8,5% di tahun 2025. 4 Menurut Yugiantoro (2006) secara epidemiologi menunjukkan bahwa dengan meningkatnya populasi usia lanjut, maka jumlah pasien hipertensi juga bertambah, baik hipertensi sistolik maupun kombinasi hipertensi sistolik dan diastolik yang sering timbul pada lebih dari separuh orang yang berusia > 65 tahun. 5 Hipertensi dapat diderita oleh pria maupun wanita. 6 Hipertensi juga disebut sebagai the silent killer karena tidak terdapat tanda-tanda atau gejala yang dapat dilihat dari luar yang perkembangannya berjalan perlahan, tetapi secara potensial sangat berbahaya. 7 Hipertensi menjadi masalah pada usia lanjut karena sering ditemukan sebagai faktor risiko stroke dan penyakit jantung koroner. 8 Hipertensi menjadi masalah global karena prevalensi yang terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas (pola makan), inaktivitas fisik, dan stres psikososial. Data World Health Organization (WHO) tahun 2000 menunjukkan, di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta penderita hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Menurut Ketua Umum Perhimpunan Hipertensi Indonesia (PerHI) atau Indonesian Society of Hypertension (InaSH), Soenarto, hipertensi sudah menjadi permasalahan dunia, tahun 2000, hipertensi menyumbang Proportionated Mortality Rate (PMR) 12,8% dari seluruh kematian dan proporsi dari semua kecacatan 4,4%. 9 Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES) menunjukkan bahwa

dari tahun 1999-2000, insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29-31%, yang berarti terdapat 58-65 juta penderita hipertensi di Amerika. 5 Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2004, di Indonesia prevalensi hipertensi 14% dengan perkiraan 13,4%-14,5%. Peningkatan prevalensi hipertensi berbanding lurus dengan pertambahan usia penduduk. Penderita hipertensi lebih banyak pada wanita dengan proporsi 16% dibanding pada pria dengan proporsi 12%. 10 Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes RI pada tahun 2007 menunjukkan prevalensi nasional hipertensi pada penduduk umur > 18 tahun adalah 29,8%. Selain itu hasil Riskesdas juga menunjukkan hipertensi menduduki peringkat ketiga penyebab kematian utama untuk semua kelompok umur di Indonesia dengan Case Fatality Rate (CFR) 6,8%. 11 Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2008 yang merujuk hasil Riskesdas 2007 di Sumatera Utara, dari 10 jenis penyakit tidak menular diketahui bahwa prevalensi hipertensi menduduki peringkat tertinggi keempat dengan proporsi 5,8% setelah persendian, jantung, dan gangguan mental. 12 Sedangkan berdasarkan penelitian Rasmaliah dkk (2004) di Wilayah Kerja Puskesmas Pekan Labuhan diketahui bahwa prevalensi hipertensi penduduk usia 26 tahun sebesar 26,4%. 13 Berdasarkan laporan bulanan posyandu lansia bulan Maret 2010 di Puskesmas Sering Medan Tembung diketahui bahwa proporsi penderita hipertensi yang berkunjung di posyandu lansia pada bulan Maret adalah 11,08% (50 orang dari 451 orang). 14

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada lansia yang berkunjung di Posyandu Lansia, Wilayah Kerja Puskesmas Sering Medan Tembung tahun 2010. 1.2. Perumusan Masalah Belum diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada lansia yang berkunjung di Wilayah Kerja Puskesmas Sering Medan Tembung tahun 2010. 1.3. Tujuan 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada lansia yang berkunjung di Wilayah Kerja Puskesmas Sering Medan Tembung tahun 2010. 1.3.2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui Prevalence Rate (PR) hipertensi pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Sering Medan Tembung tahun 2010. b. Untuk mengetahui distribusi proporsi lansia berdasarkan umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status obesitas, aktifitas fisik, riwayat keluarga, dan kebiasaan merokok di Wilayah Kerja Puskesmas Sering tahun 2010. c. Untuk mengetahui hubungan dan Ratio Prevalence (RP) umur dengan hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sering tahun 2010. d. Untuk mengetahui hubungan dan Ratio Prevalence (RP) jenis kelamin dengan

e. Untuk mengetahui hubungan suku dengan hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sering tahun 2010. f. Untuk mengetahui hubungan agama dengan hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sering tahun 2010. g. Untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sering tahun 2010. h. Untuk mengetahui hubungan dan Ratio Prevalence (RP) pekerjaan dengan i. Untuk mengetahui hubungan dan Ratio Prevalence (RP) status obesitas dengan j. Untuk mengetahui hubungan dan Ratio Prevalence (RP) aktivitas fisik dengan k. Untuk mengetahui hubungan dan Ratio Prevalence (RP) riwayat keluarga dengan l. Untuk mengetahui hubungan dan Ratio Prevalence (RP) kebiasaan merokok dengan m. Untuk mengetahui faktor risiko yang paling dominan yang berhubungan dengan

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi Pemerintah Kecamatan Medan Tembung pada umumnya, petugas Puskesmas Sering serta kader Posyandu Lansia pada khususnya. 1.4.2. Sebagai bahan referensi bagi penelitian lain yang berkenaan dengan hipertensi.