BAB IV HASIL PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Keluarga

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Geografis Dan Topografi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh

BAB V PEMBAHASAN. dinyatakan bahwa pembahasan yang akan diuraikan meliputi: pembahasan hasil. penelitian, temuan teoritis dan keterbatasan penelitian.

VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION. mengetahui, mengenal serta mengkonsumsi moci Kaswari Lampion.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas buah-buahan nasional di Indonesia memiliki

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gamping Kabupaten Sleman ini dilakukan terhadap 117 orang responden yang

HASIL. Faktor Internal

PERILAKU KONSUMSI IKAN PADA WANITA DEWASA DI WILAYAH PANTAI DAN BUKAN PANTAI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Nia Kurniawati

BAB V KARAKTERISTIK KONSUMEN DALAM PROSES PEMBELIAN KOPIKO BROWN COFFEE

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng. yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa Ciwareng,

BAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG

63

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian adalah pengunjung pasar modern Hypermart, Carrefour,

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sayuran organik ini diharapkan dapat bermanfaat bagi produsen dan super market

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku yang berbeda. Informasi yang disajikan memberi peluang bagi produsen

Analisis Preferensi, Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Terhadap Hidangan Steak Di Waroeng Steak And Shake Cabang Jatinangor Kabupaten Sumedang

Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Kaki Naga (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugrah, Kabupaten Bogor)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

BAB VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian suatu bisnis baik itu berupa barang atau jasa, sebaiknya dibutuh dan

Pola Konsumsi Daging Ayam Broiler pada Rumah Tangga di Perumahan Bereng Kalingu I di Kelurahan Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat kebutuhan gizi

KUESIONER ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KOPI INSTAN KOPIKO BROWN COFFEE DI KOTA DEPOK

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dasar yang ada di Kabupaten Boalemo dengan jumlah sekolah 141 unit.

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa akan lebih baik jika terdapat perbedaan tersendiri. sehingga dengan adanya keunggulan bersaing diharapkan mampu

PENDAHULUAN. bermanfaat bagi manusia. Daging banyak dikonsumsi oleh manusia untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Responden. Berdasarkan karakteristik responden pada Tabel 1, kelompok usia

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Makan Waroeng Steak & Shake

4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden (Anak Sekolah Dasar)

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

SIKAP KONSUMEN TERHADAP DAGING SAPI LOKAL DENGAN DAGING SAPI IMPOR

I. PENDAHULUAN. (Capsicum annum L) atau cabai merah merupakan tanaman musiman yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Kelurahan Simpang Baru merupakan salah satu kelurahan yang terletak di

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo, dan memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut :

Lampiran 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Menurut Kelompok Jenis Kelamin Tahun

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. mempengaruhi perilaku seseorang dan pada akhirnya juga akan menentukan

BAB V KESIMPULAN. Secara keseluruhan ditemukan bahwa karakteristik perilaku pergerakan belanja penduduk wilayah studi adalah sebagai berikut :

PEMETAAN SEBARAN SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BOALEMO

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

VI. HASIL ANALISIS. 6.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Konsumen Kacang Garing Merek Garudafood

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB I. PENDAHULUAN. cenderung meningkat dari tahun ke tahun, sehingga pengembangan industri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Modern Superindo Godean (terletak di

gizi buruk. Ketenagakerjaan meliputi rasio penduduk yang bekerja. Secara jelas digambarkan dalam uraian berikut ini.

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

VI ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRIMA FRESH MART

METODE PENELITIAN. metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

Tabel 1. Data Profil Responden (n = 146) Profil responden Jumlah Persentase (%)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. sehingga seringkali dijumpai bahwa merek Indomie ini bukan lagi hanya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN PERANTARA TERHADAP DAGING ITIK (Kasus Pedagang Olahan Daging Itik Di Kecamatan Coblong Kota Bandung)

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Keadaan Umum Hutan Mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP BUAH JERUK LOKAL DAN BUAH JERUK IMPOR DI KABUPATEN KUDUS

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB IV GAMBARAN UMUM

III. METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian. geografis berada di koordinat 07 o LS-7 o LS dan

I. PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat adalah tujuan utama suatu negara, tingkat

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. gambaran mengenai identitas responden yang telah melakukan pengambilan

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian.

STATISTIK DAERAH. Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG. Katalog BPS nomor :

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah sejumlah warga di Kelurahan Ujung Menteng

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Tabel 1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Jenis kelamin - Tempat tinggal -

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

Transkripsi:

BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian 1. Keadaan Geografis Kecamatan Tilamuta merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo. Kecamatan terletak LU, 0 0 27 16 0 0 54 46. BT, 122 0 10 35 122 0 24 58. Kecamatan Tilamuta merupakan salah satu dari 7 Kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo. Kecamatan ini merupakan Ibu Kota Kabupaten Boalemo. batas wilayah Kecamatan Tilamuta yaitu : Sebalah Utara : Kecamatan Dulupi Sebelah Timur : Kecamatan Dulupi Sebelah Selatan : Teluk Tomini Sebelah Barat : Kecamatan Botumoito Kecamatan Tilamuta terdiri dari 12 Desa yaitu, Desa Ayuhulalo, Piloliyanga, Limbato, Lamu, Modelomo, Mohungo, Lahumbo, Pentadu Timur, Pentadu Barat, Bajo, dan Desa Tenilo. Menurut bagian pemerintahan Kecamatan Tilamuta, status pemerintahan desadesa di Tilamuta adalah Desa. Jika dilihat dari status hukumnya maka semua desa di Tilamuta sudah tergolong definitive. (BPS, 2012). Ketinggian, luas Desa dan persentase luas Desa di Kecamatan Tilamuta dapat di lihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Ketinggian, Luas Desa dan Luas Desa di Kecamatan Tilamuta Tahun 2012 No Desa Ketinggian Luas Desa (m) (km 2 ) Luas Desa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Lamu Bajo Pentadu Barat Modelomo Hungayonaa Ayuhulalo Piloliyanga Limbato Mohungo Pentadu Timur Lahumbo Tenilo 16 23,51 2 10,65 4 14,59 6 8,42 19 10,62 23 55,53 24 57,30 17 8,39 19 45,38 7 23,03 26 43,66 7 10,32 7,55 3,42 4,69 2,70 3,41 17,83 18,40 2,69 14,57 7,40 14,02 3,31 Kecamatan 311.4 100.00% Tilamuta Sumber : BPS Kecamatan Tilamuta Dalam Angka, 2012. Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa desadesa di Kecamatan Tilamuta sebagian besar merupakan daerah pantai. Dengan ratarata ketinggian dari permukaan laut 14 m. Jika dilihat dari luas Desa, maka desa yang memiliki luas terbesar adalah Piloliyanga dan yang memiliki luas Desa terkecil adalah Limbato. 2. Keadaan Penduduk Secara demografis, berdasarkan data penduduk tahun 2012 Kecamatan Tilamuta mempunyai jumlah penduduk 28.516 jiwa, terdiri dari penduduk lakilaki 14.525 jiwa dan penduduk perempuan 13.991 jiwa. Kepadatan penduduk Tilamuta pada tahun 2012 sebesar 92 jiwa per km 2. Desa yang paling padat penduduknya adalah Hungayonaa, yaitu 430 jiwa per km 2, sedangkan yang terendah adalah Ayuhulalo yaitu 39 jiwa per km 2. Rasio

jenis kelamin penduduk Tilamuta adalah 104. Ini berarti terdapat 104 penduduk lakilaki untuk setiap 100 penduduk perempuan, atau dapat dikatakan jumlah penduduk lakilaki di Tilamuta lebih banyak dari penduduk perempuan. Penduduk Kecamatan Tilamuta yang belum pernah sekolah 6.573 orang, SD/sederajat 3.908 orang, SMP/sederajat 1.486 orang, SMA/sederajat 1.805 orang, perguruan tinggi 423 orang. Dari sisi ketenagakerjaan sebagian besar penduduk Tilamuta bekerja di sektor pertanian dan agama yang dimiliki penduduk Kecamatan Tilamuta yaitu mayoritas Islam (BPS, 2012). Jumlah penduduk menurut Desa dan jenis kelamin dapat di lihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Desa dan Jenis Kelamin di Kecamatan Tilamuta Tahun 2012 Desa Lakilaki Perempuan Jumlah 1. Lamu 838 837 1675 2. Bajo 689 675 1364 3. Pentadu Barat 1.424 1.413 2.237 4. Modelomo 1.409 1.296 2.705 5. Hungayonaa 2.006 1.994 4.000 6. Ayuhulalo 7. Piloliyanga 8. Limbato 9. Mohungo 10. Pentadu Timur 11. Lahumbo 12. Tenilo 1.110 1.616 912 1.174 1.102 1.169 310 1.035 1.628 937 1.170 1.065 1.157 317 2.145 3.244 1849 2.344 2.167 2.326 627 Jumlah 14.525 13.991 28.516 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Boalemo, 2012 Berdasarkan Tabel 3 menunjukan bahwa Desa Hungayonaa, Desa Piloliyanga, dan Mohungo merupakan tiga Desa dengan jumlah penduduk terbanyak, yaitu masing masing 4.000 orang, 3.244 orang, dan 2.344 orang. Sedangkan Desa paling sedikit adalah Desa Bajo 1364 orang. Jumlah penduduk Kecamatan Tilamuta menurut kelompok umur dapat di lihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Kecamatan Tilamuta Menurut Kelompok Umur Tahun 2012 Kelompok Umur LakiLaki dan Perempuan (Tahun) 04 1432 5 59 2928 9 1014 3326 11 1519 2703 9,5 2024 2715 9,5 2529 2402 8,4 3034 2476 8,7 3539 2461 8,6 4044 2171 7,6 4549 1667 5,9 5054 1300 4,5 5559 987 3,5 6064 779 2,7 6569 482 1,7 7074 375 1,3 >75 335 1,8 Total 28.516 100 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Boalemo, 2012 Suharno dkk.,(2010) berpendapat bahwa umur produktif berkisar antara 1665 tahun, sedangkan umur > 65 tahun lanjut usia termasuk non produktif. Dari tabel diatas menunjukan bahwa penduduk Kecamatan Tilamuta dapat dikatakan produktif sebanyak 27.347 orang, dan yang non produktif sebanyak 1192 orang. Penduduk Kecamatan Tilamuta sebagian besar berada pada umur produktif. B. Karakteristik Setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda. karakteristik responden dalam penelitian ini dibagi menjadi lima karakteristik responden yang terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan rumah tangga. dalam penelitian ini menggunakan 100 responden sebagai sampel yang di ambil dari penduduk Kecamatan Tilamuta.

1. Karakteristik Menurut Kelompok Umur Umur merupakan salah satu faktor yang mampu mempengaruhi proses pembelian dalam suatu produk. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan umur (Simamora, 2004). Umur penduduk di Kecamatan Tilamuta khususnya di Desa Hungayonaa, Piloliyanga, dan Mohungo dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Umur Konsumsi Daging Sapi di Kecamatan Tilamuta Tahun 2013 Umur (Tahun) 2140 56 56 4160 32 32 >65 12 12 Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2013 Berdasarkan Tabel 5 menunjukan bahwa responden yang berumur 21 40 tahun sebanyak 56%, sedangkan responden dengan umur 4160 tahun sebanyak 32% dan responden umur diatas 65 tahun sebanyak 12 orang. Pada tahap umur ini mereka sudah mengetahui manfaat dari apa yang mereka konsumsi. Umur produktif berkisar antara 1665 tahun, sedangkan umur > 65 tahun termasuk non produktif (Suharno & Sutarno). Dengan demikian responden yang mengkonsumsi daging sapi di Kecamatan Tilamuta berada pada umur produktif dan belum produktif. yang berumur lebih > 65 tahun sebanyak 12% yang mengkonsumsi daging sapi karena dipengaruhi oleh umur yang sudah tua dan kesehatan. 2. Karakteristik Menurut Jenis Kelamin Karakteristik responden dapat dilihat berdasarkan jenis kelamin, jenis kelamin seseorang dapat dibedakan menjadi dua yaitu lakilaki dan perempuan. Pengidentifikasian jenis kelamin ini bertujuan untuk mengetahui jenis kelamin yang mengkonsumsi daging sapi, jenis kelamin responden dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jenis Kelamin Daging Sapi di Kecamatan Tilamuta No Tahun 2013 Jenis Kelamin Jumlah 1 Perempuan 59 59 2 Lakilaki 41 41 Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2013 Berdasarkan Tabel 6 menunjukan bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 59 orang atau 59% sedangkan berjenis kelamin lakilaki sebanyak 41 orang atau 41%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perempuan yang banyak mengkonsumsi daging sapi. 3. Karakteristik Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan dapat dilihat dari jenjang pendidikan formal yang telah diselesaikannya. Tingkat pendidikan selain menentukan seseorang dalam menerima pengetahuan dan informasi juga dapat mempengaruhi nilainilai yang yang dianutnya, cara berpikir, cara pandang bahkan persepsinya terhadap suatu masalahnya. yang memiliki pendidikan yang lebih baik akan sangat responsif terhadap informasi. Selain itu, pendidikan juga mempengaruhi responden dalam menentukan pilihan produk maupun merek (Sumarwan, 2003). Tingkat pendidikan responden daging sapi dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Pendidikan Daging Sapi di Kecamatan Tilamuta Tahun 2013 No Pendidikan 1. SD/sederajat 29 29 2. SMP/sederajat 17 17 3. SMA/sederajat 31 31 4. Diploma 9 9 5. Sarjana 6. Magister 13 1 13 1 Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2013

Tingkat pendidikan di Indonesia terbagi menjadi empat yaitu SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan perguruan tinggi (diploma, sarjana, master). Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang paling banyak pada tingkat pendidikan SMA/sederajat sebanyak 31%, pendidikan SD/sederajat yaitu sebanyak 29% responden, pendidikan SMP/sederajat sebanyak 17% responden, jumlah responden dengan pendidikan Diploma sebanyak 9%, tingkat pendidikan Sarjana sebanyak 10%. 1% tingkat pendidikannya yaitu Magister. 4. Karakteristik Menurut Jenis Pekerjaan Pekerjaan merupakan sumber pendapatan utama yang diakui oleh responden dan sumber pendapatan tetap. Pekerjaan responden terdiri dari beberapa jenis pekerjaan baik bekerja di bagian pemerintahan, swasta, berwiraswasta dan lainnya. Pekerjaan responden daging sapi di Kecamatan Tilamuta beragam dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Pekerjaan Daging Sapi di Kecamatan Tilamuta Tahun 2013 No Pekerjaan 1. PNS 15 15 2. Wiraswasta 28 28 3. IbuRumah Tangga 52 42 4. Lainnya 5 5 Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2013 Berdasarkan Tabel 8 menunjukan bahwa pekerjaan responden sebagian besar adalah ibu rumah tangga sebanyak 42%, wiraswasta sesebanyak 28% responden, PNS sebanyak 15% responden, dan lainnya sebanyak 5% responden. 5. Karakteristik Menurut Pendapatan Rumah Tangga Pendapatan merupakan imbalan yang diterima seseorang dari pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah. Pendapatan biasanya diterima dalam bentuk uang. Pendapatan adalah sumber material yang sangat bagi responden karena dengan pendapatan itulah responden bisa membiayai

konsumsinya termasuk konsumsi terhadap daging sapi. Jumlah pendapatan keluarga dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Pendapatan Daging Sapi di Kecamatan Tilamuta Tahun 2013 No Pendapatan (Rp) 1. < Rp 500.000 6 6 2. Rp 500.000 Rp 1.000.000 44 44 3. Rp1.000.000 Rp 1.500.000 17 17 4. Rp1.500.000 Rp 2.000.000 30 30 5. > Rp 2.000.000 3 3 Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2013 Berdasarkan Tabel 9 menunjukan bahwa responden mempunyai pendapatan Rp 500.000 Rp 1.000.000 sebanyak 44% responden, 30% responden mempunyai pendapatan sebanyak Rp 1.500.000 Rp 2.000.000, 17% responden mempunyai pendapatan sebanyak Rp 1.000.000 Rp 1.500.000, 6% responden mempunyai pendapatan sebanyak < Rp 500.000, dan 3% responden mempunyai pendapatan sebanyak > Rp 2.000.000. Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi atau rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas permintaan. Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara total hanya ada uang sedikit untuk dibelanjakan, sehingga masyarakat akan membelanjakan lebih sedikit uang untuk beberapa dan mungkin pula terhadap sebagian besar barang (Setiadi, 2003). C. Perilaku Konsumen Perilaku responden terhadap deging sapi adalah suatu tindakan langsung dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan akan barang konsumsi yang meliputi : bagian daging yang disukai, alasan mengkonsumsi daging sapi, tujuan, frekuensi pembelian, jumlah pembelian daging sapi, dan keputusan pembelian.

1. Bagian Daging Yang Dibeli Setiap konsumen mempunyai alasan yang berbeda dalam membeli suatu produk, salah satunya dalam memilih bagian daging sapi yang dibeli. Bagian daging sapi dibeli dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Bagian Daging Sapi Yang Dibeli di Kecamatan No Tilamuta Tahun 2013 Bagian Daging 1. Daging 76 76 2. Daging dan Tulang 24 24 Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2013 Berdasarkan Tabel 16 menunjukan bahwa sebanyak 76% responden membeli daging sapi bagian atas, dan 24% responden membeli daging dan tulang. 2. Alasan Mengkonsumsi Daging Sapi Setiap konsumen memiliki alasan yang berbedabeda dalm mengkonsumsi satu produk, salah satunya mengkonsumsi daging sapi. Alasan konsumen mengkonsumsi daging sapi dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Alasan Mengkonsumsi Daging Sapi di Kecamatan Tilamuta Tahun 2013 No Alasan Mengkonsumsi Daging Sapi 1. Suka 23 23 2. Enak 10 10 3. Bergizi 59 59 4. Variasi Lauk 5 5 5. Harga Terjangkau 3 3 Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2013 Berdasarkan Tabel 17 menunjukan bahwa sebanyak 59% responden memilih bergizi, kemudian 23% responden memilih suka, 10% responden memilih enak, 5% responden memilih variasi lauk dan 3% responde memilih harga terjangkau. Melihat kenyataan tersebut dapat dikatakan bahwa

responden di Kecamatan Tilamuta mengetahui bahwa daging sapi merupakan makanan yang bergizi baik untuk dikonsumsi. 3. Frekuensi Konsumsi Frekuensi konsumsi adalah intensitas konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang atau produk. Dalam mengkonsumsi suatu barang atau produk konsumen memiliki frekuensi yang berbedabeda, begitu pula untuk konsumsi daging sapi di Kecamatan Tilamuta. Frekuensi daging sapi dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Frekuensi Konsumsi Daging Sapi di Kecamatan Tilamuta Tahun 2013 No Frekuensi Konsumsi 1. Seminggu Sekali 3 2. Dua Minggu Sekali 6 19 3. Sebulan Sekali 40 34 4. Tidak Tentu 51 47 Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2013 Berdasarkan Tabel 18 menunjukan bahwa Frekuensi konsumsi daging sapi di daerah penelitian sangat bervariasi yaitu didominasi oleh responden yang mengkonsumsi daging sapi tidak tentu sebanyak 51%, kemudian responden yang menkonsumsi sebulan sekali sebanyak 40%, 6% responden mengkonsumsi dua minggu sekali dan responden yang paling sedikit mengkonsumsi daging sapi seminggu sekali sebanyak 3%. Perbedaan jumlah pembelian responden terhadap daging sapi di Kecamatan Tilamuta memiliki kemampuan finansial yang rendah. 4. Jumlah Pembelian Daging Sapi Salah satu perilaku responden yang penting dipelajari adalah banyaknya pembelian daging sapi. Jumlah pembelian daging sapi oleh konsumen Kecamatan Tilamuta dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Jumlah Pembelian Daging Sapi Oleh di Tilamuta Tahun 2013 Kecamatan No Jumlah Pembelian (kg) Jumlah 1. < 1 kg 7 7 2. 12 kg 89 89 3. > 2 kg 4 4 Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2013 Berdasarkan Tabel 19 menunjukan bahwa responden daging sapi di daerah penelitian sebagian besar responden membeli daging sapi sebesar kurang 12 kg sebanyak 89%, kemudian 7% responden membeli daging sapi sebanyak < 1 kg dan 4% responden membeli daging sapi sebesar >2 kg. Ini menunjukan bahwa kebutuhan responden daging sapi di Kecamatan Tilamuta terlalu banyak. 5. Keputusan Pembelian Keputusan pembelian tidak hanya terdiri dari anakanak, ibu atau pun bapak. Tetapi keputusan pembelian pada penelitian ini terdiri dari semua golongan. Keputusan pembelian daging sapi oleh konsumen di Kecamatan Tilamuta dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Keputusan Pembelian Daging Sapi Oleh di Kecamatan Tilamuta Tahun 2013 No Keputusan Pembelian 1. Anakanak 8 8 2. Bapak 22 22 3. Ibu 50 50 4. Kakek 10 10 5. Nenek 6 6 6. Menantu 4 4 7. Lainnya Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2013

Berdasarkan Tabel 20 menunjukan bahwa responden yang memutuskan pembelian paling banyak terdapat pada ibu sebanyak 50%, bapak sebanyak 22% responden, kakek sebanyak 10% responden, anakanak sebanyak 8% responden, nenek 6% responden dan menantu 4% responden. D. Preferensi Konsumen Terhadap Atribut Daging Sapi Preferensi merupakan tingkat kesukaan yang didasarkan atas sikap seseorang memilih dan menentukan makanan yang dikonsumsi. Setiap orang mempunyai preferensi atau selera masingmasing. Hasil penelitian di Kecamatan Tilamuta bahwa yang suka makan daging sapi sebanyak 86 responden, kurang suka sebanyak 5 responden dan tidak suka sebanyak 9 responden. Preferensi responden terhadap daging sapi di Kecamatan Tilamuta dapat diketahui dengan melihat kriteria atribut yang dipilih oleh responden yaitu warna, kandungan lemak, dan kekenyalan daging. 1. Warna Warna daging sapi biasanya juga menjadi pertimbangan responden dalam membeli daging sapi. Warna daging sapi yang disukai responden meliputi warna merah cerah, warna merah kecoklatan, warna merah hati, dan warna merah muda (jambon). Preferensi responden menurut warna dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Preferensi Terhadap Warna di Kecamatan Tilamuta Tahun 2013 No Warna 1. Merah Cerah 82 82 2. Merah Kecoklatan 3. Merah Hati 18 18 4. Merah Muda (Jambon) Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2013

Berdasarkan Tabel 21 menunjukan bahwa warna daging sapi yang disukai responden yaitu daging sapi yang berwarna merah cerah sebanyak 82 orang atau 82% responden, karena daging sapi yang berwarna merah cerah lebih disukai karena menunjukan kalau daging sapi tersebut merupakan daging sapi muda, masih segar atau biasanya baru disembeli, kemudian18 orang atau 18% responden memililih daging sapi yang berwarna merah hati, karena dagingnya segar dan belum basi. 2. Kandungan Lemak Kandungan lemak daging sapi juga menjadi pertimbangan responden dalam membeli daging sapi. Kandungan lemak yang disukai responden meliputi kandungan lemak tinggi, kandungan lemak sedang, kandungan lemak rendah dan tanpa lemak. Preferensi konsumen menurut kandungan lemak dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Preferensi Terhadap Kandungan Lemak di Kecamatan Tilamuta Tahun 2013. No Kandungan Lemak 1. Kandungan Lemak Tinggi 2. Kandungan Lemak Sedang 70 70 3. Kandungan Lemak Rendah 30 30 4. Tanpa Lemak Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2013 Berdasarkan Tabel 22 menunjukan bahwa responden lebih menyukai daging sapi yang mempunyai kandungan lemak sedang sebanyak 70 orang atau 70%, dan 30 orang atau 30% responden menyukai daging sapi rendah. Alasan responden memilih kandungan lemak sedang karena apabila daging tersebut dimasak akan lebih gurih. Kemudian responden suka daging sapi mempunyai kandungan lemak rendah, Alasannya karena daging sapi kandungan lemak rendah sangat baik untuk kesehatan.

3. Kekenyalan Daging Kekenyalan daging sapi juga menjadi pertimbangan responden dalam membeli daging sapi. Kekenyalan daging sapi yang disukai responden meliputi sangat kenyal, kenyal, dan tidak kenyal. Preferensi konsumen menurut kandungan lemak daging sapi dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Preferensi Terhadap Kekenyalan Daging Sapi di Kecamatan Tilamuta Tahun 2013 No Kekenyalan Daging 1. Sangat Kenyal 39 39 2. Kenyal 61 61 3. Tidak Kenyal Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2013 Berdasarkan Tabel 23 diatas menunjukan bahwa kekenyalan daging sapi yang disukai responden yaitu daging sapi yang kenyal sebanyak 61 orang atau 61%, Alasannya responden memilih daging sapi yang kenyal yaitu menunjukan daging sapi yang sehat akan memiliki konsistensi kenyal (padat), apabila di olah atau dimasak dagingnya lebih cepat empuk. 39 orang atau 39% suka kekenyalan daging sapi yang sangat kenyal, Alasannya karena apabila dimasak dagingnya sangat empuk dan mudah untuk dikonsumsi bagi orang yang sudah lanjut usia. Preferensi responden terhadap daging sapi di Kecamatan Tilamuta dapat dianalisis menggunakan analisis Chi Square. Preferensi responden dalam mengkonsumsi daging sapi di Kecamatan Tilamuta dapat diketahui dari responden yang memilih atribut dari daging sapi yang diteliti, dimana atribut tersebut adalah warna, kandungan lemak, dan kekenyalan daging. Dari hasil analisis Chi Square dapat diketahui bahwa preferensi responden terhadap daging sapi di Kecamatan Tilamuta terlihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Hasil Analisis Chi Square No Atribut Daging Sapi 1. Warna 2. Kandungan Lemak 3. Kekenyalan Daging Total Sumber : Data Hasil Olahan, 2013 X 2 hitung df X 2 tabel Keterangan 130 3 7,815 Berbeda Nyata 44 3 7,815 Berbeda Nyata 58 2 5,991 Berbeda Nyata Berdasarkan Tabel 24 menunjukan bahwa semua atribut yang diamati ini berbeda. Preferensi konsumen di Kecamatan Tilamuta tidak sama artinya mempunyai perbedaan terhadap preferensi daging sapi. E. Penilaian Keyakinan dan Evaluasi Terhadap Atribut Daging Sapi Sikap responden daging sapi merupakan ungkapan perasaan responden tentang daging sapi apakah disukai atau tidak. Sikap responden juga bisa menggambarkan kepercayaan responden terhadap berbagai atribut dan manfaat dari daging sapi tersebut. Kepercayaan responden daging sapi adalah pengetahuan responden mengenai daging sapi, atribut, dan manfaatnya. Tabel 25. Keyakinan Terhadap Atribut Daging Sapi di Kecamatan Tilamuta Tahun 2013 No Atribut Daging Sapi Nilai Total Ratarata 1. Warna 152 186 0 0 338 3,38 2. Kandungan Lemak 108 150 42 2 302 3,02 3. Kekenyalan Daging 132 201 0 0 333 3,33 Sumber : Data Hasil Olahan, 2013 Berdasarkan Tabel 24 menunjukan bahwa keyakinan responden terhadap warna sebesar 3,38 kandungan lemak sebesar 3,02 dan kekenyalan daging sebesar 3,33. Atribut yang paling baik diyakini oleh responden adalah warna daging. Hal ini menunjukan bahwa responden mempunyai keyakinan tertinggi pada warna daging yang dibeli.

Tabel 26. Evaluasi Terhadap Atribut Daging Sapi di Kecamatan Tilamuta Tahun 2013 No Atribut Daging Sapi Nilai Total Ratarata 1. Warna 232 126 0 0 358 3,58 2. Kandungan Lemak 112 177 26 1 316 3,16 3. Kekenyalan Daging 144 192 0 0 336 3,36 Sumber : Data Hasil Olahan, 2013 Berdasarkan Tabel 26 menunjukan bahawa evaluasi responden terhadap warna sebesar 3,58 kandungan lemak 3,16 dan kekenyalan 3,36. yang paling dipertimbangkan oleh responden dalam pembelian daging sapi adalah atribut warna daging dapat dikatakan bahwa responden merasa penilaian terhadap warna daging sapi adalah hal paling utama. F. Faktorfaktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen 1. Ketersediaan Makanan di Suatu Tempat Ketersediaan makanan atau daging sapi di suatu tempat sangat mempengaruhi responden didalam melakukan pembelian. Apabila makanan tidak tersedia di tempat maka itu akan mempengaruhi keputusan pembelian. Alasan konsumen tidak tersedianya daging sapi di tempat dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Alasan Tidak Tersedianya Daging Sapi di Suatu Tempat di Kecamatan Tilamuta Tahun 2013 No Alasan Konsumen Tidak Tersedianya Daging Sapi di Suatu Tempat 1. Mencari di Tempat Lain 24 24 2. Tidak Jadi Membeli 30 30 3. Membeli Jenis Daging Yang Lain 46 46 Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2013 Berdasarkan Tabel 10 menunjukan bahwa sebanyak 46% responden membeli jenis daging yang lain, 30% responden memilih tidak jadi membeli, sedangkan 24% responden memilih mencari di tempat yang lain.

2. Pembelian Makanan Untuk Anggota Keluraga Jumlah anggota keluarga menunjukan banyaknya orang yang menjadi anggota keluarga responden. Jumlah anggota keluarga saling berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk maupun jasa yang dikonsumsi dalam hal ini daging sapi. Hal ini disebabkan karena anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya dalam pembelian suatu produk dan jasa. Jumlah anggota keluarga yang dimiliki responden di Kecamatan Tilamuta dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga di Kecamatan No Tilamuta Tahun 2013 Jumlah Anggota Keluarga 1. 24 63 63 2. 56 31 31 3. 78 6 6 Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2013 Berdasarkan Tabel 11 menunjukan bahwa jumlah anggota keluarga yang dimiliki oleh responden berkisar antara 2 sampai dengan 8 orang. Jumlah yang paling banyak yaitu responden yang memiliki anggota keluarga sebenyak 2 sampai dengan 4 orang, dan sebagian kecil responden yang memiliki anggota keluarga sebanyak 7 sampai dengan 8 orang. Melihat kenyataan tersebut bahawa jumlah anggota keluarga yang dimiliki responden akan berpengaruh terhadap jumlah konsumsi maupun produk yang dibelinya. 3. Budaya Kebudayaan sangat berpengaruh terhadap nilainilai dan pola perilaku seorang anggota kebudayaan tertentu (Alma, 2011). Kebudayaan diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Dengan demikian selera seseorang individu akan mengikuti pola selera yang dilakukan oleh nenek moyangnya. Salah satunya yaitu perbedaan dalam makanan khas sukusuku bangsa indonesia, misalnya budaya orang yang beragam Hindu berbeda dengan yang

beragam Islam yaitu mereka dilarang makan daging sapi. Data mengenai suku bangsa responden dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Budaya Daging Sapi di Kecamatan Tilamuta Tahun 2013 No Suku 1. Jawa 7 7 2. Bolaang Mongondow 4 4 3. Gorontalo 89 89 4. Bali 5. Bugis / Makasar Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2013 Berdasarkan Tabel 12 menunjukan bahwa suku Jawa adalah 7% responden, suku Bolaang Mongondow adalah 4% responden dan sebagian besar responden adalah suku Gorontalo yaitu sebanyak 89%. Hal ini dibuktikan dengan penduduk yang ada di Kecamatan Tilamuta sebagian besar adalah suku Gorontalo. 4. Rasa Makanan Rasa daging setelah dimasak mempengaruhi responden dalam mengkonsumsi suatu makanan, apabila rasa daging terasa tidak enak maka itu akan dapat mempengaruhi kebiasaan atau selera makan responden. Data mengenai rasa daging sapi setelah dimasak yang disukai responden dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Rasa Daging Sapi Setelah dimasak yang disukai di Kecamatan Tilamuta Tahun 2013 No Rasa Daging Setelah Dimasak 1. Rasa Gurih dan Aroma Sedap 100 100 2. Tidak Mempunyai Rasa Gurih dan Aroma Sedap 3. Sangat Tidak Mempunyai Rasa Gurih dan Aroma Sedap Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2013 Berdasarkan Tabel 13 menunjukan bahwa responden yang suka daging setelah dimasak mempunyai rasa gurih dan aroma sedap sebanyak 100%. 4. Harga Daging Sapi Harga merupakan bagian yang banyak mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian daging sapi. Seseorang konsumen biasanya memperhatikan harga produk yang akan dibeli. Harga daging sapi menurut konsumen dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Harga Daging Sapi Menurut di Kecamatan Tilamuta Tahun 2013 No Harga Daging Sapi 1. Mahal 47 47 2. Agak Mahal 12 12 3. Sangat Mahal 41 41 4. Murah 5. Sangat Murah Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2013 Berdasarkan Tabel 14 menunjukan bahwa sebagian besar responden mengatakan harga daging sapi mahal sebanyak 47%, kemudian 41% responden mengatakan harga daging sapi sangat mahal dan 12% responden mengatakan harga daging sapi agak mahal. Melihat kenyataan tersebut maka dapat diketahui bahwa harga daging sapi menurut responden sangat berpengaruh terhadap keputusan dalam membeli jenis produk.

5. Tempat Pembelian Konsumen di Kecamatan Tilamuta sebagian besar sangat mementingkan tempat yang nyaman dan terdekat dalam membeli produk daging sapi. Masingmasing responden dalam penelitian ini mempunyai tempat pembelian yang berbedabeda. Tempat pembelian daging sapi oleh konsumen Kecamatan Tilamuta dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Tempat Pembelian Daging Sapi Oleh di Kecamatan Tilamuta Tahun 2013 No Tempat Pembelian 1. Pasar 87 87 2. PH/TPH 3. Supermarket 4. Kios Daging 13 13 Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2013 Berdasarkan Tabel 15 menunjukan bahwa pemilihan tempat pembelian daging sapi lebih banyak membeli di pasar sebanyak 87% responden dengan alasan mudah dijangkau, dekat dengan rumah dan bisa berbelanja produk lain. Jumlah responden yang membeli daging sapi di RPH/TPH hanya 13% dengan alasan karena harga murah, lebih segar, dan kualitas daging masih baik.