Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 5, No. 1, Februari 2019

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN), salah satu indikator kerjanya ditinjau dari angka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, USIA DAN PEKERJAAN IBU DENGAN STATUS IMUNISASI DASAR BAYI DI DESA JAPANAN KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di indonesia

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, DUKUNGAN KELUARGA DAN PERAN TENAGA

BAB I PENDAHULUAN. kelompok bayi dari difteri, pertusis, tetanus dan campak. Cakupan imunisasi di

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, USIA DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATINEGARA TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DPT-HB DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN TAHUN 2012

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang imunisasi sangat penting untuk ibu, terutama ibu

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP STATUS IMUNISASI DASAR BALITA DI PUSKESMAS KARANGAMPEL KOTA INDRAMAYU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

PERAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK PADA ANAK SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERAN KELUARGA DENGAN TINDAKAN MENDAPATKAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI HEPATITIS B-0 DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-0 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG ALAI TAHUN 2015

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B 0-7 HARI

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

Hubungan Karakteristik Ibu dan Jarak Pelayanan Kesehatan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar di Puskesmas Dulukapa

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG EFEK SAMPING DPT DENGAN KETEPATAN IMUNISASI ULANG DPT DI DESA KRAJANKULON WILAYAH PUSKESMAS KALIWUNGU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan pembangunan nasional jangka panjang tersebut (Ranuh, 2008).

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Penatih Dangin Puri

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT IBU DALAM PELAKSANAAN PROGRAM LIMA IMUNISASI DASAR LENGKAP DI WILAYAH PUSKESMAS BANGETAYU KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. satu diantaranya adalah pencegahan penyakit. Sebagai upaya

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

PENDIDIKAN, PEKERJAAN, DAN UMUR IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN POSYANDU (D/S) Beatric Maria Dwi Jayanti Baga

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN STATUS IMUNISASI PADA BAYI DI DESA SEMOWO KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mempersiapkannya diperlukan anak-anak Indonesia yang sehat baik fisik

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Status Ekonomi dengan Kelengkapan Imunisasi Wajib pada Anak Usia 0-12 Bulan di Puskesmas Kampung Sawah

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

Halijah Lidia Widia RINGKASAN. Kata Kunci : Persepsi ibu, Posyandu, dan Imunisasi Lengkap Pada Bayi ABSTRACT

ABSTRAK. Lidia Anestesia Iskandar,2009,Pembimbing I:Donny Pangemanan,drg.,SKM. Pembimbing II:Dani,dr.,M.Kes.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

Relationships of Mother's Knowledge and Attitudes with Hepatitis B Immunization Practices (H1) in Working Area of Mangkang Health Center in Semarang

Mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI 0-12 BULAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-O DI WILAYAH PUSKESMAS KAYU KUNYIT BENGKULU SELATAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN INFORMASI IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS TITUE KABUPATEN PIDIE

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

HUBUNGAN KUALITAS VAKSIN DAN STATUS IMUN PENJAMU DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG TAHUN 2016

DWI AGUNG RIYANTO* ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kesehatan nasional (Budioro. B, 2010). Dalam lingkup pelayanan

STUDI DESKRIPTIF KELENGKAPAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 1 TAHUN DI WILAYAH PUSKESMAS KEDUNGUNDU SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEPATUHAN IBU TERHADAP KUNJUNGAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI PUSKESMAS PADANG BULAN

PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR BALITA

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dicegah dengan imunisasi, yakni masing-masing 3 juta orang atau setiap 10

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

ABSTRAK PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU TERHADAP KEPATUHAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI RS SARTIKA ASIH BANDUNG TAHUN 2010

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. agar terhindar dari penyakit sehingga tercapai kekebalan masyarakat

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat berbahaya, demikian juga dengan Tetanus walau bukan penyakit menular

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR BAYI DI KELURAHAN JATIREJO GUNUNG PATI DAN DI KELURAHAN KRAPYAK SEMARANG

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : JONATHAN EKO A J FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG (Millenium. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009 )

Angka kematian bayi dan anak merupakan salah satu indikator penting yang

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN MIRI SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

SIKAP IBU TERHADAP TERJADINYA SCAR / BOROK SETELAH PEMBERIAN IMUNISASI BCG DI KIA PUSKESMAS PETERONGAN, KECAMATAN PETERONGAN KABUPATEN JOMBANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Lengkap Anak Dengan Kepatuhan Melaksanakan Imunisasi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KADER DENGAN SIKAP KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN

Transkripsi:

Penelitian HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU DENGAN STATUS IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS LOLOFITU MOI 1. Nova Linda Rambe, 2. Sri Puspita Natalia Zai 1. Dosen Prodi D-III Kebidanan, STIKes Imelda, Jalan Bilal Nomor 52 Medan; 2. Mahasiswi Akademi Kebidanan Haga Nias Email: 1. rambenovalinda@gmail.com ABSTRAK Imunisasi merupakan bentuk pencegahan penyakit yang sangat efektif dalam penurunan angka kematian bayi dan balita. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pendidikan Formal Ibu Dengan Status Imunisasi Dasar Bayi Di Wilayah Puskesmas Lolofitu Moi. Metodologi penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan Retrospektif. Populasi dan Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi yang lahir pada bulan Maret-Mei 2016 di wilayah Puskesmas Lolofitu Moi. Instrumen yang digunakan adalah lembar cheklist. Hasil dari 62 responden ibu yang tingkat pendidikan rendah mayoritas memiki bayi dengan status imunisasi dasar bayi tidak imunisasi sebanyak 11 orang (40,7%), ibu yang tingkat pendidikan menengah mayoritas memiliki bayi dengan status imunisasi dasar bayi lengkap sebanyak 17 orang (77,3%), dan ibu yang tingkat pendidikannya tinggi mayoritas memiliki bayi dengan status imunisasi dasar bayi lengkap sebanyak 11 orang (84,6%). Simpulan ada hubungan antara tingkat pendidikan formal ibu dengan status imunisasi dasar bayi ( < :0,000 < 0,05). Saran diharapkan lebih meningkatkan pelayanan imunisasi dengan konseling dan penyuluhan tentang pentingnya kelengkapan imunisasi pada ibu-ibu yang akan mengimunisasikan bayinya. Kata kunci : Tingkat Pendidikan Formal Ibu, Status Imunisasi Dasar Bayi ABSTRACT Immunization is a very effective form of disease prevention in reducing infant and under-five mortality. The purpose of this study was to determine the relationship between the level of formal education of mothers with the basic immunization status of infants in the area of puskesmas Lolofitu Moi. Method: This research methodology is analytic with a retrospective approach. Population and samples in this study were all mothers with babies born in March-May 2016 in the puskesmas area lolofitu moi as many as 62 mothers. Instrument used is a checklist sheet. Results from 62 respondents of mothers with low level of education predominantly had infants with immunization status of infant immunization were 11 people (40,7%), mothers with secondary education level have infant with complete basic immunization status were 17 (77,3%), And mothers with high educational attainment majority had infants with complete infant basic immunization status were 11 people (84.6%). Conclusion there is a relationship between mother formal education and basic baby immunization status ( < : 0,000 < 0,05).Suggestion it is suggested to improve the immunization services with counseling and counseling about the importance of completeness of immunization for mothers who will immunize the baby. Keywords : Mother formal education level, basic baby immunization status PENDAHULUAN Pembangunan nasional jangka panjang menitik beratkan pada kualitas hidup sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu kita bertumpu pada generasi muda yang dewasa ini memerlukan asuhan dan perlindungan terhadap penyakit yang mungkin dapat menghambat tumbuh kembangnya menuju masa dewasa yang berkualitas guna meneruskan pembangunan nasional dengan masyarakat yang sehat, sejahtera dan bahagia. pembangun tersebut didasarkan pada Sistem Kesehatan Nasional (SKN), yang salah satu indikator kerja SKN ditinjau dari angka kematian bayi dan balita (Ranuh, 2005). Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil dan ahli serta disusun dalam satu program kesehatan dengan perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan informasi epidemologi yang 594

valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degenaratif juga muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak mengenal batas wilayah, sehingga menyulitkan pemberantasannya. Dengan tersedianya vaksin yang dapat mencegah penyakit menular tertentu, maka tindakan pencegahan untuk mencegah berpindahnya penyakit dari satu daerah ke daerah lain dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat (Anonim, 2012). Imunisasi merupakan bentuk pencegahan penyakit yang sangat efektif dalam penurunan angka kematian bayi dan balita. Terutama beban pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban masalah penyakit menular dan penyakit degeneratif. Imunisasi merupakan hal yang berbasis pencegahan dalam penyebaran penyakit menular. Program ini berperan penting dalam menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dengan pemberian imunisasi lengkap pada bayi sebelum usia satu tahun (Andhini, 2010). Pentingnya pemberian imunisasi dapat dilihat dari banyaknya balita yang meninggal akibat penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Hal itu sebenarnya tidak perlu terjadi karena penyakit-penyakit tersebut bisa dicegah dengan imunisasi. Oleh karena itu, untuk mencegah balita menderita beberapa penyakit yang berbahaya, imunisasi pada bayi dan balita harus lengkap serta diberikan sesuai jadwal (Vivian, 2010). Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKB di dunia 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKB di negara berkembang 37 per 1.000 kelahiran hidup dan AKB di negara maju 5 per 1.000 kelahiran hidup. AKB di Asia Timur 11 per 1.000 kelahiran hidup, Asia Selatan 43 per 1.000 kelahiran hidup, Asia Tenggara 24 per 1.000 kelahiran hidup dan Asia Barat 21 per 1.000 kelahiran hidup yang salah satu penyebab kematian bayi tersebut adalah karena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Dan pada tahun 2012angka kematian bayi karena Hep B sebanyak 199.000 jiwa, kematian karena pertusis sebanyak 195.000 jiwa, kematian karena campak sebanyak 118.000 jiwa, kematian karena tetanus neonatorum sebanyak 59.000 jiwa, kematian karena penyakit pneumokokus sebanyak 476.000 jiwa dan kematian karena rotavirus 453.000 jiwa (Leokurniawan, 2014). Pada tahun 2013, AKB di Indonesia mencapai 25 per 1.000 kelahiran hidup,bila dibandingkan dengan negara Malaysia, Filipina dan Singapura angka kematian balita di Indonesia lebih besar dibandingkan dengan angka dari negara negara tersebut diatas, dimana AKB Malaysia sebanyak 7 per 1.000 kelahiran hidup, Filipina sebanyak 24 per 1.000 kelahiran hidup dan Singapura sebanyak 2 per 1.000 kelahiran hidup (Repository USU, 2014). Diperkirakan 1,7 juta kematian pada anak atau 5 % pada balita di Indonesia adalah akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Agar target nasional dan global untuk mencapai eradikasi, eliminasi, dan reduksi terhadap PD3I dapat dicapai, cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata sampai mencapai tingkat Population Immunity (kekebalan masyarakat) yang tinggi. Salah satu program yang telah terbukti efektif untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat PD3I adalah imunisasi (Depkes RI, 2007). Pada tahun 2012 cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi di Indonesia mencapai 86,8%. Angka ini sudah melaumpaui target nasional yaitu 85%. Namun, masih ada 14% atau sekitar 3,9 juta balita yang belum di imunisasi (Menkes, 2012). Pada tahun 2013 presentasi imunisasi menurut jenisnya yang tertinggi sampai terendah adalah untuk BCG sebesar 77,9%, campak sebesar 74,4%, polio sebesar 66,7% dan terendah DPT-HB sebesar 61,9% (Menkes, 2013). Menurut penelitian Indira (2000), dengan judul hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan status imunisasi dasar lengkap pada balita menyatakan bahwa pendidikan formal merupakan salah satu yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi balita. Semakin tinggi pendidikan ibu semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dan semakin tinggi pula kesadaran ibu membawa anaknya untuk memperoleh imunisasi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Nias Barat pada tahun 2015 didapatkan data jumlah bayi 1.872orang dengan status imunisasi dasar mencapai 87%. Angka ini sudah melaumpaui target yaitu 75%. Namun, masih ada puskesmas di Nias barat yang cakupan imunisasi dasarnya baru mencapai 56% seperti Puskesmas Lolofitu Moi (Dinkes, 2015). Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas Lolofitu Moi didapatkan data jumlah bayi sebanyak 184 dengan status imunisasi dasar lengkap 595

sebanyak 54,7% dan belum lengkap sebanyak 45,3% (Puskesmas Lolofitu Moi, 2016). Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai Hubungan pendidikan formal ibu dengan status imunisasi dasar bayi di Wilayah Puskesmas Lolofitu Moi. METODE Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan rancangan penelitian retrospektif, yaitu rancangan penelitian untuk menggali dan menjelaskan data-data pada masa lampau (Arief, 2004). Subjek penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi yang lahir pada bulan Maret- Mei 2016 di Wilayah Puskesmas Lolofitu Moi sebanyak ada 62 ibu. Pengambilan sampel penelitian adalah total sampling. Subjek penelitian ini memiliki kriteria inklusi yaitu ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan dan minimal berpendidikan SD. Instrumen yang digunakan adalah lembar checklist. Pengujian statistik menggunakan uji Chi kuadrat. HASIL Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan formal ibu No Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentase Formal Ibu (f) (%) 1 Pendidikan rendah 27 43,5 2 Pendidikan menengah 22 35,5 3 Pendidikan tinggi 13 21 Total 62 100 Table 1 diatas dapat diketahui bahwa dari 62 responden mayoritas berpendidikan rendah sebanyak 27 orang (43,5%) dan minoritas berpendidikan tinggi sebanyak 13 orang ( 21%). Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan status imunisasi dasar bayi NO Status Imunisasi Frekuensi Presentase Dasar Bayi (f) (%) 1 Tidak imunisasi 15 24,1 2 Tidak lengkap 12 19,4 3 Lengkap 35 56,5 Total 62 100 Berdasarkan tabel 2 diperoleh bahwa diketahui bahwa dari 62 responden mayoritas status imunisasi dasar bayi lengkap sebanyak 35 orang (56,5%) dan minoritas status imunisasi dasar bayi tidak lengkap sebanyak 12 orang (19,4%). Tabel 3. Hubungan tingkat pendidikan formal ibu dengan status imunisasi dasar Status imunisasi Total No Pendidikan Tidak Imunisasi Tidak lengkap Lengkap F % F % F % F % 1 Rendah 11 40,7 9 33,3 7 26 27 43,5 2 Menengah 3 13,6 2 9,1 17 77,3 22 35,5 0,000 3 Tinggi 1 7,7 1 7,7 11 84,6 13 21 Total 15 24,1 12 19,4 35 56,5 62 100 *)Uji Chi kuadrat Dari Tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa dari 62 responden ibu yang tingkat pendidikan rendah mayoritas memiki bayi dengan status imunisasi dasar bayi tidak imunisasi sebanyak 11 orang (40,7%), ibu yang tingkat pendidikan menengah mayoritas memiliki bayi dengan status imunisasi dasar bayi lengkap sebanyak 17 orang (77,3%), dan ibu yang tingkat pendidikannya tinggi mayoritas memiliki bayi dengan status imunisasi dasar bayi lengkap sebanyak 11 orang (84,6%). Berdasarkan uji chi square menunjukkan bahwa probabilitas lebih kecil dari (0,000< 0,05). PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 62 responden ibu yang tingkat pendidikan rendah mayoritas memiki bayi dengan status imunisasi dasar bayi tidak imunisasi sebanyak 11 orang (40,7%), ibu yang tingkat pendidikan menengah mayoritas memiliki bayi dengan status imunisasi dasar bayi lengkap sebanyak 17 orang (77,3%), dan ibu yang tingkat pendidikannya tinggi mayoritas memiliki bayi dengan status imunisasi dasar bayi lengkap sebanyak 11 orang (84,6%). Berdasarkan uji chi square menunjukkan bahwa probabilitas lebih kecil dari (0,000< 0,05). Hal ini berarti ada hubungan tingkat pendidikan formal ibu dengan status imunisasi dasar bayi di wilayah Puskesmas Lolofitu Moi. Hasil penelitian diatas sesuai dengan teori menurut Notoatmodjo (2003), bahwa pendidikan merupakan salah-satu faktor yang 596

mempengaruhi pengetahuan orang atau keluarga dalam masyarakat. Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu tentang imunisasi dapat mempengaruhi kesadaran ibu untuk mengimunisasi anaknya. kesadaran ibu akan pentingnya imunisasi dasar pada bayi dapat berpengaruh pada kelengkapan imunisasi ibu yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah menyerap informasi yang didapat, sebaliknya ibu yang berpendidikan rendah akan sulit menerima dan menyerap informasi yang didapat (Sutrisno, 2001). Hal ini sejalan dengan penelitian Indira (2000), dengan judul hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan status imunisasi dasar lengkap pada balita menyatakan bahwa pendidikan formal merupakan salah-satu yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi balita. Semakin tinggi pendidikan ibu semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dan semakin tinggi pula kesadaran ibu membawa anaknya untuk memperoleh imunisasi. Hal ini sejalan dengan penelitian Lestari (2007), dengan judul hubungan Antara Tingkat Pendidikan Formal Ibu Dengan ketepatan imunisasi dasar bayi menyatakan bahwa makin tinggi tingkat pendidikan ibu akan lebih mudah menerima, mempunyai sikap dan perilaku sesuai dengan apa yang dianjurkan. Demikian pula sebaliknya makin rendah tingkat pendidikan akan sulit menerima dan menyerap informasi yang didapat. Tingkat pendidikan formal ibu akan mempengaruhi sikap dan tindakan ibu dalam pememliharaan anak. Ibu dengan pendidikan rendah biasanya berpengalaman sedikit dan tidak tahu tentang pemeliharaan anak yang baik dalam hal ini termasuk juga imunisasi. Selain dari pendidikan formal ibu adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status imunisasi dasar bayi di wilayah Puskesmas Lolofitu Moi diantaranya seperti jarak dari rumah ibu ke tempat fasilitas kesehatan dan jumlah anak dalam setiap keluarga. Menurut asumsi peneliti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan formal ibu maka semakin tinggi pula pengetahuan ibu. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian, di mana mayoritas ibu yang tingkat pendidikan formalnya tinggi memiliki bayi dengan status imunisasi dasar bayi lengkap karena semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin luas pengetahuan sehingga akan termotivasi menerima perubahan baru. Adanya perbedaan tingkat pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan dan ini akan menyebabkan perbedaan dalam tanggapandan pemahaman terhadap masalah. Selain itu akan berbeda pula tingkat pemahaman terhadap penerimaan pesan yang disampaikan dalam hal imunisasi. sebaliknya ibu yang tingkat pendidikannya rendah memiliki bayi dengan status imunisasi dasar bayi tidak imunisasi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang disertai dengan teori dan hasil penelitian lain yang mendukung mengenai hubungan tingkat pendidikan formal ibu dengan status imunisasi dasar bayi di Wilayah Puskesmas Lolofitu Moi, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan formal ibu mayoritas berpendidikan rendah sebanyak 43,5% dan minoritas berpendidikan tinggi sebanyak 21%. Mayoritas status imunisasi dasar bayi lengkap sebanyak 56,5% dan minoritas status imunisasi dasar bayi tidak lengkap sebanyak 19,4%. Ada hubungan tingkat pendidikan formal ibu dengan status imunisasi dasar bayi di wilayah Puskesmas Lolofitu Moi ( < = 0,000< 0,05). DAFTAR PUSTAKA Ali, M. (2002). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja Tentang Imunisasi. Availableonline:library.usu.ac.id/mo dules.php.op=modload. 16 Maret2009. Andhini. (2010). Asuhan pada neonatus. Anonim. (2012). imunisasi indonesia.. Arief, M. (2004). Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan CSGF (The Community of Self Help Group Forum). Surakarta. Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka cipta. Depkes. (2007). https://www.scribd.com/doc/2368650 75/jadwal-imunisasi-depkes Dwi. (2011). Buku Ajar Neonatus, Bayi Dan Balita, Jakarta: Trans Info Media. Hariyono, dkk. (2011). Pedoman Imunisasi Indonesia. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia. Hasbullah. (2005). Dasar- dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 597

Hidayat, A. (2009). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Indira, B. (2000). Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap pada Balitanya di Puskesmas Sibela Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Surakarta. Surakarta: Fakultas Kedokteran UNS. Kurniawan, A. (2004). Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Formal Ibu Dengan Kelengkapan Imunisasi yang Dilakukan Ibu Terhadap anaknya di Pelem Simo Boyolali. Surakarta: Fakultas Kedokteran UNS. Lestari, D. (2007). Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Formal Ibu Dengan Ketepatan Imunisasi Dasar Bayi Di Polindes Ngudi Husada Kecamatan Ngemplak Boyolali. Surakarta: Fakultas Kedokteran UNS Surakarta. Skripsi. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Ranuh. (2005). Buku Imunisasi di Indonesia. Jakarta: Satgas Imunisasi IDAI. Sudarti, dkk. (2015). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Anak Balita. Jakarta: Nuha Medika. Sulistyaningsih. (2011). Metodologi penelitian kebidanan kuantitatifkualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Susanto. (2014). Analisis. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sutrisno. (2001). Pengenalan Penyakit dan Vaksin Program Imunisasi. Tirtarahardja. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Vivian. (2010). Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika. Wafi. (2008). Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya. Wahidiyat, I. (2005). Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta: Infomedika. 598