2017 MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP ALFA CENTAURI BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

2015 PEMBELAJARAN PAI PADA PROGRAM AKSELERASI DI SD AR-RAFI BALEENDAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, baik itu kualitas intelektual maupun kualitas mental. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan generasi muda inilah melalui pemberian fondamen yang kuat yakni

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. yang terikat, terarah untuk mencapai tujuan yang diharapkan Sardiman

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. konstitusional ini menjiwai dan dijabarkan dalam semua aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan. bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2014 PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK MULIA SISWA

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional Bab

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan Indonesia ibarat benang kusut yang terus bertambah.

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang sangat luas mengakibatkan adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Pembukaan UUD Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Berkenaan dengan itu, UUD RI Tahun 1945 mengamanatkan Pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur undang-undang, salah satunya undang-undang sistem pendidikan nasional. Pendidikan nasional sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Tholkhah & dkk, 2007, hlm. v). Manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia merupakan tujuan utama pendidikan nasional. Tujuan tersebut dapat dicapai salah satunya melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). PAI di sekolah memiliki landasan filosofi-ideologis dan konstitusional yang sangat kuat. Pada pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dinyatakan bahwa Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur. Negara yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa. Selanjutnya dalam pasal 28E ayat 1 dijelaskan bahwa Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran (Tholkhah & dkk, 2007, hlm. 1). Dari uraian di atas terlihat bahwa tingginya peran agama bagi aura kehidupan hingga arah dan fungsi pendidikan Indonesia, maka pendidikan agama khususnya pendidikan agama Islam di sekolah menjadi kebutuhan yang penting, mengingat mayoritas peserta didik di sekolah umum ialah muslim. 1

2 Depag dalam (Majid, 2012, hlm. 21) menyatakan pendidikan agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam serta menjadikannya sebagai way of life (pandangan hidup). Sedangkan menurut Gunawan (2013, hlm. 201), pendidikan agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Islam yang bersumber dari al Quran dan Hadis melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu usaha membimbing anak didik agar dapat mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupannya. Melalui pendidikan agama Islam di sekolah diharapkan dapat menjadi sarana pendidikan keimanan, ketakwaan, dan akhlak yang tercermin dari ketaatan beribadah peserta didik. Namun, betapun idealnya tujuan tersebut, kenyataannya pelaksanaan PAI di sekolah mengalami kelemahan dan problematika yang harus dicari solusinya. Prof. Mohammad Ali dalam (Putra & Lisnawati, 2012, hlm. 11) melihat bahwa pendidikan agama ternyata belum mampu mentransformasikan nilainilai agama ke dalam kepribadian manusia Indonesia. Kelemahan itu, menurut Muhammad Maftuh Basyuni dalam (Putra & Lisnawati, 2012, hlm. 9) disebabkan karena pendidikan agama yang berlangsung saat ini cenderung mengedepankan aspek kognitif (pemikiran) dari pada aspek afektif (rasa) dan psikomotorik (tingkah laku). Lebih lanjut, Atho Mudzhar dalam (Putra & Lisnawati, 2012, hlm. 9) menyatakan bahwa merosotnya moral dan akhlak peserta didik disebabkan antara lain akibat kurikulum pendidikan agama yang terlampau padat materi, dan materi tersebut lebih mengedepankan aspek pemikiran saja. Selain itu metodologi pendidikan agama kurang mendorong penjiwaan terhadap nilai-nilai keagamaan, serta bahan-bahan bacaan keagamaan yang terbatas. Mengenai buku-buku bacaan keagamaan yang terbatas, Muhaimin (2009, hlm. 26) mengatakan bahwa buku paket pendidikan agama saat ini

3 belum memadai untuk membangun kesadaran beragama, memberikan ketrampilan fungsional keagamaan, dan mendorong perilaku bermoral dan berakhlak mulia pada peserta didik. Peneliti sendiri mempunyai pengalaman dalam pembelajaran PAI di sekolah bahwa peserta didik terlihat kurang berminat terhadap mata pelajaran PAI. Selain itu, kurangnya sarana prasarana pembelajaran PAI seperti buku, alat peraga, dan masjid sekolah membuat pembelajaran PAI belum berjalan sesuai harapan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran PAI di sekolah mengalami kelemahan atau kendala-kendala seperti kurikulum yang mengedepankan aspek kognitif, jam pelajaran yang sedikit dengan materi yang banyak, sarana prasana yang kurang memadai, serta kurang bervariasi dalampengembangan model pembelajaran. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dan penting dilakukan penelitian model pembelajaran PAI di sekolah. SMP Alfa Centauri Bandung dipilih sebagai subjek penelitian karena berdasarkan pra survey yang telah dilakukan peneliti menunjukan bahwa SMP Alfa Centauri Bandung memiliki pembelajaran PAI yang bagus menurut asumsi peneliti. Jika biasanya taḥfiẓ dijadikan ekstrakurikuler, maka di SMP Alfa Centauri taḥfiẓ dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran. Pembelajaran PAI yang dilakukan di kelas didukung oleh penciptaan lingkungan yang religius di luar kelas. Penciptaan lingkungan religius ini dapat dilihat dari peraturan sekolah yang mengadakan tilawah al Quran sebelum kegiatan belajar mengajar, pembiasaan shalat ḍuha bagi seluruh kelas, shalat ẓuhur berjamaah dan adanya infak harian untuk menumbuhkan semangat berbagi peserta didik. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas, maka yang menjadi masalah utama dalam penelitian ini adalah Bagaimana Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Alfa Centauri Bandung. Dari rumusan masalah tersebut, dapat dijabarkan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

4 1.2.1 Bagaimana Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di 1.2.2 Bagaimana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di 1.2.3 Bagaimana Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di 1.3 Tujuan Penelitian Mengenai tujuan penulis mengutip dari Ramayulis (2002, hlm. 209) bahwa tujuan adalah arah suatu perbuatan atau yang hendak dicapai melalui upaya atau aktivitas. Sedangkan penelitian adalah suatu usaha pencarian kebenaran melalui fenomena, fakta, atau gejala dengan cara ilmiah untuk memecahkan masalah atau mengembangkan ilmu pengetahuan (Darwis, 2014, hlm. 1). Adapun tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan Model Pendidikan Islam yang digunakan di SMP Alfa Centauri Bandung. Sedangkan tujuan peneliti dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran pendidikan agama Islam di 2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam di 3. Untuk mengetahui evaluasi pembelajaran pendidikan agama Islam di 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, diharapkan dapat menghasilkan manfaat dari penelitian ini. Manfaat penelitian ini dapat dibagi kedalam dua bagian, yaitu: 1.4.1 Manfaat teoritis Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan tambahan informasi serta memberikan sumbangan bagi pengembangan model pembelajaran PAI yang digunakan di SMP Alfa Centauri Bandung, dan umumnya bagi para pendidik. 1.4.2 Manfaat praktis

5 Penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berhubungan dengan pendidikan, diantaranya: 1. Bagi guru PAI, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam mengembangkan model pembelajaran PAI. 2. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru mengenai model pembelajaran PAI di SMP Alfa Centauri Bandung. 3. Bagi penulis, penelitian ini merupakan latihan dan rasa keingin tahuan penulis mengenai model pembelajaran PAI di SMP Alfa Centauri Bandung 2. Harapannya dapat menambah wawasan bagi penulis sehingga memiliki pengetahuan yang lebih luas. 1.5 Struktur Organisasi Adapun struktur organisasi yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I Merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi. BAB II Merupakan kajian teoritis yang meliputi konsep PAI di sekolah, Model-model pembelajaran PAI, Penciptaan suasana religius di sekolah, dan penelitian terdahulu yang relevan. BAB III Merupakan metode penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi dan partisipan, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV Merupakan temuan dan pembahasan penelitian. BAB V Merupakan simpulan dan rekomendasi.