BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI KELEPONAN KAMBING DI DESA KEDUNG COWEK KECAMATAN BULAK SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. mengaplikasikan syariat Islam. Baik dalam kehidupan berbangsa, bernegara,

BAB IV ANALISIS JUAL BELI AYAM TIREN DI PASAR REJOMULYO SEMARANG. A. Analisis Praktek Jual Beli Ayam Tiren di Pasar Rejomulyo Semarang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang ada sekarang ini. Selain itu sebagai mahluk sosial manusia yang tidak

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi maksud-maksudnya yang kian hari makin bertambah. 1 Jual beli. memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA TERHADAP SURABAYA. A. Analisis Berdasarkan Hukum Islam Terhadap Kontrak, Prosedur, Realisasi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK JUAL BELI KELEPONAN KAMBING DI DESA KEDUNG COWEK KECAMATAN BULAK SURABAYA

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN TARIF JUAL BELI AIR PDAM DI PONDOK BENOWO INDAH KECAMATAN PAKAL SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TAMBAHAN HARGA DARI HARGA NORMAL YANG DIMINTA TUKANG BANGUNAN DALAM PRAKTEK JUAL BELI BAHAN BANGUNAN

BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM.. yang berarti jual atau menjual. 1. Sedangkan kata beli berasal dari terjemahan Bahasa Arab

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK TRANSAKSI BISNIS DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 KUTISARI SELATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

HUKUM JUAL BELI DENGAN BARANG-BARANG TERLARANG. Djamila Usup ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

waka>lah. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan

BAB IV ANALISIS TRANSAKSI JUAL BELI BBM DENGAN NOTA PRINT BERBEDA SPBU PERTAMINA DI SURABAYA UTARA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HADIAH/ UANG YANG DIBERIKAN OLEH CALON ANGOTA DPRD KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN DIWEK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE (HP) SERVIS YANG TIDAK DIAMBIL OLEH PEMILIKNYA

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN MENGENAI PRAKTEK JUAL BELI ES BALOK DI KOTA SEMARANG MENURUT HUKUM ISLAM

BAB II LANDASAN TEORI. dimana banyak muncul produk-produk kosmetik dengan jenis dan

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB IV ANALISA DATA. jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI ALAT TERAPI DI PASAR BABAT KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN.

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HAMSTER DAN TIKUS PUTIH DI PASAR HEWAN BRATANG SURABAYA

BAB IV PRAKTIK JUAL BELI KEPALA KIJANG SEBAGAI HIASAN DAN KULIT KIJANG SEBAGAI JIMAT DI DESA GEDANGAN SIDAYU GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama universal yang mempunyai sekumpulan aturan dan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Umun Bahasa Indonesia Edisi ke Empat, Jakarta,, 2008,hlm. 1076

BAB IV ANALISIS JUAL BELI MESIN RUSAK DENGAN SISTEM BORONGAN DI PASAR LOAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV TINJAUAN MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP UTANG PIUTANG PADI PADA LUMBUNG DESA TENGGIRING SAMBENG LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mencapai hajat hidup dengan meningkatkan taraf

JUAL BELI DALAM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. atas dasar suka sama suka atau bisa juga memindahkan hak milik kepada orang

BAB II KONSEP JUAL BELI DALAM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari mempunyai keperluan yang bermacam-macam untuk mempertahankan

BAB IV ANALISIS MAS{LAH{AH MURSALAH TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI JANGKRIK DENGAN SISTEM PERKIRAAN DI DESA KACANGAN KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI

GAME RISING FORCE ONLINE

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI CEGATAN DI DESA GUNUNGPATI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB VI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI GADAI SAWAH DI DESA MORBATOH KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO 7 TAHUN 2004 TERHADAP JUAL BELI AIR IRIGASI DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV PRAKTIK JUAL BELI LUTUNG JAWA DI DESA TRIGONCO KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV REKSADANA EXCHANGE TRADED FUND DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB I PENDAHULUAN. ini, karena manusia diberi kelebihan akal untuk berpikir dan menjalankan

BAB IV ANALISIS SADD AH TERHADAP JUAL BELI KREDIT BAJU PADA PEDAGANG PERORANGAN DI DESA PATOMAN ROGOJAMPI BANYUWANGI

A. Analisis Sadd al-dhari> ah terhadap Jual Beli Produk Kecantikan yang Tidak Ada Informasi Penggunaan Barang dalam Bahasa Indonesia

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI BUNGA KAMBOJA KERING MILIK TANAH WAKAF DI DESA PORONG KECAMATAN PORONG KABUPATEN SIDOARJO

JUAL BELI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

BAB IV. suatu transaksi. Pembiayaan yang terjadi yaitu pembiayaan mura>bah}ah bi alwaka>lah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pendapat Ulama Beji Terhadap Praktik Jual Beli Ikan Lele Dengan Pakan Najis Di

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan masyarakat yaitu apa yang disebut dengan muamalah. Keperluan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah salah satu kegiatan ekonomi yang mendapat tempat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

HILMAN FAJRI ( )

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN PASAL 106 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI TANAH MILIK ANAK YANG DILAKUKAN OLEH WALINYA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, namun demikian

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Terhadap Modernisasi Mahar Nikah di KUA Jambangan Surabaya

BAB II LANDASAN TEORI. orang yang melakukan akad meneruskannya untuk mengambil dan. memberikan sesuatu. Orang yang melakukan penjualan dan pembelian

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

Transkripsi:

48 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI KELEPONAN KAMBING DI DESA KEDUNG COWEK KECAMATAN BULAK SURABAYA A. Analisis Praktek Jual Beli Keleponan Kambing Di Desa Kedung Cowek Kecamatan Bulak Surabaya Membicarakan masalah muamalah (Jual beli) merupakan problematika yang tidak akan habis, selama masih ada interaksi sesama manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidup. Karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, tanpa bantuan orang lain. Jual beli merupakan proses perpindahan hak kepemilikan yang dalam Islam merupakan bagian yang seangat dianjurkan. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt dala surat Al-Baqarah: 275.....و أ ح ل الله ل ب ی ع ا و ح رم ال رب ا.... Artinya: Padahal Allah telah manghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al-Baqarah: 275). 55 Adapun hikmah jual beli adalah menghindarkan manusia dari kesulitan dalam bermuamalah dengan hartanya. Seseorang memiliki harta ditangannya namun dia tidak memerlukannya, sebaliknya dia memerlukan harta, namun 55 Depag RI, Al Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Bumi Restu, 1977), 69. 49

49 harta yang diperlukannya itu ada ditangan orang lain. Kalau seandainya orang lain yang memiliki harta yang diinginkannya itu juga memerlukannya ada ditangannya yang tidak diperlukannya itu, maka dapat berlaku usaha tukar menukar yang dalam istilah bahasa arab disebut al-ba>i'u/jual beli. Jual beli ini terjadi di Desa Kedung Cowek Kecamatan Bulak Surabaya. Terkait dengan pelaksanaan praktik jual beli keleponan kambing di Desa Kedung Cowek Kecamatan Bulak Surabaya yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat dikemukakan suatu analisis sebagai berikut: Hasil dari lapangan tentang jual beli keleponan kambing di Desa Kedung Cowek Kecamatan Bulak Surabaya dimulai dari praktik yang telah dilakukan oleh penjual janin hewan tentunya pada kambing dalam bahasa jawa adalah keleponan. Dalam jual beli keleponan kambing ini sebenarnya boleh diperjual belikan, tetapi janin yang keadaan matinya disebabkan oleh seekor induk yang telah disembeli, namun ada sebagian janin kambing yang matinya dalam keadaan mati dalam kandungan, pada dasarnya janin kambing dalam keadaan mati terlebih dahulu sebelum induk disembelih itu disebut dengan bangkai dan haram untuk diperjual belikan. Sesuai dengan ketentuan ulama fiqih bahwa dalam jual beli ada rukun dan syarat syahnya jual beli. Diantaranya yang berkaitan dengan jual beli yaitu adanya penjual dan pembeli, adanya uang dan benda yang dijual, dan adanya lafal/ijab.

50 Adapun analisis praktek jual beli keleponan kambing yang terjadi di Desa kedung Cowek Kecamatan Bulak dilihat dari segi syarat jual beli yaitu: 1. Segi subyeknya Melihat dari ketentuan syarat tentang akad jual beli dalam Islam bahwa aqid (penjual dan pembeli) harus baligh, berakal kehendak sendiri, dan keadaan tidak mubazir. 56 Seperti yang diungkapkan oleh Sayyid Sabiq bahwa orang yang melakukan akad disyariatkan berakal dan dapat membedakan (memilih). Akad orang bodoh, anak kecil dan orang mabuk tidak sah. 57 Menurut pengamatan penulis dilapangan mayoritas semua penjual keleponan kambing di Desa Kedung Cowek beragama Islam, sudah dewasa dan berakal. Jadi dari segi subyek atau pelaku (aqid) jual beli yang terjadi di Desa Kedung Cowek sudah mengetahui ketantuan hukum yang berlaku didalam Islam. 2. Segi Obyeknya Syarat barang yang diperjual belikan atau diakadkan dalam Islam: bersih barangnya (suci), dapat dimanfaatkan milik orang yang melakukan akad, mampu menyerahkan, mengetahui, barang yang diakadkan ada 56 Nazar Bakry, Problematika Pelaksanaan Fiqih Islam, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 1994), 60. 57 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Bandung: Alma'arif. Cet Ke-10, Jilid 12, 1996, 51.

51 ditangan. Dari beberapa syarat obyek barang yang diakadkan di atas, dalam praktek dilapangan sudah memenuhin syaratnya kecuali poin yang pertama kesucian barang, karena memang fokus dari peneliti ini adalah barang jual beli haram dalam hal ini bangkai anak kambing yang jika dikonsumsi haram hukumnya, bila dijadikan bahan pakan binatang, bisa menjadi boleh. Hal ini sebagaimana najis-najis yang lantaran dibutuhkan menghendaki pemakaiannya seperti kotoran (arra>ji') dan kotoran ternak (az-zibl) yang digunakan sebagai pupuk di kebun-kebun. 3. Segi akadnya Ditinjau dari segi akad (subyek) jual beli terbagi menjadi tiga bagian, dengan lisan, dengan perantara dan dengan perbuatan. Akad jual beli yang dilakukan dengan lisan adalah akad yang dilakukan oleh kebanyakan orang, bagi orang bisu diganti dengan isyarat, isyarat merupakan pembawaan alami dalam menampakkan kehendak, yang dipandang dalam akad adalah maksud atau kehendak dan pengertian, bukan pembicaraan atau pernyataan. Sedangkan praktek jual beli keleponan kambing yang terjadi di Desa Kedung Cowek Kecamatan Bulak Suirabaya tidak terungkap secara lisan tetapi kerelaan antara penjual dan pembeli terkait dengan bangkai tersebut.

52 Jadi bisa dikatakan jual beli keleponan kambing (bangkai) yang terjadi di Desa Kedung Cowek Kecamatan Bulak Suirabaya sudah memenuhi ketentuan rukun dan syarat, yakni adanya penjual dan pembeli, adanya uang/barang yang diperjual belikan dan adanya ijab atau persetujuan antara penjual dan pembeli. B. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli Keleponan Kambing Di Desa Kedung Cowek Kecamatan Bulak Surabaya Sesuatu yang telah menjadi tradisi namun mengantarkan kepada perbuatan maksiat, atau sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia namun dari jenis maksiat, maka memperjual belikannya haram. Misalkan babi, khamr, makanan dan minuman yang diharamkan secara umum, patung dan sebagainya. 58 Pengharaman jual beli binatang mati, karena pada kebiasaan kematiannya disebabkan karena penyakit sehingga bagi pemakannya dapat mengandung bahaya untuk kesehatannya, ini selain bahaya yang mungkin ada pengaruhnya terhadap kejiwaan. Sedangkan binatang yang mati mendadak, sesungguhnya bahaya biasanya cepat datang karena tidak keluarnya darah, dan darah merupakan lingkungan yang paling subuir untuk pertumbuhan bakteri yang terkadang tidak mati dengan godokan. Karena itu darah yang mengalir 58 Yusuf Qardhawi, Al-Halal Wal Fil Islam (Halal dan Haram dalam Islam), (Solo: Era Intermedia, Cet III, 2003), 355.

53 diharamkan, baik makan ataupun memperjual belikannya. Barang siapa yang menetapkan alasan kenajisannya, maka pasti dia menetapkan hukum haram penjualan setiap najis. Kata sekelompok ulama', boleh jual beli pupuk dan najis/kotoran. Ada yang berpendapat bahwa pupuk dari najis itu hanya boleh bagi pembeli, tidak boleh bagi penjual, karena pupuk itu dibutuhkan oleh pembeli, tidak dibutuhkan oleh penjual. Akan tetapi, alasan tersebut sangat lemah. Semua pendapat itu bagi orang yang menetapkan alasan pengharamannya karena najis itu. Yang paling jelas bahwa terdapat suatu dalil yang membuktikan kebenaran alasan demikian. Akan tetapi, alasan yang benar adalah Allah mengharamkannya. Lalu Rasulullah Saw Juga menetapkan pengharamannya itu sendiri yang menjadi alasannya dan tidak disebutkan alasan lainnya. Jika dari aturan pokok ini dapat dikeluarkan dari keharaman memakan arak bangkai dan babi (pada satu manfaat), sedang selebihnya dari keharaman memakannya tetep dibolehkan, yakni apabila dalam bangkai itu terdapat menfaat-manfaat selain memakannya, kemudian manfaat-manfaat itu dijual, maka penjualannya itu diperbolehkan. Sebagian Mazhab Hanafi dan Hambali mengecualikan barang yang ada manfaatnya. Hal ini dinilai halal untuk dijual, untuk itu mereka mengatakan: diperbolehkan seseorang menjual kotoran-kotoran/tinja dan sampah-sampah yang mengandung najis oleh karena sangat dibutuhkan untuk keperluan perkebunan. Barang-barang tersebut dapat

54 dimanfaatkan sebagai bahan bakar perapian dan juga dapat digunakan sebagai pupuk. 59 Melihat praktek jual beli Keleponan Kambing Di Desa Kedung Cowek Kecamatan Bulak Surabaya bisa dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, Jual beli keleponan kambing yang dibolehkan, hal ini ketika jual beli bangkai anak kambing (keleponan) tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk makan pakan binatang. Sebagaimana yang diungkap Sayyid Sabiq diatas bahwa mazhab Hanafi mengecualikan barang-barang yang bermanfaat, dapat dijadikan sebagai obyek jual beli. Untuk ini mereka mengatakan "diperbolehkan seseorang menjual kotoran (najis). Kotoran/tinja dan sampah yang mengandung najis. Karena sangat dibutuhkan untuk keperluan perkebunan, barang-barang tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar perapian dan pupuk." Menurut mazhab Hanafi, pendapat mazhab ini menyesuaikan dengan kenyataan dan peristiwa yang terjadi saat ini. Melihat kenyataan yang berkembang bahwa selama ini telah berlangsung jual beli terhadap sejumlah barang yang dikatagorikan najis seperti kotoran ternak yang dijadikan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanaman, demikian pula tersebar di pasaran sejumlah minyak yang terkenan najis. Namun demikian barang tersebut ternyata sangat dibutuhkan dan bermanfaat untuk kepentingan orang banyak. 59 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, 54.

55 Kedua, Jual beli Keleponan Kambing yang diharamkan, karena penjual atau pembeli memanfaatkan keleponan kambing untuk di konsumsi atau sebagai campuran bahan makanan untuk memperoleh keuntungan lebih besar dan pada hewan tersebut kematiannya tidak melalui penyembelihan pada seekor induknya. Praktek seperti ini jelas hukumnya haram, sebagai firman Allah dalam surat al-baqarah: 173 Artinya: Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. (QS.Al-Baqarah: 173) 60 Jual beli ini tidak memenuhi syarat berkenan dengan obyek transaksi (barang/uang) yaitu bersih (suci) materinya. Disyaratkan juga agar barang yang menjadi obyek akad terhindar dari penipuan dan riba. Hal ini karena pembeli tidak mengetahui dengan jelas bahwa barang (keleponan) itu dalam keadaan bangkai atau masih segar sehingga ada unsur penipuan dan merugikan salah satu pihak yaitu pembeli keleponan. Agama Islam dalam mengharamkan sesuatu untuk dimakan tentu ada hikmah yang diperoleh dan ada madhorot atau mafsadah dalam hal ini pengharaman memakan bangkai anak kambing bagi manusia. Di dalam bangkai 60 Depag RI, Al Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Bumi Restu, 1977), 42.

56 anak kambing (keleponan) dikhawatirkan terdapat penyakit yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Selain itu dalam bangkai anak kambing terdapat cairan cokelat berupa nanah berbau busuk yang dapat mengundang virus atau beberapa macam kuman pembawa penyakit. 61 Dalam kaidah fiqih disebutkan bahwa bila sudah ada sesuatu yang halal maka hukumnya kembali kehukum asal yaitu menjadi haram. "pada dasarnya, sesuatu yang telah memiliki kepastian hukum tertentu ditetapkan sebagaimana hukum semula." 62 Yang menjadikan keleponan kambing haram adalah karena proses perolehannya. Jika janin diperoleh pada saat induk kambing tidak dalam keadaan keguguran dan disembelih dengan cara yang syar'i maka janin tersebut halal untuk dikonsumsi sebagai bahan makanan, tetapi dalam hal ini janin (keleponan) diperoleh pada saat kambingnya mengandung dan mati dalam kandungan (keguguran) tersebut tanpa ada penyembelihan terlebih dahulu pada anak kambing maka disebut dengan bangkai, bangkai itu najis dan haram untuk diperjualbelikan. Penggunaan janin (keleponan) dari sesuatu yang haram dan dilarang dalam hukum Islam, karena masih ada janin (keleponan) yang halal untuk 61 Wawancara dengan Munawar selaku pembeli keleponan kambing, tanggal 21April 2013. 62 Kurdi Fadal, Kaidah-Kaidah Fikih, (Jakarta: Artha Rivera, Cet.I, 2008), 36.

57 digunakan sebagai campuran bahan makanan. 63 Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sesuatu yang mengandung najiis/bangkai diharamkan untuk diperjualbelikan apalagi sampai dikonsumsi sebagai campuran bahan makanan, karena akan berdampak (mafsadah) pada kesehatan manusia. Dengan demikian singkatnya berarti memperjualbelikan barang yang tidak suci hukumnya haram, diantaranya janin kambing yang mati dalam kandungan tanpa adanya penyembelihan terlebih dahulu terhadap seekor induknya (keleponan). 63 Wawancara, Zaki dan Mino, selaku pembeli keleponan kambing, tanggal 23 April 2013.