BAB I PENDAHULUAN. The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PEGAWAI DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas. Menurut The Seventh Report of The Joint National

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup penduduk Indonesia (BPS, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. berpenghasilan rendah dan menengah. Urbanisasi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun sumber daya manusia berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif.

BAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB I PENDAHULUAN. bertahap dengan bertambahnya umur. Proses penuaan ditandai dengan. kehilangan massa otot tubuh sekitar 2 3% perdekade.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia (Khomsan, 2013). Menurut Undang-Undang No.13/1998

HERNAWAN TRI SAPUTRO J

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease atau penderita tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

BAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan


BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan. Hipertensi telah muncul sebagai ancaman serius bagi kesehatan masyarakat (Bhise, Mahadev D dan Patra, S., 2018). The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) menjelaskan bahwa hipertensi terjadi apabila tekanan darah sistolik 140 mmhg dan tekanan diastolik 90 mmhg (Lu, Yao., Minggen Lu, Haijiang Dai, Pinting Yang, Julie Smith- Gagen., 2015). DataWorld Health Organization (WHO) pada tahun 2014 terdapat sekitar 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia. Prevalensi tertinggi terjadi di wilayah Afrika yaitu sebesar 30%. Prevalensi terendah terdapat di wilayah Amerika sebesar 18%. Di negara lain telah dilakukan penanganan untuk mengatasi kasus hipertensi yaitu dengan menggunakan terapi antihipertensi seperti diuretikthiazide (TD) dan beta-adrenergik reseptor blocker (BB), terapi tersebut dikenalkan kepada masyarakat terutama yang menderita penyakit hipertensi (Shrout, Rudy & Piascik, 2017). Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan dari data Kementerian kesehatan (Kemenkes) RI tahun 2013 tercatat pada penduduk umur 18 tahun sebesar 25,8 %, dengan prevalensi tertinggi terdapat di Bangka Belitung 1

2 (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Berdasarkan data Dinas kesehatan kota Surakarta tahun 2017, menyatakan bahwa penyakit hipertensi masuk pada 10 besar penyakit di Puskesmas. Jika dilihat berdasarkan penyakit tidak menular maka penyakit hipertensi menempati urutan pertama. Sedangkan kasus yang ditemukan pada tahun 2017 dari laporan Puskesmas sebanyak 54.691 kasus (hipertensi essensial). Terjadi penurunan jika dibandingkan dengan jumlah kasus tahun 2016 sebanyak 59.028 kasus. Hal ini menunjukkan bahwa pola penyakit degeneratif perlu mendapatkan perhatian yang serius dari semua pihak. Hipertensi dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko diantaranya adalah usia, jenis kelamin yang merupakan faktor risiko non-modifikasi. Adapun faktor risiko lainnya seperti gaya hidup, konsumsi alkohol, obesitas, kolesterol tinggi, dan diabetes mellitus (Bhise, 2018). Sedangkan menurut Sudoyo, Aru W (2009) faktor-faktor risiko yang mendorong peningkatan tekanan darah adalah faktor-faktor seperti: diet dan asupan garam, stres, ras, obesitas, merokok dan genetis. Dengan adanya masalah hipertensi maka pemerintah Indonesia memiliki program yang dilakukan melalui Puskesmas yaitu Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dan senam Prolanis. Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) adalah suatu pelayanan yang bertujuan untuk meingkatkan derajat kesehatan, meningkatan dalam pengendalian penyakit, meningkatkan akses dan mutu

3 pelayanan kesehatan dasar dan rujukan teutama di daeah terpencil, tertinggal dan terbatas. Sedangkan Prolanis adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekataan proaktif yang dilaksanakan secara integritas yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan tingkat pertama, dan BPJS Kesehatan (Idris, 2014). Berdasarakan penelitian yang telah dilakukan oleh Dorgan, Toprak & Demir (2012) bahwa di negara lainprevalensi keseluruhan hipertensi adalah 24,2% (31,3% pada wanita, 14,1% pada laki-laki, p <0,001). prevalensi meningkat & dengan usia (dari 2,2% menjadi 50,4%, p <0,001). Usia, jenis kelamin, diabetes, riwayat keluarga hipertensi, indeks massa tubuh, tingkat pendapatan dan risiko penyakit jantung koroner (PJK) adalah faktor signifikan. Orang-orang yang memiliki riwayat keluarga hipertensi positif 2,23 kali dan orang-orang dengan indeks massa tubuh yang lebih tinggi lebih berisiko 2,15 kali. Selain itu, wanita memiliki 2,74 kali (95% CI 2,08-3,62, p <0,0001) lebih berisiko daripada laki-laki untuk hipertensi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Muwakhidah (2013) menunjukkan bahwa responden dengan asupan natrium tinggi sebanyak 40%, rendah asupan kalium sebanyak 57,5%, kemudian, asupan magnesium kurang sebanyak 47,5%. Responden dengan status gizi kurang adalah 25%. 30% responden menunjukkan sistol ringan tekanan darah tinggi dan 60% responden menunjukkan tekanan darah tinggi diastole ringan.moment Product Pearson mengungkapkan korelasi antara asupan natrium dan darah tekanan dengan nilai p = 0,006. Asupan kalium dan tekanan darah memberi

4 korelasi dengan nilai p = 0,019. Jadi asupan magnesium dan tekanan darah menunjukkan hubungan dengan nilai p = 0,029. Kemudian status gizi menunjukkan korelasi dengan tekanan darah p = 0,013. Ada korelasi antara asupan natrium, kalium, magnesium dan status gizi dengan tekanan darah lansia di desa Makamhaji. Penelitian juga dilakukan oleh Muhlisin & Laksono (2011), dalam penelitiannya didapatkan hasilbahwa tingkat stres menunjukkan hubungan dengan nilai p= 0,036 yang artinya ada hubungan tingkat stres dengan kekambuhan hipertensi pada pasien hipertensi di Puskesmas Bendosari Sukoharjo. Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 2 oktober 2018 di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Kota Surakarta maka didapatkan jumlah penderita hipertensi pada laki-laki sebanyak 1.053 orang (19,83%), perempuan sebanyak 2.210 orang (90,57%), laki-laki dan perempuan 3.263 orang (42,10%). Jumlah anggota yang mengikuti program prolanis sebanyak 204 orang. Sedangkan yang aktif mengikuti prolanis yaitu sebanyak 50 orang dan yang menderita hipertensi sebanyak 30 orang. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hipertensi pada anggota prolanis di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Kota Surakarta.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi pada anggota prolanis di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Kota Surakarta. C. Tujuan Penelitian 1. Umum Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi pada anggota prolanis di Wilayah Puskesmas Purwodiningratan Kota Surakarta. 2. Khusus a. Untuk menganalisis karakteristik responden pada anggota prolanis yang menderita hipertensi di Wilayah Puskesmas Purwodiningratan Kota Surakarta. b. Untuk mengetahuiprevalence rate (PR) hipertensi pada anggota prolanis di Wilayah Puskesmas Purwodiningratan Kota Surakarta. c. Untuk mengetahui distribusiriwayat keluarga,obesitas, merokok,pola makan, aktivitas fisik, dan stres pada anggota prolanis di Wilayah Puskesmas Purwodiningratan Kota Surakarta. d. Untuk menganalisis faktor umur dengan hipertensi pada anggota prolanis di Wilayah Puskesmas Purwodiningratan Kota Surakarta. e. Untuk menganalisis faktor riwayat keluarga dengan hipertensi pada anggota prolanis di Wilayah Puskesmas Purwodiningratan Kota Surakarta.

6 f. Untuk menganalisis faktor obesitas dengan hipertensi pada anggota prolanis di Wilayah Puskesmas Purwodiningratan Kota Surakarta. g. Untuk menganalisis faktor merokok dengan hipertensi pada anggota prolanis di Wilayah Puskesmas Purwodiningratan Kota Surakarta. h. Untuk menganalisis faktor pola makandengan hipertensi pada anggota prolanis di Wilayah Puskesmas Purwodiningratan Kota Surakarta. i. Untuk menganalisis faktor aktivitas fisik dengan hipertensi pada anggota prolanis di Wilayah Puskesmas Purwodiningratan Kota Surakarta. j. Untuk menganalisis faktor stres dengan hipertensi pada anggota prolanis di Wilayah Puskesmas Purwodiningratan Kota Surakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Puskesmas Purwodiningratan Kota Surakarta Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Purwodiningratan Kota Surakarta tentang penyakit hipertensi, agar dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengurangi kejadian hipertensi dengan mengendalikan faktor risiko pada penderita. 2. Bagi Anggota Prolanis Penyandang Hipertensi Anggota Prolanis yang mengalami hipertensi hendaknya selalu menambah pengetahuan tentang hipertensi khususnya tentang faktor yang menyebabkan hipertensi dan cara mengontrol tekanan darah sehingga tidak terjadi hipertensi berulang. Dengan adanya penelitian ini

7 diharapkan dapat bermanfaat untuk anggota Prolanis agar lebih memperhatikan kondisi kesehatan, dan dengan terciptanya upaya atau pola hidup sehat maka kakambuhan hipertensi dapat menurun. 3. Bagi Peneliti Diharapkan peneliti ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk melakukan penelitian selanjutnya, juga menjadi bekal bagi peneliti dalam memberikan pelayanan kesehatan saat bekerja di lapangan nanti. E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian Penelitian No Nama Judul Desain Hasil 1. Sumardiyono & Wijayanti (2017) Faktor Risiko Hipertensi pada peserta Prolanis Metode penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain cross sectional bebas: Faktor risiko hipertensi (IMT, riwayat keluarga hipertensi, riwayat merokok, olahraga, mengkonsum si garam berlebih, mengkonsum si lemak. terikat adalah Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada peserta prolanis adalah usia (p=0.016), indeks massa tubuh (p=0.000), mengkonsumsi garam berlebih (p=0.000), dan mengkonsumsi makanan berlemak berlebih (p=0.033).

8 2. Anggara & Prayitno (2013) Faktor-faktor yang berhubungan dengan tekanan darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat tahun 2012 Desain penelitian ini menggunakan cross sectional kejadian hipertensi. bebas: jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, obesitas, merokok, konsumsi alkohol, olahraga, asupan natrium, dan asupan kalium. terikat: tekanan darah Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang menderita hipertensi sebesar (30,7%) sedangkan responden yang tekanan darahnya normal sebesar (69,3%). Jenis kelamin pada penelitian ini tidak berhubungan secara statistik dengan tekanan darah (p > 0,05). Sedangkan umur, pendidikan, pekerjaan, IMT, merokok, konsumsi alkohol, olahraga, asupan natrium, asupan kalium

9 berhubungan secara statistik dengan tekanan darah (p < 0,05). 3. Muhlisin & Laksono (2011) Analisis pengaruh faktor stres terhadap kekambuhan penderita hipertensi di Puskesmas Bendosari Sukoharjo Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional bebas: pengaruh faktor stres terikat: kekambuhan hipertensi Hasil Penelitian menjelaskan bahwa hasil uji Chi Square diperoleh nilai sebesar 4,377 dengan tingkat signifikansi p- v sebesar 0,036. Karena nilai p-v lebih kecil dari 0,05 (0,036 < 0,05) maka keputusan uji adalah H0 ditolak, sehingga disimpulkan ada hubungan antara tingkat stres dengan kekambuhan pasien hipertensi di Puskesmas Bendosari Sukoharjo. Perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian di atas adalah terletak pada tempat, variabel yang diteliti, dan analisa data. Penelitian ini

10 dilakukan di Wilayah Puskesmas Purwodiningratan Kota Surakarta, jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah deskriptif analitik. Populasi pada penelitian ini adalah anggota Prolanis yang menderita hipertensi di Wilayah Puskesmas Purwodiningratan Kota Surakarta, sedangkan dibagian analisa data dalam penelitian ini terdapat analisa multivariat dengan menggunakan uji regresi linier berganda. Dengan demikian penelitian ini mempunyai perbedaan dari penelitian sebelumnya dari segi tempat, variabel, jenis penelitian dan analisa data.