ARTIKEL MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI METODE BERMAIN PLASTISIN PADA ANAK KELOMPOK A RA AL-KHUSAINI DESA KELUTAN KECAMATAN NGRONGGOT KABUPATEN NGANJUK Oleh: AMIN NUR ROHMAH NPM : 13.1.01.11.0350 Dibimbing oleh : 1. Drs. KUNTJOJO, M.Pd.,M.Psi 2. AYU TITIS RUKMANA SARI, M.Sn PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2017
1
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI METODE BERMAIN PLASTISIN PADA ANAK KELOMPOK A RA AL-KHUSAINI DESA KELUTAN KECAMATAN NGRONGGOT KABUPATEN NGANJUK AMIN NUR ROHMAH NPM : 13.1.01.11.0350 Email : aminn3380@gmail.com Drs. KUNTJOJO, M.Pd.,M.Psi AYU TITIS RUKMANA SARI, M.Sn UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi masalah berupa belum berkembangnya kemampuan motorik halus Kelompok A RA Al-Khusaini Desa Kelutan Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk. Dari peserta didik berjumlah 15 dinyatakan Berkembang Sangat Baik (BSB) hanya 20, artinya ketuntasan belajar belum tercapai. Masalah ini akan dipecahkan melalui metode bermain plastisin. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah metode bermain plastisin dapat mengembangkan kemampuan motorik halus Kelompok A RA Al-Khusaini Desa Kelutan Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk? Desain dipilih dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis Taggart dengan 3 siklus. Teknik pengumpulan data dipergunakan adalah teknik hasil karya untuk mengumpulkan data tentang kemampuan motorik halus teknik observasi untuk mengumpulkan data tentang proses belajar dengan teknik deskriptif kuantitatif dengan cara membandingkan kemampuan motorik halus sebelum sesudah tindakan dengan batas ketuntasan 75. Hasil analisis data menunjukkan bahwa setelah tindakan siklus III dilaksan ketuntasan belajar mencapai 87 dengan demikian hipotesis tindakan diterima. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode bermain plastisin dapat mengembangkan kemampuan motorik halus kelompok A RA Al-Khusaini Desa Kelutan Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2016/2017. Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini, direkomendasikan : Bagi guru TK/RA Kelompok A, jika guru menghadapi masalah, yaitu kemampuan motorik halus belum berkembang hendaknya dipecahkan melalui metode bermain KATA KUNCI : kemampuan motorik halus, metode bermain plastisin I. untuk membantu pertumbuhan LATAR BELAKANG Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya perkembangan jasmani rohani agar memiliki kesiapan dalam pembinaan ditujukan kepada memasuki sejak lahir sampai dengan usia kehidupan tahap berikutnya. Sesuai enam tahun dilakukan melalui dengan UU. No. 20 pemberian rangsangan pendidikan tentang SISDIKNAS pasal 1 butir sekolah dasar tahun 2003 2
14 bunyinya : Pendidikan lidah tangan, sensitive untuk Anak Usia Dini (PAUD) adalah berjalan, sensitif terhadap objek- pembinaan untuk usia 0 6 objek kecil detail, serta tehadap tahun dilakukan aspek-aspek social kehidupan. stimulasi dengan pendidikan untuk Di pendidikan formal membantu pertumbuhan jasmani seperti TK/RA atau setara rohani agar siap untuk terdapat 5 big pengembangan mengikuti pendidikan selanjutnya. di Pada usia 0 6 tahun dalam KTSP Tingkat Satuan Pendidikan) (menurut UU. no. 20 tahun 2003) terdapat dalam : atau 1. 0 8 tahun (menurut pakar) mencakup Golden Age Moment karena pada perkembangan nilai nilai usia otak agama percepatannya hingga 80 dari sosial, keseluruhan otak orang dewasa. kemandirian. ini usia keemasan/ Pengembangan pembiasaan Hal adalah para (Kurikulum perkembangan ini menunjukkkan bahwa 2. moral serta emosional Pengembangan kemampuan seluruh potensi kecerdasan dasar serta dasar dasar perkembangan bahasa, fisik perilaku mencakup seseorang telah mulai terbentuk motorik kognitif. pada Dari usia Montesorri tersebut. Menurut big 1976) pengembangan tersebut tujuannya menyatakan bahwa usia 3-6 antara lain ; nilai-nilai agama tahun adalah seg moral dimana isi pembelajaran berada dalam periode sensitive atau bertujuan masa peka, yaitu suatu periode agama pembentukan akhlaq dimana suatu fungsi tertentu perlu didik agar dapat berperilaku dirangsang, sehingga sesuai dengan norma berlaku tidak terhambat perkembangannya. di lingkungan tempat tinggalnya, Masa sensitif pada usia dini selain norma agama perkembangan mencakup sosial keteraturan (Hurlock, kedua diarahkan, sensitive terhadap menanamkan emosional norma didik lingkungan, senantiasa dibimbing agar siswa mengeksplorasi lingkungan dengan dapatmengatur keadaan emosi 1
bisa menjalankan sebagai kehidupannya Namun, dalam bahasan kali ini sosial. hanya akan dibicarakan tentang juga perkembangan fisik motorik halus makhluk Perkembangan bahasa diberikan di pendidikan PAUD. formal dari kemampuan berbahasa Hurlock (1978: 156) verbal maupun nonverbal, dengan mengemukakan 5 alasan bahwa tujuan masa k-k adalah waktu didik mampu memahami mengungkapkan pikiran perasaan ada pada menstimulasi motorik halus yaitu : 1. Tubuh didik.perkembangan fisik tepat juga diamati secara berkala ideal lebih untuk lentur ketimbang remaja baik 2. Anak belum banyak memiliki motorik halusnya ataupun motorik ketrampilan berbenturan kasarnya, dengan tujuan kesehatan dengan ketrampilan baru fisik jasmaninya dapat berkembang 3. Secara keseluruhan lebih secara berkesinambungan optimal. Mengamati perkembangan kognitif didik, berkaitan berani encoba sesuatu baru 4. Anak bersedia mengulang dengan sesuatu tindakan hingga pada perkembangan kognitif seperti baca otot terlatih untuk melakukan tulis, secara efektif mengenal angka, sains, konsep mengelompokkan, meningkatkan kreativitas, Kelima big tersebut diberi dll. pengembangan stimulasi perkembangannya agar 5. Anak memiliki tanggung jawab kewajiban lebih kecil, maka mereka lebih banyak mempelajari ketrampilan optimal Upaya pengembangan sehingga akan mendapatkan usia dini dapat dilakukan dengan ketrampilan berbagai cara, diantaranya adalah hidupnya. Menurut Hadis (2003 :5), secara garis besar dengan ada empat aspek perkembangan mengembangkan kemampuan perlu ditingkatkan dalam motorik Departemen pengembangan Pendidikan Nasional (2007: 10), yaituperkembangan fisik, kognitif, ketrampilan motorik halus adalah bahasa gerakan sosial emosional. metode bermain halusnya. untuk melibatkan bagia 2
bagian tubuh tertentu dilakukan RA Al-Khusaini Kecamatan Desa oleh otot-otot kecil (halus) serta Kelutan memerlukan koordinasi cermat Kabupaten Nganjuk merupakan salah seperti menggunting, mengikuti satu RA (Roudlotul Athfal) garis, menulis, meremas, berada di menggenggam, menggambar, merupakan menyusun memasukkan Taman balok, Ngronggot daerah pedesaan pendidikan jenjang K-K kelereng ke dalam lubang, membuka berjumlah 15 terdiri dari 9 menutup objek dengan mudah, perempuan 5 laki-laki menuangkan air ke dalam gelas tanpa belum sesuai harapan guru berceceran, orangtua. Yaitu pada pra tindakan menggunakan kuas, krayon, spidol, serta melipat. diketahui Pemberian melalui motorik halus adalah pendidikan untuk usia dini mendapatkan bintang satu ( ) ada 8 perlu diberikan secara menyeluruh atau 53, bintang dua ( ) dalam makna tidak hanya ada 4 atau 27, bintang tiga dicerdaskan otaknya akan tetapi ( ) ada 2 atau 20, cerdas juga dalam aspek lain. Fakta segkan mendapatkan lain di lapangan adalah masih banyak bintang empat ( ) belum ada individu bermasalah dalam atau 0. rangsangan perkembangan motorik halus, seperti belum hasil Dari hal perkembangan tersebut inilah mampu peneliti tertarik untuk melakukan memegang pensil dengan benar, penelitian pengembangan motorik belum mampu memegang gunting halus dengan benar. Hal inilah sering plastisin pada kelompok A menimbulkan masalah sering RA Al-Khusaini Desa Kelutan menjadikan tersebut mendapat Kecamatan Ngronggot Kabupaten hambatan Nganjuk. Salah satunya adalah ketika tugasnya, menyelesaikan metode bermain kegiatan melalui bermain membuat bentuk kurang dari bahan plastisin. Permainan optimal. Hal ini disebabkan kurang membentuk merupakan kegiatan berkembangnya kemampuan motorik bermain dapat merangsang halus. indera peraba melalui tangan, pembelajaran sehingga melalui menjadi 3
benda-benda dengan tekstur Dengan penelitian tindakan berbeda jika diraba dirasakan kelas ini diharapkan proses kegiatan melalui tangan (Lubis, 2001: 28). pembelajaran menjadi lebih efektif, Permainan membentuk merupakan menjadi lebih aktif, senang, permainan sensorimotor lebih hasil belajar lebih optimal. menekankan pada pengembangan motorik halus atau gerakan otot A. halus. Aktivitas meningkatkan fisik pula akan rasa keingintahuan membuat akan memperhatikan benda-benda, menangkapnya, mencobanya, me- lemparkannya atau menjatuhkan-nya, mengambil, mengocok-ngocok, meletakkan kembali benda-benda ke dalam tempatnya. Jika seorang perlu dikembangkan kemampuan motoriknya maka secara fisik diarahkan untuk menjadi sehat. Hal ini sesuai dengan bunyi kalimat bijak yaitu Di dalam tubuh sehat terdapat jiwa kuat. Berdasarkan uraian di atas peneliti mengadakan penelitian dengan judul skripsi Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Metode Bermain II. METODE Plastisin Pada Anak Teknik Analisis Data Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui instrument observasi dilakukan teknik analisis data untuk menguji hipotesis tindakan adalah tejnik deskriptif kuantitatif dengan membandingkan ketuntasan belajar (prosentase memperoleh bintang tiga bintang empat) antara waktu sebelum Langkah-langkah tindakan. analisis data prosentase sebagai berikut : 1. Menghitung mendapatkan bintang satu, bintang dua, bintang tiga, bintang empat dengan menghitung distribusi frekuensi perolehan tanda bintang dengan rumus : P = x 100 Keterangan : Kelompok A RA Al-Khusaini Desa P = prosentase Kelutan mendapatkan bintang tertentu Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2017/ 2018. f = jumlah mendapat bintang tertentu N = jumlah keseluruhan 4
2. Membandingkan ketuntasan belajar antara waktu sebelum tindakan dilakukan setelah tindakan Kriteria keberhasilan dengan dilakukan. 1. Pembahasan a. Siklus I Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa tindakan pengembangan motorik halus kenaikan melalui metode bermain adalah terjadi ketuntasan belajar (ketuntasan plastisin pada siklus I belum belajar kriteria ketuntasan maksimal karena masih banyak mencapai sekurang- / minimal kurangnya 70 ). kurang penjelasan Tabel 3.6 bentuk memperhatikan guru benda sehingga dibuat Kriteria Pengembangan Motorik belum sesuai. Hal ini dapat Halus dilihat dari ketuntasan belajar pada Rentang Kategori Nilai Bobot siklus I hanya 36 mencapai ketuntasan 64 belum mencapai ketuntasan. 90 - Sangat 4 100 Berkembang 3 b. Siklus II 70-89 Berkembang 2 Pada Kurang 1 kemampuan 60-69 Berkembang melalui Tidak plastisin 0-59 Berkembang peningkatan lebih baik. siklus II motorik metode sudah ini halus bermain mulai ada Hal tersebut dapat dilihat dari prosentase ketuntasan belajar meningkat yaitu III. HASIL DAN KESIMPULAN A. HASIL sesuai rencana sesuai Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 3 siklus. Dimana setiap siklusnya 53. Dengan pelaksanan dilaksan sesuai dengan harapan ingin maka hasil pada siklus II menjadi lebih baik c. Siklus III Kemampuan dicapai sebelum dilaksannya motorik halus melalui penelitian. metode bermain plastisin ini 5
sudah banyak mencapai Tabel 4.13 peningkatan. Terdapat banyak Prosentase Ketuntasan Belajar Anak Siklus sudah berkembang I sampai Siklus III kemampuan motorik halusnya NO. TINDAKAN PROSENTASE dengan optimal. Pada siklus III 1 Siklus I 36 ini 2 Siklus II 53 3 Siklus III 87 prosentase mencapai87. Untuk analisa data Kriteria ketuntasan belajar minimal 70 Dengan pengujian hipotesis, data demikian penelitian sudah disajikan dalam tabel- pengembangan mtorik halus melalui tabel metode bermain plastisin melalui tiga pada semua siklus dirangkum dalam tabel sebagai siklus ini dinyatakan diterima. berikut : B. KESIMPULAN Tabel 4.12 Berdasarkan Hasil Penilaian Pra Tindakan, Siklus I, II, III Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Metode Bermain N o. 1 telah dilakukan penelitian pada kelmpok A RA Al-Khusaini Desa Kelutan Plastisin Hasil Pra Penila Tinda ian kan hasil Kecamatan Ngronggot Tinda Tinda Tinda kan kan kan Siklus Siklus Siklus I II III 36 20 0 Kabupaten Nganjuk tahun pelajaran 27 13 dibuktikan 33 20 40 47 100 100 2 53 27 3 4 20 0 28,5 36 0 100 100 2016/2017, dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan melalui bermain pembelajaran plastisin kebenarannya dapat untuk mengembangkan kemampuan motorik halus, terutama pada kelompok A RA Al-Khusaini Desa Jumlah Pemerolehan bintang Kelutan Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk. menentukan prosentase ketuntasan belajarnya. Prosentase ketuntasan belajar pada siklus I sampai siklus III disajikan dalam bentuk table sebagai berikut : 6
IV. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pedoman Pembelajaran Big Pengembangan Fisik Motorik di Taman K-K. Jakarta: Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar Menengah. Depdiknas.2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini Taman K-K Roudhotul Athfal. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Hurlock B. Elisabeth. 1976. Perkem bangan Anak. Jakarta : Erlangga.. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.. 2005. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga. Lubis. 2001. dalam Sujiono Bambang. dkk. 2008. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka. Hadis, F.A. 2003. Perkembangan Anak dalam Perspektif Pendidikan Anak Usia Dini. Buletin PAUD Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini. 2. (1). 28-32. 7