BAB IV KONDISI UMUM KOTA BOGOR

dokumen-dokumen yang mirip
V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

Profil Kabupaten Aceh Singkil

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. administratif Provinsi Jawa Barat dan hanya berjarak lebih kurang 60 Km dari ibu

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13).

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Jumlah penduduk dan keadaan ekonomi Kabupaten Way Kanan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS :

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan

8.1. Keuangan Daerah APBD

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

DAFTAR TABEL. Jumlah Desa/Kelurahan Swasembada Menurut Kabupaten/Kota Tahun

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto

BERITA RESMI STATISTIK

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR

(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

Profil Kabupaten Aceh Barat

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINAKAL 2015

BAB IV GAMBARAN UMUM

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015

KAJIAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kondisi Geografis

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB II URAIAN SEKTORAL. definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, sumber data, dan cara

Transkripsi:

BAB IV KONDISI UMUM KOTA BOGOR 4.1. Kondisi dan Potensi Kota Bogor adalah salah satu kota yang berada di bawah wilayah administratif Propinsi Jawa Barat dan hanya berjarak lebih kurang 50 km dari pusat pemerintahan Indonesia, Jakarta. Kota dengan luas 11.850 ha ini dihuni lebih dari 820.707 jiwa yang tersebar di 6 kecamatan, 68 kelurahan, yang dibatasi oleh Kabupaten Bogor. Sebelah Utara : Wilayah Kecamatan Kemang, Kecamatan Bojong Gede, dan Kecamatan Sukaraja. Sebelah Barat : Wilayah Kecamatan Darmaga dan Kecamatan Ciomas. Sebelah Timur : Wilayah Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi. Sebelah Selatan : Wilayah Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin. Kota Bogor terletak pada ketinggian antara 190 sampai dengan 350 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 4.000 mm/tahun. Tingginya curah hujan di Kota Bogor menyebabkan mendapat julukan Kota Hujan, dan terkadang salah diartikan juga sebagai daerah pengirim banjir ke Jakarta melalui dua sungai besar, yaitu Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane. Secara administratif, kota Bogor dikelilingi oleh Kabupaten Bogor dan sekaligus menjadi pusat pertumbuhan Bogor Raya dan secara geografis dikelilingi oleh bentangan pegunungan, mulai dari Gunung/Pegunungan Pancar, Megamendung, Gunung Gede, Gunung Pangrango, Gunung Salak dan Gunung Halimun yang menyerupai huruf U. Secara topografis, kemiringan tanah di Kota Bogor berkisar antara 0-15 persen dan hanya sebagian kecil daerahnya mempunyai kemiringan antara 15-30 persen. Jenis tanah di hampir seluruh wilayah adalah lotosil coklat kemerahan dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm dengan tekstur tanah yang halus serta bersifat agak peka terhadap erosi. Dengan ketinggian antara 190-330 m diatas permukaan laut, suhu di Kota Bogor relatif sejuk, didukung frekuensi curah hujan cukup tinggi. Pada tahun 2010 curah hujan tertinggi pada bulan Februari

106 (806,4 mm) dan terendah pada bulan Desember (276,8 mm). Jumlah rata-rata hujan di Kota Bogor selama tahun 2010 adalah 21 hari per bulan. Berdasarkan Perda No. 1 Tahun 2000 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (Tahun 1999-2009), fungsi Kota Bogor adalah : 1. Sebagai kota perdagangan 2. Sebagai kota industri 3. Sebagai kota permukiman 4. Wisata ilmiah 5. Kota pendidikan Dalam konteks regional, posisi straregis kota Bogor adalah : 1. Kabupaten Bogor, bahwa kota Bogor sebagai pusat pengembangan di Wilayah VII yang melayani areal kota Bogor dan areal sekitar kota Bogor. 2. Jabodetabek, bahwa kota Bogor merupakan kota yang diarahkan untuk menampung 1,5 juta jiwa pada tahun 2009. 3. Negara, kota Bogor merupakan kota yang menampung kegiatan yang jenuh di ibukota. Dalam konteks internasional, kota Bogor merupakan pusat kegiatan-kegiatan internasional seperti konferensi antara lain Jakarta Informal Meeting untuk APEC yang dihadiri oleh para pemimpin negara dari Asia Pasifik termasuk Amerika Serikat. Dengan demikian kota Bogor harus menyiapkan dirinya menjadi kota jasa yang siap melayani kebutuhan event-event nasional/internasional yang diselenggarakan di kota Bogor. Pelayanan yang ekstra bagi pemenuhan kebutuhan warga juga menjadi tuntutan utama karena semakin berkembang dan beragamnya kebutuhan seluruh warga terhadap barang dan jasa. Implikasi dari semua ini adalah meningkatnya kebutuhan pengadaan sarana transportasi masyarakat kota, timbulnya kemacetan, meningkatnya jumlah PKL secara berlebihan, rusaknya tata kota, semakin menurunnya kualitas kebersihan kota sebagai akibat dari kelebihan penduduk dan segala aktivitasnya yang melebihi daya dukung lingkungan. Dengan posisi yang strategis sebagai salah satu penyangga ibukota serta kondisi alamnya yang relatif lebih nyaman dibanding kota penyangga lainnya, kota Bogor menjadi pilihan bagi penduduk, baik yang datang dari sekitar Bogor

107 maupun para perantau dari daerah lain yang menjadikan Bogor atau Jakarta sebagai sumber mencari mata pencaharian. Kondisi tersebut memberikan dampak yang luas bagi kota Bogor, baik dalam tatanan kependudukan, kemasyarakatan maupun perekonomian, dan kondisi lainnya. 4.2. Sejarah Kota Bogor Kota Bogor merupakan salah satu kota tua di Indonesia yang telah berdiri pada abad XV (Tahun 1579) sebelum masuknya VOC. Dulu merupakan pusat Kerajaan Pajajaran, namun setelah penyerangan pasukan Banten, kota ini menjadi hancur lebur dan hampir hilang ditelan sejarah selama satu abad. Pada saat VOC menguasai Banten dan sekitarnya wilayah Bogor berada dibawah pengawasan VOC. Dalam rangka membangun wilayah kekuasaannya, Pemerintah Belanda melakukan ekspedisi dan ternyata tidak ditemukan reruntuhan bekas ibukota Pajajaran (Scipio-1687) kecuali di daerah Cikeas, Citeureup, Kedung Halang dan Parung Angsana. Selanjutnya Parung Angsana diberi nama Kampung Baru dan dari sinilah cikal bakal Bogor dibangun (Tanujiwa 1689-1705). Di Kampung Baru didirikan tempat peristirahatan oleh GJ. Baron Van Imhoff (1740), yang sekarang dikenal dengan Istana Bogor dan tahun 1745 Bogor ditetapkan sebagai Kota Buitenzorg. Di sekitar tempat peristirahatan tersebut dibangun Pasar Bogor (1808) dan Kebun Raya (1817). Tahun 1904 Buitenzorg resmi menjadi pusat kedudukan dan kediaman Gubernur Jenderal dengan wilayah seluas 1.205 ha, terdiri dari 2 kecamatan dan 7 desa. Dengan keputusan Gubernur Jendral Van Nederland Indie Nomor 289 tahun 1924, ditambah dengan Desa Bantar Jati dan Desa Tegal Lega seluas 951 ha sehingga luasnya menjadi 2.156 ha yang diproyeksikan untuk 30.000 jiwa. Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1941, Buitenzorg secara resmi lepas dari Batavia dan mendapat otonomi sendiri. Berdasarkan UU No. 16 tahun 1950 Kota Bogor ditetapkan menjadi Kota Besar dan Kota Praja yang terbagi dalam 2 wilayah kecamatan dan 16 lingkungan. Tahun 1981 jumlah kelurahan menjadi 22 kelurahan, 5 kecamatan dan 1 perwakilan kecamatan. Terakhir berdasarkan PP. No. 44/1992 Perwakilan Kecamatan Tanah Sareal ditingkatkan statusnya menjadi

108 kecamatan. Saat ini terdapat 6 kecamatan dan 68 kelurahan dengan luas 11.850 ha dan diproyeksikan untuk 1.500.000 jiwa pada tahun 2009. 4.3. Pemerintahan Kota Bogor terdiri dari 6 kecamatan dengan total kelurahan sejumlah 68. Pada tahun 2010 ada 758 RW serta 3.392 RT. Jumlah anggota DPRD Kota Bogor adalah 45 orang dengan mayoritas anggota dari fraksi Partai Demokrat sebanyak 15 Orang. Menurut SIMPEG Kota Bogor, tahun 2010 terdapat 3.241 PNS di lingkungan Pemda Kota Bogor dengan jumlah PNS tertinggi bergolongan II yaitu 1.359 orang (41,93%) dan terendah pada PNS golongan IV yaitu 238 orang (7,34%). Pada tahun 2010 terdapat 3.328 anggota Linmas di Kota Bogor. 4.4. Penduduk Dan Ketenagakerjaan Berdasarkan hasil sementara sensus penduduk 2010, jumlah penduduk Kota Bogor adalah 950.334 orang dengan rincian 484.791 lakilaki dan 465.543 perempuan. Sex rasio Kota Bogor tahun 2010 adalah 104 dan jumlah rata-rata anggota 4 orang per rumah tangga. Kepadatan jumlah penduduk di Kota Bogor adalah 8.020 orang/ km2. Kecamatan yang memiliki kepadatan tertinggi adalah Kecamatan Bogor Tengah yaitu 12.472 orang/ km 2, dan kepadatan terendah ada di Kecamatan Bogor Selatan yaitu 5.887 orang/ km 2. Tabel 23. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Bogor Tahun 20011 Kecamatan Luas Penduduk (Orang) Kepadatan Penduduk (Orang/Km 2 ) 2 Km % Jumlah % Bogor Selatan 30,81 26,00 181.392 19,09 5.887 Bogor Timur 10,15 8,57 95.098 10,01 9.369 Bogor Utara 17,72 14,95 170.443 17,94 9.619 Bogor Tengah 8,13 6,86 101.398 10,67 12.472 Bogor Barat 32,85 27,72 211.084 22,21 6.426 Tanah Sareal 18,84 15,90 190.919 20,09 10.134

109 Tabel 24. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kota Bogor Tahun 1990, 2000, dan 2010 Laju Pertumbuhan Jumlah penduduk Kecamatan Penduduk per tahun (%) 1990 2000 2010 1990-2000 2000-2010 Bogor Selatan 52.061 147.507 181.392 10,50 2,09 Bogor Timur 62.403 77.000 95.098 2,12 2,13 Bogor Utara 81.046 132.113 170.443 4,93 2,57 Bogor Tengah 35.393 91.230 101.398 9,55 1,07 Bogor Barat 40.808 166.427 211.084 14,17 2,40 Tanah Sareal - 136.542 190.919-3,38 Jumlah 271.711 750.819 950.334 10,25 2,38 Pada tahun 2010 di Kota Bogor terdapat 418.742. orang angkatan kerja dengan 82% sudah bekerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tahun 2010 adalah 65,56% dan tingkat pengangguran 17,20%. Proporsi tertinggi penduduk bekerja di Kota Bogor, yaitu 31,38% adalah di bidang perdagangan, rumah makan dan hotel. Tabel 25. Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Kota Bogor Tahun 2008-2010 Jenis Kegiatan Utama 2008 2009 2010 I. Angkatan Kerja 463.172 476.126 418.742 1. Bekerja 377.388 385.488 346.727 2. Penganguran 85.784 90.638 72.015 II. Bukan Angkatan Kerja Sekolah, Mengurus, Rumah tangga, dan Lainnya 303.907 316.876 220.004 Jumlah 767.079 793.002 638.746 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)(%) 60,38 60,04 65,56 Tingkatan Pengangguran (%) 18,52 19,04 17,20

110 4.5. Pendidikan, Kesehatan/ Keluarga Berencana Dan Agama Hasil Susenas 2010 menyatakan bahwa 98,36% penduduk Kota Bogor sudah dapat membaca dan menulis. Penduduk usia 10 tahun keatas yang menamatkan SMA/MA/SMK sebesar 31,48% sedangkan yang memiliki ijazah lebih dari tingkat SMA hanya sebesar 9,51%. Kondisi ini menunjukan bahwa usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan formal di Kota Bogor belum cukup optimal. Tabel 26. Penduduk 10 Tahun Ke atas Menurut Partisipasi Sekolah Dan Jenis Kelamin di Kota Bogor Tahun 2010 Partisipasi Sekolah Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah Tidak/Belum sekolah 3.419 10.258 13.677 SD/MI 21.370 24.790 46.160 SMP/MTs 22.653 23.935 46.588 SMA/MA/SMK Kejuruan 20.516 14.959 35.475 Perguruan Tinggi 18.806 10.258 29.064 Tidak Bersekolah Lagi 309.016 302.178 611.194 Jumlah 395.780 386.378 782.158 Pembangunan bidang kesehatan di Kota Bogor menunjukan hasil yang cukup signifikan. Ada 10 rumah sakit dengan 1.808 tempat tidur yang tersebar di 6 kecamatan di Kota Bogor. Selain ada 24 Puskemas dan 28 Pustu di seluruh Kota Bogor. Untuk mendukung program Keluarga Berencana (KB), tersedia banyak fasilitas KB di seluruh wilayah Kota Bogor yang mampu melayani 22.938 akseptor baru KB. Akseptor baru KB terbanyak di Kecamatan Tanah Sareal, yaitu 6.238 akseptor dan terendah di Kecamatan Bogor Utara (1.984 akseptor) serta Kecamatan Bogor Barat (1.968 akseptor). Selain data pendidikan dan kesehatan, data sosial lain yang sering dimanfaatkan untuk analisis sosial adalah tentang agama. Agama mayoritas penduduk Kota Bogor adalah Islam dengan jumlah pemeluk Islam terbesar 91,78%, jumlah haji yang berasal dari Kota Bogor tahun 2010 sebanyak 1.025 orang.

111 4.6. Pertanian Sektor pertanian di Kota Bogor bukan merupakan sektor ekonomi yang dominan, tetapi penggunaan lahan baik sawah maupun bukan sawah masih tetap mendapat perhatian utama pemerintah daerah Kota Bogor. Pada tahun 2010 terdapat 793 Ha lahan sawah dan 2.375 Ha lahan bukan sawah di Kota Bogor. Selain padi dan palawija, tanaman holtikultura merupakan andalan sektor pertanian di Kota Bogor. Selain pertanian tanaman pangan, sektor peternakan dan perikanan juga masih cukup berkembang di Kota Bogor. Penggunaan Lahan Pertanian Sawah menurut Kecamatan di Kota Bogor Tahun 2010 disajikan pada Tabel 27. Dari total luas lahan sawah sebesar 793 ha, luasan lahan sawah yang beririgasi teknis adalah 295 Ha, Irigasi setengah teknis 120 ha, irigasi sederhana 370 ha, dan sawah tadah hujan 8 ha. Tabel 27. Penggunaan Lahan Pertanian Sawah Menurut Kecamatan di Kota Bogor Tahun 2010 Kecamatan Irigasi teknis Irigasi setengah teknis Irigasi sederhana Tadah Hujan Bogor Selatan 156 0 127 0 Bogor Timur 139 38 1 0 Bogor Utara 0 0 2 0 Bogor Tengah 0 1 0 0 Bogor Barat 0 76 239 0 Tanah Sareal 0 6 0 8 Jumlah 295 120 370 8 Penggunaan Lahan Pertanian bukan sawah menurut kecamatan di Kota Bogor Tahun 2010 disajikan pada Tabel 28. Dari total luas lahan bukan sawah sebesar 2.375 Ha ha, penggunaan untuk kebun adalah yang terbesar yaitu 964 ha, diikuti oleh penggunaan lainnya yaitu 912 ha, hutan rakyat 366 ha, kolam/empang 75 ha, perkebunan 30 ha dan sementara tidak diusahakan 28 ha.

112 Tabel 28. Penggunaan Lahan Pertanian bukan sawah Menurut Kecamatan di Kota Bogor Tahun 2010 (dalam Ha) Kecamatan Tegal/ kebun Perkebunan Hutan Rakyat Tambak Kolam/ empang Sementara tidak diusahakan lainnya Bogor 282 0 73 0 19 11 195 Selatan Bogor 137 0 54 0 18 7 167 Timur Bogor 195 0 93 0 13 3 192 Utara Bogor 3 0 3 0 5 0 5 Tengah Bogor 128 30 72 0 8 2 235 Barat Tanah 219 0 71 0 12 5 118 Sareal Jumlah 964 30 366 0 75 28 912 Penggunaan lahan pertanian bukan sawah ditujukan untuk produksi beragam komoditas seperti jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar dan talas. Dilihat dari nilai total produksi, ubi kayu menunjukkan produksi tertinggi sebesar 4.424 ton, diikuti oleh Ubi jalar (1.332 ton), talas (957 ton), jagung (815 ton) dan kacang tanah (121 ton) dengan total produksi sebesar 7.649 ton. Tabel 29. Target, Realisasi dan Produksi Tanaman Palawija (Lahan Bukan Sawah) Menurut Jenis Tanaman di Kota Bogor Tahun 2010 Tanaman Target Realisasi Produksi (Ha) (Ha) (Ton) 1. Jagung 187 194 815 2. Kacang Tanah 74 67 121 3. Ubi Kayu 308 316 4.424 4. Ubi Jalar 110 111 1.332 5. Talas 177 165 957 Jumlah 856 853 7.649 Sama seperti pertanian tanaman pangan, produksi ternak juga bukan merupakan sektor unggulan di kota Bogor. Total produksi ternak besar (sapi perah, sapi potong, kerbau dan kuda) adalah 1307 ekor yang didominasi oleh jenis sapi perah sebesar 952 ekor. Total produksi ternak kecil (kambing dan domba) adalah 10.752 ekor yang didominasi oleh jenis domba sebanyak 8.255 ekor.

Tabel 30. Populasi Ternak Besar dan Ternak Kecil Menurut Jenisnya di Kota Bogor Tahun 2010 Ternak Besar (ekor) Ternak Kecil (ekor) Kecamatan Sapi Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba perah Potong Bogor Selatan 256 3 26 29 595 4.518 Bogor Timur 28 18 0 5 259 547 Bogor Utara 21 10 0 0 213 386 Bogor Tengah 0 0 0 0 0 206 Bogor Barat 14 189 19 20 755 1.720 Tanah Sareal 633 0 0 36 648 878 Jumlah 952 220 45 90 2.470 8.255 113 Pada kelompok unggas, produksi terbesar adalah ayam kampung sebanyak 237.397 ekor, diikuti oleh ayam ras potong (265.000 ekor), itik (15.758 ekor) dan ras petelur (4.000 ekor). Dilihat dari total produksi per kecamatan, kecamatan Bogor Selatan menunjukkan produksi tertinggi sebesar 172.769 ekor dan yang terendah adalah Bogor Timur sebanyaj 24.192 ekor. Tabel 31. Populasi Unggas Menurut Jenisnya di Kota Bogor Tahun 2010 Kecamatan Ayam Ras Ras Jumlah Itik kampung Petelur Potong (ekor) Bogor Selatan 58.267 0 110.000 4.502 172.769 Bogor Timur 22.030 500 0 1.662 24.192 Bogor Utara 31.999 2.000 5.000 2.323 41.322 Bogor Tengah 24.579 0 0 994 25.573 Bogor Barat 58.321 0 10.000 3.613 71.934 Tanah Sareal 42.201 1.500 40.000 2.664 86.365 Jumlah 237.397 4.000 165.000 15.758 422.155 Produksi ikan dapat dibedakan menurut tipe kolamnya. Produksi ikan kolam air tenang di Kota Bogor adalah yang tertinggi yaitu 2.609.036 ekor, diikuti produksi ikan kolam air deras (637.439 ekor), Ikan di sawah (114.759 ekor) dan Ikan Keramba (12.665 ekor) dengan total produksi 3.373.899 ekor. Kontribusi terbesar produksi ikan adalah dari kecamatan tanah sareal sebesar 1,221.585 ekor dan yang terkecil dari Bogor Tengah yaitu 56.468 ekor.

114 Tabel 32Produksi Ikan menurut tipe kolam di Kota Bogor Tahun 2010 Kolam air Kolam Ikan di Ikan Kecamatan Total tenang Air Deras sawah Keramba Bogor Selatan 271.906-34.319 4.265 310.490 Bogor Timur 343.956 637.439 38.975-1.020.370 Bogor Utara 460.786 - - 3.714 464.500 Bogor Tengah 56.464 - - 4.426 56.468 Bogor Barat 256.924-15.615 260 272.799 Tanah Sareal 1.219.000-25.850-1,221.585 Jumlah 2.609.036 637.439 114.759 12.665 3.373.899 4.7. Perindustrian, Pertambangan dan Energi Pembangunan industri di Kota Bogor diarahkan untuk mendorong terciptanya struktur ekonomi yang kuat dan berimbang sehingga dapat menjadi landasan pengembangan ekonomi daerah yang kokoh dan mandiri. Unit usaha industri di Kota Bogor masih dominan oleh industri kecil non formal. Jumlah tenaga kerja yang terserap di bidang industri selama tahun 2010 adalah 55.892 orang dengan total nilai investasi sebesar lebih dari 790 milyar rupiah. Tabel 33 Potensi Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan di Kota Bogor Tahun 2010 Jenis Usaha I. Industri Besar dan Menengah Unit Usaha (buah) Tenaga Kerja (orang) Nilai Investasi (Rp) 1. Makanan 25 1.422 30.171.184.400 2. Minuman 13 1.819 113.021.251.278 3. Kayu Olahan dan Rotan 13 2.362 31.103.084.707 4. Pulp dan Kertas 12 671 67.688.516.000 5.Bahan Kimia Industri dan 9 507 13.308.955.000 Karet 6. Bahan Galian Non Logam 2 65 7.085.000.000 7. Kimia 9 1.223 46.058.175.250

Jenis Usaha II. Industri Kecil Formal Unit Usaha (buah) Tenaga Kerja (orang) Nilai Investasi (Rp) 1. Makanan 240 2.213 10.620.830.800 2. Minuman 69 534 3.552.910.000 3. Kayu Olahan dan Rotan 120 1.104 3.504.610.000 4. Pulp dan Kertas 93 645 7.744.520.000 5Bahan Kimia Industri dan Karet 1 193 4.676.618.974 6. Bahan Galian Non Logam 37 823 2.323.400.000 7. Kimia 71 565 4.963.312.850 III. Industri Kecil Non Formal 1. Makanan 1.057 4.895 1.082.969.470 2. Minuman 221 964 197.671.950 3. Kayu Olahan dan Rotan 84 355 321.959.872 4. Pulp dan Kertas 41 123 70.243.100 5Bahan Kimia Industri dan Karet - - - 6 Bahan Galian Non Logam 36 198 288.650.000 7 Kimia 31 126 124.787.000 Jumlah 2.206 20.807 347.908.650.651 115 Tabel 34. Potensi Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka di Kota Bogor Tahun 2010 Jenis Usaha Unit Usaha (buah) Tenaga Kerja (orang) I. Industri Besar dan Menengah 1. Mesin & Rekayasa - - - Nilai Investasi (Rp) 2. Logam 12 1.966 23.727.455.000 3. Alat Angkut 5 938 32.276.500.000 4. Industri Tekstil 26 21.129 206.576.740.000 5. Industri Kulit 2 68 6.736.000.000 6. Industri Alpora 1 300 3.652.152.000 7. Industri Elektronika 3 622 38.454.160.000

116 Jenis Usaha II. Industri Kecil Formal Unit Usaha (buah) Tenaga Kerja (orang) Nilai Investasi (Rp) 1 Mesin & Rekayasa 6 211 1.636.560.000 2 Logam 91 877 12.409.160.000 3 Alat Angkut 52 1.069 4.124.260.000 4 Industri Tekstil 88 3.176 5.917.878.650 5 Industri Kulit 75 1.695 2.608.630.000 6 Industri Alpora 15 180 917.620.000 7 Industri Elektronika 9 47 311.369.000 III. Industri Kecil Non Formal 1 Mesin & Rekayasa - - - 2 Logam 155 377 373.540.000 3 Alat Angkut 65 184 314.600.000 4 Industri Tekstil 152 664 389.192.700 5 Industri Kulit 333 1.326 2.325.813.800 6 Industri Alpora 18 49 52.294.600 7 Industri Elektronika 42 207 119.762.500 Jumlah 1.150 35.085 342.923.688.250 Untuk mengimbangi pertumbuhan pemukiman dan kebutuhan sektor ekonomi lainnya, PLN meningkatkan pelayanan dalam pemenuhan kebutuhan listrik di Kota Bogor. Pada tahun 2010 terdapat 201.850 pelanggan listrik dengan jumlah daya tersambung sebanyak 385.170.581 VA. Selain listrik, pemenuhan kebutuhan gas kota juga terus meningkat. Tahun 2010, jumlah pelanggan gas adalah 16.792 pelanggan dengan jumlah gas yang disalurkan sebanyak 401.606.548 m3 dan nilai sebesar Rp 885.518.458,- sedangkan PDAM Tirta Pakuan selama tahun 2010 memiliki 94.995 pelanggan dan menyalurkan air sebanyak 28.185.401 m3 bernilai sebesar Rp 101.942.938.200,-. 4.8. Perdagangan Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor ekonomi andalan di Kota Bogor. Pada tahun 2010 jumlah realisasi eksport non migas mengalami

117 peningkatan sebesar 0,24%. Eksport non migas ini masih didominasi oleh komoditas pakaian jadi yaitu senilai US $ 74.189.259 atau sekitar 48,85%. Tabel 35. Jumlah Realisasi Ekspor Non Migas Menurut Jenis Komoditi di Kota Bogor Tahun 2010 Jenis Komoditi Satuan Volume Nilai (US$) 1. Pakaian Jadi Pcs 23.289.288 74.189.259 2. Ban Kendaraan Bermotor Unit 4.523.209 40.239.289 3. Tekstil Meter 4.253.259 6.920.249 4. Kera Ekor Panjang Ekor 753 120.000 5. Busana Muslim Bordir Pcs 512 9.359 6. Sandal Pcs 929.249 982.259 7. Obat-obatan Farmasi Kg 3.205.329 3.982.289 8. Makanan dan Minuman Karton 982.102 10.282.249 9. Ikan Hias Ekor 16.259 6.102 10. Kerajinan Mainan Anak dari Kayu Pcs 2.000 25.000 11. Furniture Pcs 8.298.289 14.389.788,9 12. Tas Pcs 6.650 7.259 13. Kerajinan Daur Ulang Kertas Pcs 8.500 10.258 14. Kerajinan Bordir Pcs 5.000 10.500 15. Minyak Atsiri Kg 30.000 318.914 16. Serpihan Kayu Gaharu & Kayu Cendana Kg 10.000 35.000 17. Sari Mengkudu Botol 153.259 280.235 18. Bola Kaki Pcs 120.000 52.259 Jumlah 151.860.268,9 4.9. Transportasi, Komunikasi, dan Pariwisata Disektor transportasi, jasa angkutan kereta api merupakan primadona bagi penduduk Kota Bogor yang bekerja di luar kota, terutama Jakarta. Selama tahun 2010 jumlah penumpang yang terangkut oleh moda angkutan ini sebanyak 12.793.217 orang. Penjualan tiket kereta api pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 4,27% dibanding tahun sebelumnya. Seiring perkembangan di sektor komunikasi, peran Kantor Pos dalam pengiriman surat mengalami penurunan. Namun jasa pengiriman pos ekspres dan

118 paket pos cenderung meningkat. Pada tahun 2010 Kantor Pos Kota Bogor mengirimkan 818.637 surat/paket ke seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, jumlah wesel dan giro pos yang dikirim pun cenderung meningkat dan tahun ke tahun. Selain sektor transportasi dan komunikasi yang berkembang secara positif, Kota Bogor juga senantiasa meningkatkan kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Posisi strategis Kota Bogor yang cukup dekat dengan Jakarta serta potensi wisata yang cukup beragam menjadikan Kota Bogor sebagai salah satu kota tujuan wisata nasional. Pada tahun 2010 wisatawan yang mengunjungi Kota Bogor terus meningkat namun tetap didominasi oleh wisatawan domestik yaitu sebesar 97,38%. Kebun Raya Bogor merupakan tujuan utama wisata yang paling banyak dikunjungi dengan jumlah pengunjung sebanyak 1.678.237 orang. Untuk menunjang sektor pariwisata, fasilitas perhotelan juga terus ditingkatkan. 4.10 Keuangan dan Harga Menurut laporan pertanggungjawaban akhir walikota Bogor tahun 2010, realisasi penerimaan daerah Kota Bogor adalah Rp 842.751.061.665,- sedangkan pengeluarannya adalah Rp 944.550.304.942,-. Ditinjau dari sisi harga, inflasi Kota Bogor tahun 2010 rata-rata adalah sebesar 0.53. Dengan inflasi tertinggi di sektor bahan makanan. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juli 2010. Tabel 36. Realisasi Penerimaan Daerah Menurut Jenis Penerimaan di Kota Bogor Tahun 2010 Jenis Penerimaan Nilai (Rp.) Penerimaan Daerah : 1. Bagian Pendapatan Asli Daerah 127.488.089.831 1.1 Pajak Daerah 66.504.761.353 1.2 Retribusi Daerah 34.681.146.445 1.3 Bagian Laba Usaha Daerah 15.137.968.088 1.4 Penerimaan Lain-Lain 11.164.213.945

119 Jenis Penerimaan Nilai (Rp.) 2. Bagian Dana Perimbangan 659.141.536.834 2.1 Bagi Hasil Pajak 129.983.594.372 2.2 Bagi Hasil Bukan Pajak 18.704.027.015 2.3 Dana Alokasi Umum 426.093.607.000 2.4 Dana Alokasi Khusus (DAK) 9.756.700.000 2.5 Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari Provinsi 74.603.608.447 2.5.1. Bagi Hasil Pajak Provinsi 74.603.608.447 2.5.2. Bantuan Keuangan dari Provinsi - 3. Lain-Lain Pendapatan Yg Sah 56.121.435.000 3.1. Pendapatan Hibah 2.999.965.000 3.1. Pendapatan Lainnya 53.121.470.000 Jumlah Penerimaan 842.751.061.665 Tabel 37.Realisasi Pengeluaran Daerah Menurut Jenis Pengeluaran di Kota Bogor Tahun 2010 Jenis Penerimaan 1. Belanja Operasi 775.827.453.091 a. Belanja Pegawai/Personalia 513.777.201.790 b. Belanja Barang & Jasa 158.124.717.210 c. Bunga - d. Subsidi - e. Hibah 15.825.365.924 f. Bantuan Sosial 88.100.168.167 2. Belanja Modal 165.939.883.691 Nilai (Rp.) a. Belanja Tanah 42.273.009.900,00 b. Belanja Peralatan dan Mesin 23.877.998.920,00 c. Belanja Gedung dan Bangunan 13.536.944.046,00 d. Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan 86.040.827.925,00 e. Belanja Aset Tetap Lainnya 211.102.900,00 f. Belanja Aset Lainnya - 3. Belanja Tidak Tersangka 2.782.968.160 Jumlah Penerimaan 944.550.304.942

120 4.11 Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat ditinjau dari segi pendapatannya. Namun karena data pendapatan sulit diperoleh maka tingkat kesejahteraan masyarakat didekati dari sisi pengeluaran rumah tangga. Berdasarkan hasil SUSENAS 2010, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan di Kota Bogor tahun 2010 adalah Rp 328.776,- untuk kelompok barang makanan dan Rp 417.704,- untuk kelompok barang non makanan. Tabel 38. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang Makanan di Kota Bogor Tahun 2006-2010 (rupiah) Makanan 2006 2007 2008 2009 2010 Padi-padian 31.253 31.756 32.102 37.370 38.789 Umbi-umbian 1.630 1.469 2.393 1.762 1.857 Ikan/cumi/kerang 14.011 15.710 15.805 17.376 15.297 Daging 10.681 12.452 14.546 18.630 10.988 Telur dan Susu 16.989 20.060 23.010 26.874 15.581 Sayur-sayuran 13.544 13.271 15.696 15.776 14.397 Kacang-kacangan 6.726 8.700 8.635 11.184 9.817 Buah-buahan 8.491 9.107 11.758 12.903 5.552 Minyak dan Lemak 6.345 7.561 10.392 9.143 8.307 Bahan Minuman 7.399 7.884 9.079 8.842 9.582 Bumbu-bumbuan 4.957 4.135 3.774 5.019 4.479 Konsumsi Lainnya 10.560.922 9.250 10.279 10.266 Makanan/Minuman 45.319 54.981 73.737 87.691 46.024 Jadi Non Alkohol Minuman 169 258 44 18 - Beralkohol Tembakau dan Sirih 24.173 24.091 27.961 33.382 25.420 Jumlah 202.247 220.357 258.182 296.249 216.356 Jika melihat perkembangan dari tahun ke tahun, pengeluaran ratarata per kapita untuk kelompok barang makanan pada tahun 2010 mengalami penurunan sekitar 26,97% dibanding tahun 2009 dan 16,20% dibanding tahun 2008. Sementara untuk pengeluaran rata-rata per kapita kelompok barang non makanan meningkat 5,13% dibanding tahun 2009.

121 Tabel 39. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Menurut Kelompok Barang Non Makanan dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan di Kota Bogor Tahun 2010 (rupiah) Non Makanan 2006 2007 2008 2009 2010 Perumahan dan 140.879 132.107 193.827 219.109 222.436 fasilitas rumah tangga Aneka barang dan jasa 57.120 56.112 103.353 88.475 91.855 Biaya pendidikan 17.756 16.243 26.527 34.700 16.081 Biaya kesehatan 9.109 5.353 23.059 16.744 28.349 Pakaian, alas kaki dan 11.221 12.661 18.474 18.785 21.274 tutup kepala Barang tahan lama 5.315 3.281 34.873 8.823 11.299 Pajak, pungutan dan 6.783 4.788 13.038 10.700 14.571 asuransi Keperluan Pesta dan 2.206 1.361 - - 11.839 upacara Jumlah 250.389 231.906 413.151 397.336 417.704 4.12. Pendapatan Regional Secara umum keadaan ekonomi Kota Bogor dapat dilihat dari laju pertumbuhan PDRB menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Bogor tahun 2010 adalah sebesar 6,01%. Sektor ekonomi di Kota Bogor tahun 2010 tetap didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan kontribusi sebesar 38,04%, diikuti oleh sektor industri pengolahan sebesar 25,57%. Tabel 40. Produk Domestik Bruto (PDRB) Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2010 Sektor 2008 2009* 2010** 1.Pertanian 22.265,70 24.008,43 25.916,73 2.Pertambangan Dan Penggalian 192,14 207,34 223,97 3. Industri Pengolahan 2.532.965,67 3.044.078,40 3.644.311,09 4. Listrik, Gas, Dan Air Bersih 214.413,78 245.221,37 281.368,13 5. Bangunan 575.020,92 653.511,28 744.153,29 6. Perdagangan, Hotel, Dan 3.955.080,82 4.528.576,95 5.228.757,94

122 Sektor 2008 2009* 2010** 7. Pengangkutan Dan 1.338.788,63 1.719.767,35 2.159.576,94 8. Keuangan, Persewaan, & Jasa 1.023.935,21 1.216.482,77 1.461.932,02 Perusahaan 9. Jasa-Jasa 427.281,09 472.745,77 524.111,15 Produk Domestik Regional Bruto 10.089.943,96 11.904.599,66 14.070.351,26 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara Tabel 41. Produk Domestik Bruto (PDRB) Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2008-2010 Sektor 2008 2009* 2010** 1.Pertanian 13.121,58 13.539,61 13.975,80 2.Pertambangan dan Penggalian 120,53 121,98 123,85 3.Industri Pengolahan* 1.197.768,02 1.273.762,00 1.355.090,75 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 136.829,56 146.236,51 156.395,94 5. Bangunan 299.804,17 312.096,14 324.954,50 6. Perdagangan, Hotel, Restoran 1.267.518,19 1.331.874,52 1.398.254,93 7.Pengangkutan dan Komunikasi 422.723,25 453.533,15 487.253,72 8. Keuangan, Persewaan, & Jasa 602.517,87 648.625,82 699.701,41 Perusahaan 9. Jasa-Jasa 312.418,61 328.811,32 346.556,29 Produk Domestik Regional Bruto 4.252.821,78 4.508.601,05 4.782.307,18 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara Tabel 42. Laju Pertumbuhan PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2008-2010 Sektor 2008 2009* 2010** 1. Pertanian 3,18 3,19 3,22 2. Pertambangan Dan Penggalian 1,88 1,20 3. Industri Pengolahan* 6,32 6,34 6,38 4. Listrik, Gas, Dan Air Bersih 6,82 6,87 6,95

Sektor 2008 2009* 2010** 6. Perdagangan, Hotel, Dan Restoran 5,18 5,08 4,98 7. Pengangkutan Dan Komunikasi 7,17 7,29 7,44 8. Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan 7,44 7,65 7,87 9. Jasa-Jasa 5,22 5,25 5,40 Produk Domestik Regional Bruto 5,98 6,01 6,07 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara 123 4.13. Kemiskinan Sama seperti wilayah-wilayah lain di Indonesia, Kota Bogor juga masih bergelut dengan masalah kemiskinan, walaupun dari tahun ke tahun jumlah penduduk miskin Kota Bogor mengalami penurunan dari 91.710 orang pada tahun 2009 menjadi 90.200 orang pada tahun 2010. Garis kemiskinan di Kota Bogor tahun 2010 adalah RP 278.530,-. Tabel.43. Jumlah, Persentase Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman dan Indeks Keparahan Kemiskinan di Kota Bogor Tahun 2009 2010 Rincian 2009 2010 Jumlah Penduduk miskin (000 Orang) 91,710 90,20 Persentase Penduduk Miskin (%) 8,82 9,47 Garis Kemiskinan (Rp/Kap/Bulan) 256.414 278.530 Indeks Kedalaman kemiskinan (P1) n.a 1,60 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) n.a 0,48