BAB III MATERI DAN METODE. sampai dengan April 2018 di Laboratorium Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Pakan Zat Penghambat Kerusakan Peralatan Bahan Kimia Tempat Penyimpanan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Desember 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan Bahan Baku

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November Februari 2017, di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi gula fruktosa dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2016 Agustus 2016 di Mateseh,

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengaruh Penambahan Pollard Fermentasi Dalam

III. BAHAN DAN METODE

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

III. METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

MATERI DAN METODE. dan Kimia Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Analisis Fraksi

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu pada bulan November 2016

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. complete feed eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan kemasan silo berbeda

METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi dan Kandungan Nutrien Fodder Jagung

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh Frekuensi dan Awal Pemberian Pakan terhadap

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh penambahan limbah kubis fermentasi dalam

III. BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 Mei 2017 di

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Alat yang

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Alat dan Bahan Metode Proses Pembuatan Pelet

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April

METODE. Materi. Rancangan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

Transkripsi:

9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan selama dilaksanakan pada bulan Agustus 2017 sampai dengan April 2018 di Laboratorium Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Analisis Proksimat di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Proses sokletasi dilakukan di Laboratorium Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Semarang. 3.1. Materi Penelitian Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak daun kersen, ampas kelapa dan etanol 97%. Alat yang digunakan adalah oven untuk mengoven daun kersen, seperangkat alat analisis proksimat, plastik untuk alas menjemur daun kersen, loyang kecil untuk tempat daun kersen, stoples untuk tempat serbuk daun kersen, karung blacu sebagai tempat untuk menyimpan ampas kelapa, alat jahit untuk menjahit karung blacu, blender untuk menghaluskan daun kersen, ayakan untuk mengayak daun kersen setelah diblender dan timbangan analitik yang digunakan untuk menimbang serbuk daun kersen dan ampas kelapa. Nampan untuk tempat mengoven daun. Aquadest dan alumunium foil yang digunakan untuk melapisi nampan saat mengoven daun, gelas ukur, botol sampel untuk menyimpan ekstrak daun kersen.

10 3.2. Metode Penelitian 3.2.1 Rancangan percobaan Rancangan yang digunakan adalah menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 2 3 dengan 5 kali ulangan. Faktor A adalah faktor penambahan ekstrak. A0 adalah (ampas kelapa tidak diberi ekstrak daun kersen), A1 adalah (ampas kelapa diberi ekstrak 50%). Faktor T adalah perbedaan lama penyimpanan yaitu: T0 (penyimpanan 0 minggu), T1 (penyimpanan 2 minggu) dan T2 (penyimpanan 4 minggu). Kombinasi perlakuan tersebut yaitu sebagai berikut : A0T0 = Ampas kelapa tidak ditambah ekstrak daun kersen penyimpanan 0 minggu, kemasan karung blacu A0T1 = Ampas kelapa tidak ditambah ekstrak daun kersen penyimpanan 2 minggu, kemasan karung blacu A0T2 = Ampas kelapa tidak ditambah ekstrak daun kersen penyimpanan 4 minggu, kemasan karung blacu A1T0 = Ampas kelapa ditambah ekstrak daun kersen dengan konsentrasi 50 % penyimpanan 0 minggu, kemasan karung blacu A1T1 = Ampas kelapa ditambah ekstrak daun kersen dengan konsentrasi 50 % penyimpanan 2 minggu, kemasan karung blacu A1T2 = Ampas kelapa ditambah ekstrak daun kersen dengan konsentrasi 50 % penyimpanan 4 minggu, kemasan karung blacu 3.2.2. Tahap penelitian Tahap Penelitian dilakukan dengan tiga tahapan meliputi tahap penelitian pendahuluan, penelitian perlakuan, dan tahap analisis. Penelitian pendahuluan meliputi persiapan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu

11 pembuatan ekstrak daun kersen menggunakan metode sokletasi dan penyediaan ampas kelapa. 3.2.2.1. Pembuatan ekstrak daun kersen, Ekstraksi daun kersen dilakukan di Laboratorium Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Tahapan pembuatan ekstrak daun kersen disajikan pada Ilustrasi 1. Pengadaan daun kersen Pencucian daun kersen Daun kersen dianginanginkan semalam Pengeringan dalam oven dengan suhu 60ºC selama 24 jam Ekstrak daun kersen Pemisahan dengan metode sokletasi Pembuatan serbuk daun kersen Ilustrasi 1.Tahap Pembuatan Ekstrak Daun Kersen Tahapan pembuatan ekstrak daun kersen diawali dengan mengumpulkan daunkersen yang dibutuhkan dan mencuci daun kersen tersebut. Daun yang telah dicuci diangin-anginkan selama semalam, kemudian daun dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 60ºC selama 24 jam (Mahardika et al., 2014). Daun yang telah dioven memiliki kadar air sebesar 12%, kemudian dihaluskan menggunakan blender dan diperoleh serbuk daun kersen. Selanjutnya dibuat ekstrak daun

12 kersen dengan perbandingan serbuk dan etanol 97% 1 : 1, setelah itu dilakukan pemisahan dengan metode sokletasi pada suhu 70ºC sampai tetesan tidak berwarna lagi. Selanjutnya dilakukan analisis kuantitatif dan kualitatif ekstrak daun kersen untuk mengetahui nilai flavonoid. 3.2.2.2. Penyediaan ampas kelapa, Proses penyediaan ampas kelapa disajikan pada Ilustrasi 2. Pengambilan ampas kelapa dari pasar Ampas kelapa ditimbang Ampas kelapa dicuci Ampas kelapa di analisis proksimat Pengeringan matahari Ilustrasi 2. Penyediaan Ampas Kelapa Ampas kelapa yang diperoleh dari pasar ditimbang beratnya kemudian dicuci. Setelah itu ampas kelapa dikeringkan matahari sampai kira-kira ampas kelapa tidak terlalu basah untuk disimpan yaitu pada kadar air 12-14%. Kemudian dilakukan analisis proksimat di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Hasil analisis ampas kelapa disajikan pada Tabel 1.

13 Tabel 1. Hasil Analisis Proksimat Ampas Kelapa (100% BK) Analisa Kadar -------------------(%)------------------- Kadar abu 2,62 Lemak kasar 26,55 Protein kasar 7,8 Serat kasar 48,56 BETN 14,47 Sumber : Hasil Analisis Proksimat Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan (2018) Tahap selanjutnya adalah perlakuan. Ampas kelapa diberi perlakuan yang berbeda yaitu pemberian ekstrak daun kersen dan lama penyimpanan. Ekstrak daun kersen yang diperoleh diencerkan dengan etanol 97% dengan perbandingan 1 : 1. Dilanjutkan dengan pencampuran ampas kelapa dan hasil ekstraksi daun kersen dengan pencampuran ekstrak daun kersen yag telah diencerkan sebanyak 100 ml per 1.000 g ampas kelapa (perbandingan 1 : 10). Setelah pencampuran ampas kelapa dengan ekstrak, ampas kelapa ditempatkan pada karung blacu dengan berat masing masing 250 g. Kemudian dilakukan uji organoleptik pada minggu ke-0, minggu ke-2 dan minggu ke-4 selama penyimpanan. Uji mutu organoleptik dinilai oleh 15 panelis semi terlatih dan dilakukan pada saat ampas kelapa sebelum diberi perlakuan, selama perlakuan dan sesudah perlakuan dengan mengamati tekstur, warna, aroma dan ada tidaknya jamur. 3.2.3. Pengumpulan Data Tahap berikutnya adalah pengumpulan data mutu organoleptik pada ampas kelapa setelah penyimpanan dengan lama yang berbeda.

14 3.2.3.1 Parameter yang diamati, Parameter yang diamati dilakukan dengan menggunakan uji mutu organoleptik pada sampel yang sudah diberi kode sampel untuk setiap perlakuan. Sampel tersebut kemudian akan dinilai tekstur, warna, aroma dan ada tidaknya jamur oleh 15 panelis semi terlatih menggunakan kuesioner yang telah disediakan. Tabel penilaian mutu organoleptik ampas kelapa pada Tabel 2. Tabel 2. Penilaian Mutu Organoleptik Ampas Kelapa Kriteria Skor Nilai Angka Penampilan Tekstur Ampas Kelapa - Tekstur halus/lembut, tidak kasar, berair Sangat Baik 4 - Tekstur agak kasar, sedikit berair. Baik 3 - Tekstur kasar, kering tidak berair, remah. Jelek 2 - Tekstur sangat kasar, sangat remah Sangat Jelek 1 Penampilan Warna Ampas Kelapa - Putih Merata Sangat Baik 4 - Putih kekuningan Baik 3 - Kuning kecoklatan Jelek 2 - Coklat kehitaman Sangat Jelek 1 Penampilan Aroma Ampas Kelapa - Khas Ampas Kelapa Sangat Baik 4 - Agak tengik Baik 3 - Tengik Jelek 2 - Sangat Tengik Sangat Jelek 1 Penampilan Ada tidaknya Jamur - Tidak terdapat jamur sama sekali Sangat Baik 4 - Terdapat jamur tapi sangat sedikit Baik 3 - Terdapat jamur agak banyak Jelek 2 - Terdapat jamur sangat banyak Sangat Jelek 1

15 3.3. Analisis Data Data dianalisis menggunakan analisis varians (anova) taraf signifikasi 5% untuk mengetahui adanya pengaruh pada perlakuan terhadap kualitas fisik organoleptik. Apabila terdapat pengaruh maka dilakukan uji lanjut yaitu uji wilayah ganda Duncan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Model matematis: Y ijk = µ + α i + β j + (αβ) ij + ε ijk ; i = (1,2) j = (1,2,3,4) k = (1,2,3) Keterangan : Y ijk : Kualitas fisik organoleptik ampas kelapa pada unit ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij (taraf ke-i dari penambahan ekstrak daun kersen dan taraf ke-j dari lama penyimpanan µ : Nilai tengah umum kualitas fisik organoleptik ampas kelapa α i β j : Pengaruh aditif dari penambahan ekstrak daun kersen ke-i : Pengaruh aditif dari lama penyimpanan ke-j (αβ) ij : Pengaruh interaksi antara penambahan ekstrak daun kersen ke-i dan lama penyimpanan ke-j ε ijk : Pengaruh galat percobaan pada unit percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij

16 Hipotesis dari hasil data yang diperoleh adalah: a. H0 = H1 : Tidak ada pengaruh interaksi antara pemberian ekstrak kersen dengan lama penyimpanan terhadap kualitas fisik organoleptik ampas kelapa. H0 H1 : Terdapat pengaruh interaksi antara pemberian ekstrak kersen dengan lama penyimpanan terhadap kualitas fisik organoleptic ampas kelapa. b. H0 : Tidak ada pengaruh pemberian ekstrak daun kersen terhadap kualitas fisik organoleptik ampas kelapa. H1 : Minimal ada satu pengaruh pemberian ekstrak daun kersen yang mempengaruhi kualitas fisik organoleptik ampas kelapa. c. H0 : Tidak ada pengaruh lama penyimpanan yang berbeda terhadap kualitas fisik organoleptik ampas kelapa. H1 : Minimal ada satu pengaruh dari lama penyimpanan yang berbeda terhadap kualitas fisik organoleptik ampas kelapa.