P E R A T U R A N W A L I K O T A S E R A N G NOMOR 69 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN PENGEMBANGAN CADANGAN PANGAN DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 016 TAHUN 2016

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR : 15 TAHUN 2015 TENTANG

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 95 TAHUN 2009 PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DI JAWA BARAT TAHUN 2009

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 6.A TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENGADAAN, PENGELOLAAN, DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 29 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KEPULAUAN BANG`KA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG CADANGAN PANGAN DAERAH

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 36

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KETAHANAN PANGAN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2017

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 70 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG. PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR \l TAHUN 2017 TENTANG CADANGAN PANGAN

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 04 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN CIAMIS

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG DEWAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN CIAMIS

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG PROSEDUR DAN MEKANISME PENYALURAN CADANGAN BERAS PEMERINTAH UNTUK PENANGANAN TANGGAP DARURAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

VT.tBVV^ WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TENTANG PERLINDUNGAN PANGAN

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /93/ /2011 TENTANG DEWAN KETAHANAN PANGAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN KEDAULATAN PANGAN MELALUI SERTIFIKASI BENIH

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELAKSANAAN PENGGUNAAN BERAS REGULER UNTUK KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BONDOWOSO

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 93 / /2010 TENTANG DEWAN KETAHANAN PANGAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENGGUNAAN BERAS REGULER DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

GUBERNUR SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 17 TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT

: a, bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1. Pengumpulan sumbangan masyarakat adalah penghimpunan dan/atau

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 20M tentang NOMOR: 12 TAHUN 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 65/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETAHANAN PANGAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

P E R A T U R A N W A L I K O T A S E R A N G NOMOR 69 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN PENGEMBANGAN CADANGAN PANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan penyediaan pangan bagi masyarakat yang mengalami kekurangan pangan menghadapi keadaan darurat, bencana alam dan/atau pasca bencana alam, bencana sosial dan/atau gejolak harga pangan, perlu pengelolaan cadangan pangan; b. bahwa untuk keperluan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, pemerintah perlu mengalokasikan cadangan pangan dalam jumlah yang cukup dan dapat digunakan setiap saat; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Walikota tentang Pedoman Umum Pengelolaan Pengembangan Cadangan Pangan Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang di Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4748); 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Negara Nomor Republik Indonesia 5360); 5. Undang-Undang.

- 2-5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5676); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4254); 7. Peraturan Pemerinatah Nomor 17 Tahun 2015 Tentang Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5680); 8. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan; 9. Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal; 10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Gerakan Percepatan Keanekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal; 11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota; 12. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan; 13. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permentan/OT.140/12/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota; 14. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 04/M- DAG/PER/1/2012 Tentang Penggunaan Cadangan Beras Pemerintah Untuk Stabilitasi Harga; 15. Peraturan Gubernur Banten Nomor 17 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Cadangan Pemerintah Provinsi Banten (Berita Daerah Banten Tahun 2014 Nomor 17); 16. Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Serang Tahun 2016 Nomor 6); 17. Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Serang Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Daerah Kota Serang Tahun 2016 Nomor 13); MEMUTUSKAN...

- 3 - MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN PENGEMBANGAN CADANGAN PANGAN DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu Pengertian Pasal 1 Dalam Peraturan Walidaerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Serang. 2. Walikota adalah Walikota Serang. 3. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. 5. Dinas Pertanian adalah Perangkat Daerah yang merupakan unsur pembantu walikota dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan dan pangan. 6. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perikanan, Peternakan, Perairan dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan pengelolaan dan/atau pembuatan makanan atau minuman. 7. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi Negara sampai dengan perseorangan, yang tercemin dari tersedianyan pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan. 8. Ketersediaan Pangan Daerah adalah kondisi tersedianya Pangan dari hasil produksi dalam Daerah dan cadangan Pangan daerah serta mendatangkan dari daerah lain apabila kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. 9. Produksi Pangan Daerah adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali, dan/atau mengubah bentuk Pangan, yang dilakukan di Daerah. 10. Distribusi Pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka penyaluran Pangan kepada masyarakat, baik diperdagangkan atau tidak. 11. Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang dimakan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan hayatinya. 12. Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi. 13. Cadangan.

- 4-13. Cadangan Pangan Persediaan bahan pangan pokok yang disimpan oleh Pemerintah dan Masyarakat yang dapat dimobilisasi secara cepat untuk keperluan konsumsi maupun menghadapi keadaan darurat dan terjadinya gejolak harga. 14. Cadangan Pangan Pemerintah Daerah adalah persediaan pangan yang dikuasai dan di kelola oleh pemerintah daerah. 15. Cadangan Pangan pemerintah merupakan suatu upaya strategis untuk mendukung penyediaan cadangan pangan di daerah dalam menghadapi keadaan darurat dan pasca bencana serta melindungi petani/produsen pangan dari gejolak penurunan harga pada waktu panen. Bagian Kedua Maksud dan Tujuan Pasal 2 Maksud dan tujuan Pedoman Umum Pengelolaan Pengembangan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah adalah Pedoman bagi Pemerintah Daerah dan pihak terkait dalam pelaksanaan dan pertanggungjawaban pengadaan, pengelolaan dan penyaluran beras cadangan pangan bagi masyarakat sasaran. BAB II ALOKASI PENGADAAN DAN SASARAN PENERIMA CADANGAN PANGAN Bagian Kesatu Besaran Pengadaan Cadangan Pangan Pasal 3 (1) Pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah dilaksanakan secara bertahap, untuk mencapai dan mempertahankan besaran pengalokasian kuota persediaan beras sebanyak 100 (seratus) ton ekuivalen. (2) Beras sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus berkualitas medium dengan kadar air maksimum 14% (empat belas persen). (3) Jumlah beras yang disalurkan kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disesuaikan dengan kebutuhan indeks 400 (empat ratus) gram beras per orang per hari dengan ketentuan paling lama 60 (enam puluh) hari dan/atau sesuai hasil investigasi Tim Pelaksanaan Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah. Bagian Kedua Sasaran Penerima Cadangan Pangan Pasal 4 (1) Sasaran penerima Cadangan Pangan Pemerintah Daerah diberikan kepada masyarakat. (2) Masyarakat sebagai sasaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan ketentuan sebagai berikut : a. mengalami rawan pangan; b. kerawanan pangan pasca bencana atau keadaan darurat; c. perubahan gejolak harga pangan yang signifikan; d. kondisi rawan pangan akibat tingkat komsumsi dibawah standar. BAB III...

- 5 - BAB III ORGANISASI PELAKSANA Pasal 5 (1) Perangkat daerah yang ditugaskan untuk mengelola cadangan pemerintah daerah adalah Dinas Pertanian. (2) Dalam rangka menunjang kelancaran penyaluran Cadangan Pangan Daerah, perlu dibentuk Tim Pelaksana Cadangan Pangan Daerah yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota dengan susunan personalia sebagai berikut : Ketua : Kepala Bidang Pangan pada Dinas Pertanian Kota Serang. Sekretaris : Kepala Seksi Pengembangan Cadangan Pangan Dan Distribusi Pangan pada Dinas Pertanian Kota Serang. Anggota : 1. Unsur Perusahaan umum Badan urusan logistik Sub Drivre Kota Serang; 2. Unsur Badan Penangulangan Bencana Daerah Kota Serang; 3. Unsur Dinas Sosial Kota Serang; 4. Unsur Dinas Perdagangan Industri dan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang; 5. Unsur UPT Pasar Kota Serang; 6. Unsur Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana; 7. Pelaksana pada Seksi Cadangan Pangan Dinas Pertanian Kota Serang; 8. Pelaksana pada Seksi Distribusi Pangan Dinas Pertanian Kota Serang. (3)Tugas dan tanggung jawab Tim Pelaksana Cadangan Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sebagai berikut : a. Identifikasi terhadap lokasi sasaran dan rumah tangga, sasaran penerima, bila penyaluran atas perintah Walikota (Top Down); b. Verifikasi terhadap lokasi sasaran dan rumah tangga sasaran, penerima bila penyaluran atas usulan kecamatan (Botton up); c. Pemberian rekomendasi untuk penetapan lokasi sasaran yang sudah di identifikasi dan/atau verifikasi yang akan menerima bantuan cadangan pemerintah kota kepada kepala perangkat daerah yang mengatasi ketahanan pangan; d. Menyusun laporan tentang pelaksanaan kegiatan penyaluran cadangan dengan kota melalui Dinas Pertanian Kota Serang; e. Penyelesaian masalah pelaksanaan kegiatan penyaluaran cadangan pangan; f. Bertanggung jawab dalam mengupayakan kelancaran penyaluran cadangan pangan pokok pemerintah dan gudang Sub Divisi Regional Perusahaan umum Badan urusan logistik Serang dengan Titik bagi/lokasi kelompok sasaran. BAB IV MEKANISME PENYALURAN CADANGAN PANGAN Pasal 6 (1) Cadangan Pangan Pangan Daerah dapat disalurkan, apabila sebagai berikut: a. cadangan Pemerintah Daerah tidak mencukupi untuk disalurkan; dan b. tidak tersedianya cadangan pangan daerah; (2) Penyaluran...

- 6 - (2) Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan melalui mekanisme sebagai berikut: a. Pendelegasian Walikota kepada Kepala Dinas; b. Usulan Camat/Lurah; dan c. Lembaga sosial dan/atau ekonomi masyarakat. Pasal 7 Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah melalui mekanisme sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf a, dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut : a. Kepala Badan memerintahkan Tim Pelaksanaan Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah untuk mengeluarkan Cadangan Pangan Pemerintah bagi daerah yang mengalami kerawanan pangan, rawan pangan pasca bencana, gejolak harga pangan dan tingkat konsumsi dibawah standar; b. Tim Pelaksanaan Penyaluran Cadangan Pagan Pemerintah Daerah melaksanakan identifikasi/verifikasi dan mengajukan permintaan kebutuhan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah dengan melampirkan data informasi mengenai jumlah jiwa yang mengalami kerawanan pangan pasca bencana sebagai akibat bencana alam dan/atau keadaan darurat dan jumlah kebutuhan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah untuk disalurkan; c. Kepala Badan mengajukan permintaan penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah kepada Perusahaan umum Badan urusan logistik Devisi Regional Serang/lembaga Sosial pengelola Cadangan Pangan Pemerintah berdasarkan hasil investigasi Tim Pelaksanaan Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah; d. Perusahaan umum Badan urusan logistik Devisi Regional Serang mengeluarkan perintah logistik kepada Sub Devisi Regional untuk mengeluarkan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah bagi lokasi yang dimohon; e. Tim Pelaksanaan Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah membuat Berita Acara Serah Terima Cadangan Pangan Pemerintah Daerah dengan Tim Pelaksanaan Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah, Pemangku kepentingan, serta lembaga sosial dan/atau ekonomi masyarakat; dan f. Tim Pelaksanaan Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah serta lembaga sosial dan/atau/ekonomi masyarakat membuat Berita Acara Serah Terima Cadangan Pangan Pemerintah Daerah kepada setiap kelompok sasaran yang diketahui oleh Camat dan Lurah setempat. Pasal 8 Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah melalui mekanisme sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (2) huruf b, dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut : a. Walikota memerintahkan instansi yang menangani ketahanan pangan di Daerah, untuk mengidentifikasi kelompok sasaran penerima Cadangan Pangan Pemerintah Daerah; b. Instansi mengajukan permintaan kepada Walikota melalui Kepala Dinas/atau Tim Pelaksanaan Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah, dengan melampirkan data informasi mengenai jumlah jiwa sasaran penerima Cadangan Pangan Pemerintah Daerah; c. Kepala...

- 7 - c. Kepala Badan mengajukan permintaan penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah kepada Perusahaan umum Badan urusan logistik Devisi Regional Serang berdasarkan hasil insvestigasi Tim Pelaksanaan Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah; d. Perusahaan umum Badan urusan logistik Devisi Regional Serang mengeluarkan perintah logistik kepada Sub Devisi Regional untuk mengeluarkan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah bagi lokasi yang dimohon; e. Tim Pelaksanaan Penyaluran Cadangan Pangan Pangan Daerah membuat Berita Acara Serah Terima dengan Tim Pelaksanaan Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah; dan f. Tim Pelaksanaan Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah, membuat Berita Acara Serah Terima Cadangan Pangan Pemerintah Daerah kepada setiap kelompok sasaran, yang diketahui oleh Camat atau Lurah setempat. Pasal 9 Penyaluran cadangan pangan Pemerintah Daerah dengan mekanisme sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c, dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut : a. Lembaga sosial dan/atau ekonomi masyarakat melakukan identifikasi kelompok sasaran penerima Cadangan Pangan Pemerintah Daerah; b. Lembaga sosial dan /atau ekonomi masyarakat mengajukan permintaan kepada Walikota melalui Tim Pelaksanaan Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah; c. Tim Pelaksanaan Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah melakukan investigasi lokasi kelompok sasaran penerima Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebagai cadangan pangan pokok yang diusulkan oleh Tim Pelaksanaan Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah; d. Kepala Badan mengajukan permintaan penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebagai cadangan pangan pokok kepada Perusahaan umum Badan urusan logistik Devisi Regional Serang lembaga sosial pengelola Cadangan Pangan Pemerintah Daerah; e. Perusahaan umumu Badan urusan logistik Devisi Regional Serang mengeluarkan Perintah Logistik kepada Sub Devisi Regional untuk mengeluarkan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah bagi lokasi yang dimohon; dan f. Tim Pelaksanaan Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah membuat Berita Acara Serah Terima bantuan dengan Tim Pelaksanaan Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah, pemangku kepentingan, serta lembaga sosial dan/atau ekonomi masyarakat; dan g. Tim Pelaksanaan Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah, pemangku kepentingan serta lembaga sosial dan/atau ekonomi masyarakat membuat Berita Acara Serah Terima Cadangan Pangan Pemerintah kepada setiap kelompok sasaran, yang diketahui oleh Camat atau Lurah Setempat. BAB V MONITORING DAN EVALUASI Pasal 10 (1) Walikota melaksanakan monitoring penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah. (2) Pelaksanaan monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (1), didelegasikan kepada Kepala Dinas. (3) Kepala...

- 8 - (3) Kepala Badan sebagaimana dimaksud ayat (2), memrintahkan Tim Pelaksanaan Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah untuk melakukan pengawasan penyaluran cadangan pangan dilapangan. Pasal 11 (1) Evaluasi dilaksanakan untuk menilai keberhasilan maupun permasalahan penanganan daerah rawan pangan transien yang meliputi pelakasanaan pencapaian tujuan. (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh Kepala Dinas. BAB VI PELAPORAN Pasal 12 (1) Kepala Dinas sebagai pengusul Cadangan Pangan Pemerintah Daerah menyampaikan laporan berisi laporan kondisi cadangan pangan yang disalurkan, secara berjenjang kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah meliputi materi sebagai berikut : a. jumlah penerima Cadangan Pangan Pemerintah Daerah; b. jumlah penggunaan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah; dan c. lokasi penerima Cadangan Pangan Pemerintah Daerah. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan 7 (tujuh) hari setelah penyaluran. (3) Perusahaan umum Badan urusan logistik Devisi Regional Serang menyampaikan laporan persediaan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah kepada Kepala Dinas setiap bulan. (4) Laporan sebagaimana dimaksud ayat (1), dihimpun dan dikomplikasi Tim Pelaksanaan Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebagai bahan laporan Kepala Dinas kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. BAB VII PEMBIAYAAN Pasal 13 Pembiayaan pengelolaan cadangan pangan Pemerintah Daerah, dapat bersumber dari : a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan c. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat. BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 14 (1) Untuk keterpaduan pelaksanaan cadangan pangan Pemerintah Daerah, Walikota menetapkan Peraturan tentang Pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah. (2) Walikota yang sudah menetapkan peraturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masih berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Walikota ini. (3) Peraturan Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berpedoman pada Peraturan ini. BAB IX...

- 9 - BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Serang. Ditetapkan di Serang pada tanggal 29 November 2017 WALIKOTA SERANG, Ttd Diundangkan di Serang pada tanggal 30 November 2017 SEKRETARIS DAERAH KOTA SERANG, Tb. HAERUL JAMAN Ttd TB. URIP HENUS BERITA DAERAH KOTA SERANG TAHUN2017 NOMOR 69