BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang, tidak terlepas dari berbagai. hadapi Negara Indonesia adalah masalah kemiskinan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan data pertumbuhan terakhir yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana

BAB I PENDAHULUAN. ingin berkembang. Indonesia yang merupakan Negara berkembang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 90-an dan setelah tahun 90-an memiliki beberapa perbedaan yang mendasar. Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara,

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. Zakat Center Thoriqotul Jannah (Zakat Center) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bagi seluruh rakyat Indonesia yang menjelaskan dan mengajak masyarakat

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Zakat adalah salah satu rukun islam yang bercorak social-ekonomi dari

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga memiliki potensi zakat yang cukup besar. melansir

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan yang bersifat spritual. Firman Allah QS. Al-Māidah/5: telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius

Bab I. Pendahuluan. pengembangan zakat menjadi salah satu pemerataan pendapaatan.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

tidak dapat memilih untuk membayar atau tidak. (Nurhayati, 2014)

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa,dan haji. Melaksanakan zakat adalah wajib,

No (BAZNAS) yang secara kelembagaan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat secara nasional

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

BAB I PENDAHULUAN. Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan memerlukan pencatatan transaksi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. harta dan dilarang untuk memubazirkan dan menyia-nyiakannya, karena

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Zakat merupakan rukun Islam ke tiga dan merupakan salah satu unsur

BAB V PEMBAHASAN. A. Pola Manajemen Pengelolaan Dana Zakat di Lembaga Amil Zakat Baitul. Maal Hidayatullah dan Al-Haromain Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan

Pedoman Pengajuan. Lembaga Zakat Terdaftar

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BAB I PENDAHULUAN. kajiannya. Lebaga ini berdiri berdasarkan SK Rektor No.Un.3/Kp.07.6/104/2007 tanggal

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu kewajiban yang bersifat dogmatis dan hanya mengandung

BAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

FIKA RI UTAMI B / I

BAB I PENDAHULUAN. Dampak terus menerus berzakat dan berinfaq, di dalam masyarakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. itu bertugas untuk mengelola dana sebagaimana mestinya. Zakat merupakan

ANALISIS EISIENSI LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) DI INDONESIA MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan di akhirat nanti. Islam sangat memegang tinggi prinsip solidaritas yang

BAB I PENDAHULUAN. kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Menurut Aziz

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berlaku secara universal dengan dua ciri dimensi, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat

BAB I PENDAHULUAN. periode tahun Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Maret 2006

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah global, sering dihubungkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu problematika yang melanda umat.

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materil dan mental

BAB I PENDAHULUAN. muslim dengan jumlah 88,1 persen dari jumlah penduduk indonesia

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan. Manifestasi dari kesadaran tersebut, bagi manusia akan tercapai

BAB I PENDAHULUAN. 1 G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, h.5

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan masalah kemiskinan berarti membicarakan suatu masalah yang

BAB VI PENUTUP. 1. Pengelolaan zakat mal di BAZIS desa Slumbung dan LAZ Desa Bedug.

BAB I PENDAHULUAN. negara adalah sektor perbankan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. oleh Bangsa Indonesia. Pada satu sisi pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)

BAB I PENDAHULUAN. hal Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi. yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Zakat sebagai sistem jaminan sosial bagi penanggulangan kemiskinan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan permasalahan bagi setiap negara, golongan,

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK No 109, Zakat

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu: Berdasarkan uraian yang terkandung dalam alinea keempat pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

PERANAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AHMAD DAHLAN CAWAS DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA KECIL DI KECAMATAN CAWAS

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika

BAB I PENDAHULUAN. seperti Sabda Nabi yang menyatakan bahwa kefakiran itu mendekati pada

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, hal ini diperkuat dengan diterbitkannya Undang-Undang No.38 Tahun 1999

ABSTRAK EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL PEMBERDAYAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN JEMBER

yang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak. mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahala. Sedangkan

PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG LAZISMU

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. harta serta merupakan suatu instrumen sosial yang digunakan untuk. memenuhi kebutuhan dasar fakir miskin. 2

pertama, Iman dan Ketaatan dari subyek amal. Dalam konteks zakat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara yang tercatat memiliki penduduk Islam terbesar di dunia. Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahun selalu mengalami peningkatan. Dengan jumlah penduduk yang terbilang cukup banyak, Indonesia termasuk ke dalam negara berkembang. Keberadaan Indonesia sebagai negara berkembang, tidak terlepas dari berbagai permasalahan dibidang ekonomi. Salah satu permasalahan yang sedang di hadapi Negara Indonesia adalah masalah kemiskinan. Kemiskinan didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi standar hidup minimum, antara lain dalam hal pengukuran kemiskinan yang didasarkan pada konsumsi (Kuncoro, 2003:123). Melihat permasalahan seperti ini, Agama Islam telah menawarkan solusi, yakni dengan kewajiban berzakat, serta disunahkannya infaq dan bershadaqah. Dalam Al-Qur an disebutkan sebuah ayat, yaitu dalam Surat Adz- Dzariyat 51:19 sebagai berikut: - Artinya: Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta, dan orang miskin yang tidak meminta. Sebuah Ayat tersebut secara eksplisit menegaskan bahwa ada kewajiban sebagai seseorang muslim yang merasa cukup ataupun lebih mengeluaran sebagian dari hartanya untuk menjembatani transfer kekayaan 1

2 dari kelompok kaya kepada kelompok miskin. Ayat tersebut juga mengingatkan akan besarnya kontribusi perilaku bakhil dan kikir terhadap kemiskinan. Zakat merupakan suatu kewajiban bagi seluruh umat Islam yang mampu atau telah mencapai nisab dalam hartanya. Secara konsep, zakat merupakan sebuah hubungan yang vertikal sekaligus horizontal. Dalam hubungan horizontal, tujuan zakat tidak sekedar menyantuni orang miskin secara konsumtif, tetapi mempunyai tujuan yang lebih permanen yaitu mengentaskan kemiskinan (Qadir, 2001:21). Berbagai studi menginformasi zakat memiliki potensi besar untuk perencanaan pembangunan, dan penanganan kemiskinan. Dalam rangka meningkatkan daya guna, zakat yang memiliki potensi besar harus dikelola secara melembaga sesuai dengan syariat Islam, amanah, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi dan akuntabilitas sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat (UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat). Berdasarkan UU No. 23 tahun 2011 terdapat delapan lembaga amil zakat yang terdaftar di Indonesia yaitu Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Dompet Dhuafa, Lazis Muhammadiyah, Rumah Zakat Indonesia, Pos Keadilan Peduli Umat, Al-Azhar Peduli Umat, Swadaya Ummah, Baitul Maal Hidayatullah, dan Infaq Peduli Masyarakat Islami. Sedangkan masih banyak lembaga lain yang belum terdaftar sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) namun secara berkala mengumpulkan dana

3 Zakat Infaq dan Sedekah (ZIS) dari masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa jika terintegrasi dengan baik, penerimaan dana ZIS di Indonesia cukup tinggi (Syahidin, 2009:41). Djupri (2005:23) berpendapat bahwa bentuk dari organisasi pengelola zakat di masa lampau pada umumnya hanya berbentuk kepanitiaan yang keberadaannya sangat temporer, yaitu pada saat bulan ramadhan saja setelah itu panitia pun dibubarkan atau secara tidak langsung memang dianggap bubar, begitu pun setelah selesai pembagian zakat, dan sampai saat ini masih ada keberadaannya. Zaman semakin canggih, teknologi semakin dapat ditemukan dimanamana, Kemajuan teknologi adalah sesuatu hal yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia termasuk juga dalam aktivitas yang berhubungan dengan zakat. Jadi, Selain kepanitiaan yag terstuktur ada faktor lain yang mempengarui peningkatan pendapatan zakat, yaitu teknologi yang digunakan dalam pendistribusiaan, pengelolaan maupun dalam perhitungan zakat itu sendiri. Tercatat dalam sejarah peradaban islam pada masa khulafaur rasyidin bahwa zakat terbukti menjadi sistem utama dalam mengentaskan kemiskinan dalam negeri. Baitul Mall sebagai pengelola keuangan Negara yang juga zakat termasuk didalamnya, dikatakan berhasil mengambil perannya sebagai

4 penjaga kestabilan ekonomi Negara. Hal ini diadopsi di Indonesia, sehingga dibentuklah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) ataupun Lembagalembaga Amil Zakat lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha menganalisa pengaruh distribusi dana zakat tersebut untuk tanggap kemiskinan. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Tanggap Kemiskinan Dalam Distribusi Dana Zakat (Studi Kasus pada LAZISMU UMS) B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dan judul skripsi yang telah ditentukan, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikutr: 1. Apakah LAZISMU UMS sudah Tanggap terhadap Kemiskinan? 2. Apa Indikator Kebutuhan yang menjadi sasaran Distribusi Dana Zakat dan Serapa Besar Pengaruh Dana Zakat yang dikelola LAZISMU UMS untuk Tanggap Kemiskinan? C. Tujuan Masalah Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisa pengaruh lazismu UMS untuk tanggap kemiskinan

5 2. Untuk menganalisa indikator kebutuhan yang di distribusikan LAZISMU UMS dan menganalisis seberapa besar Pengaruh Dana Zakat untuk tanggap Kemiskinan. D. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dan manfaat bagi pihak-pihak terkait, yaitu sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan di bidang ekonomi syariah khususnya dalam menganalisis zakat untuk Tanggap kemiskinan dengan lembaga terkait. 2. Bagi Akademisi Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi atau acuan kepada praktisi zakat dalam mengetahui sejauh mana pengaruh zakat untuk tanggap kemiskinan yang dilakukan LAZISMU UMS sehingga dapat dijadikan untuk refrensi penelitian selanjutnya. 3. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mengetahui pengetahuan tentang sejauh mana pengaruh zakat dalam tanggap kemiskinan sehingga masyarakat lebih giat membayar zakat dan menyalurkan zakat sehingga dapat membantu dalam tanggap kemiskinan.

6 E. Metode Penelitian 1. Sumber Data Dalam penelitian ini, Jenis data yang digunakan adalah jenis data campuran, yakni data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari rekapan laporan keuagan LAZISMU UMS, sedangkan data primer diperoleh dengan wawancara pada pihak yang terkait dengan penelitian. 2. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang beroperasi di Indonesia. Lembaga Amil Zakat memiliki klasifikassi lembaga pembentuk yang bervariasi, ada yang dibentuk oleh Lembaga Bisnis (Perbankan), ORMAS (Organisasi Masyarakat), LSM (Lembaga Masyarakat), dan Komunitas. Sedangkan Sampel dalam penelitian ini merupakan bagian dari populasi. Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah LAZISMU UMS. 3. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi data secara kualitatif deskriptif dengan data yang diperoleh dari LAZISMU UMS. F. Sistematika Penulisan Penyusunan penelitian ini menggunakan sistematika sederhana dengan maksud agar lebih mudah dalam menerangkan segala permasalahan yang menjadi pokok pembahasan sehingga lebih terarah pada sasaran.

7 Kerangka sistematika penulisan ini terdiri menjadi lima bab di mana setiap bab terdiri dari sub-sub bab, adapun urutan penulisan adalah sebagai berikut: BAB I adalah PENDAHULUAN, Berisi tentang pendahuluan sebagai pengantar skripsi secara keseluruhan. Bab ini terdiri dari empat sub bab, yaitu latar belakang masalah yang merupakan landasan pemikiran, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian. BAB II adalah TINJAUAN PUSTAKA, Bab ini berisi tentang teori teori yang mendasari, mendukung, dan relevan dengan penelitian tinjauan terhadap penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB III adalah METODOLOGI PENELITIAN, dalam Bab ini berisi tentang metode penelitian yang meliputi sumber data input dan output yang digunakan dalam penulisan ini, serta metode analisisnya untuk menjawab permasalahan yang ada. BAB IV adalah HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, dalam Bab ini berisi tentang penjabaran informasi data-data yang diperoleh dari penelitian hingga diketahui hasilnya, kemudian dilakukan analisa terhadap hasil data tersebut untuk mendapatkan sebuah kesimpulan. Sedangkan BAB V adalah PENUTUP, dalam Penutup berisi simpulan dari serangkaian pembahasan yang diuraikan dalam penelitian dan saran saran yang perlu disampaikan, baik untuk subyek penelitian maupun bagi penelitian selanjutnya.